Home|Previous Page|Next Page

Biography

Arif termenung di dalam kamarnya, tepat di depan monitor. Dia 
bingung, harus memulai dari mana. Ide ini muncul tiba-tiba dalam benaknya. Arif 
ingin menuangkan sebahagian kisah petualangannya. Dan mulailah jarinya menari 
di tuts keyboard. Namaku Arif. Umurku 24 tahun,. .. bodyku lumayan. Tidak jelek 
dan tidak terlalu bagus. Tinggi 178 cm, berat 65 kg. Terus terang. Aku seorang 
gay. Aku mendapatkannya pertama kali waktu aku kelas 3 SMP. Mo masuk SMA. Pengalaman 
seks pertamaku, masturbasi. Dan aku masih tetap melakukannya sekarang jika nafsuku 
betul-betul sudah memuncak dan tidak ada teman untuk melepaskannya. Waktu itu 
aku kelas baru menamatkan SMP. Sudah masuk masa puberku. Saat liburan sekolah  
(aku akan masuk SMA ), adik papaku yang paling bungsu tinggal beberapa bulan 
dirumah ku, dia mau mempersiapkan diri untuk ujian UMPTN. Jadi berarti aku berumur 
15 tahun dan dia 18 tahun. Karna umur kami tidak berbeda jauh, kami cepat akrab. 
Seperti abang dan adik. Namanya Rizal. Wajahnya lumayan, dia lebih tinggi dariku 
beberapa cm waktu itu. Sekarang mungkin aku lebih tinggi dari dia. Mungkin sudah 
turunan, kami dikaruniai tubuh dengan bulu-bulu yang lebat. Tangan, dada, kaki, 
penuh dengan bulu. Dan karna kulit kami kuning langsat, jadi sangat cocok dan 
terlihat jantan. Sudah hampir 2 bulan aku sekamar dengannya tak ada kejadian 
aneh antara kami berdua. Tapi, ada satu yang selalu aku herankan. Hampir tiap 
tengah malam Rizal selalu terbangun dan ke kamar mandi. Didalam kamarku ada 
kamar mandi. Sekitar 15-20 menit baru balik lagi ke tempat tidur. Dan makin 
lama aku jadi penasaran. Dan aku bertekat, harus tau apa yang dia kerjakan di 
kamar mandi ditengah malam.   Aku mulai melakukan persiapan. Saat siang 
hari dia tidak ada dirumah. Aku mulai beraksi. Aku buat dua buah lubang kecil 
di pintu kamar mandiku yang tipis. Diujungnya aku pasang sejenis lensa, seperti 
yang ada di pintu utama. Jadi, saat kutempelkan wajahku ke pintu, kedua mataku 
tepat di lubangnya. Seperti memakai teropong.  Dan yang betul-betul menguntungkan, 
WC ku model duduk dan tepat menghadap ke arah pintu. Jadi, saat aku lihat dari 
luar jelas terlihat bagaimana bentuk orang yang duduk di WC. Sangat-sangat jelas 
dan dekat. Aku sudah tak sabar ingin mencobanya. Saat Rizal pulang, kerjaanku 
telah beres. Sore hari, saat dia mandi, aku mulai iseng, aku ingin mencoba lubang 
buatanku. Sekitar 1 menit dia didalam, aku mulai menempelkan wajahku ke pintu. 
Dan.. wow.. Jelas terlihat. Aku dapat melihat Rizal sudah telanjang bulat, membelakangiku. 
Bulu-bulu dipahanya cukup lebat, dan saat dia agak menunduk, tersembul bulu-bulu 
tebal yang menghiasi lubang pantatnya. Hmm.. ku pikir, tak jauh beda dengan 
punyaku. Aku bosan juga melihatnya. Habis cuma bagian belakang terus. Tiba-tiba 
dia berbalik dan duduk di WC. Cukup besar juga kontolnya. Tapi tidak tegang. 
