Minyak Urapan Original Recepy ?


 

Minyak Urapan Original Recepy ?

 

Beberapa saat yang lalu saya dihubungi oleh banyak rekan menanyakan mengenai Minyak Urapan yang katanya dibuat menurut resep dari Tuhan sendiri seperti tertulis pada kitab Keluaran Pasal 30.

Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan adalah, 

  1. APAKAH MASIH MUNGKIN MEMBUAT MINYAK URAPAN SEPERTI YANG ALKITAB TULISKAN. 
  2. Bila masih mungkin, BOLEHKAH ? 
  3. Bila mungkin dan boleh, MENGAPA PARA RASUL DAN PARA PEMUKA AGAMA TIDAK MEMAKAI MINYAK URAPAN "ORIGINAL RECEPY" INI ?

PERTAMA 

Tentu masih mungkin meskipun untuk mendapatkan bahan - bahannya diperlukan biaya yang luar biasa tinggi. Salah satu yang termahal adalah "Mur tetesan sebanyak 500 syikal" (ayat 23). Mur tetesan berbeda dengan mur biasa, karena minyak mur tetesan ini tidak boleh disadap, atau di - juice. Melainkan harus tetesan murni. Tentu, makna rohaninya adalah minyak yang keluar dari kematangan dan dari kerelaan hati, bukan karena sayatan atau karena tekanan. Tetapi arti "jasmani"nya, tentu biaya yang sangat mahal. Di luar dari itu, bahan - bahan lainpun masih bisa diperoleh bila anda siap dengan dananya. Kendala lainnya adalah bahwa syikal yang kudus hari ini hanya tersimpan di Temple Mount Institute di Yerusalem yang tentunya tidak boleh dipinjam dengan alasan membuat minyak urapan baru.

KEDUA 

Keluaran 30: 

32 Kepada badan orang biasa JANGANLAH minyak itu dicurahkan, dan JANGANLAH KAUBUAT minyak yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu. 

33 Orang yang mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."

Bolehkah membuat minyak urapan seperti itu ? Menurut ayat 32, jawabannya adalah TIDAK BOLEH. 

  • Perintah untuk pembuatan minyak urapan ini ditujukan secara spesifik untuk dibuat oleh satu orang saja yaitu Musa. Pada ayat 32 Musa dilarang untuk membuat minyak ini lagi. 
  • Menurut ayat 33 dikatakan bahwa barangsiapa membuat minyak urapan dengan "original recepy" itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya, atau diusir. Sebagian orang menafsirkan dengan hukuman mati. Tetapi jelas tidak dijelaskan bahwa pada masa Perjanjian Lama orang yang berbuat ini bisa dimaafkan.
  • Perhatikan bahwa diluar Kemah Suci (dan kemudian Bait Suci) dilarang keras mempergunakan minyak urapan ini. Minyak Urapan tidak pernah dimaksudkan Tuhan sebagai parfum biasa.
  • Memproduksi minyak urapan untuk kepentingan bisnis seharusnya menjadi dilema moral tersendiri. Apalagi tidak seperti hosti atau anggur perjamuan suci yang tersedia di toko buku Kristen tanpa pernah diiklankan, minyak urapan ini jelas - jelas diiklankan bahkan sampai ke media situs web dan email, serta tersedia dalam berbagai merk pula. Orang boleh beranggapan bahwa ini karena harganya yang tinggi dan bisa menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan hosti dan anggur perjamuan suci.  

Beberapa hamba Tuhan di Amerika bahkan mengartikan ayat 32 ini bahwa Minyak Urapan di dalam Firman Tuhan dibuat hanya SATU KALI untuk selama - lamanya. Itu sebabnya kuantitasnya cukup besar yaitu sampai 1500 syikal (17,1 KG) bahan baku ditambah 1 hin (6 liter) minyak zaitun. Tentu tidak berarti bahwa yang membuat minyak seperti ini atau orang yang mengurapi dirinya sendiri dengan minyak ini harus dikucilkan atau dihukum mati di jaman Perjanjian Baru ini, seperti orang yang hari ini memegang apalagi memakan daging Babi tentu tidak lagi dianggap najis. Tetapi masa anugerah bukan berarti semua larangan di Perjanjian Lama yang sudah otomatis batal demi hukum Perjanjian Baru (Efesus 2:15) bisa dengan tanpa perhitungan kita perbuat. Percayalah bahwa apabila Tuhan pernah melarang sesuatu maka ada baiknya larangan itu tetap kita jaga (misalnya hukum tentang makanan / keshrut) walaupun implikasi "dosa - tidak dosa" sudah tidak layak lagi diperdebatkan.  

KETIGA 

Jelas sudah mengapa para rasul dan para pemuka agama Kristen sekalipun tetap mempergunakan minyak urapan berupa minyak sayur atau baby oil, atau yang sedang trend saat ini adalah minyak Zaitun yang sudah didoakan menjadi minyak urapan. Demikian pula di gereja - gereja yang mengajarkan bahkan menggaris bawahi pengajaran soal minyak urapan ini tidak pernah bermimpi untuk membuat minyak urapan dengan "original recepy" ala hukum Taurat.

