Dua Macam Ketaatan |
| |
Dua
Macam Ketaatan (Yohanes
2:1-11) |
Pada kisah Alkitab yang baru saja kita baca, kita
menemukan bahwa ketaatan kepada Allah sebagaimanapun bodoh kelihatannya,
menyukakan hati Allah dan selalu membuahkan mujizat, baik yang kecil maupun
yang besar. Disini kita melihat bahwa atas ketaatan dua pihaklah mujizat itu
boleh terjadi. 1. Ketaatan Maria Ibu Yesus 2. Ketaatan para pelayan. Kita semua sebagai orang - orang yang berbahagia
karena sudah menikmati pemberitaan Firman Tuhan yang berkualitas di gereja
kita masing - masing tentu sudah mengerti dan memahami kebenaran diatas. Tetapi sudahkah kita menjadi umat Tuhan yang
menurut dan taat kepada perintahNya? Lebih jauh lagi, yang ingin saya
fokuskan hari ini adalah seperti apakah sikap taat kita, taat ala Maria Ibu
Yesus, atau sekedar ketaatan para pelayan ?
KETAATAN MARIA Maria Ibu Yesus tahu persis bahwa Yesus, anak yang
dikandungnya itu bukanlah anak sembarangan. Dari semua penulis Injil, Lukas yang menuliskan ini
secara detail. Pada suatu hari Maria dikunjungi oleh seorang Malaikat
bernama Gabriel yang menjelaskan kepadanya bahwa dia akan mengandung anak
pertamanya bukan oleh Yusuf tunangannya, tetapi oleh Roh Kudus. Dengan
demikian Maria akan meninggalkan statusnya sebagai gadis 14 tahun yang saleh
dan baik serta memulai hari - hari yang penuh hinaan dan cercaan karena
hamil sebelum menikah, termasuk pula kemungkinan diceraikan dan ditolak oleh
Yusuf sang tunangan, pujaan hati. Ini semua dapat anda baca di Injil Lukas
pasal 1 ayat 26 sampai 38. Intinya semua yang bisa diidamkan oleh seorang
wanita akan hancur berantakan. Tetapi saat itu juga Maria memilih untuk taat
kepada Allah dan berkata "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu".
Tetapi kita perhatikan Maria tidak mengucapkan pilihannya untuk taat
itu sebelum Malaikat Gabriel mengucapkan sebuah janji "Sebab bagi Allah tidak ada
yang mustahil". Iman yang mendasari ketaatan Maria adalah Iman yang
asli, diperolehnya sendiri atas dasar janji Tuhan, karena memahami bahwa
dirinya bukan hamba siapa - siapa, termasuk hamba dirinya sendiri atau hamba
tunangannya atau orang tuanya, tetapi hamba Allah sendiri. Maka ketika Maria
melihat bahwa arak anggur yang menjadi kebanggaan dalam pesta - pesta bangsa
Yahudi di pesta itu mulai habis, maka Maria tahu 100% bahwa Yesus yang
lahirnya dari janji Allah itu sanggup menolongnya. Iman atas dasar inilah
yang mampu menularkan dan menjangkiti orang lain dengan ketaatan yang sama.
Iman karena tahu dan percaya pada janji Allah.
KETAATAN PARA PELAYAN Pada ayat ke 5 diatas kita melihat bahwa Maria
memberikan instruksi pada para pelayan untuk taat kepada Yesus. Dan pada ke
7 dan 9 dikatakan bahwa para pelayan itu melakukan persis apa yang Yesus
minta dan mujizat terjadilah. Jenis iman ini adalah iman palsu, iman "second
hand" atau iman turunan, serta iman paksaan. Iman ini berasal dari
kesadaran para pelayan bahwa mereka dibayar
untuk taat. Mereka taat selama mereka dibayar dan selama ada orang lain yang
memerintahkan mereka apa yang mereka perbuat, dan akan melakukannya apabila
ada pengawas yang mengawasi mereka. Iman seperti ini akan tidak taat atau
bahkan berhenti menjadi pelayan apabila bayarannya tidak lagi memuaskan atau
tidak ada perintah atau tidak
ada pengawas lagi. Lihatlah pada ayat ke 9. Meskipun para pelayan ini tahu
bahwa mujizat telah terjadi, mereka tetap tenang dan tidak berkata apa - apa
karena tidak ada keuntungan apapun bagi mereka. Inilah fakta yang ada
mengenai hamba baik di jaman Yesus, jaman sebelum Yesus maupun di jaman
sekarang ini.
