Teladan Yesus Dalam Melayani |
| |
Teladan Yesus Dalam Melayani (Menurut Injil Lukas Pasal 7 ayat 36-50) |
Lukas 7
: 36-50 (Yesus diurapi
oleh perempuan berdosa) yang juga parallel dengan catatan di Injil Markus
14:3-9 Yesus
sedang berada di rumah Simon si Kusta yang adalah seorang Farisi. Ada tiga
sudut pandang yang dapat dilihat disini yaitu bila kita melihat dari
sisi :
Dalam
kebaktian kita hari ini akan melihat dari sudut pandang Yesus.
Sungguh menarik karena sesungguhnya dari Simon dan Maria si perempuan
pendosa saja kita bisa melihat dua tipe orang yang datang kepada Allah pada
jaman ini. Tetapi mari kita terlebih dahulu belajar dari Yesus. Yesus
mengajar kita untuk :
1.
Siap melayani siapa saja. Makan di
rumah orang farisi mengandung resiko yang cukup berat bagi Yesus. Yesus
sehari - harinya berkotbah melawan tingkah laku orang farisi yang terlalu
sibuk mengkritik dan menghakimi oang lain sehingga lupa mengkritik dan
memperbaiki diri sendiri. Tetapi kali ini ada seorang Farisi yang
membutuhkan Yesus. Dengan hadirnya Yesus makan dan duduk sehidangan dengan
orang Farisi disini Yesus membuktikan dia tidak bepihak kepada wong cilik
saja, tertapi sesungguhnya kepada semua "wok cilik" versinya Allah
yaitu orang - orang yang berdosa dihadapan Allah. Gereja
sebagai penyeru suara kenabian di jaman ini ditantang untuk siap menerima
dan melayani setiap orang. Banyak orang yang protes bahwa gereja A atau
gereja B maunya melayani di kalangan suku tertentu, atau kelas sosial
tertentu atau mungkin di daerah tertentu misalnya kota saja. Bukan
rahasia lagi bahwa ada hamba - hamba Tuhan yang bila kedatangan tamu seorang
yang kaya, berpangkat dan bermobil OK menyambut dengan ekstra ramah, tetapi
kalau dengan orang biasa maka sambutannya juga biasa. Atau bila yang minta
didoakan orang kaya maka doanya akan sampai 30 menit lebih ditambah nubuatan
dan lain sebagainya. Tetapi bila orang kecil dilewati saja. Ironisnya
ada juga hamba - hamba Tuhan yang maunya kotbah di kalangan orang kecil
saja. Anti dan jijik terhadap orang kaya, yang dianggapnya susah masuk surga
dan tidak peka terhadap suara Allah. Tetapi sesungguhnya Yesus mengajari
kita untuk siap melayani siapa saja serta tidak sedikitpun bersikap
diskriminatif terhadap siapapun. 2. Yesus berani
menyatakan kebenaran kepada siapapun termasuk "sponsor". Jelas terlihat bahwa Yesus sedang dijamu makan di rumah Simon si Kusta, orang Farisi. Bila dianggap saja per kepala menghabiskan biaya Rp. 50.000,- untuk makanan dan minuman (anggur) mereka maka Yesus dan semua rombongannya akan menghabiskan jumlah uang yang lumayan banyak. Yesus memahami benar isi hati Simon yang berfikir bahwa Yesus bukanlah
seorang nabi (ayat 39) dan bahkan hanya menganggap Yesus sebagai seorang
guru (ayat 40). Juga memahami penghakiman Simon terhadap Maria meskipun
hanya dalam hati (ayat 39). Yesus juga mengerti isi hati Simon yang penuh
dengan perasaan “Holier than thou”, atau merasa lebih suci dari yang
lain. Tetapi Yesus berani mengoreksi Simon meskipun secara halus yaitu
dengan perumpamaan yang intinya menujukkan bahwa di mata Allah Simon dan
Maria sama - sama pendosa yang tentu diterima Allah apabila mereka bertobat.
Lebih dari
itu Yesus menunjukkan pada Simon bahwa dengan mengetahui isi hatinya Yesus
menunjukkan bahwa dia adalah Tuhan, yang berkuasa mengampuni Dosa. Yesus
tidak takut menyakiti hati sponsor, apalagi takut makanannya yang sedang
dihidangkan ditarik balik atau diusir dari rumah Simon sekalipun. Padahal
bila itu sampai terjadi hancurlah reputasi Yesus sebagai Guru dan Nabi di
Israel. Banyak
orang yang berani mengkritik kesalahan semua orang, tanpa pandang
bulu......kecuali sponsor J.
Ini adalah sikap yang salah, karena ini berarti kompromi. Apalagi bagi Hamba
Tuhan, dan gereja pada umumnya berhenti menyuarakan bahwa dosa adalah dosa
berarti sudah kompromi dengan dosa dan Allah tentu tidak menyukai umatnya
kompromi dengan dosa. 3. Yesus melihat
jauh kedalam hati dan bukan yang di luar. Yesus
melihat bahwa sesungguhnya Simon si kusta orang Farisi sudah memiliki
keinginan untuk menerima Dia. Yesus juga melihat bahwa sesungguhnya Maria si
orang berdosa juga memiliki keinginan untuk menerima Dia, bahkan lebih dari
itu keinginan untuk bertobat. Simon
si kusta orang Farisi : Simon
adalah orang Farisi yang biasa dianggap suci dan dijunjung masyarakat
umumnya. Tetapi kita bisa mengerti bahwa penyakit kusta yang dideritanya
seakan membanting dia jauh ke bawah. Kita tahu bahwa pada masa itu di Israel
sakit kusta dianggap sebagai penyakit kutukan Tuhan. Tentu saja ini berarti
dia dikucilkan oleh masyarakat. Pada saat tertolak inilah dia lari kepada
Tuhan. Meskipun dengan motivasi yang salah, Tuhan Yesus menghargai setiap
orang yang lari kepadanya. Tuhan menerima setiap orang yang datang kepada
Tuhan, meskipun Tuhan akan mendidik orang itu di kemudian hari untuk
bersikap hati yang benar. Maria
Si Wanita Pendosa : Kita tahu
bahwa yang dimaksud pendosa disini tentulah berarti dia seorang pelacur.
