CERPEN:

 

GURUKU SANG TERSANGKA
Oleh : Ema Novalina
Email : [email protected]

*) Ema Novalina adalah siswa SMK Negeri 1 Samarinda angkatan 2002, Jurusan Sekretaris


Di SMU HARAPAN, semua murid harus tinggal diasrama tetapi saat libur semester mereka boleh pulang ke rumah masing-masing. Mereka berenam satu kelas di kelas I-1. Tika, Nina dan Vera satu kamar di asrama wanita dan Rio dan Indra satu kamar di asrama laki-laki. Pagi itu saat hari pertama masuk kelas, mereka pun saling berkenalan dan tiba-tiba seorang guru masuk kekelas kami. Lalu menyapa "selamat pagi anak-anak" dan kami menjawab " selamat pagi Bu" setelah itu Ibu tersebut memperkenalkan diri "nama Ibu adalah Yulianti dan Ibu juga wali kelas kalian " lalu bertanya " apakah kalian sudah berkenalan ? kalau belum silahkan kalian berkenalan dan Ibu akan kembali keruang guru" "ada seorang laki-laki diujung tembok sana yang sedang memperhatikanku" ujar Tika dalam hati. "ternyata saat kuingat dia adalah Rio, lekaki yang sudah berkenalan dengan kami saat bertabrakan di depan kelas tadi", ujar Tika dalam hati.

 

 

 

Tiba-tiba Rio tersenyum untuk Tika hingga membuat Tika tersipu-sipu malu. "Wah cantik sekali cewek itu, pengen deh rasanya ngombrol banyak dengan dia" pikir Rio. Eh coba lihat cowok yang didekat tembok itu, cakep juga ya" kata Tika. "Oh yang itu, Rio khan namanya, tahu gak kamu Tik, dari tadi dia itu memperhatikan kamu sambil senyum-senyum lho"kata Nina. Ucapan Nina itu membuat Tika tambah senang. Saat pulang sekolah tiba-tiba Rio menyapa Tika "Hai mau pulang ke asrama ya kok sendirian, emangnya kamu sedang buru-buru ya ?" tanya Rio dan Tika menjawab "Tidak, aku tidak sedang terburu-buru kok". "Kalau tidak, boleh aku ngombrol lebih lama dengan kamu sebelum bel masuk ke asrama berbunyi ? " tanya Rio. Lalu Tika menjawab boleh dan mereka berbicara panjang lebar mengenai diri mereka masing-masing hingga bel masuk ke asrama berbunyi. "Tet�tet�tet� tanya bel asrama berbunyi "Rio sudah dulu ya nanti aku kena marah lagi kalau terlambat masuk ke asrama" ujar Tika. "Iya selamat istirahat aja deh moga nanti malam kamu mimpiin aku ya " ujar Rio. Lalu Tika tersipu malu-malu. Dari waktu itu sudah mulai tumbuh getar-getar cinta antara mereka .

