FDS001


FDS001 :

Impartasi Visi Bagi Indonesia

 

Sekilas FDS 001 

Shaloom rekan semua

FDS baru saja berakhir. Sungguh luar biasa hal - hal yang telah Tuhan singkapkan melalui acara ini.

SESI 1

Pada sesi ini Pdt. Iwan Brataatmadja memberikan pelajaran mengenai "Pemulihan Hamba - Hamba Tuhan". Lalu beliau mulai memberikan kesaksian mengenai masa lalu beliau sebagai seseorang yang memiliki berbagai ilmu kesaktian yang diturunkan dari para "Prabu - Prabu Tanah Jawa", yaitu roh - roh jahat yang mengambil untung dari nama - nama penguasa tanah Jawa abad lampau. Bahkan beliau berkelakar bahwa nama beliau dulu adalah Iwan Brantakanadja, karena begitu najisnya beliau dihadapan Tuhan. Kini setelah beliau melayani, beliau selalu berdoa dan berpuasa agar bisa membebaskan "para tawanan", sama seperti dirinya dulu diikat dan ditawan oleh kuasa - kuasa jahat.

Selanjutnya Pdt Iwan menyampaikan firman Tuhan bahwa untuk bisa mengalahkan Iblis, hamba - hamba Tuhan harus terlebih dahulu dipulihkan. Dipulihkan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di dalam kekudusan sebagaimana Firman Tuhan berkata bahwa tanpa kekudusan tidak mungkin kita bisa melihat Tuhan. Tetapi dengan tubuh jiwa dan roh yang sudah disucikan dan dipulihkan oleh Tuhan lewat kuasa darah Yesus, maka kita bisa mengalahkan segala kuasa Iblis dan membebaskan Indonesia dari kuasa - kuasa jahat. Hanya dengan kekudusan Tuhan kita bisa berjuang dengan semangat "Final Sprint" mencapai garis akhir yang telah Tuhan tetapkan bagi kita.

SESI 2

Pada sesi ini Saya menyampaikan pengajaran bahwa visi Tuhan yang sedemikian indahnya bagi Indonesia tidak mungkin terlaksana tanpa partisipasi kita semua. Mengapa tingkat partisipasi kita sangat rendah ? Ini karena adanya berbagai pola pikir yang masih sangat salah. Dalam sesi ini juga dijelaskan bahwa kita semua perlu memiliki arah dan tujuan yang jelas, langkah - langkah yang konkrit dan ketekunan yang luar biasa. Saya mendapatkan respon balik yang luar biasa, terutama dari para gembala sidang yang hadir, bahwa pengajaran soal menagemen gereja maupun pelayanan pribadi masih sangat kurang saat ini dan bahwa mereka sangat diberkati dengan sesi ini.

SESI 3 & 4 

Bagi beberapa orang, sesi ini dianggap sebagai sesi utama, yaitu pemaparan Ibu Ev. Fanny Bastiam mengenai Indonesia. Tetapi sebelumnya dipaparkan dulu mengenai korban Kristus diatas kayu salib. Tanpa pengetahuan bahwa pengorbanan Kristus di kayu salib begitu luar biasa, tidak heran banyak umat Tuhan yang suam - suam kuku dalam meresponi kasih dan panggilan Tuhan. Atau kalaupun meresponi, meresponinya dengan motivasi yang salah.

Berikutnya, beliau menunjukkan kalibernya dalam membongkar keadaan rohani berbagai daerah di Indonesia dan dunia melalui pemetaan rohani yang sudah 7 tahun ditekuninya. Sekalipun bagi banyak orang dianggap aneh dan mengada - ada, pembuktian yang beliau lakukan sangat - sangat meyakinkan. Apalagi seperti katanya sendiri, "Hal yang terjadi di alam roh selalu bisa dibuktikan di alam nyata" dan inilah yang saya pribadi temukan sehingga mengubah pendirian saya bawa apa yang beliau sampaikan ternyata adalah benar.

Istimewanya, sesi ini ditutup dengan altar call yang tidak lazim, dimana Tuhan mengimpartasikan dua jenis urapan yang berbeda dan saya mendapat kabar bahwa Ev. Fanny sendiri meresponi altar call dan bersujud di depan mimbar.

SESI OUTDOOR

Setelah pemaparan yang dilakukan oleh Ibu. Ev Fanny, kunjungan para peserta FDS ke Museum Indonesia terasa sangat "appropriate". Para peserta mendapati bahwa apa yang telah disampaikan oleh Bpk. Iwan dan Ibu Fanny memang tepat adanya.

Di sini kita mendapatkan peneguhan bahwa yang menguasai Indonesia bukanlah agama atau adat istiadat Islam sebagaimana nalar kita berbicara, tetapi justru agama Hindu. Sebagaimana tour guide kami mengatakan, "Di Indonesia orang memang memeluk dan taat dalam menjalankan agamanya, tetapi masih tetap mengamalkan ajaran Hindu yang muncul dengan nama adat Kejawen". Ini sangat benar. Saya mendadak teringat sebuah guyonan yang kerap dilontarkan semua orang bahwa "Kalau sial terus, mandi saja air kembang" misalnya, sebuah ajaran yang tidak dikenal di agama manapun kecuali di agama Hindu, tetapi diamalkan oleh semua orang Indonesia.