Meskipun di ayat – ayat yang tertulis di Injil Lukas ini Maria tidak
berucap sepatah katapun Yesus tahu bahwa dia berkeinginan untuk bertobat. Penyesalan
ditunjukkan dengan :
Membasahai kaki Yesus dengan air matanya dan menyeka kaki Yesus dengan
mahkota kehormatannya (rambut) berarti bahwa dia mengakui dosanya dan
mengakui bahwa harga dirinya tidak lebih dari kaki Yesus. Pertobatan
ditunjukkan dengan :
Membawa dan memecahkan kendi marmer (Buli 2x pualam) dan mencurahkan minyak
narwastu didalamnya untuk mengurapi Yesus. Saya harap saudara memperhatikan
berikut ini dengan seksama. Minyak
narwastu murni seharga 300 dinar yang disegel di dalam kendi marmer
(sehingga untuk membuka harus memecah leher kendinya) bukanlah minyak wangi
biasa. Sejak kecil seorang wanita biasa menabung untuk membeli minyak wangi
itu sehingga pada waktu pernikahannya (usia 14 sampai 16 tahun) wanita itu
boleh bermandikan minyak itu sehingga pada acara perjamuan nikahannya (juga
malam pengantinnya) sang wanita senantiasa berbau wangi semerbak. Alkitab
menuliskan bahwa minyak itu begitu wangi sehingga mampu mengharumkan seluruh
ruangan perjamuan. Dengan
memberikan minyak itu kepada Yesus, Maria sesungguhnya mengutarakan
penyesalannya karena dia adalah seorang pelacur yang tidak akan mungkin
menikah. Dengan kata lain ia berkata kalau aku bisa aku mau jadi wanita baik
– baik. Tentu saja secara manusia tidak bisa karena sekali pelacur tetap
pelacur. Tetapi Yesus sungguh mengetahui hal ini dan respon Yesus tentang
ini akan kita lihat di point ke 4. Hamba
Tuhan dan gereja pada umumnya ditantang untuk meneladani Yesus dan tidak
bertindak dari apa yang kelihatan, tetapi dari apa yang tidak kelihatan
yaitu hati dan motivasi setiap orang yang kita layani. Bagaimana bila kita
tidak bisa sensitif dan membaca hati ? Mendekat pada Yesus, minta
“bocoran” kepadaNya karena Dia tahu ! Bawa mereka dalam doa, angkat
kepada Tuhan. 4. Yesus
mengajarkan untuk menyatakan semuanya dengan kasih. Sebenarnya
point ini sungguh bersinggungan dengan point sebelumnya. Tetapi kali ini
kita melihat tindakan fisik yang Yesus perbuat. Dari poin sebelumnya kita
ingat bahwa pada Simon Yesus adalah pelarian. Sedangkan Maria menjadikan
Yesus tumpuan harapan. Kepada Simon yang sebenarnya
sama salahnya dengan orang farisi lainnya tidak terdengar kata
"keturunan ular beludak". Kepada Maria si pendosa tidak terdengan
kata "perempuan sundal". Bahkan teguran halus lainnya yang sudah
pernah Yesus ucapkan pada para sundal lainnya. Mengapa ? Karena Simon dan
Maria sama - sama sudah menunjukkan keinginan untuk mendekat kepada Allah.
(* lihat catatan point 3) meskipun keduanya tidak mengungkapkan itu secara
gamblang dengan kata – kata. Oleh
karena itu kepada Simon Yesus mengoreksi dan membawanya kepada pertobatan
dengan gaya yang dimengerti Farisi (soal hutang dan perbandingan sikap) dan
bukan dengan cara orang Farisi yang memberi pertanyaan jebakan dan debat –
debat untuk menjatuhkan. Juga kepada Maria yang sudah menunjukkan pertobatan
(* point 3) dengan ucapan yang menghibur dan memberi pengharapan yaitu
dengan berkata "dosamu sudah diampuni". Sekarang kita tahu bahwa Yesus konsekuen dengan seluruh isi Alkitab. Hanya yang merasa salah, menyesal dan mau berbalik (bertobat) dan percaya kepadaNya lah yang diselamatkan. Oleh karena itu ada satu kata tambahan yang diucapkan Yesus kepada Maria, “Pergilah, imanmu telah MENYELAMATKAN engkau”. Para hamba Tuhan dituntut untuk menunjukkan kasih, sama seperti Yesus
menunjukkan kasih. Tantangan
(kalau perlu altar call) :
Amin !!!
|
* Disampaikan oleh Ev. A Sugeng Wiguno di GBI Yerikho Satelit Bawen, Jawa Tengah. 9 July 2000 Kebaktian 1 Pukul 7 Pagi | |
Firman Tuhan Injil Lukas Pasal 7 ayat : 36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Injil Markus Pasal 14 ayat : 3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Firman Tuhan dari Alkitab versi Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru yang tersedia dari software Sabda. |
|
About
Galaxy WEB | Advertising Info
| Submit
a Page
|