----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Cc:

Sent: Wednesday, May 11, 2005 12:13 PM

Subject: [KKAS] Superior - Damai - Inferior

 

Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator

 

Kaum Yahudi dan Nasrani sering disebut-sebut dalam Al-Quran seperti dalam ayat-ayat yang terlampir di bawah.  Namun yang penting kita selalu ingat bahwa kelompok-kelompok ini adalah pelambang dari sifat-sifat kita.  Sifat kita yang terlalu maskulin atau superior di suatu saat dan terlalu feminin atau inferior di waktu lain.  Tentunya kadar sifat-sifat tersebut pada masing-masing diri kita berbeda-beda.  Jadi sifat-sifat kaum Yahudi dan Nasrani yang diingatkan ini bukan sesuatu yang ada diluar kita semua.

 

Merasa benar sendiri-menang sendiri, merasa hanya kelompoknya lah yang benar, arogan, merasa tidak pernah salah, merasa terlalu percaya diri, merasa kelompok satu-satunya yang diberkati Tuhan dan seterusnya adalah sifat superior atau maskulin yang berlebihan.  Sebaliknya merasa tidak berdaya sama sekali, merasa bodoh, merasa tidak percaya diri, selalu merasa perlu berlindung dibalik hamba (ciptaan) Nya, merasa terlalu bergantung pada pihak lain, merasa Tuhan itu sesuatu yang tidak terjangkau sama sekali adalah sifat inferioritas atau feminin yang berlebihan.

 

Kondisi kedua exterm di atas biasa terjadi ketika kita dalam proses mengejar superioritas (termasuk superioritas rohani).  Semakin kita berambisi mendapatkan superioritas (termasuk terobsesi mendapatkan "kesempurnaan / perfection") kedua kondisi-kondisi exterm di atas malah lebih sering kita alami.  Bisa pula kondisi exterm di atas terjadi ketika kita "berambisi" menjadi "rendah hati / humble" yang diintrepetasikan sebagai kondisi inferior.  Ketika kita mengejar superioritas tidak jarang malah inferioritas yang kita dapat - ketika kita takut mengalami inferioritas malah kadang-kadang kondisi superioritas yang kita dapat.  Kondisi ini biasa saya sebut dengan kondisi berayun, lawan dari kondisi ditengah atau jalan tengah / jalan meditatif.

 

Kondisi damai justru lebih mudah didapat setelah kita telah "puas" (sangat relatif) mengalami perasaan-perasaan superioritas dan inferioritas.  Telah "puas" merasakan menjadi wakilNya (sisi superioritas) dan menjadi hambaNya (sisi inferioritas), pelajaran-pelajaran di alam terbatas ini.  Terutama tidak penasaran lagi dengan pengalaman superioritas, tidak terobsesi oleh superioritas namun tidak alergi / takut mengalami inferioritas.  Dengan kata lain telah mempunyai sisi-sisi maskulin dan feminin yang cukup (relatif) dan berimbang (lihat tulisan-tulisan saya yang lain).

 

Kondisi kedamaian jauh dari perasaan mendapatkan kemenangan, apalagi perasaan kekalahan.  Dalam Al-Quran surga digambarkan sebagai Jannah atau kebun.  Bayangkan kita sedang dalam kebun yang rindang di hari yang cerah dan sejuk di mana angin bertiup sepoi-sepoi.  Di kebun ini kita mempunyai perasaan yang damai, hening, sejuk - tidak ada rasa kekhawatiran tidak pula ada rasa kesedihan dihati.  Pemandangan yang kita lihat disekeliling seperti yang diungkapkan dalam ayat berikut: "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui."

 

Namun seperti yang sering saya utarakan "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya" (saduran permulaan Surah Al-Mulk).  Ingatlah selalu alam ini adalah alam sementara dimana kita mempelajari arti keterbatasan, Alam Ketakberhinggaan adalah kampung halaman kita semua.

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad.

 

Tulisan-tulisan lain di website: http://www.geocities.com/jachmad/index.html  -  http://www.geocities.com/jachmad/my_letters.html

 

Lampiran:

 

Al-Quran

 

002.111. Dan mereka  berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang  Yahudi atau Nasrani". Demikian itu  angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

 

002.112. bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak  mereka bersedih hati.

 

002.115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah . Sesungguhnya Allah Maha Luas  lagi Maha Mengetahui.

 

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/002.qmt.html

002.111
YUSUFALI: And they say: "None shall enter Paradise unless he be a Jew or a Christian." Those are their (vain) desires. Say: "Produce your proof if ye are truthful."
PICKTHAL: And they say: None entereth paradise unless he be a Jew or a Christian. These are their own desires. Say: Bring your proof (of what ye state) if ye are truthful.
SHAKIR: And they say: None shall enter the garden (or paradise) except he who is a Jew or a Christian. These are their vain desires. Say: Bring your proof if you are truthful.

002.112
YUSUFALI: Nay,-whoever submits His whole self to Allah and is a doer of good,- He will get his reward with his Lord; on such shall be no fear, nor shall they grieve.
PICKTHAL: Nay, but whosoever surrendereth his purpose to Allah while doing good, his reward is with his Lord; and there shall no fear come upon them neither shall they grieve.
SHAKIR: Yes! whoever submits himself entirely to Allah and he is the doer of good (to others) he has his reward from his Lord, and there is no fear for him nor shall he grieve.

002.115
YUSUFALI: To Allah belong the east and the West: Whithersoever ye turn, there is the presence of Allah. For Allah is all-Pervading, all-Knowing.
PICKTHAL: Unto Allah belong the East and the West, and whithersoever ye turn, there is Allah's Countenance. Lo! Allah is All-Embracing, All-Knowing.
SHAKIR: And Allah's is the East and the West, therefore, whither you turn, thither is Allah's purpose; surely Allah is Amplegiving, Knowing.

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1