keesokan harinya matahari bersinar cerah, mereka bertiga dan siswa-siswi lain nya kembali kesekolah seperti biasanya dan hari ini sudah mulai aktif belajar. Jam pertama di kelas mereka adalah pelajaran Biologi. Saat mereka asyik berbicara masing-masing, tiba-tiba seorang guru masuk. "selamat pagi" guru itu menyapa " hari ini adalah hari pertama Bapak masuk ke kelas kalian dan Bapak mengajar pelajaran biologi" Ujar guru itu lagi lalu Ia bertanya "apakah ada pertanyaan". Dan Vera menganjungkan tangannya "Pak saya , nama saya Vera saya ingin bertanya nama Bapak siapa dan alamat Bapak dimana" tiba-tiba teman sekelasku menyorakinku "uh�.. cuit se�. Vera, Ver nanti malam mau ngapelen Bapak ya". Ternyata Bapak guru itu mendengar dari salah satu muridnya yang bernama Heri. Setelah ucapan Heri itu, lalu teman-teman yang lain pun ikut tertawa. Baik Bapak akan menjawab pertanyaan Vera "Nama Bapak adalah Jaka Tioman dan alamat Bapak sama seperti kalian juga yaitu diasmara ini tepatnya di asrama guru" sambil guru itu menulis di papan tulis. "Wah Pak, siapa ? Jaka Tioman kok lucu sih Pak namanya, Pak arti Jaka Tioman itu apa ? Ujarnya Heri menyindir. Ha ha�ha� ih gitu aja gak tau Jaka Tioman itu artinya Jejaka Tuan Menjadi yang seperti mandor gitu sahut Adit. Lalu Pak Jaka hanya tersenyum. "Tenang-tenang, kalau saya tidak tau kenapa orang tua saya dulu memberi nama Bapak Jaka Tioman " jawab pak Jaka. Setelah itu pak Jaka mengabsen seluruh siswa di kelas kami "sekarang kita mulai pelajaran hari ini" kata Pak Jaka menyuruh murid-muridnya. Setelah itu Pak Jaka akan menjelaskan topik yang dipelajari hari ini, tapi beberaoa jam kemudian bel istirahat berbunyi dan seluruh siswa keluar kelas. " Yo, kok aku ngerasa gak suka sih sama Pak Jaka " kata Heri, lalu Rio menjawab " emangnya kenapa Ri, kelihatanya Pak Jaka itu baik kok orangnya" " ya gak tau tapi bawaan ku ngeliat Pak Jaka tuh sebel aja and enek deh kayaknya" kata Heri lagi "Eh boleh gitu" Jawab Rio " Tapi kan kita gak tau Pak jaka itu gimana" Kata Heri " udah lah gak usah bicarain itu yang penting kita ke kantin aja dulu untuk makan, perut nih berbunyi terus. kata Indra menyahut. Ternyata pembicaraan mereka itu, tidak sengaja didengar oleh Pak Jaka dan dia sangat marah dengar hal tersebut. Tiba-tiba Pak Jaka melihat Ibunya merada disampingnya dan Ibunya itu menganggukan kepalanya seakan menyuruh Jaka membunuh Heri. Heri selalu membawa obat sakit kepalanya karena terkadang ia menderita sakit kepala dan Ibunya Heri selalu mengingatkan untuk meminumnya apabila sakit kepalanya kumat.

 

Setelah semua jam pelajaran usai, mereka kembali ke asrama kecuali Rio dan Tika. Mereka bertemu dan berbicara dibelakang sekolah. Saat sore hari, tidak tau kenapa Heri merasa kepalanya sakit dan ia langsung mengambil air putih ke dapur ternyata Pak Jaka mengikutinya sambil membawa sebuah racun. Waktu itu Heri sendiri, tidak ada orang dikamarnya karena Indra pun sedang mandi.Saat di dapur Heri langsung menuangkan air putih ke gelasnya tapi tiba-tiba Indra berteriak "Hei ada orang didapur? Kalau ada aku minta tolong ambilkan handukku di kamar !" "Dra itu kamu ya" jawab Heri "Iya Eh Heri tolong dong ambilkan handukku di kamar tadi ketinggalan" kata Indra " aduh Indra�Indra macam-macam aja kamu tuh!" sahut Heri. Saat Heri ingin mengambilkan handuk kekamar, Ia lupa membawa air putihnya. Jadi Pak Jaka berkesempatan memasukan racun itu ke gelasnya Heri, tiba-tiba Indra berteriak "Her�Heri cepatan dong udah kedinginan nih" sambil membuka sedikit pintu kamar mandi dan Indra terkejut karena Pak Jaka ada didapur. Pak Jaka pun menoleh "eh Pak Jaka, lihat Heri Pak? Pak sedang apa disini" Tanya Indra "oh kayaknya Heri ke kamar, kalau saya mau ambil minum!" jawab Pak Jaka. Lalu Pak Jaka pun pergi ke kamarnya. Beberapa menit kemudian Heri datang untuk memberikan handuk kepada Indra dan setelah itu Heri mengambil minumnya "sedang apa Her?" tanya Indra " Nih minumku tadi ketinggalan" Jawab Heri "Eh nanti habis ini aku mau keperpus mau ikut nggak? Tanya Indra lagi " Enggak deh kayaknya, aku mau istirahat aja soalnya kepalaku sakit" Jawab Heri. Indra setelah mandi pun pergi keperpus sendiri dan Heri juga langsung meminum obatnya. Heri bukan hanya sekali saja menderita sakit kelapa selama di asrama tetapi kemarin malam pun Ia sakit kepala. Beberapa jam kemudian Heri jatuh ke lantai dan tidak ada yang tau. Tiba-tiba Doni lewat kamar Heri dan melihat Heri tergeletak di lantai,lalu Doni pun berteriak minta tolong. Saat Heri diperiksa ternyata Heri sudah meninggal dunia dan Ibu Ratna selaku Kepala sekolah menelepon keluarga Heri dan polisi setempat. Polisi tersebut menyelidiki kasus Heri dan kematian Heri diduka karena kelebihan dosis dalam meminum obat sakit kepala.

