Esau Dan Yakub


Esau Dan Yakub

 

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan kisah Esau dan Yakub. Dua saudara kembar ini menjadi musuh bebuyutan karena Yakub menipu hak kesulungan Esau sehingga Ishak di masa tuanya memberkati Yakub dan bukan memberkati Esau sebagai anak sulng.

Nah, mengapa Ribka sebagai ibu malah membantu Yakub "menipu" Esau dalam masalah hak kesulungan?

Ada teman saya protes dan bilang dia sebel sama Ribka karena kan kasihan Esau ditipu... Ada lagi yang malah senang dan bilang biar saja, Esau-nya jahat ini.. Ada yang bilang nggak masalah, soalnya kan hak kesulungannya sudah Esau jual ke Yakub.... Ada yang bilang tentu saja Ribka membela Yakub, kan Alkitab sudah bilang kalau Ishak lebih sayang Esau, Ribka lebih sayang Yakub.... dll.

Alasan yang paling utama bisa dijumpai dalam Kej 25:21-23

Kejadian 25:21-23 25:21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. 25:22 Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 25:23 Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda." 25:24 Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.

Jika kita melihat terjemahan bahasa inggris, akan jelas bahwa Tuhan saat itu berfirman pada Ribka dan bukan Ishak (karena ditulis "she" dan bukan "he"). Jadi Ribka memperoleh rhema dari Tuhan sendiri bahwa Yakub-lah yang akan menjadi tuan atas Esau. Rhema ini benar-benar dipegang erat-eart oleh Ribka, sang ibu. Ia mengasihi kedua anaknya, tetapi ia tahu sejak dari kandungan Allah dengan segala kemurahanNya telah memilih Yakub dan bukan Esau.

Tidak diragukan lagi, sejak Yakub kecil Ribka sudah menceritakan hal ini berulang-ulang sehingga Yakub pun memperoleh visi yang sama, meskipun ia sendiri saat itu belum mendengar langsung dari Tuhan (masih visi turunan). Tetapi kenyataan yang terpampang di depan mata mereka adalah bahwa Ishak lebih condong hatinya kepada Esau. (Kej 25:28)

Akhirnya Yakub memutuskan untuk membantu Tuhan. Ia membeli hak kesulungan Esau dengan semangkuk kacang merah, dan Esau dengan kesadaran penuh memandang ringan hak kesulungannya dan menjualnya pada adiknya.

Ribka juga memiliki motivasi yang sama. Bahkan saat Yakub ragu-ragu dengan rencananya, ia begitu yakin akan janji Allah sehingga ia berani menananggung kutuk jika Ishak sampai marah.

Kej 27:13 Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu

Saat itu saya tahu Ribka adalah seorang ibu yang baik, yang mengasihi Tuhan dan anak-anaknya begitu rupa.

Mereka berdua sungguh tidak bermaksud jahat. Motivasi mereka hanyalah berusaha membantu Tuhan mewujudkan janjiNya. Bagaimanapun juga, Ishak sebentar lagi mati dan sudah menyuruh Esau untuk berburu dan sesudah itu ia akan memberkatinya (Kej 27:1-4).... sampai detik itupun Tuhan belum bertindak.. mungkin begitu pikir mereka. Hei, siapa tahu Tuhan justru sedang mengharapkan mereka yang bertindak? Jadi Ribka dan Yakub memutuskan untuk membantu Allah, toh Allah sudah berjanji dan Allah tidak pernah ingkar janji.

Persis seperti yang dilakukan oleh Sarah dan Abraham, ketika mereka mencoba membantu Allah dengan memberikan Hagar menjadi gundik Abraham untuk menggenapi janji Allah mengenai keturunan Abraham.

Tidak ada maksud jahat. Allah pun mengerti motivasi mereka bukan motivasi yang jahat. Motivasi mereka murni berasal dari janji Allah. Karena itu jugalah Allah tidak murka kepada mereka seperti Ia murka kepada Saul, karena Ia mengetahui dan menyelidiki hati anak manusia.

