Cakra |
Jenis
Energi |
Warna |
Lambang
/ Nama lain |
Distorsi
/ Kebalikan |
Penjelasan |
|
7 |
Ketakberhinggaan- Infinity(beyond male-female) |
Ungu |
Ketakberhinggaan / Cakra-Mahkota |
Keterbatasan |
Kekuatan
Ketakberhinggaan adalah energi Illahiah, energi yang mengantar
kita kembali ke Alam Ketakberhinggaan,
dimana ruang-waktu tdk relevan, alam yang diluar jangkauan
imajinasi kita, kampung halaman kita semua.
Energi ini sebenarnya bukan energi jalali-bukan energi jamali,
lebih dari keduanya (neti, neti - bukan ini bukan itu).
Namun diingatkan agar tidak terobsesi oleh "energi keabadian"
ini sebagaimana yg terjadi pada Nabi Adam. Jadi seyogyanya lebih
konsentrasi dgn energi/pelajaran terbawah terlebih dahulu, tapi
lebih mengandalkan energi teratas yg bisa dicapai. Cakra
ini juga sebagai refleksi / resultan dari cakra-cakra di bawahnya. |
|
|
||||||
6 |
Penyatuan-Unity(combined male-female) |
Nila |
Kesatuan / Mata-Ketiga |
Keterpisahan |
Kekuatan kecintaan dengan kearifan menimbulkan kekuatan Penyatuan. Kecintaan kepada semua dengan kearifan membawa kita kepada penyatuan dengan Semua dan selanjutnya mengantar kita kembali ke Alam Ketakberhinggaan. Walaupun cakra ini gabungan kedua kekuatan jalali dan jamali, kekuatan jamali lebih dominan merefleksikan "RahmatKu melipuiti segala sesuatu". Pemahaman "Tauhid Sejati" selaras dgn perkembangan cakra ini. |
|
|
||||||
5 |
Jalal-Male |
Biru |
Kebijaksanaan-Keadilan- Kearifan
/ Cakra-Leher |
Merasa tanpa kearifan sama sekali / Merasa
penuh kearifan |
Kekuatan
kebijaksanaan (wisdom-light), kearifan “dewata” ini
adalah kekuatan supra-natural yg bisa mewujudkan keadilan absolut.
Mengganjar (menghukum) dgn setimpal dgn pertimbangan / jangkauan
yg menembus ruang/waktu. Melalui
kearifan ini mengantar kita menjadi Satu dgn Semua.
Kemampuan berkomunikasi masuk dlm cakra ini. Refleksi
sisi "Ar-Rahim" seperti yg digambarkan dgn simbol "Dewa
Syiwa". |
|
|
||||||
4 |
Jamal-Female |
Hijau |
Kecintaan / Cakra-Hati |
Benci
- Cinta dgn pamrih |
Kekuatan
kecintaan tanpa pamrih terhadap semuanya sebenarnya sudah masuk
dalam taraf energi supra-natural.
Energi universal ini tidak dikembangkan oleh mahluk yang
menempuh jalan keterpisahan (separation), yg dikembangkan
hanya kecintaan thd diri. Energi
inilah yg terutama dikembangakan oleh pihak yg menempuh jalan
penyatuan. Refleksi sisi "Ar-Rahman" seperti yg
digambarkan dgn simbol "Dewa Wisnu". |
|
|
||||||
3 |
Jalal-Male |
Kuning |
Kecerdasan / Solar-Plexus |
Merasa
bodoh - Merasa
pintar sendiri |
Kecerdasan disini dlm arti luas, namun bukan taraf kecerdasan supra-natural di atas. Kecerdasan emosional (EQ) termasuk disini namun sebagian besar kecerdasan spiritual (SQ) sudah masuk taraf kecerdasan supra-natural di atas. Kecerdasan intelektual (IQ) tentunya termasuk dalam cakra ini. Cakra ini sangat mempengaruhi kedua cakra di bawah. Inilah pelajaran utama manusia bersamaan dgn kemampuan kepasrahan untuk jalur penyatuan dan pengendalian diri untuk jalur keterpisahan. |
|
|
||||||
2 |
Jamal-Female |
Jingga |
Keceriaan / Cakra-Sex |
Kesedihan
- Euphoria (keceriaan yg berlebihan) |
Tanpa
keceriaan sama dengan kematian, namun kecerian yg berlebihan bisa
menimbulkan ketidak-damaian.
Kejenakaan, humor dan yg terkuat kenikmatan sexual termasuk
energi ini. Energi
ini pada manusia sangat tergantung dari kecerdasan di atas. Cakra
ini erat hubungannya dengan cakra kecerdasan di atas dan cakra
dasar di bawah. |
|
|
||||||
|
|
Merah |
Keberanian / Cakra-Dasar |
Ketakutan
- Nekad/Marah |
Keberanian
termasuk vitalitas adalah dasar dari kehidupan.
Kegagahan-kecantikan termasuk dalam cakra ini.
Semakin (merasa) tua seseorang semakin menurun vitalitas
seseorang. Keberanian
yang berlebihan biasanya tidak diimbangi oleh kecerdasan yg cukup.