 

Indra asyik membaca buku hingga tidak tahu apa yang terjadi dengan teman sekamarnya itu. Setelah selesai membaca, Ia ingin kembali kekamar tetapi saat lewat di depan kantor kepala sekolah, Ia melihat banyak kerumunan orang berkumpul disana. "Kak �Kak Doni Ada apa ya?" tanya Indra bingung. " oh Indra, Dra temanmu Heri meninggal dunia" Jawab Doni. Indra terkejut dan buku yang dibawanya berjatuhan kelantai. " Apa? Ya Tuhan Apa yang terjadi Kak ?" kata Indra. "aku tidak tau saat aku lewat di depan kamarmu aku melihat Heri sudah tergeletak di lantai" Tegasnya Doni. "padahal kan aku tadi sempat meminta tolong sama dia, trus apa yang terjadi selanjutnya" tanya Indra dalam hati. Ibunya Heri keluar dari ruang kepala sekolah untuk membawa jenazah Heri pulang ke rumah untuk dimakamkan lalu Indra mengucapkan berduka cita kepada keluarga Heri. Indra ingin segera kembali kekamarnya, saat itu melewati suatu gudang, sambil Indra mengingat-ingat lagi kejadian sebelum Heri meninggal dan Ia telah mengetahui sebab kematian teman sekamarnya itu. Indra berfikir sebelum Heri meninggal dia meminum obat dan air putihnya sempat tertinggal di dapur lalu saat Indra memanggil Heri Pak Jaka berada juga di dapur itu. Indra mulai curiga dan Ia ingin menyelidiki Kasus Heri tersebut. Tetapi, tiba-tiba Ia mendengar ada suara di gudang itu dan Indra mengintipnya, ternyata didalam ada Pak Jaka, Indra mendengar suara Pak Jaka "ha�.ha�ha�Bu, sudah kuhabisi orang itu Bu" "tidak ada seorangpun yang tau Bu kalau aku yang melakukannya" "Ha, ternyata dugaanku benar kalau Pak Jaka yang telah membunuh Heri" ucapnya dalam hati. Saat Indra mau pergi Ia tersandung dan Pak Jaka mendengar serta sempat melihat Indra telah mendengarkan perkataannya tadi. Sepertinya Ia akan melakukannya lagi kepada Indra.

