|
||||
Terima Kasih Telah Menghampiri :
|
Muridku Itu
Muridku itu bodoh sekali Sering kali kumaki-maki Dan kutempeleng wajahnya Hatinya selalu kusakiti Biar mengerti
Muridku itu nakal sekali Sering kali kuajak berkelahi Dan kuberi tusukan belati Jasadnya tak pernah mati-mati Biar tahu diri
Itu caranya aku Mendidik diriku sendiri Melecut seluruh kalbu Biar mandiri Menyongsong esok pagi
Oleh : Ryan Ivon
Pak Kepala Sekolah Itu
Pak Kepala Sekolah itu kemarin dituduh menggunakan uang sekolah untuk keperluan pribadi Pak Kepala Sekolah itu kemudian di tegur oleh si penuduh yang kebetulan wali murid, bahwa hal itu tidak benar Tentu Bapak Kepala Sekolah bilang itu tidak benar Walaupun tuduhan itu benar Kemudian sipenuduh melaporkan Pak Kepala Sekolah ke atasannya Agar dia memperoleh pelajaran berharga
Rupanya Pak Kepala Sekolah tetap menjadi Kepala Sekolah Bertampang biasa saja, tanpa wajah penuh dosa Si penuduh itu ganti menuduh bahwa atasan si pak Kepala Sekolah sudah di suap
Si penuduh semakin penasaran dan mencoba mencari cara sendiri untuk membuktikan tuduhan, kemudian mulailah menghitung kekayaan dari sekian tahun menjadi guru hingga menjadi Kepala Sekolah.
Rumah Tiga buah, 5 buah tanah kaplingan, punya kebun 2 hektar, Sepeda motor tiga, Anak dua kuliah semua, baru membeli mobil walaupun bukan kelas mewah, Isi rumah lengkap dan mewah untuk ukuran guru, hutang di Bank tidak punya. Istri hanya Ibu rumah tangga, bisnis sampingan lain tidak ada
Di sekolah, guru-guru semakin miskin saja, sementara itu program sekolah berjalan asal jalan. sedang bendahara sekolah terlihat makmur saja dari pegawai TU lainnya.
Asal mulanya dia seorang guru, namun karir Pak Kepala Sekolah kelihatan lebih cepat untuk menjadi Kepala Sekolah dan terlalu awet untuk menduduki jabatan,seangkatannya telah lengser, padahal yang mengantri untuk menggantikannya banyak sekali
Setelah semua bukti terkumpul berdasar analisis yang tajam maka terbuktilah " Pak Kepala Sekolah Memang Koruptor Kelas Teri" Si penuduh sekarang menjadi bingung Bukti apa yang akan di buka, dimana membuka bukti, dan siapa yang akan menerima bukti ini, dan siapa yang mau peduli dengan koruptor kelas teri, sedang yang kelas kakap saja bebas kemana-mana
Tiba-tiba si penuduh merenung, dan menggumam: "Sudahlah, kapan lagi seorang guru bisa menikmati hidup cukup, kalau tidak menjadi Kepala Sekolah".
Oleh : Vala Olala
|
|||
Copyright ©2000, Guruvalah Inc., All Rights Reserved |
||||