Tetapi segera setelah itu mereka harus belajar, bahwa mematuhi dan percaya pada Allah jauh lebih baik daripada emosi dan perasaan simpati dan mencoba membantu Allah dengan cara sendiri.

Akibat dari Abraham dan Sarah mencoba membantu Allah adalah permusuhan turun temurun antara keturunan Ishak dan Ismael, meskipun mereka saudara satu ayah.

Akibat dari Ribka dan Yakub mencoba membantu Allah adalah permusuhan turun temurun antara sepasang saudara kembar, yaitu antara keturunan Esau dan Yakub.

Keduanya timbul akibat rencana yang bukan berasal dari Roh Allah dan keduanya melahirkan kepedihan yang luar biasa.

Dalam saat ini tepatlah kiranya Tuhan berseru:

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,...

Dalam terjemahan lain dikatakan: Dalam tinggal diam dan percaya terletak kekuatanmu... Terjemahan inggris: In quietness and in trust shall be your strength....

Tetapi kita tidak berbeda dengan Abraham, Sarah, Ribka, dan Yakub. Kita mempercayai Tuhan, tetapi seringkali tidak percaya pada waktu Tuhan, terutama kalau sudah berbicara ttg kecepatan. Di saat-saat waktu sudah mendesak, kita cenderung panik dan mengambil alih kendali dari tangan Tuhan, dan akhirnya kekacauan-lah yang dihasilkan.

Saya mengutip kalimat seorang hamba Tuhan: "We might indeed trust the Lord, but we don't always trust His speed. Well, it's about time we learn that The Lord never is interested in the quickest route. He wasn't then, He isn't now. So either you trust Him with everything, or not trust Him at all."

Puji syukur kita memiliki Allah yang setia. Dengan kemahakuasaanNya, Allah bisa memakai segala situasi untuk mendidik dan membentuk anak-anakNya, dan pada akhirnya tetap menggenapi rencanaNya. Tetapi alangkah jauh lebih baik jika kita mau meneguhkan hati untuk percaya dan taat dengan cara dan waktu Allah, sehingga kita terhindar dari segala konsekwensi yang tidak diinginkan.

Sudah saat kita belajar bahwa: "Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga" (Mazmur 127:1)

Bagaimanapun juga, salah seorang yang paling berhikmat yang pernah hidup di muka bumi pernah berkata: segala sesuatu indah pada waktuNya.

Pengkotbah 3:1,11 1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. 11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Dalam perjalanan hidup kita bersama Allah, dari kegagalan dan kesalahan kita, kita akan diajar untuk melihat bahwa taat dan percaya adalah kunci keberhasilan bersama Dia. Memang begitulah bagian dari pendidikan kita sebagai orang-orang yang dikasihi dan mengasihi Allah.

Apakah Anda sedang menantikan janji Allah digenapi dalam hidup Anda saat ini? Saya sedang menantikannya, dan meskipun saya bertekad mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak berhenti sampai janjiNya terwujud, saya tahu betapa besarnya kecenderungan untuk sesekali panik dan mengambil alih semuanya dari tangan Tuhan.

Tetapi hari ini kita sama-sama diingatkan untuk tidak bertindak tanpa konsultasi dulu pada Tuhan. Jika Ia sepertinya tidak menjawab dan tidak seolah lupa dengan janjiNya sendiri, ada kemungkinan besar bahwa Ia sedang mengatakan: Wait! Wait! Wait! Aku pasti datang dan Aku tidak pernah terlambat!

 

Love endures all, and Love never fails.

 

GBU, 

Idawati SE

* Oleh Idawati SE - 29 Mei 2001.

 

[Firman Tuhan dari Alkitab versi Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru yang tersedia dari software Sabda, The Amplified Bible Expanded Edition terbitan Zondervan]

Kembali ke Halaman Utama

Return to Main Page

About Galaxy WEBAdvertising Info Submit a Page
©2000 Galaxy M:318

Hosted by www.Geocities.ws

1