Sedikit terkulai di tengah-tengah pahanya. Kepala kontolnya yang bikin aku kagum. 
Besar, mirip cendawan yang sedang mekar. Tangannya mulai menyibak-nyibak bulu 
jembutnya yang tebal. Kontolnya mulai dia elus. Perlahan-lahan. Digesekkannya 
jari telunjuknya di daerah V terbalik tepat berada antara kepala dan batang 
kontol. Puh� kudengar dia meludah. Ya ampun� kontolnya dia basahi dengan ludahnya. 
Tangannya mulai menggenggam erat. Maju mundur. Kontolnya makin  membesar 
dan tegak. Keras. Hmm� gila.. 1 � kali dari ukurang semula. Aku yakin, ada sekitar 
18 cm. Soalnya aku bisa bandingkan dengan ukuran kontolku sendiri. Dan sekarang 
tentu sudah lebih besar lagi. Aku tidak tau tepatnya . Cukup besar dan sesuai 
dengan ukuran tubuhku. Kadang aku pikir terlalu besar untuk ukuran anak SMP 
waktu itu. Gesekan tangannya berhenti. Dengan kontol yang masih tegak, dia berdiri. 
Dan dia mulai mandi. Karna dalam keadaan tegang, kontolnya berdiri dan hampir 
nyentuh pusarnya. Aku menghentikan kegiatanku, dan cepat keluar kamar. Takut 
ketauan. Malamnya, aku sengaja berjaga-jaga dan berusaha tidak tertidur saat 
dia ke kamar mandi. Persis, seperti hari-hari sebelumnya, sekitar jam 11 malam 
dia terbangun. Dia hanya mengenakan kolor putih, tanpa baju. Aku dan dia memang 
tidur hanya mengenakan kolor atau celana pendek, tanpa baju. Dan aku kira itu 
wajar. Kami sama-sama laki-laki dan tak perlu malu. Aku pasang telinga. Terdengar 
pintu kamar mandi dibuka dan ditutup lagi, dan klik.. dikunci. Aku cepat bangkit 
dan langsung pasang aksi. Rizal sudah duduk di WC dengan kaki terbuka lebar 
dan tangannya menggenggam batang kontolnya. Aku yakin, pasti sudah tegang. Dengan 
sekali hentakan dia lepaskan kolornya. Aku menahan napas melihat kontolnya yang 
begitu tegang. Tanpa sadar, aku mulai meraba kontolku sendiri. Tegang. Puh.. 
sama seperti tadi, dia meludahi kontolnya, beberapa kali, sehingga kontolnya 
menjadi basah. Digenggamnya batang kontolnya dengan kedua tangannya. Mulai menggesek-geseknya. 
Masturbasi. Aku tau. Seperti yang aku baca di buku. Tapi aku tidak tau persis 
gimana cara melakukannya. Matanya terpejam dan mulut terbuka. Makin lama makin 
cepat. Terdengar rintihan tertahan dari mulutnya. Uh.. oh� aku menjilat bibir, 
sepertinya cukup menikmati hiburan langka ini. Seumur-umur hidupku, baru kali 
ini aku lihat orang melakukan seperti itu. Tanganku tetap mengenggam batang 
kontolku. Ada sedikit cairan keluar. Aku tarik celana sport minimku dan kulihat 
cairan bening keluar dari lubang kontolku. Aku jongkok dan terus mengamati aksi 
Rizal. Tangan kanan Rizal makin cepat mengocok kontolnya, sementara tangan kirinya 
meremas dadanya yang menonjol dan berbulu lebat. Putting susunya dia pijit. 
Tanpa sadar, aku mulai mengikuti aksi Rizal. Ku kocokin juga kontolku. Dan terasa 
nikmat.. belum pernah aku alami rasa seasik ini. Sudah hampir 10 menit. Desahan 
Rizal makin keras dan dia mulai sedikit mengejang. Menggeleng-gelengkan kepalanya, 
kiri kanan� Dan.. tiba-tiba.. cairan putih tersembur keluar dari batang kontolnya.. 
