Kita sudah melihat beberapa point mengapa Allah kita yang membenci dosa itu berkenan atas Rahab.

Point pertama bicara soal iman
Point kedua bicara soal kesetiaan Allah
Point ketiga bicara soal Allah melihat hati

Dan sekarang:


POINT KEEMPAT :
ALLAH MENGHARGAI USAHA KITA UNTUK MENYENANGKANNYA


[Ini adalah bagian keempat dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati, SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]

Meskipun Rahab menyelamatkan kedua pengintai dari bangsa Israel itu dengan menipu, tetapi Allah berkenan padanya. Sebagaimana yang telah kita bahas, hal ini tentunya tidak berarti Allah kita setuju dengan cara Rahab. Kali ini kita akan bicara tentang Allah yang menghargai usaha Rahab.

Kalau kita lihat sejarah Rahab, kita melihat dia tinggal di tengah penduduk Yerikho, yang kita tahu kehidupan moralnya sangat-sangat rendah. Kita juga lihat pekerjaan Rahab sebelum ia menjadi tukang kain adalah sebagai seorang pelacur. (Kisah Rahab ada di Yosua 2)

Melihat fakta ini, tidak heran kalau dalam pandangan Rahab, berbohong adalah dosa yang sangat kecil, atau bahkan bukan dianggap dosa sama sekali. Terlebih kalau dosa itu dilakukan untuk kebaikan orang lain.

Dalam pandangan dan pengertian Rahab, ia tidak melakukan dosa dengan berbohong karena ia berniat baik.

Rahab tidak tahu bahwa untuk Allah, yang namanya bohong tetap saja bohong. Tetap saja salah.

Tetapi Alkitab juga mengatakan bahwa kita tidak bisa menghukum atau menghamiki orang yang tidak tahu.

Contohnya:

Kalau kita melihat orang yang sudah dewasa main-main lumpur, kita pasti bilang dia gila atau tidak waras. Atau kalau kita jadi orangtuanya pasti kita marah atau merasa sangat malu. Mengapa? Karena kita mengerti, orang dewasa seharusnya tahu main lumpur itu kotor.

Tetapi kalau kita melihat anak kecil main-main lumpur, kita tahu itu salah. Tapi kita juga tahu kalau anak kecil itu tidak tahu itu salah. Maka apa yang kita lakukan?

Kita memungut anak kecil itu, memandikannya sampai bersih, dan mulai menanamkan pengertian supaya lain kali jangan lagi main lumpur. Bahwa lumpur itu kotor, dst dst.

Inilah yang dilakukan Allah terhadap Rahab.


TENTANG MOTIVASI

Betul, Rahab berdusta. Tetapi Allah melihat motivasi di balik semua itu adalah untuk menyenangkan hatiNya. Rahab ingin sekali menyelamatkan kedua pengintai dari Israel ini supaya Allah Israel berkenan padanya. Supaya Allah Israel disenangkan. Maka Rahab berani mempertaruhkan nyawanya untuk itu.

[Ini adalah bagian keempat dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati, SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]

Dan Allah juga sangat menghargai bagaimana usaha Rahab mengganti profesinya dari seorang pelacur menjadi tukang kain supaya jadi orang yang berkenan di mataNya.

Bukanlah hal yang mudah untuk meninggalkan profesi seorang pelacur menjadi tukang kain. Ditinjau dari segi pandangan masyarakat yang sulit diubah, maupun penghasilan yang pasti jauh berbeda, maupun dari godaan yang terus datang.

Lukas 10:27 mengatakan: "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Kalau kita perhatikan, bukankah Rahab telah melakukan demikian?


Dengan segenap hatinya ia percaya bahwa Allah Isarel-lah satu-satunya Allah, dan ia telah menyatakan pernyataan imannya. (Roma 10:10)

Dengan segenap jiwa ia menyerahkan hidupnya pada Tuhan dan berganti profesi. Ia ingin menjadi manusia baru begitu ia mengenal Allah. (2 Kor 5:17)

Dengan segenap kekuatannya ia berusaha menyenangkan hati Allah.
Dengan segenap akal budinya dan pengertiannya ia mencari jalan untuk menyelamatkan kedua pengintai itu, mencari jalan untuk menyukakan hati Tuhan.
Rahab menghasilkan buah-buah pertobatan.
(Lukas 3:8)

Dan ia mempertaruhkan nyawanya untuk kedua pengintai itu. Ia mengasihi mereka sebagai sesama manusia. Atau kalau dari sudut pandang sekarang, Rahab mengasihi mereka sebagai saudara seiman.
(Yohanes 13:35)


Tidaklah mengherankan kalau Allah berkenan pada Rahab. Motivasi di balik semua tindakannya adalah hanya, dan hanya, dan hanya untuk Tuhan. Dan Allah melihat kesalahan yang dibuat Rahab adalah karena ia tidak tahu.

