BUKU TAMU     KIRIM ARTIKEL      LINK FAVORIT     DISKUSI      KONTAK      BERITAHU TEMAN     POLLING  

 

Terima Kasih Telah Menghampiri :

 

KIAMAT SUDAH DEKAT

 

Aku sekarang tidak tertarik dengan kamu

Sebab kamu selalu membawa dosa

Aku terlalu takut untuk mati

Lihat disekitarku, semua tak peduli mati

Semua berfoya-foya tanpa peduli bahwa ada makhluk lain yang sengsara

Aku diantaranya

Orang yang berfoya-foya itu

Rasanya bangga jika aku bisa menumpuk dosa dan menyakiti sesama

Bangga, bangga sekali

Makanya aku takut mati

Dunia ini indah sekali

Bagi orang yang tak peduli

 

Sekali lagi kukatakan, aku sekarang tidak tertarik denganmu

Karena kamu tak bisa membantu

Kiamat sudah diambang pintu

Aku sekarat

Napasku tinggal satu-satu

Tapi aku takut menghadapi-MU

 

Oleh :  Yn. Valah

 

 

KEMARIN ADA YANG MENINGGAL

 

Kemarin ada yang meninggal

Seorang mahasiswa yang masih muda belia

Wajahnya rupawan seperti tanpa dosa

Mayatnya masih hangat, darah memerah

 

Dia ditusuk dengan badik oleh dosennya sendiri

Yang membimbingnya hingga dia hampir menjadi sarjana

Muaranya adalah masalah amarah

Amarah yang tidak bisa di tunda

Mempertahankan gengsi dan martabat keluarga, katanya

Padahal mereka biasa menggunakan logika

 

Siapa yang salah diantaranya

Kita tidak tahu

Namun yang pasti

Yang satu menjual yang satu membeli

Yang satu di alam baka yang satu di alam penjara

Yang satu dianggap pahlawan yang satunya dianggap pecundang

Yang satu lupa menghormati yang satu lupa menghargai

 

Kadang penyesalan memang harus nanti

Kadang amarah memang harus dikedepankan

Kadang kebenaran harus diperjuangkan

Kadang demi harga diri harus membawa korban

Padahal di dunia ini

Di dunia tidak ada yang benar

Di dunia hanyalah tempat kebohongan belaka

Hanya Allahlah yang benar

Allah yang maha mutlak

Maha Absolut

 

Jadi mengapa, dosen harus membunuh mahasiswa

Yang dibimbingya hingga akan menjadi sarjana

 

Oleh : Falah Y

Cari di sini

Site  Web

powered by FreeFind

Muridku Itu

 

Muridku itu bodoh sekali

Sering kali kumaki-maki

Dan kutempeleng wajahnya

Hatinya selalu kusakiti

Biar mengerti

 

Muridku itu nakal sekali

Sering kali kuajak berkelahi

Dan kuberi tusukan belati

Jasadnya tak pernah mati-mati

Biar tahu diri

 

Itu caranya aku

Mendidik diriku sendiri

Melecut seluruh kalbu

Biar mandiri

Menyongsong esok pagi

 

Oleh : Ryan Ivon

 

 

Pak Kepala Sekolah Itu

 

Pak Kepala Sekolah itu kemarin dituduh menggunakan uang sekolah untuk keperluan pribadi

Pak Kepala Sekolah itu kemudian di tegur oleh si penuduh yang kebetulan wali murid, bahwa hal itu tidak benar

Tentu Bapak Kepala Sekolah bilang itu tidak benar

Walaupun  tuduhan itu benar

Kemudian sipenuduh melaporkan Pak Kepala Sekolah ke atasannya

Agar dia memperoleh pelajaran berharga

 

Rupanya Pak Kepala Sekolah tetap menjadi Kepala Sekolah

Bertampang biasa saja, tanpa wajah penuh dosa 

Si penuduh itu ganti menuduh bahwa atasan si pak Kepala Sekolah sudah di suap

 

Si penuduh semakin penasaran dan mencoba mencari cara sendiri untuk membuktikan tuduhan, kemudian mulailah menghitung kekayaan dari sekian tahun menjadi guru hingga menjadi Kepala Sekolah.

 

Rumah Tiga buah, 5 buah tanah kaplingan, punya kebun 2 hektar,  Sepeda motor tiga, Anak dua kuliah semua, baru membeli mobil walaupun bukan kelas mewah, Isi rumah lengkap dan mewah untuk ukuran guru, hutang di Bank tidak punya. Istri hanya Ibu rumah tangga, bisnis sampingan lain tidak ada

 

Di sekolah, guru-guru semakin miskin saja, sementara itu program sekolah berjalan asal jalan. sedang bendahara sekolah terlihat makmur saja dari pegawai TU lainnya.

 

Asal mulanya dia seorang guru, namun karir Pak Kepala Sekolah kelihatan lebih cepat untuk menjadi Kepala Sekolah dan terlalu awet untuk menduduki jabatan,seangkatannya telah lengser, padahal yang mengantri untuk menggantikannya banyak sekali

 

Setelah semua bukti terkumpul berdasar analisis yang tajam maka terbuktilah " Pak Kepala Sekolah Memang Koruptor Kelas Teri"

Si penuduh sekarang  menjadi bingung

Bukti apa yang akan di buka, dimana membuka bukti, dan siapa yang akan menerima bukti ini, dan siapa yang mau peduli dengan koruptor kelas teri, sedang yang kelas kakap saja bebas kemana-mana

 

Tiba-tiba si penuduh merenung, dan menggumam: "Sudahlah, kapan lagi seorang guru bisa menikmati hidup cukup, kalau tidak menjadi Kepala Sekolah".

 

 

Oleh : Vala Olala

 

Copyright ©2000, Guruvalah Inc., All Rights Reserved  

Hosted by www.Geocities.ws

1