Maninya. Rizal makin mempercepat kocokannya dan mengarahkan tumpahan maninya 
ke badannya � Tangan kirinya diusapnya ke dadanya yang penuh dengan mani dan 
mulai dia oleskan ke batang kontolnya lagi. Ah.. uh.. oh..oh.. .. ku dengar 
desahannya.. Setelah beberapa kali semprotan dan aku lihat, cukup banyak.. dia 
terkulai lemas.. Tapi tetap meremas kontolnya. Dia tersenyum puas. Dengan jari 
telunjuk, Rizal mengusap-usap lubang kontolnya. Dan masih ada tetesan mani yang 
tersisa. Jari telunjukknya dia basahai, dan.. Rizal menjilati maninya sendiri. 
Sepertinya dia sangat menikmatinya. Sisa-sisa mani yang masih tercecer di paha 
dan dadanya dia usah dengan tangannya, dan dengan rakusnya, lidahnya terus menjilati 
lengketan mani dari tangannya. Aku tergegung. Tanganku masih mengenggam kontolku 
masih tegang. Dan memang ada sedikit cairan bening yang keluar dari ujung kontolku. 
Aku coba.. dan.. hmm.. asin.. tapi lumayan. Kemudian Rizal  bangkit. Dan 
secara reflek, aku berlari dan langsung telungkup diranjang. Seolah tidur lelap. 
Terdengar cipratan air. Mungkin dia membersihkan diri. Lalu balik tidur lagi. 
Mataku terpejam. Tapi pikiranku melayang. Aku membayangkan terus kejadian yang 
baru aku saksikan. Besoknnya, rumah sepi. Rizal pasti sedang kursus. Aku ke 
kamar mandi. Pelan-pelan, kulepaskan celanaku. Telanjang bulat. Polos. Kupandangi 
tubuhku. Hmm� cukup bagus. Aku duduk, dan mengingat kembali apa yang dilakukan 
Rizal. Kuludahi kontolku, dan mulai meremas-remasnya. Ah.. nikmatnya� makin 
cepat.. cairan bening mulai banyak keluar. 5 menit, 8 menit.. 10 menit� berlalu. 
Aku masih terus mengocok kontolku. OH� asikknya.. Aku pikir, kenapa baru sekarang 
aku tau betapi nikmatnya kalau kontol di kocok-kocok seperti ini. Tidak berapa 
lama, aku rasanya seperti mau pipis. Ada sesuatu yang akan keluar dari lobang 
kontolku. Dan.. crott.. crott.. Ah� Aku menjerit. Ku tekan bantang kontolku 
kuat-kuat. Menahan supaya maniku tidak keluar lagi. Ah.. nikmatnya semprotan 
pertamaku. Tapi aku tak tahan lagi. Crot-crot.. semburan berikutnya makin memberiku 
kenikmatan. Tak tertahankan.. Aku semakin kuat mendesah� uh�.. Gila.. maniku 
begitu banyak keluar, tersembut ke perut, batang kontolku, dan sebahagian di 
lantai kamar mandi. Setelah selesai. Lemas rasanya, tapi puas. Nikmat.  
Kumain-mainkah tetesan mani dipaha dengan jariku. Aku ragu. Tapi ingin juga 
merasakannya. Aku coba.. Hmm.. jilatan pertama, terasa aneh.. Tapi aku tahan.. 
ku coba lagi. Asin, bau lendir yang khas. Kujilati lagi.. dan.. hm� asik juga.. 
Makin banyak sisa mani yang kunikmati. Baru lima menit aku orgasme, kontolku 
tegang lagi. Dan aku kembali mengocok kontolku. Sejak hari itu, hampir tiap 
saat  aku melakukannya. Nafsuku memang besar. Sangat-sangat besar. Tak 
bisa ditahan. Sehari aku bisa melakukan 4-5 kali.  Tentu saja tanpa sepengetahuan 
Rizal. Suatu hari, kejadian tak terduga. Aku bisanya melakukan ritual baruku 
sekitar jam 3 siang. Saat rumah sepi. Dan Rizal masih di tempat kursus. Tapi 
entah kenapa.. Saat asik-asiknya aku melakukannya.. polos, telanjang bulat.. 