Ini jelas ditulis di Surat Yakobus 5:14 "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan."

Perhatikan bahwa :

  1. Minyak tidak lagi diurapkan (dituang atau dicurahkan di atas kepala) melainkan dioles (berarti jumlahnya hanya sedikit). Bandingkan dengan Markus 6:13 yang juga memakai kata mengoleskan dan bukan mengurapi dengan dicurahkan. Kemungkinan besar maka tidak menggunakan minyak urapan karena para rasul sadar bahwa mereka tidak berhak menggunakan minyak urapan karena mereka bukan imam menurut aturan Taurat.
  2. Minyak disini diberi keterangan "dalam nama Tuhan" maka minyak apapun bisa digunakan untuk mendoakan orang sakit asalkan minyak itu dioles di dalam nama Tuhan yaitu nama Yesus Kristus (Filipi 2:9).
  3. Menjadi masuk akal bahwa para Rasul percaya bahwa mereka adalah imamat yang rajani, yaitu imamat menurut hukum rohani. Maka tuntutan keimaman jasmani (menurut Taurat) yang harus mengurapi dengan minyak urapan ala Taurat tidak lagi berlaku bagi mereka. Maka sepatutnya tidak berlaku pula bagi kita yang adalah anak - anak rohani para rasul / mengikuti pengajaran para rasul (1 Korintus 4:15). 

Mengenai bau yang lebih melekat dan dihubungkan dengan urapan yang lebih melekat, lebih cocok dikatagorikan sebagai iklan atau pengalaman individu - individu tertentu daripada sebagai pengajaran Rohani. 

Secara rohani kita tahu bahwa minyak urapan melambangkan Kuasa Roh Kudus dan berdoa dengan atau tanpa minyak apapun sekalipun tidaklah menjadi masalah asal didoakan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan kemurnian hati.  

Dengan mempertimbangkan hal - hal diatas, rekan - rekan semuanya diharapkan menghubungi gembala sidang masing - masing dan mendiskusikan masalah ini sebelum terbujuk rayuan membeli minyak urapan yang dilarang dibuat dan dipergunakan oleh Firman Tuhan.

 

Sugeng Wiguno 

Adm. Maleakhi


Catatan : 

Penulis tidak pernah mengirimkan tulisan ini kepada penjual produk ini, melainkan hanya kepada rekan - rekan pribadinya dan milis yang dikelola oleh Pelayanan Maleakhi sendiri. Penulis tidak bertanggung jawab apabila tulisan ini diforward ke berbagai milis dan akhirnya sampai kepada penjual. 

Tulisan ini dibuat untuk memperjelas kesan yang ditimbulkan dari penafsiran iklan produk ini di Indonesia oleh sebuah toko buku tertentu bahwa minyak ini dibuat sesuai dengan standard kitab Taurat sehingga berkonotasi lebih "manjur", bahkan sebuah kewajiban untuk menerima mujizat. 

[ini adalah artikel "Minyak Urapan Original Recepy" oleh Ev. Ade Sugeng Wiguno, dimuat di Galaxyweb http://galaxyweb.welcome.to ]


Mayoritas dari minyak urapan yang dijual secara online maupun di toko - toko buku Kristen / Yahudi di Amerika Serikat tidak sepenuhnya menggunakan "resep" dari Keluaran 30 untuk menghindari permasalahan dengan kaum Yahudi yang meyakini minyak urapan hanya boleh dibuat kembali oleh imam dari kaum tertentu setelah Bait Suci III selesai dibangun. Biasanya mereka memberi label "Minyak Aroma Mur dan Kayu Manis" (bukan "Minyak Urapan Kudus") untuk menandakan bahwa minyak tersebut dibuat bukan untuk acara keagamaan atau sesuai dengan standard keagamaan. Tidak pernah pula dipasarkan dengan embel - embel "Resep Sesuai Keluaran 30" atau "Dibuat sesuai resep dari Tuhan sendiri". 

Harga bervariasi, ukuran 15ml dijual mulai dari USD$16. Tersedia pula tabung minyak urapan yang terbuat dari tanduk asli maupun dari besi. 


Email sanggahan kedua dari penjual produk ini :

Mur tetesan memang sangat mahal harganya.Syikal Kudus memang tersimpan di Temple Mount Institute di Yerusalem, dan jelas tidak boleh dipinjam, sedangkan 1 syikal = 11,4 gram , sederhananya secara matematis tinggal dihitung 500 syikal x 11, 4 gram = ............

Jawaban Maleakhi : 

Maka berarti Syikal yang digunakan bukan Syikal kudus melainkan syikal turunan / syikal biasa. Bila hendak benar - benar "benar" seperti diiklankan yaitu sesuai resep Tuhan sendiri (konotasinya produk yang 100% mencapai standar para Imam Yahudi) maka harus mengunakan syikal kudus.

