-----
Original Message -----
From: Jusuf
Achmad Sent: Friday, October 15, 2004 10:02 AM Subject: RE: Jadikan Tuhan menjadi tempat
berlindung satu-satunya (2) Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with
Love and Light from the One Infinite Creator "Apakah
kita bisa bertemu dan bercakap-cakap dengan Tuhan di dunia ini? Rekan-rekan
pejalan spiritual yang saya cintai, sepanjang sejarah Islam jawaban-jawaban
pertanyaan-pertanyaan di atas selalu banyak mengundang
kontroversi. Tuduhan Nabi palsu, ilham syaitan, murtad dan
sejenisnya banyak diluncurkan pada seseorang yang mengaku menerima wahyu
- mengaku sebagai Nabi. Terrakhir yang menghebohkan di tanah
air adalah pengakuan Ibu Lia Aminuddin. Demikian pula dikalangan mainstearm
umat Nasrani, tapi itu dulu. Dikalangan
umat Kristen sekarang banyak sekali yang mengaku sebagai Nabi dan tidak terjadi
kehebohan. Coba search di Google kata "prophetic ministry"
dan coba hitung berapa banyak yang mengaku sebagai Nabi/Prophet. Kalau mau
lebih cepat coba langsung click link ini: http://www.prophet.org/pmi/words/index.html .
Saya sendiri pernah diundang oleh kawan lama saya yang seprofesi (konsultan
IT) di Jakarta ini untuk mengikuti seminar yang diberikan oleh seorang
"Nabi" (sayang saya tidak bisa hadir). Dari keterangan kawan
saya ini sekarang sudah banyak "Nabi" dan "Rasul" di
seluruh penjuru dunia. Menurutnya ada semacam badan "sertifikasi"
Nabi dan Rasul yang tentunya anggotanya terdiri dari para "Nabi" dan
"Rasul" juga. Malah para "Nabi" / "Rasul"
ini mempunyai spesialisasi bidang-bidang khusus seperti: perencana, pelaksana,
pemikir dan sebagainya. Semua ini didasarkan kemampuan mereka mendengar
suara "Tuhan". Menurut mereka supaya lebih akurat untuk
memecahkan suatu masalah digunakan "wahyu" dari beberapa Nabi
(maksudnya utk cross check). Untuk meningkatkan kemampuan "umat
awam" mendengar suara "Tuhan" pun sudah ada seminarnya.
Jadi bukan saja mereka percaya wahyu masih turun, bahkan menerima wahyupun
sudah hal yang biasa, tentunya menurut persepsi mereka. Demikian
pula dikalangan New Ager, "channeling" dengan mahluk density atas
sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu ( http://www.llresearch.org/ ).
Belakangan tulisan Neale Donald Walsch "Percakapan dengan Tuhan"
menjadi best sellers di mana-mana: Conversations with God : An Uncommon
Dialogue (Book 1) Editorial Reviews Apa
penyebab masalah Kenabian menjadi kontroversi dikalangan umat Islam sedangkan
tidak demikian halnya pada pihak-pihak yang saya sebutkan di atas? Menurut
analisa saya adalah diseputar masalah PUSAT OTORITAS. Kembali menurut
kawan lama saya aliran-aliran atau sekte-sekte Kristen yang dianggap
"tidak menyimpang" cukup banyak termasuk sekte-sekte Kristen yang
"ortodoks", sepertinya tidak ada grup atau sekte yang dianggap paling
dominan, jadi sepertinya mereka bisa bekerja sama. Salah satu sebabnya
menurut analisa saya karena semua pihak percaya bahwa sebentar lagi Jesus
akan turun ke dunia dan beliaulah pemegang otoritas kebenaran, jadi untuk
apa ribut-ribut sekarang toh sebentar lagi sudah ada "hakim adil"
yang datang. Kelompok
Kristen yang masih memegang Bible tapi lebih condong ke New Age tentunya masuk
daftar yang "menyimpang" (dipengaruhi kekuasaan gelap menurut mereka),
karena hanya menganggap Jesus sebagai manusia yang menjadi Nabi/Rasul dan tidak
percaya konsep penebusan dosa. Lebih jauh malah percaya Buddha, Krishna,
Muhammad dan guru-guru spiritual dari Timur sebagai "orang
suci". Selain dari beberapa kelompok New Age yang masih menunggu
tokoh seperti "Maetreya" yang merupakan gabungan ruh tokoh-tokoh
spiritual seperti Buddha, Krishna, Isa, Imam
Mahdi, kelompok-kelompok New Age umumnya percaya tidak akan ada
tokoh sentral di Bumi, tidak ada pemegang otoritas tunggal di Bumi baru dan
langit baru, karena di Alam Raya ini Semua itu Satu adanya, All is One.