Duduk terkangkang di bangku WC.. Dreet� pintu kamar mandi terbuka. " Heiiiii�. 
" teriak Rizal. Dan Rizal tepat didepanku. Aku terkejut dan langsung pucat. 
Ku coba menutupi kontolku. Tapi tak ada pakaian disekitarku. Dan terpaksa kututupi 
dengan kedua tanganku. Dan tentu saja masih terlihat. Melihat apa yang sedang 
aku lakukan, Rizal langsung tertawa.. " Ha ha ha ha�. Lagi ngocok ya Rif� 
kok ngak ngajak-ngajak.. " .. katanya.. " Sorry Zal.. " kataku.. 
" Nggak apa-apa.. aku juga sering kok.. Enak khan..? ".. Nafsuku langsung 
turun dan aku langsung keluar kamar mandi dan mengenakan celana pendek. Duduk 
di sofa. " Kok ngak diterusin.. Nggak usah malu.. ".. kata Rizal lagi. 
" Nafsuku langsung hilang gara-gara loe kejutin..".. balasku. He he 
he he.. Rizal cuma nyengir.. " Ngomong-ngomong, kontol loe gede juga Rif,� 
Siapa sih yang ngajarin loe ngocok..?. " Elo sendiri.. ".. seru ku. 
" Ha.. ?.. gue.? ".. Rizal kaget.. " Iya.. gue sering ngintip 
loe ngocok waktu tengah malam.. Makanya gue kepingin. ".. " Oh.. ".. 
cuma itu yang keluar dari mulut Rizal. " Kalo begitu, mulai sekarang, gue 
nggak perlu ngocok diam-diam. Nggak perlu nungguin elo tidur. ". " 
huh.. gara-gara ngeliat loe ngocok tadi, gue jadi pingin juga nih.. ".. 
lanjutnya. Rizal tanpa malu-malu membuka celana jeans dan baju kaosnya. Tinggal 
celana dalam putihnya saja. Terlihat kontolnya betul-betul menonjol dari balik 
celana dalamnya. Sudah tidak muat menampung kontolnya yang gede. Dengan tenang, 
Rizal membukanya dan telanjang bulat di depanku, dan duduk di tepi ranjang. 
Kontolnya tegak menghadap keatas. " Apalagi Rif.. ayolah.. , kita lomba-an 
yuk�." Aku ragu-ragu.. " Okey lah.. ".. Langsung kulepaskan celanaku. 
Dan kini kami sudah telanjang bulat, saling berhadapan. Rizal mulai mengocok-ngocok 
kontolnya dengan kedua tangannya. Dengan tangan kananku, kuremas-remas batang 
kontolku yang sangat keras. " Nampaknya loe benar-benar amatiran Rif.. 
Ngocok gaya begitu mana enak.., mau nggak gue ajarain..? " tawar Rizal.. 
" Boleh, kataku.. " Gimana caranya..".. Rizal langsung jongkok 
didepanku. Dan tanpa ragu mengenggam batang kontolku. Kontolku dia remas-remas. 
Diaerah V terbalik dia elus-elus.. Dia ambil air luduhnya sedikit dan mulai 
mempermainkan kepala kontolku yang mirip cendawan mekar, merah. Kontolku mulai 
dia remas-remas, dan tergenggam erat di tangannya. Kocokannya memang yahut. 
Aku makin terhanyut. Aku buka kakiku lebih lebar, Kupejamkan mataku, menikmati 
sensai baru yang begitu mengasikkan. " Rif� gantian dong.. gue khan pingin 
juga ngocok.. " katanya.. " Okey� ".. Diajaknya aku naik ke tempat 
tidur. Di sana, kami saling berhadapan. Kakinya dia silangkan ketubuhku, menindih 
kedua pahaku. Dan jarak kami begitu dekat, sehingga kontol kami bisa bertemu.. 