Ketakutan yg berlebihan sebenarnya juga diakibatkan
kurangnya kecerdasan dalam arti luas dlm diri seseorang. |
|
|
|
|
||||
1 |
Jalal-Male |
|||||
|
|
|||||
|
||||||
Keterangan:
Setiap
mahluk dikaruniai tujuh titik-titik sumber energi.
Kondisi kekuatan ruhaniah seseorang bisa diukur dari
berkembangnya ketujuh sumber energi ini. Distorsi pada suatu
titik energi atau cakra sangat mempengaruhi cakra-cakra lainnya,
terutama cakra-cakra di bawahnya. Mahluk yg menempuh
jalan keterpisahan (separation) tentunya lebih mengutamakan
kekuatan Jalali (masculine) dan sama sekali tidak
mengembangkan kekuatan kecintaan tanpa pamrih kepada semua (cakra
hati / hanya kecintaan kpd diri-sendiri).
Mahluk yang menempuh jalan penyatuan (unity)
mengembangkan semua sumber energi dgn sisi energi jamali
(feminine) lebih dominan.
Mahluk yg memasuki langit-keenam semua titik energi terbuka
dan secara selaras memadukan kedua jenis energi baik kekuatan jamali
maupun jalali (combined male and female energy), lalu berusaha
masuk ketahap berikutnya yg mengandalkan energi yg tak
terbayangkan tidak serupa / lebih dari kekuatan jalali maupun
jamali (beyond male and female energy).
Banyak manusia saat ini sedang dalam proses meningkat ke
kesadaran langit keempat (Kesadaran Isa - Christ Consciousness).
Pada umumnya para avatar, nabi, wali yg “turun” ke bumi
berasal dari kesadaran langit keenam (kesadaran Tauhid).
Pelajaran utama manusia (di bagian akhir langit ketiga ini) adalah pengembangan ketiga cakra dibawah lalu selanjutnya menentukan apakah ingin mengembangkan cakra keempat dengan kecintaan tanpa pamrih kepada semua (jalur penyatuan) atau hanya mengembangkan kecintaan kepada diri dan langsung lompat ke pengembangan cakra kelima (jalur keterpisahan). Semua jalur akan bertemu di langit keenam untuk pengembangan penuh cakra keenam.
Manusia yang secara spiritual dewasa tanda-tandanya ialah: "Tidak mempunyai ketakutan / kekhawatiran, tidak mempunyai kesedihan, tidak merasa bodoh namun juga tidak merasa pintar sendiri, tidak mempunyai rasa kebencian kepada siapapun namun tidak pula mempunyai rasa kecintaan berlebihan dgn pamrih kepada pihak manapun. Dengan kata lain perbuatannya lebih banyak mendatangkan ketenangan/kedamaian, selalu berada dipertengahan (moderate) - tidak berlebih-lebihan. Kecerdasan yg memadai justru nampaknya seperti tidak mengandalkan akal, tapi lebih mengandalkan energi-energi "diatas akal" (cakra empat keatas). Kondisi cakra yang tidak terdistorsi belum tentu telah berkembang, namun sangat mempengaruhi secara positif ketenangan / kedamaian seseorang. Sebaliknya kondisi cakra yg berkembang secara terdistorsi mempunyai pengaruh negatif. Bagi yg menempuh jalur penyatuan, tingkat kepasrahan sangat mempengaruhi tingkat distorsi cakra-cakra. Sedangkan bagi yg menempuh jalur keterpisahan mengandalkan pengendalian diri (yg membuat seseorang seakan-akan pasrah). Jadi kepasrahan kepada semua adalah sumber kedamaian, mengingat semua itu Satu adanya.
Jalan tanpa jalan, no mind, kehening, kekosongan dan yg sejenisnya sebenarnya metoda mengakses energi tertinggi yakni energi ketakberhinggaan. Kondisi ini bisa dicapai dalam keadaan meditasi (kondisi dipertengahan). Kondisi dipertengahan ini sulit dipertahankan kalau kita senang dalam keadaan berayun, biasa mendapatkan energi dalam keadaan berayun dari satu sisi ke sisi lainnya: Takut-Berani, Sedih-Ceria, Merasa Bodoh-Merasa Pintar, Benci-Cinta (dengan pamrih) dstnya. Tandanya sulit mendapatkan energi dalam keadaan datar-datar saja, kalau meditasi malah banyak mengantuknya bukannya berenergi. Kalau ketiga cakra dibawah telah berkembang (clear) keadaan meditatif lebih mudah tercapai, dengan kata lain kalau ketiga cakra terbawah kita berkembang cakra mahkota mulai terbuka (banyak binatang peliharaan seperti seekor kucing, yg kedua cakra dibawah telah berkembang, kelihatannya lebih tenang/damai namun sangat kecil energi ketakberhinggaan yg dapat diaksesnya, manusia yg terdistorsi lebih tidak bisa mengakses energi tertinggi tsb). Contoh praktisnya: Newton mendapatkan inspirasi (energi) mengenai ilmu gravitasi ketika duduk santai dibawah pohon, bukannya sedang serius memeras otak di laboratorium. Tapi mana mungkin inspirasi itu turun tanpa Newton mempunyai kecerdasan sama sekali. Mempertahankan keheningan membutuhkan energi dan ketiga cakra dibawah adalah sumber utamanya - dalam keadaan lapar berat sulit tenang bukan? |