JemaatNya di Alam Raya ini hanya Satu. Ruh Isa atau kesadaran Isa, ruh
yang condong kepada kecintaan tanpa pamrih kepada Semua (refleksi sifat Ar-Rahman) diharapkan
ada pada setiap insan yang telah dewasa secara spiritual. Konsep
"Tauhid" atau Unity selalu dihubungkan dengan kebersamaan-kesetaraan,
konsep ketidak-setaraan justru dianggap anti-Unity. "Free will"
sangat dijunjung tinggi, kebebasan memilih sangat dijaga. Dari buku Conversation with
God-Book 1, halaman 47: "Be watchful
of the choices of others, but not judgmental. Know that their Kalimat-kalimat
di atas menurut saya sejalan dengan konsep "Tidak ada yang cacat dalam
ciptaan-ciptaanNya" (saduran permulaan Al-Mulk). Dalam channeling lainnya
disebut "You are all perfect the way you are". Jadi kalau ada
yang merasa dirinya sebagai pemegang otoritas tunggal dan bisa menentukan mana
yang salah dan mana yang benar bagi yang lain, justru bertentangan dengan
konsepsi Tauhid yang mengedepankan kebersamaan-kesetaraan. Menghakimi
bahwa seseorang salah sama saja menganggap ciptaanNya ada cacat bukan?
Namun kalau ada misalnya orang yang menuduh diri saya "salah",
saya seyogyanya tidak menganggap orang tersebut "cacat".
Konsepsi yang kedengarannya agak janggal ini sesungguhnya adalah konsepsi Jalur
Manusia dan inilah sebenarnya Demokrasi-Sejati (Orientasi Service To
Others - STO, menurut istilah New Age). Sebaliknya
di Jalur Jin justru selalu ada pemimpin atau kelompok elite (yang lebih pandai,
kuat, spiritual) sebagai pihak pemegang otoritas, yang "lebih" harus
selalu memimpin yang "kurang" (ya logis juga). Walaupun secara
kulit luar mereka mengedepankan "demokrasi", karena para pemimpin
umumnya dipilih oleh suara terbanyak, masih bisa dirasakan adanya nuansa
ketidak-setaraan terselubung atau konsep Separation lawan dari Unity-Tauhid,
konsepsi ini saya rasa tidak asing bagi kita semua. Disebut kelompok Jin
karena adanya yang "terselubung", sepertinya ada
kebersamaan-kesetaraan padahal sebaliknya, jadi dari kulit luarnya seperti
tidak ada bedanya dengan kelompok jalur Manusia (Jalur Jin disebut Orientasi
Service To Self - STS, menurut istilah New Age). Agama
Tauhid adalah yang menerima Semua sebagai Satu adanya, jadi kelompok STS
pun termasuk, sejalan dengan konsep "RahmatKu meliputi segala
sesuatu". Dijaman lahirnya agama Hindu orientasi-orientasi ini
dikenal dengan aliran Wisnu dan Syiwa. Sejak kelahiran agama-agama besar
di Timur-Tengah konsepsi adanya dua aliran ini "dikaburkan", karena dianggap
menghambat perkembangan spiritual manusia umumnya. Lihat tulisan saya
"Spirituality and Extraterrestrial Beings". Walaupun disebutkan
dalam Al-Quran adanya kelompok Jin, tapi tidak dijelaskan secara explisit
malah umumnya menganggap Jin sebagai mahluk halus yang bukan berasal
dari manusia. Menurut saya hal ini memang sengaja dibuat demikian untuk
menjaga "free will" manusia dalam memilih orientasi. Namun
karena sekarang sudah akhir zaman "penjurusan" ini diperjelasan
kembali. Sejak usai
Perang Dunia Kedua, Bumi memang terbukti lebih pantas diserahkan
kepada kelompok Manusia daripada Jin, karena secara global manusia
memaafkan pihak-pihak yang kalah perang. Walaupun ada pemimpin-pemimpin
yang kalah perang dihukum (dianggap penjahat perang) dan penjatuhan bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki, secara global konsep utama Jin "mata
dibalas mata" runtuh. Orientasi Jin pada dasarnya hanya mau
merefleksikan sifat Ar-Rahim Tuhan, mengganjar / menghukum dengan
adil-bijaksana dan hanya sedikit sekali (5%) mau merefleksikan sifat Ar-Rahman
Tuhan yakni mencintai/memberi tanpa pamrih - pemaaf [Sifat
pemaaf seperti yang ditunjukkan Nabi Muhammad pada penahlukkan Mekah dan
pemaafan Nabi Yusuf terhadap saudara-saudara mereka sendiri yang justru
ingin melenyapkan nyawa para Nabi tersebut, namun tetap bisa merefleksikan sisi
maskulin Tuhan jika memang diperlukan]. Sejak tahun
1945 wakil-wakil dari jalur Manusia (lihat pula tulisan saya
"Spirituality and Extraterrestrial Beings") diperkenankan