Ku remas-remas kontol Rizal yang besar, membuat gesekan di batangnya. Begitu 
juga dengan kontolku, Karena begitu asik, tidak tau siapa yang memulai. Kedua 
kepala kami bertemu, ujung hidungku menyentuh ujung hidungnya, sehingga bisa 
kurasakan desahan nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Dan.. tanpa sadar, bibir 
kami saling bertemu. Rizal dengan nafsunya melumat bibirku. Mengulum kuat.. 
Memainkan lidahnya didalam mulutku. Akupun menjilati bibirnya, penuh nafsu. 
Tak tahan, Rizal langsung merangkulku. Mendekapku erat.. tubuhnya dia gesek-gesekkan 
ketubuhku. Akupun tak mau kalah. Sementara kedua tangan Rizal memelukku, tanganku 
dengan sigap menggenggam kontol kami. Sambil terus kucocokin. Gerakan kami makin 
liar, saling mendekap, menggesek tubuh. " Rif.. keluarkan ludahmu.. dibibirmu.. 
" pinta Rizal. Kuturuti permintaan Rizal.. Buih-buih ludahku berada di 
antara bibirku. Rizal langsung menyambarnya dengan bibirnya. Meneguknya.. " 
Lebih banyak Rif.. asik.. "� OH.. asiknya� mulutku disedot oleh bibir Rizal.. 
ganas, panas.. Kemudian Rizal memegang mukaku.. Posisinya, kepala Rizal lebih 
tinggi. Aku sedikit kebawah.. " Tampung ini,.. " katanya.. Kubuka 
mulutku, dengan sekali muntahan, ludah Rizal tersembur kedalam mulutku, banyak.. 
aku sangat menikmatinya.. mengulumnya.. menelannya.. Puas dengan permainan mulut, 
Rizal menindihku, menciumiku.. Menjilati hidung, pipi, leher� Sambil kami saling 
menekan.. OH.. hmm.. Ciuman Rizal makin menurun. Kini wajahnya tepat didadaku 
yang berbulu. Dimainkannya pentil susu kananku.. mulai dijilatinya.. Ohg. Rintihku.. 
Asik Zal� Lagi.. Terus.. dengan sedikit kasar, digigit-gigitnya.. Aku pun ingin 
melakukannya.. Kubalikkan tubuhnya.. Kini tubuhku menindih tubuhnya.. Kulakukan 
apa yang Rizal lakukan padaku tadi. " Mau yang lebih enak lagi Rif.. ".. 
tawar Rizal.. " Oh.. Zal.. terus Zal� tunjukkan ke gue.. ".. Rizal 
menyuruhku duduk, dan mulai menciumiku lagi.. Tapi kali ini makin kebawah.. 
tepat di kontolku, dengan lidahnya yang lihai, dia jilati kepala kontolku, " 
Auh� aku menjerit tertahan.. ".. " Asik Zal.. lagi.. ".. pintaku.. 
Lidah Rizal makin liar. Batang kontolku dia sapu bersih dengan lidahnya. Aku 
teruh mendesah,.. keenakan. Kini,.. kontolku sudah masuk dalam mulutnya.. Disedot-sedotnya� 
seperti es lilin. Tangan kanannya masih memang bagian pangkal batangku sementara 
sebagian batangku lagi sudah amblas dimulutnya. Permainan mulut Rizal makin 
menggila. Kini, seluruh bantang kontolku sudah masuk dalam mulutnya.. Aku tekan 
kepalanya dengan kedua tanganku, Aku bantu gerakan mulutnya.. Oh.. nikmatnya 
tak terkira.. " Terus Zal.. uh.. auouch�.. asik�.. terus� lebih cepat� 
Buah pelerku tak luput dari aksinya.. Dikulumnya bulat-bulat buah pelerku.. 