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi dan seluruh siswa diwajibkan bagun untuk menjalankan sholat shubuh. Rio dan Indra terbangun dan Rio ternyata ada janji untuk berangkat ke mesjid bersama Tika dan Ia berpamitan untuk pergi ke mesjid duluan. Jadi Indra berada di kamar sendirian, saat itu Pak Jaka sedang berkeliling dan bertemu dengan Rio yang akan berangkat kemesjid sendiri terus Ia bergegas menjalankan aksinya untuk membunuh Indra yang sudah mengetahui pembunuhan itu. Tiba-tiba Pak Jaka masuk ke kamar Indra dengan membawa saputangan yang telah diolesi obat bius dan silet. Pak Jaka menempelkan saputangan itu ke hidungnya Indra seperti yang sering kita lihat di televisi setiap hari. Lalu Indra pun pingsan dan Pak Jaka mengunakan silet itu untuk membunuh Indra di pergelangan tangannya. Jadi seakan-akan Indra mati karena stress kematian temannya dan Ia bunuh diri. kematian Indra diketahui saat semua orang sudah selesai melaksanakan sholat shubuh dengan tangan yang penuh darah. Lagi-lagi sekolah itu dikejutkan oleh kematian muridnya yang terjadi dalam sehari. Keluarga Indra dan polisi pun datang ke asrama. Keluarganya Indra sangat terkejut dan terpukul atas kematian anaknya itu. Pihak polisi pun terkejut kematian beruntun dalam sehari di asrama itu dan polisi berjanji akan menyelesaikan masalah itu. Sementara polisi menduka Kematian Indra dikarenakan stress kematian sahabatnya Heri dan Ia bunuh diri.

 

Suasana sekolahpun menjadi suasana berkabung karena peristiwa itu. Sudah beberapa hari kematian teman-temannya Rio tetapi Rio masih tampak lesu dan sedih. Rio sangat heran dan tidak menduga kematian temannya terjadi dalam sehari saja.