"turun" sebanyak-banyaknya, wakil-wakil dari jalur Jin justru
di "banned" alias dilarang untuk "turun" ke Bumi,
kecuali dengan cara-cara khusus yang terbatas (Ingat pula waktu disekitar
Perang Dunia Kedua dan sesudahnya banyak sekali "penampakan"
UFO). Bumi disiapkan secara intensive untuk menjelma menjadi Dunia Baru
dengan Langit Baru bagi kelompok Manusia (STO). Kelompok-kelompok yang
tidak bisa menerima kenyataan ini, secara sadar tidak sadar masih terus
berusaha / memprovokasi manusia agar menjadi tidak pemaaf (tidak lulus ujian,
kelompok STS kena juga dampaknya karena banyak yang ikut bingung,
sedih dan marah) dengan perang dingin, Perang Korea, Vietnam, Irak,
Bosnia, lalu peristiwa 911, bom Bali, bom-bom di Jakarta dan aksi-aksi teror
lainnya. "Peperangan" sekarang pada dasarnya lebih banyak
ditingkat individual dan kemudian menjelma menjadi kekuatan kaum. Bala
bantuan telah banyak turun, tentunya bagi yang telah bisa "melihat",
bagi yang telah mulai dewasa secara spiritual. Itulah sebabnya yoga,
meditasi, buku-buku spiritual banyak "mewabah" di
mana-mana. Karya-karya para sufi seperti Rumi dan Ibnu Arabi yang
mengedepankan cinta dan Tauhid banyak diminati. Konsepsi reinkarnasi
dalam Islam mulai hangat dibicarakan. Ini bukan suatu kebetulan,
sebenarnya tidak ada namanya suatu kebetulan. Dalam New
Age bala bantuan yang "turun" dari density atas yang disebut sebagai
"star children" atau wanderers dalam tulisan "Law of
One", suatu hasil channeling ( www.llresearch.org
) diawal awal tahun 80an. Questioner: You spoke of Wanderers. Who are
Wanderers? Where do they come from? Ra: I am Ra. Imagine, if you will, the
sands of your shores. As countless as the grains of sand are the sources of
intelligent infinity. When a social memory complex has achieved its complete
understanding of its desire, it may conclude that its desire is service to
others with the distortion towards reaching their hand, figuratively, to any
entities who call for aid. These entities whom you may call the Brothers and
Sisters of Sorrow move toward this calling of sorrow. These entities are from
all reaches of the infinite creation and are bound together by the desire to
serve in this distortion. Questioner: How many of them are incarnate on
Earth now? Ra: I am Ra. The number is approximate
due to an heavy influx of those birthed at this time due to an intensive need
to lighten the planetary vibration and thus aid in harvest. The number
approaches sixty-five million. Questioner: Are most of these from the fourth
density? Or what density do they come from? Ra: I am Ra. Few there are of fourth
density. The largest number of Wanderers, as you call them, are of the sixth
density. The desire to serve must be distorted towards a great deal of purity
of mind and what you may call foolhardiness or bravery, depending upon your
distortion complex judgment. The challenge/danger of the Wanderer is that it
will forget its mission, become karmically involved, and thus be swept into the
maelstrom of which it had incarnated to avert the destruction. Tidak
tanggung-tanggung, malah sekarang Wanderers yang umumnya dari Density-6
(Jibril, Muhammad - may peace be upon them dari keluarga besar kesadaran ini)
dikatakan yang telah "turun ke Bumi" mencapai angka 100 juta
jiwa. Mudah-mudahan para pembaca adalah salah satunya. Memang tidak
semuanya kembali kesadarannya, karena mereka seperti halnya manusia umumnya
harus "berjuang" mengenali / mengembalikan jati diri mereka
sebenarnya. Dalam
tulisan New Age mereka dikatakan mempunyai "very old
souls", kalau siklus Density-3 hanya puluhan ribu atau paling
banyak ratusan ribu tahun untuk bisa maju ke density berikutnya yakni
Density-4. Panjang siklus Density-4 beberapa juta tahun. Density-5
beberapa puluh atau ratus juta tahun. Sedangkan siklus Density-6 waktunya
takberhingga, karena harus bisa menembus tuntas ilusi ruang-waktu dipertengahan
siklus agar bisa masuk Density-7, Alam Illahiah - Alam ketakberhinggaan -
Alam yang tak terbayangkan. Namun