Rahab, menjadi orang yang berkenan di hati Allah, karena ia memiliki motivasi untuk menyenangkan hati Tuhan.

Dan Allah tahu menghargai orang-orang yang punya motivasi demikian.



KITA SEMUA ADALAH SEORANG JANDA MISKIN

Banyak di antara kita yang selalu merasa takut melakukan sesuatu untuk Tuhan, karena kita terkadang punya pikiran bahwa Tuhan akan murka atau menghina kita atau segala tindakan negatif lainnya kalau hasil pekerjaan kita itu tidak sempurna.

Hal ini mudah untuk dipahami karena dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami penolakan. Dari teman, dari orangtua, dari guru, boss, dll. Semakin kita mengasihi orang itu, semakin sakit rasanya kalau kita ditolak. Dan akibatnya kita menjadi takut untuk berbuat sesuatu.

Takut salah. Takut dihukum. Takut rugi. Takut dilukai. Akhirnya kita menjadi orang yang tidak berani mencintai. Tidak berani mencoba. Akibatnya lagi kita jadi orang yang tidak tahu potensi kita sesungguhnya. Akibatnya kita justru tidak berkembang, tidak hepi, dst dst..... membentuk suatu lingkaran setan.

[Ini adalah bagian keempat dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati, SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]


Hal ini juga mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Kita memandang Tuhan seperti kita memandang manusia.

Tetapi Tuhan kita adalah Allah yang baik. Alkitab mengatakan bahwa "kasih melenyapkan ketakutan", dan "Allah adalah kasih".

Dalam kisah janda miskin di Lukas 21:1-4, sebenarnya kita sedang memandang diri kita sendiri.

Bukankah sebenarnya tidak ada pemberian kita yang bisa terlihat terlalu "wah" di mata Tuhan? Segala dunia dan isinya ini Tuhan yang punya. Bahkan Ia juga yang menciptakan kita. Sebenarnya apa yang cukup bagus atau sempurna yang bisa kita berikan untuk Tuhan?


Tidak ada.

Kita semua dan Rahab sebenarnya adalah janda miskin itu. Sama-sama hanya punya dua peser.

Sama-sama takut dan malu dibicarakan orang-orang sekitar,"Kok bisa-bisanya sih ngasih ke Tuhan segitu doank?".

Sama-sama memberanikan diri untuk berjalan ke depan, ke arah kotak persembahan. Mungkin sama-sama takut dan tidak berani menatap wajah Yesus yang memperhatikan orang-orang yang memberikan persembahan, karena kita merasa pemberian kita ini tidak ada artinya.

Tetapi kita juga punya kerinduan dan keinginan yang begitu kuat, yang mampu membuat kita tetap melangkah ke arah kotak persembahan untuk mencemplungkan dua peser duit tsb.

Karena kita mengasihi Tuhan. Dan kita sungguh ingin menyenangkan hati Dia dengan apa yang kita miliki.

"Love never fails" (1 Cor 13:8)

Dan lihatlah apa yang dikatakan Yesus tentang janda miskin itu.
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari semua orang itu. Sebab.... janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (Lukas21: 3, 4b)

Allah kita adalah Allah yang tahu menghargai usaha kita. Ia melihat betapa sulitnya kita berusaha untuk tetap ke gereja sementara teman-teman lain mengajak pergi jalan-jalan. MataNya melihat waktu kita menangis karena orangtua marah-marah saat kita minta ijin dibabtis. Tuhan tahu saat-saat kita merasa tidak sanggup dan tidak percaya diri waktu melihat orang lain yang begitu sukses dan hebatnya. Dan banyak contoh lain.

Allah tahu kita pasti pernah dan akan terus berbuat kesalahan selama kita belum sempurna.

Tetapi semua itu tidak masalah, karena bagi Allah yang penting adalah kita punya motivasi untuk menyenangkan hatiNya.


Jadi jangan takut. Allah tahu menghargai usaha kita. Kita semua adalah janda miskin di hadapan Allah. Tapi boleh pilih: apakah mau jadi janda miskin yang mempersembahkan dua peser kita untuk Tuhan......,


atau jadi janda miskin yang menyimpan dua peser itu untuk diri sendiri karena malu atau takut, dan terus menunggu menunggu menunggu....... sampai kapan?

The choice is ours.

God bless.


IDAWATI
Our God is able!
"Not by power, not by might, but by My Spirits,
says the LORD"
(Zach 4:6)

 

[Ini adalah bagian keempat dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati, SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]

 

Hosted by www.Geocities.ws

1