BUKU TAMU     KIRIM ARTIKEL      LINK FAVORIT     DISKUSI      KONTAK      BERITAHU TEMAN     POLLING  

 

Terima Kasih Telah Menghampiri :

Silah Unduh Artikel & Hasil Penelitian:

 

 INTEGRASI BASIC LIFE SKILLS DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : REKAYASA PENGEMBANGAN DIRI MENJADI PRIBADI MUSLIM IDEAL

(PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM ABAD KE-21)

Rokhma Hidayati, S.Psi *

 

*) Guru Bimbingan dan Konseling MAN  Mojokerto – Jawa Timur

 

 

I. PENDAHULUAN

Setiap tahap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di era globalisasi saat ini memberikan dampak perubahan dalam semua aspek kehidupan dengan perubahan yang berkembang cukup pesat. Perubahan tersebut terjadi pada berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya, tak terkecuali adalah bidang pendidikan.

 

Dunia pendidikan yang bertujuan menjadikan peserta didik sebagai manusia yang utuh dan sepurna [1],  mendapatkan tantangan atau tuntutan aktualisasi tujuan normatif tersebut. Disamping itu, pendidikan juga bermakna usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang[2]. Namun, sudahkah pendidikan yang ada saat ini benar-benar dengan kesadaran penuh mempersiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan hidupnya dimasa yang akan datang?. Dalam kenyataannya terdapat evaluasi yang menunjukan ada gejala atau kasus bahwa proses pendidikan sekarang kurang mampu mengikuti dan menanggapi arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat dengan indikasi munculnya berbagai kasus penyakit sosial dimana pelaku utamanya dalah pelajar.

 

Pada tahun 2000 saja, menurut data dari National Drug Abuse Prevention Center (NDPC) sekitar 70% dari empat juta pecandu narkoba tercatat sebagai anak usia sekolah, antara 14 – 20 tahun.[3] Selain itu seks bebas sudah menjadi fenomena penyakit sosial yang melanda remaja. Hasil survey yang dilakukan oleh Chandi Salmon Conrad di rumah Gaul binaan Yayasan Pelita Ilmu ditemukan 42% remaja menyatakan pernah berhubungan seks dan 52% diantaranya masih aktif menjalaninya, survey ini melibatkan 117 remaja berusia 13 – 20 tahun [4]. Bentuk demoralisasi lain yang ditampilkan pelajar antara lain seperti perkelahian atau tawuran pelajar dengan menggunakan senjata tajam, bahkan ada yang sampai memaka korban dari peristiwa tersebut.

 

Dunia pendidikan juga mendapatkan tantangan kedepan berupa persaingan Sumber Daya Manusia. Dalam konteks persaingan sumber daya manusia ini , bangsa Indonesia tampaknya harus bekerja keras meningkatkan kualitas pendidikan, dimana angka Human Developmen Index (HDI) Indonesia mendapatkan peringkat 106 di dunia[5]. Dalam dunia pendidikan formal juga sering dijumpai kenyataan bahwa peserta didik meskipun mendapatkan nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dalam situasi yang lain.[6]

 

Realitas yang ada saat ini, banyak sekali kita lihat siswa atau remaja yang terjebak dengan rutinitas lingkungannya. Ke sekolah setiap hari, tapi tanpa pernah dibantu untuk melakukan perenungan tentang hakikat mereka hidup, apalagi perencanaan masa depan yang mereka inginkan dan melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan masa depan yang mereka inginkan. Yang banyak dilakukan oleh orang tua maupun guru adalah sebatas mengupayakan agar anak mereka rangking dan sukses masuk perguruan tinggi, sehingga tidak mengherankan jika bagi banyak siswa seolah-olah belajar adalah beban dan penugasan, bukan sebagai bagian dari rencana hidup untuk sukses mereka di masa depan.