Oh.. asiknya..  Terasa biji-biji kontolku dipermainkan dengan lidahnya.. 
Sambil mengulum-ngulum buah pelerku, tangannya dengan cepat mengocok-ngocok 
kontolku.. Zal� gue mo keluar nih.. ouh.. ah� ah.. Crot� crot� tumpahlah maniku 
kemulutnya� Rizal menampung semuanya.. tak dibiarkannya setetespun terbuang.. 
Banyak sekali maniku.. Setelah habis.. Rizal mendekatiku, dan menyodorkan mulutnya 
padaku. Rupanya dia masih sisakan maniku dalam mulutnya.. Seperti permainan 
mulut sebelumnya, aku menampung maniku sendiri, langsung dari mulut Rizal.. 
Sisa-sisa mani yang berlepotan dipipinya aku jilati juga.. Nikmatnya.. Kini 
Rizal minta pelayananku� Aku akan beri kenikmatan yang tiada tara buat Rizal..  
Rizal terpekik, melenguh kenikmatan ketika batang kontolnya bermain-main dalam 
mulutku..  Kulijati batangnya� kugigit dengan lembut. Rizal sedikit menundukkan 
kepalanya dan..  ludah Rizal tertumpah di sekitar batang kontolnya sendiri. 
Aku dengan cepat menyedotnya.. membuat batang nya makin basah. Kontolku sudah 
naik lagi. Tegang seperti sedia kala.    Baru setengah permainan, 
dia minta berhenti.. " Rif,.. loe telentang lagi� " perintahnya.. 
Kuturuti kata-kata Riza. Dibukanya kaki lebar-lebar. Rizal jongkok dihadapan 
selangkanganku.. pahaku ditaruhnya dipundaknya.. Kembali batang kontolku dia 
emut-emut.. Lalu.. dengan olesan lidahnya.. lobang pantat ku mulai jadi sasaran.. 
"Aku ingin mencoba pantatmu. Boleh kan ? tanyanya tanpa meminta jawabanku. 
Dilumurinya pantatku dengan ludahnya. Begitu juga dengan jari-jari tangannya. 
Pelan-pelan dimasukkkannya jari telunjuknya ke pantatku. " Pelan-pelan 
Zal.. agak sakit ".. rintihku.. Awalnya aku merasa sedikit sakit namun 
beberapa lama kemudian rasa sakit itu berubah menjadi kenikmatan tiada tara. 
Ia lalu memasukkan jari  tengahnya  juga ke dalam pantatku. Aku semakin 
mengerang keenakan. Kini tiga jarinya telah sukses masuk kedalam pantatku. " 
Gimana sekarang.. Asikkan..?.. katanya. " Enak Zal.. lagi Zal.. ".. 
Rizal kemudian menaikkan sedikit badannya. Dan kini batang kontolnya tepat didepan 
lobang pantatku. Di gesek-geseknya kepala kontolnya dicelah-celah pantatku. 
Dan Puh� dia basahi tangannya dengan ludahnya dan disapukannya keseluruh batang 
kontolnya.. " Rif.. gue kentot pantat loe ya.. "� pinta Rizal.. ". 
Hmm.. ".. aku cuma bisa melenguh.. " Pegang kontolku, arahkan tepat 
ke lobang loe,.. Okey Rif..? ".. " Uh.. yah.,.. ".. kataku.. 
Badanku agak terangkat sedikit. Dengan kaki tertumpu pada pundak Rizal, kedua 
tanganku memegang batang kontolnya, tepat disisi lobang pantatku. Tangan Rizal 
meremas pantatku dan membuka lebar-lebar selangkanganku. Menarik kedua sisinya 
sehingga belahan pantatku yang merah mulai tampak.. Rizal mulai menekan badannya 
kedepan, dan aku menuntun kontolnya. Blub� Hmm� kepala kontolnya mulai masuk. 
