Shrek - A Review

Pertama, bila anda membayangkan bahwa review ini akan mendapatkan nilai merah seperti yang biasanya kritikus film Kristen berikan pada semua film non-kristen, well, anda salah. 

Film yang di Amerika dirilis pada tanggal 18 Mei 2001 yang lalu ini adalah film dari Dreamworks yang justru mendapatkan nilai terbaik di kalangan kritikus Kristen, tentunya setelah "Prince of Egypt". 

Shrek adalah seorang Ogre, monster pendek, jelek, hijau, memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, bagian dari sebuah tradisi alam fantasy seperti "Dungeon & Dragons", "Might And Magic" dan banyak dongeng / game fantasy lainnya. Intinya, latar belakang dari ras ogre ini cukup membuat orang Kristen antipati dan menjatuhkan sangsi.  

Suara Shrek dimainkan oleh "Mike Myers", pemain film "Austin Powers, Wayne's World dll" yang memiliki aksen Skotlandia yang kuat, cocok dengan tokoh bangsa Ogre yang dongengnya memang muncul dari daerah Skotlandia. Eddy Murphy sekali lagi memainkan peran pembantu, bukan sebagai "Naga Mini" seperti di Mulan, tetapi sebagai Keledai. Cameron Diaz memainkan sebagai Putri Fiona dan John Lithgow sebagai pangeran egois bernama Lord Farquaad.

Lord Farquaad terobsesi mendirikan sebuah kerajaan yang sempurna, "a happiest place on earth". Karena itulah kerajaan yang dibangun bagaikan "Disneyland" ini mengusir semua tokoh dongeng rakyat, dari Cinderella, Kurcaci, sampai tiga anak babi. Dan mereka semua diusir ke sebuah rawa yang jelek dan terpencil, kebetulan rumah dari Shrek. Untuk mendapatkan rawanya kembali, Shrek mendapat tugas dari Lord Farquaad untuk menyelamatkan Putri Fiona dari sebuah menara yang dijaga seekor naga. 

Bagi anda yang ingin menonton film ini, kami tidak ingin mengacaukannya dengan memberi tahu jalan ceritanya. Tetapi satu hal yang pasti, jalan ceritanya sungguh diluar dugaan, meskipun masih bisa diduga juga karena tidak terlalu jauh menyimpang dari "pakem" cerita dongeng fantasi rakyat yang selalu happy ending.

Film ini memparodikan banyak hal. Dari kisah - kisah dongeng fantasi rakyat (folks fairy tales), sampai dengan WWF Smack Down (lengkap dengan kursi) dan The Matrix. Dan jangan lupakan peran Cameron Diaz sebagai "Charlie's Angels".

   /

Film yang di Amerika diberi rating "Parental Guidance" (Bimbingan Orang Tua) ini disebabkan karena bahasa yang digunakan. Tidak terlalu berpengaruh bagi anak - anak yang tidak menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa pertama mereka. Kalaupun anak - anak anda menguasai bahasa Inggris, juga masih OK. Kata makian yang banyak dikira muncul adalah kata "Ass" dengan cerdiknya digunakan sehingga bisa diartikan sebagai Keledai atau sebagai kata makian yang justru menimbulkan kelucuan. Juga banyaknya kata "Damn" yang ... well ... sudah tidak bisa dianggap kata makian lagi sekarang ini. Yang menjadi batu sandungan film ini adalah lagu "Hallelujah" yang dinyanyikan Elton John yang bisa diartikan oleh beberapa orang sebagai sebuah penghinaan. Tetapi sekali lagi, tidak masalah bagi yang tidak menguasai bahasa Inggris.  

Shrek adalah sebuah hiburan yang sangat positif dengan pesan moral yang sangat baik. Bahkan, bila mau jujur, sebenarnya lebih baik dari "Prince of Egypt". Bila dalam Prince Of Egypt seorang non Yahudi / Non Kristen hanya bisa belajar dari satu pesan moral saja, yaitu "There can be miracle when you believe", di Shrek kita belajar :

1. Jangan menghakimi seseorang dari bentuk fisiknya saja

2. Pentingnya sebuah persahabatan dan kerja-sama yang berlandaskan kasih

Oleh karena itu saya bisa dengan mudahnya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh semua orang, dewasa dan anak - anak. 

In Him,

Ev. Sugeng Wiguno

Kembali ke Halaman Utama

Return to Main Page

About Galaxy WEB |  Advertising Info |  Submit a Page
©2000 Galaxy M:318