Hari senin pun telah datang dan mereka semua bersuka cita menyambut hari senin itu dan berusaha melupakan yang telah terjadi. Di Kelas Rio, jam pertama adalah jam Pelajaran Biologi dan Pak Jaka pun segera masuk kekelasnya, lalu setelah menjelaskan materinya Ia memberi tugas untuk membuat penelitan dan laporan mengenai materi yang telah disampaikan tadi dan tugas itu harus dikumpulkan minggu depan. Banyak murid-muridnya mengeluh tentang pemberitahuan dari Pak jaka itu termasuk Tika dan teman-temannya. Hari Rabu Tika merencakan utuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Pak Jaka di perpustakaan tetapi mereka hanya menemukan sedikit dari tugas yang disuruh "ih sebel deh udah capek-capek carinya dapatnya sedikit pula" keluh Nina sambil berjalan keluar perpustakaan "Emang Bapaknya gak tau apa tugas kita banyak gak juga ini" kata Nina lagi yang kesal, lalu mereka berbincan-bincang menggosipkan gurunya tersebut "Eh sudah tau belum gosip yang beredar" Kata Nina " belum tuh emangnya apa" Jawab Tika dan Vera " katanya sih Pak Jaka itu sudah berumur segitu belum kawin juga lho" Tegasnya Nina "Oh ya "kata Tika penasaran " Gak papa lagi biar gitu kan Bapaknya boleh juga cakep gitu" Jawab Vera " idih emang kamu yang suka sama Pak Jaka" sindir Tika " Biar ganteng kek, cakep kek tapi kalau kasih tugas jangan gini dong aturannya kan Bapak itu selalu baik sama anak muridnya supaya cepat dapet jodoh"Kata NIna dan mereka pun tertawa " udah dong jangan bicarain guru yang cekep itu"kata Vera "emangnya kamu mau ya lelaki yang tidak laku alis bujang lapuk ha ha�ha.. dan tau gak sih kata anak-anak yang lain nama Jaka Tioman itu artinya Jaka Tua Men"sindir Nina "shut�.shut�shut"kata tika mmberi tanda yang ternyata Pak Jaka sudah ada berada dibelakang mereka bertiga. Lalu mereka menyapa Pak Jaka tetapi Pak Jaka telah mendengar pembicaraan itu dan Ia sangat marah. Setiap hari Pak Jaka memperhatikan gerak-gerik Nina dan Pak Jaka telah mengetahui kebiasaan Nina bahwa setelah Nina mandi pasti Ia selalu mengeringkan rambutnya dengan hair dryer lalu Pak Jaka menyusun rencana untuk membunuh Nina. Nina adalah orang yang terakhir mandi setelah Tika dan Vera duluan selesai mandi. Tika dan Vera berpamitan jalan-jalan keliling asrama setelah mandi dengan Nina. Saat Nina mandi Pak Jaka melakukan aksinya, Ia mengelupas kabel Hair dryer milik Nina agar Nina tersetrum. Dan hal itu pun terjadi saat Nina selesai mandi, Ia mati tersetrum akibat perbuatan Pak Jaka. Lagi-lagi Bu Ratna menelepon Keluarga wali murid dan pihak berwajib. Asrama menjadi penuh tangis duka karena kematian salah satu muridnya lagi. Polisi pun ikut heran karena baru satu minggu kematian di asrama itu sudah ada lagi yang meninggal lagi. Pihak polisi berusah akan menuntaskan masalah ini secepatnya. Pak Jaka pun senang atas kematian murid-muridnya itu. Vera dan Tika tampak sedih karena kematian teman sekamarnya itu. Tetapi hanya dalam beberapa hari saja Vera kembali ke Vera dulu yang genit dan centil lagi. Vera ingin selalu tampil cantik di depan guru favoritnya itu dan selalu berbuat baik untuk menyenangkan hati Pak Jaka yang Ia selalu katakan adalah guru yang paling cakep di sekolah itu padahal Ia tidak tahu perbuatannya selama ini. Bahkan Ia terkadang tampil genit di depan gurunya sampai setiap hari senin pelajaran Biologi Vera selalu diejek oleh teman-teman sekelasnya. Hingga Pak Jaka merasa risih, sebel, marah bahkan sangat tidak suka akibat perbuatan Vera tersebut. Pak Jaka sering masuk ke gudang untuk bicara sendiri yang Ia anggap berbicara dengan Ibunya. Merasa tidak tahan akibat perbuatan Vera itu jadi Pak Jaka berencana untuk melakukan sesuatu Pada Vera. Ide ini pun muncul di benak Pak Jaka saat Ia berbicara sendiri di Gudang sekolah. "Ver, coba jangan bertingkah laku seperti itu kan gak baik Ver" tegur Tika "ya gak papa dong emang nya salah" Jawab Vera "Ya enggak sih tapi kan jangan terlalu seperti itu ah sama guru" Kata Tika "sama guru favorit sendirinya" Jawab Vera lagi " enggak tau kenapa aku punya firasat buruk tentang kamu Ver" kata Tika " alah gak usah dipikirin lah, paling cuma firasat biasa." Kata Vera. Pembicaraan mereka berhenti karena mereka berpisah ditengah jalan. Tika pergi ke perpus karna ada janji dengan Rio. Saat Tika lewat gudang disana tidak ada orang sekalipun yang lewat tetapi tiba-tiba seseorang menarik tangannya untuk masuk kegudang. "dasar perempuan jalang, tidak sopan, kurang ajar , dasar pelacur tidak tau tata krama" Pak Jaka terus mengucapkan itu sambil menyiksa Vera. Vera pun berteriak kesakitan tetapi tak seorangpun yang mendengar. Pak Jaka terus menyiksanya tanpa belas kasihan hingga akhirnya Vera mati. Saat Vera mati Pak Jaka pun baru sadar bahwa Ia membunuh orang lagi. Ia mencari akal agar pembunuhan ini tidak ada yang mengetahuinya dan Ia berfikir untuk menguburkannya di belakang sekolah. Mayat Vera pun di masukan ke karung lalu Pak Jaka menggendongmuya di pundak. Pak Jaka tidak tau bahwa dari karung itu menetes darah Vera dan darah Vera itu berceceran di jalan dan saat Tika lewat Ia melihat darah itu dan mengikutinya. Sampai akhirnya darah itu berhenti tepat di belakang sekolah dan Ia melihat Vera dikubur oleh Pak Jaka. Karena Tika tidak bisa menahan air matanya untuk menangis melihat kejadian itu hingga suara Tika terdengar oleh Pak Jaka.