KETAATAN SEPERTI APAKAH YANG KITA MILIKI ??? Banyak dari kita yang ternyata memiliki ketaatan
yang salah, yaitu ketaatan ala pelayan. Bahkan karena begitu besarnya kasih
Tuhan akan jiwa - jiwa yang terhilang, seringkali Dia menekan dan memaksa
kita untuk menjadi pelayan - pelayan, yaitu untuk taat dengan imbalan
tertentu. Tentu saja kuasa Allah mengalir, tentu saja jiwa - jiwa bertobat,
tentu saja bangsa - bangsa diberkati. Tetapi apabila tekanan, paksaan dan
keadaan hidup kita berubah menjadi lebih enak, akankah kita tetap melayani
dan taat kepada Allah ? Bila jawabannya adalah tidak, maka kita tahu bahwa
Allah mungkin belum berkenan kepada ketaatan kita. Berapa banyak dari kita yang menyembah Tuhan karena
"menantikan jamahan Tuhan" ? Bukankah ini sama dengan meminta upah
? Berapa banyak dari kita yang memberi karena ingin dikembalikan oleh Tuhan
? Bukankah ini meminta upah ? Bila kita melakukan hal - hal ini berarti
Injil belum sampai kepada kita. Kasih karunia Allah belum mendarat di hati
kita. Yang ada adalah pembenaran diri dengan cara mentauratkan ucapan -
ucapan Yesus. Dan meskipun janji - janji ini sama berkuasanya dengan janji -
janji berkat hukum Taurat, ini berarti kita belum sampai pada tahap
mengasihi Allah. Maria taat dengan tidak pernah berpikir mengenai
"30, 60, 100 kali lipat". Maria taat meskipun tidak pernah
dijanjikan "pelipat gandaan". Dan ketaatan Maria inilah yang Tuhan
inginkan. Tentu saja bila kita melakukan Firman Tuhan, kita akan diberkati
sesuai dengan janji - janjinya karena Allah tidak berdusta. Tetapi bila
kerinduan hati kita adalah "Menyenangkan Hati Allah" maka motifasi
Maria inilah yang Dia rindukan. Dan jangan khawatir akan apapun juga, karena
berkat - berkat akan mengalir sendirinya bila kita menyenangkan hati Allah.
Bahkan saya percaya 100 kali lipat adalah suatu penghinaan bagi Allah kita,
dia sanggup memberikan jauh lebih dari sekedar 100 kali lipat bagi semua
yang diperkenanNya. Maka jadilah seperti Maria Ibu Yesus, yang taat
sekalipun tidak dijanjikan upah apa - apa. Karena saat kita taat 100% tanpa
mengharapkan upah apapun, kita menjamah dan menyukakan hati Allah.
* Kalau bisa lagu "Satu hal yang kurindu"
|
* Disampaikan oleh Sugeng Wiguno |
|
Injil
Yohanes Pasal 2 ayat 1 - 11 : 1
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu
Yesus ada di situ; 2
Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 3
Ketika mereka kekurangan
anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
4
Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?
Saat-Ku belum tiba." 5
Tetapi ibu Yesus berkata
kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah
itu!" 6
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut
adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. 7
Yesus berkata kepada
pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan
air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. 8
Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta."
Lalu merekapun membawanya. 9
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur
itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil
mempelai laki-laki, 10
dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang
baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan
tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." 11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. [Firman Tuhan dari Alkitab versi Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru yang tersedia dari software Sabda.] |
|
About
Galaxy WEB | Advertising Info
| Submit
a Page
|