----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To:  [email protected] ; [email protected]

Sent: Saturday, October 02, 2004 10:52 PM

Subject: Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya - Ruh Isa dalam diri kita masing-masing.

 

Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyanyang

Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator

 

Rekan-rekan pejalan spiritual yang saya cintai.  Mempercayai bahwa "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaan Nya" (saduran permulaan Al-Mulk [1]) tidaklah mudah dalam mempraktekannya dalam keseharian.  Dalam pandangan ini kita melihat kesempurnaan dalam setiap ciptaanNya.  Kalau bisa demikian artinya kita sudah masuk surga di dunia ini juga.  Kenapa?  Tidak akan ada kesedihan atas apapun terhadap yang telah terjadi dengan diri kita dan pihak lain, karena semua tidak mempunyai cacat.  Tidak akan ada ketakutan apapun atas yang akan terjadi dikemudian hari dengan diri dan pihak lain, karena semua tidak mempunyai cacat [2].  Betapa bahagia dan yang lebih penting damainya diri kita kalau kita bisa mempunyai pandangan ini dalam keseharian kita.  Kondisi ini selaras pula dengan ayat "Kemanapun kita memandang hanya wajah kecantikan Mu yang terlihat" saduran Al-Quran 2:116.  Betapa bahagia dan damainya hati ini jika kita bisa selalu dalam kesadaran ini.  Sedikit banyak saya telah masuk dalam kesadaran ini.

 

Kesadaran ini menurut saya menuntut kita menafsirkan "turunnya" Nabi Isa, may peace be upon him, di akhir zaman ini dengan turunnya "ruh Isa" / kesadaran Isa (Christ Consciousness) pada diri kita masing-masing.  Hanya dengan cara ini "Dajjal" yang ada dalam diri kita bisa "dibunuh" oleh "ruh Isa" yang turun dalam diri kita ("dibunuh" dengan adanya kecintaan tanpa pamrih kepada semua, karena bisa "melihat" semua sosok tanpa cacat).  Saya percaya kalau kita secara esensi (bukan sekedar kulit luar) bisa mengikuti jejak "Guru-guru" kita, kita juga bisa mengalami apa-apa yang mereka alami.  Saya percaya turunnya Isa diakhir zaman ini bukan saja secara perorangan tapi secara kaum.  Kekuatan ruh Isa secara kaum inilah akan "membunuh Dajjal" secara kaum pula.  Yakinlah bahwa ruh Isa ini bisa turun pada diri kita semua.

 

Bagaimana mungkin kita bisa melihat semua ciptaan-ciptaanNya sebagai yang tanpa cacat?  Ini hanya mungkin kalau kita mengerti tujuan dari penciptaan itu sendiri.  Kalau kita yakin bahwa tujuan penciptaan di alam ini agar kita mengalami keterbatasan, mengalami chaos, mengalami superioritas (menjadi wakilNya) dan mengalami inferioritas (menjadi hambaNya) maka benar adanya semua ciptaan-ciptaanNya di alam ini sebagai yang tanpa cacat.  Justru karena adanya kekurangan-kekurangan dalam diri kita, kita bisa mengalami perasaan-perasaan keterbatasan.  Justru dalam keterbatasan yang berbeda-beda pada masing-masing individu inilah kita dapat mengerti / menjalani / mengapresiasi apa arti superioritas dan apa arti inferioritas.  Sebaliknya waktu kita kembali dalam keadaan tanpa batas, artinya kita mempunyai segala sesuatu tanpa batas - mana mungkin kita merasa lebih dari yang lain - mana mungkin kita merasa kurang dari yang lain - perasaan-perasaan seperti iri, dengki, pintar, bodoh, hebat, lemah, kuat hanya ada di alam yang terbatas ini. 

 

Antichrist atau Dajjal dalam istilah Islam biasa juga disebut si raksasa yang bermata satu yang menyebarkan "kebohongan besar".  Jadi kebohongan besar apa yang harus dihilangkan dalam diri kita.  Kebohongan besar itu adalah anggapan bahwa tujuan hidup ini adalah semata-mata untuk mencapai kesempurnaan atau superioritas.  Jadi terobsesi hanya oleh satu sisi dari dua tujuan utama pengalaman keterbatasan, hanya ingin menjadi wakilNya (sisi superioritas, sampai-sampai seperti menjadi Tuhan itu sendiri dengan seolah-olah dapat memonopoli kebenaran) tanpa mau menjadi HambaNya (sisi inferioritas).  Kalau tujuan hidup adalah menyatu dengan Dia dalam ketakberhinggaan, mengapa disebutkan kita semua berasal dari yang Satu dan akan kembali lagi kepada yang Satu.  Artinya waktu kita bersatu denganNya dulu, kita telah dalam ketakberhinggaan, lalu untuk apa kita meninggalkanNya kalau itu tujuan kita.  Selain itu ada anggapan bahwa pengalaman ketakberhinggaan sama dengan pengalaman superioritas, padahal tidak demikian seperti yang diterangkan di atas. 