demikian konsep utama yang mereka harus sebarkan adalah konsep
Unity-Kebersamaan-Kesetaraan, bukan menonjolkan diri, menonjolkan ketinggian
spiritual/ruh, menonjolkan superioritas secara tersembunyi seperti yang
diingini pihak Jin (terang-terangan untuk pihak Iblis, yang sukanya excitement
secara berlebihan dan juga sebaliknya: teror). Para Wanderers yang
telah "bangun" berjuang untuk tidak ketarik-tarik kearah yang
tidak diinginkan ini, namun kadang-kadang dikala lupa jatidiri,
terpikat juga akan silaunya godaan nikmat dunia (superioritas / ketenaran
- energi keterpisahan). Namun demikiann tidak ada yang cacat dalam
ciptaan-ciptaanNya. Bagaimana
nuansa kesetaraan mereka bisa dirasakan dari pembukaan channeling ini (Quo dari
Density-5): "We are those of the
principle known to you as Q’uo, and we greet you in the love and in the light
of the one infinite Creator, in Whose service we come to you. It is our great
privilege and pleasure to be called to your meeting this day and we thank this circle
of seeking for choosing to come together to seek the truth. We are most pleased
to share our opinions with you on the interesting question you have asked this
day and would ask one thing in return. We would ask that you please
engage, respect and use your powers of discrimination, for we are not
authorities who wish to impress with our opinion; rather, we are your
companions on the road to seeking the infinite One. In order for us to feel
free to share our thoughts, we need to know that you will be able to reject
those things that we say that do not resonate for you personally. We ask you to
keep only those things that do resonate and seem to have a real value to you. With that understood, then, we
feel free to share our opinions concerning the question of how one may know
another entity without distortion.....". Betul-betul menjunjung
tinggi "free will". Kalau kita
dekat dan akrab dengan seseorang tentunya kita mempunyai hubungan
komunikasi, lebih jauh malah hubungan bathin, hubungan kecintaan tanpa pamrih.
Hubungan kita dengan Tuhan seyogyanya juga seperti ini [bukan seperti
dua sejoli yang sedang marahan duduk dekat tapi saling memunggungi,
masing-masing bisu tidak mau bicara karena tidak diturutinya keinginan salah
satu pihak, kekesalan-kekesalan justru disampaikan melalui pihak ketiga - sadar
tidak sadar jengkel terhadap Tuhan tapi malah pihak lain yang menjadi sasaran,
karena tidak berani dengan Tuhan yang lebih kuat. Bermulut manis
didepan (ketika berdoa), namun diam-diam mendongkol ketika permintaannya tidak
dipenuhi]. Namun demikian tiada paksaan dalam agama, "Aku ini
menurut prasangka hamba-hambaKu", ciptaan-ciptaanNya tidak ada yang cacat,
karena kita semua sedang belajar arti keterbatasan. Ibadah yang
paling utama adalah sholat (meditasi atau apapun nama atau bentuk
luarnya), prinsipnya ada kedekatan, ada hubungan kecintaan tanpa pamrih
dengan Tuhan lalu "turun" kedamaian luar biasa tanpa diminta /
begitu pula "turun" kecintaan tanpa pamrih yang lebih besar pada
dirinya kemudian menyebar kesekelilingnya [turunnya wahyu sebenarnya
sangat sekunder dan harus ada permintaan, jadi kita menuntut sesuatu - padahal
bukankah hubungan yang baik adalah yang tidak saling menuntut? - Unconditional
Love - namun demikian bukan berarti tidak mensyukuri keberadaan turunnya
wahyu-wahyu]. Selain itu Jihad Akbar melalui perilaku dalam
keseharian adalah ibadah utama pula, Walk the Talk, menjalani apa yang kita
yakini. Inilah bentuk hubungan saya dengan Tuhan menurut prasangka saya, dan
bentuk ibadah/pengabdian kepadaNya, Tuhan sebenarnya diluar jangkauan
imajinasi kita semua. Tiada yang
cacat dalam ciptaan-ciptaanNya (saduran permulaan Surah Al-Mulk). May we
always be in peace, Jusuf
Achmad. PS: Selamat
Menunaikan Ibadah Puasa.....tulisan ini adalah jihad kecil. Website: http://www.geocities.com/jachmad/ From: "Wida Y" Tidak apa-apa pak Jusuf, saya akan mencoba
menjawab berdasarkan pemahaman
Dan pernahkah anda mengalaminya? Atau siapakah yang sudah pernah mengalami
hal itu setelah nabi Muhammad SAW?"