Terasa sakit sedikit. Rizal diam.. Kemudian mulai bergerak lagi.. pelan-pelan. 
Terasa agak kesat.. " Zal.. kontol loe kering tuch.. ".. kata ku.. 
" Oke Katanya.. ".. Dia lepaskan batang kontolnya yang sudah masuk 
kedalam pantatku. Kontolnya didekatkannya kewajahku.. sekali sambar.. lenyap 
seluruh bantang kontolnya dalam mulutku. Dengan rakus, kuisapin lagi batang 
kontolnya.. kulumuri batang kontolnya dengan air ludahku.. Kemudian Rizal ke 
pososi semula. Mulai lagi.. Perlahan kontolnya dan menancapkan kontolnya ke 
pantatku. Aku merasakan sedikit sakit tetapi ketika aku akan protes ia menyambar  
kepalaku dan mencium bibirku dengan ganasnya. Kenikamatan melanda sekujur tubuhku 
terutama pantatku yang berisi kontolnya yang maju mundur. Tangannya bergerilya 
mengocokkan kontolku yang tak kalah tegangnya. Auh.. auh�.. Zal.. terus� enak 
Zal� auuch.. pekikku.. nikmatnya tak terkira.. Rizal makin cepat menyodok-nyodok 
pantatku. Gerakan maju mundur.. kian gentar.. Dan sekali-kali.. dia tarik kontolnya, 
hingga hanya kepala kontolnya berada dipantatku, dan dengan sekali hentakan 
hebat.. blesss�. Seluruh batang kontolnya amblas kedalam.. Aku makin terpekik.. 
terasa bulu-bulu jembutnya menyatu dengan kulitku.. Beberapa saat kemudian, 
tanpa bisa ditahannya lagi ia berkata " Rif  aku kee...lu.....arrrrrr" 
. Bersamaan dengan itu cepat menarik kontolnya dari pantat ku. Dengan sigap 
aku sambar dan mengarahkan ke mulutku.. dan.. menyemprotlah spermanya di mulutku 
berulang-ulang. Aku hanya bisa mengerang keenakan. Aku terus mengocok-ngocok 
kontolnya, Menguras habis isi kontolnya.. Karna banyaknya mani yang keluar, 
sebagian tersemprot di dadaku,� Setelah habis,.. Rizal langsung memelukku.. 
Menciumiku..  Terus meraba-raba tubuhku lagi. Dan ketika tangannya tepat 
di selangkanganku, dia sadar.. " Loe pingin ngentot juga Rif.. ".. 
katanya.. " Iya.. ".. kataku.. Dia bangkit dari tubuhku dan di tepi 
tempat tidur dia telungkup. Kakinya dilipatnya, menyentuh badannya.. Aku turun 
dari tempat tidur.. mencari sasaran. Kulihat pantat Rizal yang kenyal, menantang.. 
Langsung kumainin dulu pantatnya.. ku jilat, isap.. kutusuk pakai jariku.. Rizal 
terus mengerang..  Kubasahi kontolku dengan ludahku sendiri dan  dengan 
berdiri dilantai, sementara tubuh Rizal di atas tempat tidur.. Ku buka lebar-lebar 
lobang pantatnya dan mulailah kontolku masuk. Pelan-pelan.. Lama-lama, amblas 
semua.. Rizal menutup wajahnya dengan bantal. Menggigit bantal ketika kontolku 
mulai memasuki lobang kenikmatannya. Tapi cuma sebentar. Setelah aku mulai menyodok-nyodok 
isi pantatnya.. dia mulai berteriak.. mengeluh.. mengerang � Dia maju mundurkan 
badannya.. Saat aku tarik kontolku dia bergerak ke depan dan saat aku kedepan, 
dia bergerak ke belakang.. arah kami berlawanan.. sehingga kontolku benar-benar 
masuk sepenuhnya kedalam pantatnya.. " Rif.. sudah Rif.. tarik kontol loe.. 