 

Namun demikian tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya, karena hanya ada Satu Maha Pencipta di Alam Semesta ini konsepsi yang "melenceng" di atas kalau kita urut kebelakang ternyata ciptaanNya juga.  "Dia menciptakan baik Gelap maupun Terang/Cahaya" [3].  Justru dengan konsepsi yang "melenceng" dalam diri kita ini, kita dapat mengenali / menjalani / mengerti lebih jauh apa arti keterbatasan.  Tapi cukup kita kenal sisi gelap ini sampai di sini, bagi saudara-saudara kita yang ingin lebih jauh mengenal sisi ini kita persilahkan dengan penuh ketulusan dan kecintaan.  Walaupun demikian kita percaya bahwa segala tindakan kita pasti ada konsekuensinya.  Sekali lagi tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya.  Kepasrahan total adalah menerima segala sesuatu sebagai Satu adanya, always in unity with all - never in separation, All is One.

 

Ketika kesadaran kita secara bertahap sudah mulai kembali ke alam tanpa-batas (merasakan surga di dunia ini juga) maka kembali kita ingat bahwa Jemaat Nya di Alam Semesta ini hanya ada satu dan dipimpin oleh yang Satu, the One Infinite Creator, dengan anggota seluruh ciptaan-ciptaanNya tanpa kecuali.  Tentunya dalam kesadaran ini hubungan langsung dengan sang Maha Pencipta bukanlah suatu yang istimewa lagi, kita baru akan merasa dipimpin olehNya kalau kita sudah biasa ada hubungan langsung denganNya. "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah/mengabdi dan Hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan".

 

May we always be in peace,

 

WakilNya, HambaNya, Saudaramu: Jusuf Achmad.

 

Homepage: http://www.geocities.com/jachmad/

 

Keterangan:

1.       http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/067.php3

3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/067.qmt.html

067.003
YUSUFALI: He Who created the seven heavens one above another: No want of proportion wilt thou see in the Creation of (Allah) Most Gracious. So turn thy vision again: seest thou any flaw?
PICKTHAL: Who hath created seven heavens in harmony. Thou (Muhammad) canst see no fault in the Beneficent One's creation; then look again: Canst thou see any rifts?
SHAKIR: Who created the seven heavens one above another; you see no incongruity in the creation of the Beneficent Allah; then look again, can you see any disorder?

067.004
YUSUFALI: Again turn thy vision a second time: (thy) vision will come back to thee dull and discomfited, in a state worn out.
PICKTHAL: Then look again and yet again, thy sight will return unto thee weakened and made dim.
SHAKIR: Then turn back the eye again and again; your look shall '~ come back to you confused while it is fatigued.

  1. http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/002.php3 

112. (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/002.qmt.html
YUSUFALI: Nay,-whoever submits His whole self to Allah and is a doer of good,- He will get his reward with his Lord; on such shall be no fear, nor shall they grieve.
PICKTHAL: Nay, but whosoever surrendereth his purpose to Allah while doing good, his reward is with his Lord; and there shall no fear come upon them neither shall they grieve.
SHAKIR: Yes! whoever submits himself entirely to Allah and he is the doer of good (to others) he has his reward from his Lord, and there is no fear for him nor shall he grieve.

3.       http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/006.php3

6 AL-AN'AAM

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

1. Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.    

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/006.qmt.html

006.001
YUSUFALI: Praise be Allah, Who created the heavens and the earth, and made the darkness and the light. Yet those who reject Faith hold (others) as equal, with their Guardian-Lord.
PICKTHAL: Praise be to Allah, Who hath created the heavens and the earth, and hath appointed darkness and light. Yet those who disbelieve ascribe rivals unto their Lord.
SHAKIR: All praise is due to Allah, Who created the heavens and the earth and made the darkness and the light; yet those who disbelieve set up equals with their Lord.

 

Hosted by www.Geocities.ws

1