From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Sent: Saturday, July 17, 2004 1:30 PM

Subject: Terciptanya Manusia, Hari pembalasan - Para Tokoh dan Konsep diseputarnya (BBag. 2)

 

Greetings from the One Infinite Creator, Most Gracious, Most Merciful.

 

Dalam posting saya "Arti - Kehidupan" di mana anak-anak (CiptaanNya) Raja (Sang Maha Pencipta) bereksplorasi ke hutan dengan perlengkapan minimum.  Maka akan ada pertanyaan siapa yang akan berperan sebagai Malaikat dan siapa yang akan berperan sebagai Setan.

 

Kalau kita simplifikasi katakanlah yang menjadi Malaikat adalah sebagian dari anak-anak Raja yang bisa terbang (tidak memiliki perlengkapan minimum) jadi bisa mengetahui seluruh seluk-beluk hutan.  Mereka bisa terbang di atas hutan namun tidak kasat mata.  Mereka berfungsi sebagai Penjaga (Guardian) agar semua anak-anak dapat pulang dengan selamat ke Istana.  Mereka baru dapat di mintai petunjuk dalam keadaan khusus.  Kalau bisa tanya terus arah jalan nggak seru donk permainannya.

 

Dasar anak-anak, sebagian kecil di antara mereka, karena melihat permainan ini sebagai "kurang seru" diam-diam menyamar sebagai yang kebalikan dari fungsi Guardian.  Mereka menggoda sebagian saudara-saudara mereka yang ingin pulang ke Istana dengan cara memberi arah yang salah.  Tidak semua saudara mereka yang di ganggu tentunya.  Yang sok benari, sok tahu dan pengecut sering menjadi sasaran mereka.  Ulah mereka tentunya sangat dibenci oleh saudara-saudara mereka yang menjadi sasaran "practical jokes" ini.  Lontaran kata-kata kutukan sering diluncurkan kepada saudara mereka yang menjadi "Guardian Palsu" alias Setan-Iblis ini.

 

Sang Raja dan sang Guardian tentu tahu mengenai ulah anak-anak "bandel" ini untuk membuat eksplorasi di hutan lebih seru, kalau ada yang melampaui batas di adakan intervensi juga.  Ahkirnya semau anak-anak pulang dengan selamat ke Istana, hal ini di pastikan oleh sang Guardian. Kembali di istana hal-hal yang menyebalkan di hutan justru menjadi cerita-cerita lucu. 

 

Cerita di atas tentunya hanya suatu ilustrasi dengan banyak simplifikasi.  Mudah-mudahan dengan pengertian (understanding) kita dapat memaafkan Setan-Iblis yang berfungsi sebagai lawan tanding kita (sparing partner).  Mereka saudara-saudara kita juga (Its a dirty job, but someone has to do it).  Dengan kata lain mereka secara suka rela berfungsi sebagai Setan-Iblis dan menjadi sasaran kutukan saudara-saudara mereka sendiri.  Maafkan mereka, try to love all, becuase All is One.

 

Tapi apakah ulah mereka yang membuat kekacauan di muka bumi ini perlu dihukum?  Bukankah kalau tidak dihukum akan menyeret dunia ini dalam keadaan lebih chaos?  Disinilah perbedaan kelompot STS dan kelompok STO.  Dalam STS keadilan harus ditegakan, tidak pandang bulu, suatu kesalahan harus di balas dengan hukuman yang setimpal.  Pemaafan bisa mendatangkan chaos.  Ya, memang hal ini ada benarnya.  Sedangkan dalam kelompok STO kecintaan untuk semua, maafkanlah mereka atas keterbatasan mereka. Kita sedang belajar apa arti keterbatasan.

 

Jadi siapa yang akan menghukum Iblis yang ber-ulah secara kasat mata di Bumi ini?  Karena mereka berasal dari kelompok STS yang out of control.  Biarlah kelompok STS sendiri yang menghukum Iblis sesuai dengan takarannya di Bumi ini. Arah ini sudah terlihat saat ini.  Di alam nanti? Itu urusan Tuhan. Kedua belah pihak (STS vs Iblis) sekarang sama-sama memegang pusat-pusat kekuasaan di dunia ini. "Pertempuran" ini bisa yang dikatakan perseturuan antara Ya'juj dan Makjuj atau biasa disebut juga Gog & Magog dalam Kitab-kitab suci. Pertempuran mereka dinubuatkan terjadi di akhir zaman ini.  Perhatian kata Dajjal (hadis) tidak ada dalam Al-Quran tapi kata Iblis sangat sering disebut-sebut.

 

Dari sumber-sumber New Age di "Hari Pembalasan" memang tidak disebut-sebut yang ditarik ke inner-planes Alam Setan, hal ini sepertinya untuk mengurangi rasa ketakutan lagipula hanya sebagian kecil kelompok yang masuk kategori ini.  Biasanya hanya di sebut sebagian besar manusia yang mengulang pelajaran Density-3 di planet lain, kelompok STS yang lulus akan dipindahkan (ruhnya) ke planet lain untuk melanjutkan pelajaran di Density-4 Negatif dan kelompok manusia pengabdi sesama (STO) akan terus di Bumi menjadi wakil-wakilNya, melanjutkan pelajaran di Density-4 Positif.

 

Ingatlah selalu "Sesungguhnya seluruh ciptaan-ciptaan Nya sempurna / tiada cacat" (saduran dari permulaan surah Al-Mulk).  Tetaplah damai apapun yang terjadi di dunia ini agar kita semua sebagai manusia pengabdi sesama selamat dalam masa transisi ini, selamat sampai di Alam Density-4.  Insya Allah.  

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad.

 

Bersambung......

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1