, kita coba gaya lain.. " Katanya.. Didudukinya aku di kursi empuk,.. kakiku 
dia buka lebar-lebar.. Dia duduk diatasku, menghadapku. Aku tau maksud Rizal. 
Aku tahan pantatnya dengan kedua tanganku, sementara tangan Rizal menggenggam 
kontolku. Tegak.. Dan kuturunkan pantatnya.. Masuk� Rizal mulai turun naik diatas 
tubuhku.. Sambil terus bergoyang, kami berciuman.. saling berpelukan erat. Ku 
kocok lagi kontol Rizal yang menengang.. Aku tak mau kalah dengan sodokan Rizal.. 
Aku hentak-hentakkan tubuhku dengan keras ke atas.. Rizal sungguh menyukainya.. 
Dan.. " Gue mo keluar Zal.. ".. " Gue juga Rif.. ".. rintihnya.. 
Rizal bangkit dari butuhku, dan mengajakku rebahan di lantai karpet. Kami ber-69.. 
menyamping.. . Kepala Rizal bertumpu pada paha kananku.. terus menyedot-nyedot 
kontolku.. Kubenamkan kepalaku ditengah-tengah selangkangannya.. Dan.. crott�. 
Tumpah mani Rizal dalam mulutku.. Aku pun menyusul.. Setelah itu, kami sama-sama 
puas.. Kami saling berpelukan, erat. " Rif.. asik banget ngentot sama loe.. 
" Iya Zal.. loe hebat..  kok ngak dari dulu kita ngentot sih.. enak 
benget nih.. " kataku. " Mulai sekarang, tak ada hari kosong buat 
kita lagi.. kita isi hari kita dengan ngentot.. tiap saat.. ".. kata Rizal.. 
" Sippp lah.. ".. Ctrl-S. Arif menyimpan tulisannya. Tak terasa, kontolnya 
sudah betul-betul tegang. Ingin melampiaskannya. Tapi dengan siapa.. ? Arif 
sekarang ini sedang sendiri. Mengenang Rizal, seakan membuka kembali masa lalu 
yang penuh bahagia, kenikmatan.. Tiada satupun yang bisa dia lupakan saat bersama 
Rizal.. Arif mulai mengetik lagi.. " Sejak saat itu, hampir tiada hari 
tanpa ngentot. Kami tak pernah lelah. Dan tentu saja, untuk memberikan kekuatan 
tubuh kami, kami perlu banyak makan, minum susu, madu. Dan hasilnya dapat kami 
rasakan terus. Tak pernah sekalipun kami kecewa. Semua memuaskan. Suatu hari, 
Rizal mengajakku ketempat kursusnya.. Gila.. banyak cowok-cowok cakep disana�Mataku 
dengan liar curi-curi pandang. Gara-gara keasikan ngelirik, tiba-tiba.. Brak.. 
aku tabrakan dengan seseorang.. " Sorry, kataku spontan.. Dan aku tiba-tiba 
aku terpana, terperanjat Yang aku tabrak, seorang cowok bule. Tinggi besar. 
Kulit tangannya hampir tidak kelihatan, karna tertutupi dengan bulu yang lebat. 
Dia pasti dari Amerika latin. Mungkin cowok Brazil.. Aku bisa taksir umurnya 
diatas 25-an. Mungkin sudah 30-an. Dewasa. Macho Sambil tersenyum.. " Sorry 
boy.. are you okey..".. kata nya.. " Yup.. " kataku tergagap. 
Aku segera minggir dan membiarkan dia lewat, dan dia masuk keruangan yang berlabel 
" ENGLISH ROOM ".. Arif kembali termenung, tak tahan lagi. Dia harus 
segera menyalurkan gairah yang sudah dari tadi memuncak.. Segera Arif beranjak 
ke kamar mandi .,, bisa kamu bayangkan apa yang dikerjakan Arif.. 

Penulis :  ?

Hosted by www.Geocities.ws

1