 

Fenomena yang tampak dari kehidupan pelajar, seperti yang dijelaskan diatas dari mulai banyaknya siswa yang menghabiskan waktu dengan percuma dengan nongkrong di pinggir jalan dan bersantai sampai beragam kasus tindak kriminalitas, amoral yang secara kuantitas maupun kualitas terus meningkat, hal ini menjadi tantangan bagi pendidikan secara umum dan pendidikan agama Islam secara kusus dikarenaka besarnya harapan masyarakat pada pendidikan agama Islam untuk mampu membekali setiap peserta didik mampu meghadapi   berbagai tantangan masa depan,  baik yang bersifat imunitas terhadap segala penyakit sosial yang ada ataupun yang bisa menghantarkan peserta didik memiliki daya saing dalam kualitas sumber daya manusia, dan semua itu bisa tercapai, salah satunya dengan integrasi ketrampilan hidup yang sangat diperlukan (basic life sklills) dalam pendidikan agama sesuai dengan ajaran Islam yang syamil dan mutakamil.

 

1.1.   Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut  :

1. Bagaimana pandangan Islam tentang urgensi memiliki ketrampilan hidup yang mendasar (basic life skills)?

2.  Bagaimana konsep integrasi basic life skills dalam pendidikan Islam dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa?

 

1.2.   Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Menjelaskan sisi normatif pandangan Islam terhadap urgensi integrasi basic life skills pada pendidikan agama Islam

2. Mengetahui manfaat konsep basic life skills dalam pendidikan Islam

 

1.3.   Manfaat Penulisan

Dari penulisan tentang  Urgensi Basic Life Skills dalam Pendidikan Agama Islam, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan  bahan masukan bagi inovasi pendidikan agama Islam agar lebih memiliki peran konstruktif dalam kehidupan abad ke- 21

2. Memberikan Pembaharuan konsep dalam pendidikan agama Islam, dengan penekanan integrasi ketrampilan hidup yang mendasar bagi manusia dalam pendidikan agama Islam.

 

II. URGENSI LIFE SKILLS

 

2.1. Urgensi Basic Life Skills sebagai upaya Pengembangan Diri : Perspektif Islam

 

Salah satu komisi UNESCO mencanangkan serangkaian konsep dalam mempersiapkan pendidikan manusia abad ke 21, dimana perlunya peserta didik dilatih untuk bisa berpikir (learning to think), bisa berbuat atau melakukan sesuatu ( Learning to do), dan bisa menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana ia ingin menjadi ( learning to be). Tidak kalah penting dari itu semua adalah belajar bagaimana belajar (Learning how to learn) baik secara mandiri maupun dalam kerja sama dengan orang lain ( learning to live together).[7]

Jauh sebelum UNESCO mencanangkan hal tersebut, Islam sebagai agama yang tidak dapat diragukan kesempurnaanya, telah memiliki konsep bagaimana mengajarkan kesuksesan dalam dua kehidupan manusia yakni di dunia maupun di akhirat, yakni sebagaimana firman Allah; “ Wahai orang orang beriman,bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang telah kamu kerjakan” [8]. Hal ini diikuti dengan petunjuk operasional dari Allah swt “Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan…”.[9] Sehingga tugas dari setiap manusia yang telah bersyahadat adalah bagaimana memasukkan Islam yang Ideal dalam wadah kepribadian kita, dalam hal ini  dibutuhkan ketrampilan hidup (basic life skills)  agar dapat menjadi muslim ( orang Islam) dalam batasan wadah kepribadian manusia yang unik.

 

Definisi basic life skills adalah Ketrampilan hidup yang mendasar, sangat diperlukan dalam mengelola hidup dan merencanakan masa depan disertai langkah sistematis untuk mencapainya[10]. Sedangkan definisi pengembangan diri adalah usaha terencana untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mencerminkan kedewasaan pribadi guna meraih kondisi yang lebih baik lagi dalam mewujudkan citra diri yang diidam-idamkan[11]. Sehingga dari dua definisi di atas dapat dilihat bahwa terdapat irisan antara basic life skills dengan pengembangan diri, dimana basic life skills digunakan sebagai upaya dalam pengembangan diri

 