Amazon.com
Blasphemy! Heresy! Who does this man think he is,
claiming to speak directly to God?! Jesus did it, Muhammad did it, the Jewish
prophets did it, but none of their Gods had the sardonic wit or raw verve of
Prophet Walsch's God. Neale Donald Walsch isn't claiming to be the Messiah of a
new religion, just a frustrated man who sat down one day with pen in his hand
and some tough questions in his heart. As he wrote his questions to God, he
realized that God was answering them... directly... through Walsch's pen. The
result, far from the apocalyptic predictions or cultic eccentricities you might
expect, turns out to be matter-fact, in-your-face wisdom on how to get by in
life while remaining true to yourself and your spirituality.
Synopsis
Presents God's answers to the author's questions
concerning everyday life and how man should respond to opportunities and
challenges.
choice is perfect for them in this moment now - yet stand ready to assist
them should the moment come when they seek a newer choice, a different
choice - a higher choice."
Date: Thu Oct 14, 2004 11:16 am
Subject: RE: <Islam_liberal> RE: Jadikan Tuhan menjadi
tempat berlindung satu-satunya (2)
saya sementara ini.
105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka
dan
(kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan
mereka,
dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari
kiamat.
Pengertian saya thdp surat al-Kahfi ayat 105 adalah perjumpaan dengan
Allah
di hari pembalasan nanti. Menurut saya ayat ini ditujukan kepada
orang-orang
yang menginkari (menolak) ayat-ayat suci al-Qur'an yang diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW. Ini merupakan juga penolakan thdp kenabian nabi
Muhammad
SAW ketika itu. Juga mereka mengingkari keberadaan hari pembalasan
(setelah
hari Kiamat) untuk memperhitungkan segala amal perbuatan mereka. Bagi
mereka
hidup hanyalah di dunia ini saja, tidak ada kehidupan setelah kematian
untuk
membalasi perbuatan-perbuatan buruk mereka. Sehingga mereka bebas
melakukan
perbuatan-perbuatan buruk mereka di dunia ini. Jadi ingkar thdp
perjumpaan
dengan Tuhan mereka itu bermakna mengingkari kebenaran adanya hari
pembalasan, dimana Tuhan sendiri yang akan bertindak selaku Hakim (maliki
yaumid diin).
Tidak perlu dulu kita menilai tafsir siapa yang benar atau salah. Untuk
sementara ini, pengertian seperti itulah yang saya miliki. Dan sebetulnya
saya ingin mengetahui bagaimana pengertian pak Jusuf sendiri thdp
pertanyaan
saya itu. Hanya sebagai perbandingan.
Bagaimana saya meminta pertolongan Nya dalam menjawab masalah ini? Dan
apa
pula yang pak Jusuf maksudkan dengan "berlindung di balik
hamba-hamba Nya"
dalam menjawab pertanyaan ini? Saya tidak mengerti.
Saya harap pak Jusuf bersedia memberikan penjelasan berdasarkan
pengertian
yang dimiliki oleh pak Jusuf. Dan saya yakin pak Jusuf bisa
menjelaskannya
secara panjang-lebar.
Terimakasih sebelumnya.
-----Original Message-----
From: Jusuf Achmad [mailto:jachmad@y...]
Sent: Thursday, October 14, 2004 10:08 AM
To: [email protected]
Subject: <Islam_liberal> RE: Jadikan Tuhan menjadi tempat
berlindung
satu-satunya (2)
Saya akan bertanya balik dahulu apa pengertian anda tentang sepuluh ayat
terakhir Al-Kahfi, terutama ayat 105:
Dan darimana anda tahu tafsir anda atau pihak lain yg benar atau salah?
"Hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan", apakah anda
telah minta
pertolonganNya dalam menjawab masalah ini? Coba baca berulang-ulang 10
ayat
di atas. Bolehkah kita "berlindung di balik hamba-hambaNya"
untuk menjawab
pertanyaan ini? Mohon maaf kalau pertanyaan-pertanyaan balik saya
memojokkan. "Tiada yang cacat-cacat dalam ciptaan-ciptaanNya".