Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblaat Nomor 77 tanggal 12 Maret 1941, kemudian diumumkan melalui Surat Pernyataan Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-VI/1990, pada acara Puncak Pekan Konservasi Alam Nasional ke-3 di Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat dan ditunjuk sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Surat Keputusan Menhut No. 280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 mei 1997 dengan luas definitif ± 41.330 Ha, yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok ditetapkan dengan Surat Keputusan Menhut No. 185/Kpts/97 tanggal 27 Mei 1997, dengan nama Unit Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a, selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon III.a dengan Surat Keputusan Menhut No. 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Menurut informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara barat, dimasa lampau Gunung Rinjani diperkirakan mencapai ketinggian ± 5.000 m diatas permukaan laut dengan letak sebelah barat Gunung Rinjani Kini pada jaman Praquarter (>1,8 Juta Tahun yang lalu) daerah Rinjani merupakan endapan batuan sedimen, yang selanjutnya pada masa Plistosen (<1,8 Juta Tahun yang lalu) terjadi aktifitas vulkanik, sebagai akibat berlangsungnya gejala tektonik vulkanik, dapat menerobos keluar sampai permukaan berupa kegiatan letusan atau lelehan lava.
Pada masa fase penghancuran gunung api Gunung Rinjani telah membentuk suatu kaldera yang sebagian besar terisi air dan membentuk danau yang dinamakan Danau Segara Anak (± 2.010 m dpl) yang mempunyai kedalaman ± 230 meter, berbentuk bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha. Akibat tektonik vulkanik yang terus menerus di tengah-tengah kaldera muncul kerucut baru gunung api yang dinamakan Gunung Baru Jari (± 2.376 m dpl).
Sejarah letusan Gunung Rinjani dimulai sejak tahun 1847 sampai tahun 2004, telah sembilan kali meletus yang berkisar di bagian dalam kaldera, sedangkan kawah Gunung Rinjani sendiri belum pernah tercatat letusan.
Wisata, Aksessibilitas, Flora dan Fauna
Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil mencapai puncak itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai, hal ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat/keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak
Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur
Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Selain jalur senaru jalur sembalun juga merupakan jalur yang ramai dilalui, terutama oleh penggemar wisata treking.
Air terjun Jeruk Manis dengan ketinggian ± 30 m yang tepatnya di Desa Kembang Kuning terletak di bagian Selatan kawasan Taman Nasional yaitu di Desa Kembang Kuning. Disekitar lokasi menuju air terjun (Tete Batu) banyak terdapat sarana akomodasi bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara diantaranya seperti Home Stay, Cottages, Restorant dll.
Join our 1000+ subscribers and get access to the latest tools, freebies, product announcements and much more!
Kegiatan-kegiatan
EMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Jl. Arya Banjar Getas Lingkar Selatan,
Mataram - NTB.
TNGRinjani.com
(0370) 641155