 

Tika pun berlari secepat-cepatnya agar tidak tertangkap oleh Pak Jaka dan Ia melarikan diri ke asrama Laki-laki yaitu di kamar Rio. Tika menceritakan semua yang dilihatnya tadi kepada Rio. Dan mereka sepakat untuk menyelidikinya ke kamar Pak Jaka yang tidak pernah seorang pun yang masuk ke kamarnya itu. Saat mereka masuk, disana terdapat foto-foto teman-temannya yang telah mati dan telah dicoret-coret dengan pisau oleh Pak Jaka. Mereka berdua tidak menyangka atas perbuatan Pak Jaka itu karena di dalam keseharianya Pak Jaka terkenal baik dan ramah. Mereka mencoba untuk melaporkannya ke polisi Dan kepala sekolah. Lalu mereka membagi tugas Rio pergi kekantor polisi dan Tika pergi ke ruang kepala sekolah. Rio pergi ke kantor polisi karena telepon di sekolah itu masih dalam perbaikan akibat hujan semalan. Tika tidak tau kalau Ia telah diikuti oleh Pak Jaka dan akhirnya Tika pun tertangkap oleh Pak Jaka dan disekap di dalam gudang.

 

Rio dan polisi pun datang. Sekolah menjadi terkejut dan pihak polisi menjelaskannya kepada kepala sekolah dan guru-guru. Polisi mengepung tempat itu dam menggeledah seluruh sekolah untuk mencari Pak Jaka. Salah satu polisi menemukan Pak Jaka dengan menyandra Tika sambil menyodorkan golok di leher Tika di gudang. Pak Jaka langsung lari keluar dan polisi itu berteriak meminta pertolongan. Rio, polisi dan kepala sekolah datang ke tempat Polisi yang memberi informasi itu. Akhirnya Pak Jaka membawa Tika ke makam teman kami yang baru saja dibunuh nya. Pak Jaka pun berteriak "jangan menembak dan tolong bebaskan saya kalau tidak dia akan saya bunuh". Tiba-tiba ada bunyi suara dor�dor�dor� ternyata ada seorang polisi telah menembak kaki Pak Jaka dari belakang. Lalu pak Jaka,Tika dan Rio pun di bawa oleh kantor polisi untuk dimintai keterangan. Saat polisi menanyakan pembunuhan yang telah dilakukannya, Pak Jaka selalu menjawab bahwa itu bukan hasil perbuatannya tetapi hanya suruhan Ibunya. Dan polisi meminta keterangan oleh kepala sekolah tentang identitas Pak Jaka. Polisi akhirnya mengetahui bahwa Ibunya Pak Jaka sudah meninggal saat Jaka berumur 7 tahun. Polisi mencari bukti-bukti yang lengkap selama 1 minggu untuk diajukan ke pengadilan. Pengadilan pun akhirnya menyatakan Pak Jaka bersalah dan di hukum 25 tahun penjara. Tetapi Pak Jaka hanya sebentar saja di penjara karena Ia disana kerjanya hanya tertawa dan berbicara sendiri saja. Lalu pihak polisi memanggil dokter kejiwaan untuk memeriksa Pak Jaka. Setelah diperiksa, akhirnya Pak Jaka masuk Rumah Sakit Jiwa.

         

 

Last Update:

1
Hosted by www.Geocities.ws