Sarana pertama yang dilakukan untuk pengembangan diri yang penting  agar menjadi pribadi yang ideal memerlukan beberapa tahapan dalam proses belajarnya antara lain: Memiliki konsep diri yang jelas yakni memahami diri sebagai wadah kepribadian. Konsep diri merupakan gambaran dan penilaian tentang diri seseorang yang bersifat unik[12], Allah SWT berfirman : “ Bertaqwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu”.[13] Ini berarti bahwa Allah mengetahui keterbatasan manusia, dan dalam ukuran kemampuannya itulah manusia dituntut berIslam. Nabi kita tercinta bersabda “ Allah merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya [14] Ini  bisa dilakukan dengan mengetahui konsep diri atau gambaran tentang diri seseorang yang bersifat unik dengan perenungan meliputi apa tujuan penciptaan manusia?[15] apa tugas kemanusiaan yang harus dilakukan?[16] apa makna hidup ini sesungguhnya?[17], dan sebagainya[18].

 

 Ibnul Qoyyim berpendapat bagaimana supaya manusia dapat mengenal dirinya yaitu dengan memiliki dua pengetahuan terpenting antara lain mengenal Allah dan mengenal manusia, mengetahui Allah berarti mengetahui tujuan hidup, sedangkan mengetahui dirinya sendiri berarti mengantar bagaimana sampai pada tujuan[19]. Selanjutnya menuntut pemahaman bagaimana model manusia ideal standar Islam agar pengembangan diri lebih terarah.

 

2.2.  Model Pribadi Muslim Ideal

Model manusia muslim adalah model manusia yang memiliki tingkat afiliasi yang tinggi terhadap Islam, berpartisipasi untuk menebarkan nilai Islam selanjutnya berkontribusi menegakkan Islam[20], dimana manusia memahami dengan baik mengapa memilih Islam sebagai agama yang akan melahirkan : komitmen aqidah/ideology yaitu memahami satuan satuan ajaran Islam sebagai system dan tatanan hidup, komitmen syariah/ metodologi yaitu Paham bagaimana menerjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, serta komitmen akhlaq yaitu pribadi adalah sebagai penjelmaan dari apa yang dipahami. Ketiga komitmen ini membentuk manusia menjadi sholih secara pribadi. Pribadi yang sholih akan menjadi sempurna manakala dapat mendistribusikan kesholihannya sehingga menjadi mushlih dengan berpartipasi aktif dalam kehidupan dengan bekal pengetahuan  sosial humaniora dan penguasaan medan lingkungan sosial budaya tempat manusia hidup, selanjutnya berkontribusi produktif dalam sejarah kehidupan manusia

 

 

2.3. Ketrampilan praktis menuju Pribadi Muslim Ideal

Ketrampilan hidup yang mendasar sebagai upaya pengembangan diri dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia sebagai “the self determining being” memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang paling baik untuk dirinya dalam rangka mengubah nasibnya menjada lebih baik. Prinsip ini tampak sesuai dengan prinsip “ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri meraka sendiri[21].

 

Pengadaptasian antara konsep diri dan model manusia muslim dilakukan dengan pelatihan dan pembiasaan praktis yang sistematis untuk mengelola hidup dan merencanakan masa depan agar hidup lebih bermakna dan bermanfaat[22]. Meliputi latihan untuk penetapan tujuan,mengurai rencana sampai detail,dan menyusun proses pencapaian, disamping penyusunan peta hidup dengan dibarengi manajemen waktu yang cermat. Hal ini akan lebih efektif dengan mengetahui pengalaman orang-orang besar lewat biografinya.

 

2.4. Beberapa manfaat memiliki basic life skills atau pengembangan diri dengan pengembangan diri [23]:

1 memiliki standar evaluasi hidup

2 memiliki focus dan keterarahan

3.  dapat menerapkan prinsip efisiensi, efektifitas dan optimalisasi

 

2.5. Integrasi Basic Life Skill dan Pendidikan Agama Islam

 

Beberapa Konsep basic life Skills yang telah dijelaskan diatas, seyogyanya terintegasi dalam pendidikan agama Islam meliputi aqidah, syari’ah, akhlak dan sejarah Islam, sehinggga dalam pembelajaran agama Islam di dalamnya terdapat latihan praktis untuk penetapan tujuan, mengurai rencana sampai detail, dan menyusun proses pencapaian, disamping penyusunan peta hidup dengan dibarengi manajemen waktu yang cermat dan mengambil hikmah dari sejarah tokoh-tokoh sukses. Hal ini sebagai upaya mengadaptasikan model pribadi muslim ideal ke dalam wadah kepribadian individu.