Apa kesimpulan anda ?! Perlukah laki-laki dikhatan saat ini ? perlukah perempuan menjadi najis setelah melahirkan ? Ada prinsip-prinsip taurat yang bersinggungan dan membahayakan secara roh dan ada taurat yang mengatur hanya sebatas daging, untuk yang satu ini silahkan masing-masing menguji, sebaiknya ujilah secara Roh. :-) 

"Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya." Ibrani 10 : 1

Jawaban Maleakhi : 

Sangat setuju, maka kebutuhan akan minyak urapan ala Hukum Taurat, menurut tulisan Anda sendiri menjadi obsolete. Jadi tidak ada manfaat apapun dari memproduksi dan menjual minyak urapan tersebut kecuali manfaat ekonomis semata. 

Info tambahan : Soal sunat / khatan sudah jelas ditulis di Alkitab, maka sudah batal demi hukum Perjanjian Baru. Umat Kristen dilarang bersunat karena 

" Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah (baca : dilarang untuk)  ia mau bersunat. " - I Korintus 7:18

"Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu." Galatia 5:2

Mengenai bau yang lebih melekat dan dihubungkan dengan urapan yang lebih melekat, didasarkan pada pengalaman saya pribadi, kalau itu anda anggap sebagai iklan itu terserah anda, sebab yang saya lakukan adalah ingin membagi sesuatu yang mungkin tidak diketahui oleh rekan-rekan seiman lainnya (pemberitahuan). Iklan itu sendiri pada prinsipnya harus di gaungkan berulang-ulang pada publik (bacalah buku "Psikologi Komunikasi"). 

Jawaban Maleakhi :

Saya sangat setuju bahwa itu adalah pengalaman pribadi Anda, dan sama sekali bukan pengajaran rohani. Harap ini digaris bawahi. Mengenai terminologi kata "iklan", definisi "di gaungkan berulang-ulang pada publik" sangat tidak tepat digunakan di masa modern ini karena logika umum mengatakan bahwa semua hal yang ada dengan tujuan untuk membantu penjualan suatu benda atau ide adalah iklan. Meskipun demikian saya tidak bermaksud membahas communications101 yang sudah cukup saya nikmati selama 1 term saja.

Pada dasarnya : minyak apapun yang digunakan bukanlah hal yang terpenting, apalagi kalau membandingkan secara fisik. Minyak Urapan Murni yang sekarang di"replika" pun sebenarnya adalah "perihal fisik".

Jawaban Maleakhi : 

Sangat setuju, maka kebutuhan akan minyak urapan ala Hukum Taurat, menurut tulisan Anda sendiri menjadi obsolete. Jadi tidak ada manfaat apapun dari memproduksi dan menjual minyak urapan tersebut kecuali manfaat ekonomis semata. Bila ini adalah perihal fisik maka membeli minyak inipun hanya untuk memenuhi hasrat fisik / kedagingan.

Bila "pemberitahuan" Anda menyebutkan kata "Minyak Wangi" ceritanya menjadi sama sekali berbeda.


Email sanggahan pertama dari penjual produk ini :

Minyak urapan dengan bahan dasar baby oil atau minyak urapan murni, sama-sama memiliki urapan apabila sudah didoakan, tidak akan hilang dimakan oleh waktu. Hanya saja minyak urapan murni memiliki beberapa keunggulan  dibandingkan dengan minyak urapan dari bahan dasar lain, ini bisa dimengerti karena resepnya dari Tuhan sendiri (terlepas apakah minyak ini dijual di tokobuku ******), keunggulan tersebut diantaranya, baunya lebih wangi, melekat  lebih lama dan lebih meresap. Biasanya apabila minyak tersebut melekat lebih lama pada satu benda, urapan pun masih ikut melekat (terutama untuk menguduskan benda-benda)


Iklan asli dari produk ini : 

Minyak Urapan murni 15 ml Kategori: Minyak Urapan

Tahukah anda, minyak urapan yang direkomendasikan Allah tertera dalam kitab Keluaran 30 : 22-25 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.

Dari minyak inilah banyak orang-orang pada jaman perjanjian lama diurapi. Pada masa perjanjian baru, minyak urapan banyak digunakan untuk menguduskan benda-benda, sarana menyembuhkan orang sakit dan masih banyak lagi (Kesaksian mengenai minyak Urapan bisa anda baca di www.....)

Minyak dengan campuran khusus ini sangat wangi sekali, disediakan dalam dua ukuran, yaitu 15 ml dan 75 ml.

Pesan segera di http://....

* Ev. Ade Sugeng Wiguno - 7 Juni 2003.

 

[Firman Tuhan dari Alkitab versi Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru yang tersedia dari software Sabda] Halaman ini bukanlah halaman iklan. This page is NOT an advertising !

Kembali ke Halaman Utama

Return to Main Page

About Galaxy WEBAdvertising Info Submit a Page
�2000 - 2003 Galaxy M:318

Hosted by www.Geocities.ws

1