 

Dalam hal ini pendidikan agama Islam tidak terlepas dari pembimbingan atau asistensi pada peserta didik agar memiliki nilai-nilai yang akan menentukan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang antara lain[24] :

a. Kesadaran, dengan memiliki visi-dan misi dalam hidup atau konsep diri yang jelas; b. Keterarahan, dengan memiliki life planning; c. Keteraturan, dengan memiliki program dan skedul; d. Kemauan, memiliki dorongan berprestasi yang tinggi; e. Kompetensi, dengan memiliki kemampuan dasar yang menjadi unggulan

f. Inovasi, dengan memiliki kemampuan melakukan pengembangan berkesinmbungan; g. Keseimbangan, dengan memiliki keseimbangan dalam sisi hubungan kemanusiaan dan nuansa spiritual

 

Beberapa nilai di atas akan memberikan panduan bagi siswa agar mereka selanjutnya menerjemahkan menjadi kebiasaan-kebiasaan hidup sebagai bekal menghadapi segala tantangan zaman yang dilaluinya dengan sukses baik dimensi dunia dan akhirat.

 

C. PENUTUP

Integrasi Basic life skills dalam pendidikan agama Islam memberikan kemampuan pada peserta  untuk mengelola dan merencanakan masa depan, sehinggga pelajaran aqidah, syariah, akhlak dan sejarah Islam tidak hanya sebatas pengetahuan tetapi lebih sebagai inspirasi yang menjadi daya dorong juga kemampuan untuk sukses dalam mengarungi kehidupan. Karena Rencana dan tujuan masa depan yang telah ditunjukan oleh Islam  jika diikuti dengan langkah sistematis untuk mencapainya, akan membawa kesuksesan bagi individu dalam menghadapi tantangan zaman dan melahirkan orang-orang yang berprestasi.

 

 CATATAN KAKI


[1] Drijakarya, Drijakarya Tentang Pendidikan, (Jogjakarta: Kanisius, 1980) 129

[2] Sudarminto, Transformasi Pendidikan Memasuki Milineum Ketiga, (Jogjakarta: Kanisius, 2000), 3.

[3] Nugroho Widiyantoro, Panduan Dakwah Sekolah, (Bandung: Asy-Syamil, 2003), 12.

[4] Kompas, 9 Maret 2000.

[5] Republika, 28 Maret 2002.

[6] Semiawan, Pendekatan Ketrmpilan Proses, (Jakarta: Gramedia: 1989), 6

[7] Sudarminto, Transformasi…, 6-7.

[8] Q.S. 59:18

[9] Q.S 2:208

[10] Marwah Daud Ibrahim, Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan, Jakarta: MHMMD, 2004), 8

[11] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dalam Islam,(Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2001),127

[12] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 1999),99

[13] QS. At Taghabun 16.

[14] HR. Muslim.

[15] Q.S Adz Dzariyat :56.

[16] Q.S al-Baqarah:30.

[17] Q.S 2 : 201

[18] Marwh Daud Ibrahim, Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan…, 18

[19] Anis Matta, Model Manusia Muslim ( Bandung : Asy Syamil,2000) 21

[20] Anis Matta, Model Manusia Muslim …10-13

 

[21] Q.S 13:11

[22] Marwah Daud Ibrahim, Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan…,18

[23] Anis Matta, Model Manusia Muslim…, 44

[24][24] Anis Matta, Model Manusia Muslim…, 128

 

Cari di sini

Site  Web

powered by FreeFind

 

 

Komentar Pada Tulisan Ini :

 

Name :
E-mail :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

 

Last Update:

 

Since June,18.2000

Copyright ©2000, Guruvalah Inc., All Rights Reserved  

Hosted by www.Geocities.ws

1