Di sini pula kita melihat sesuai pemaparan di sesi Bpk Iwan dan Ibu Fanny bahwa yang menguasai bumi Indonesia adalah figur ular tua / naga. Bisa dikatakan seluruh suku bangsa di Indonesia memuliakaan figur ini dalam setiap ornamennya, dari Kereta Kuda, Gamelan, layar Wayang sampai ke sirkam (hiasan rambut) atau gelang kaki.

Yang sangat mengejutkan adalah sebuah karya bernama "Citra Nusantara" yang seharusnya mewakili Indonesia secara keseluruhan, ternyata digambarkan diapit oleh dua figur yaitu Burung Garuda bergelar "Bapak Angkasa", dan Seekor Naga yang bergelar "Ibu Pertiwi". Muncul guyonan di kalangan peserta FDS bahwa Ibu Pertiwi memang cantik, dengan ratusan taring menyerongok dari mulutnya :-p

Betapa tidak, ungkapan bahwa "Kita lahir dari Ibu Pertiwi" ternyata arti sesungguhnya adalah roh bangsa Indonesia dilahirkan dari naga bernama Ibu Pertiwi itu. Sudah saatnya kita membebaskan roh bangsa Indonesia dari tawanan naga itu kembali kepada Tuhan.

Terakhir, adalah sebuah karya raksasa dari logam Kuningan, bernama Pohon Hayat atau pohon kehidupan. Ironis, pohon yang seharusnya simbol dari kehidupan, berwarna hitam gelap dan diletakkan dalam ruangan yang gelap pula sehingga kamera video kami harus merekamnya dengan menggunakan Vario-Sonnar (NightVision). Sekali lagi, figur yang diukirkan di pohon itu adalah Naga, dan Burung Garuda. Meskipun demikian ini adalah juga sebuah pertanda bahwa di lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya bangsa Indonesia sangat merindukan kembali pohon kehidupan itu. Sudah saatnya kita bangkit dan menyatakan bahwa pohon itu kini hadir dalam bentuk keselamatan dari Yesus Kristus, satu - satunya Tuhan yang sejati bagi bangsa Indonesia. Amin !!!

Setelah sesi ini, kami semua sadar bahwa telah terjadi pembodohan dan pembutaan yang luar biasa kepada segenap bangsa Indonesia dan terutama umat Tuhan. Tetapi kami semua mengucap syukur karena ternyata Tuhan telah menelanjangi Iblis, dan membuka selubung pada mata rohani kita. Kini kita bisa lebih efektif lagi berdoa dan bertindak bagi Indonesia.

SESI 6 & 7

Di sesi ini para peserta menyatakan pesan dan kesan mereka dan semua kecuali dua atau tiga orang saja menyatakan pesan dan kesan yang sangat positif. Yang menjadi pesan utama mereka adalah bahwa FDS-002 perlu diadakan. Bahkan satu orang menyatakan waktunya perlu diperpanjang, tiga hari saja tidak cukup. Sekalipun ada yang mengeluh bahwa acara ini dilakukan sangat tidak profesional, kami dari panitia mengakui hal tersebut sekaligus takjub bahwa kecuali mereka, semua peserta lain ternyata bisa melihat lebih dalam dari sekedar acara yang sangat tidak profesional dan melihat langsung ke manfaat yang mereka rasakan. Puji Tuhan !!!

Pada sesi ini pula saya menyampaikan impartasi visi Maleakhi, yaitu bahwa bila pada acara ini Tuhan harus puas dengan agen asuransi yang menjadi ketua panitia, accountant yang menjadi wakil ketua panitia, mahasiswi menjadi koordinator Indoor dan Marketing Produk Komputer menjadi koordinator Outdoor, maka seharusnya para profesional bidang acara rohanilah yang memegang peranan. Jelas saja acara FDS-001 ini tidak profesional apabila orang - orangnya adalah orang - orang yang Tuhan pilih karena kerinduan hati dan bukan karena kemampuan yang "mumpuni". Maka saya impartasikan bahwa visi ini harus kita tanggung bersama sebagai tubuh kristus, sesuai dengan kemampuan kita. Selesai sesi ini saya mendapatkan peneguhan yang luar biasa, yaitu bahwa satu - persatu peserta menawarkan diri untuk menjadi anggota panitia di acara FDS yang akan datang. Salah satunya bahkan menawarkan sebuah group Band lengkap dengan alat musiknya. Luar biasa, saya membayangkan FDS-002 dipenuhi dengan orang - orang yang bukan hanya rindu memenangkan Indonesia bagi kemuliaan Tuhan, melainkan juga ahli di bidangnya masing - masing. Dan yang jelas, persatuan tubuh Kristus yang selama ini hanya diwakili oleh segelintir gereja, pada acara Maleakhi yang akan datang bisa diwakili oleh belasan gereja. HALLELUYA !!!

SESI PENUTUPAN

Pdm. Frans Tarmadi menyampaikan pesan dalam ibadah lesehan bertemakan "FREEDOM". Saya tidak habis tertawa karena adanya salah pengertian, karena freedom yang saya maksudnya adalah "Tema Bebas". Tetapi oleh beliau dianggap bahwa temanya adalah "Kebebasan Kristen". Anehnya, Tuhan berbicara dengan luar biasa. Beliau membahas bahwa bumi Indonesia ini masih sangat dibelenggu oleh kekuatan jahat. Dan, para prajurit Kristen yang seharusnya membebaskan malah diikat oleh hal - hal yang konyol seperti "Telenovela" atau "McGyver". Akhirnya, kita semua disadarkan bahwa sama seperti jaman perang kemerdekaan dulu, pilihan bagi Bangsa Indonesia hanyalah "Merdeka" atau "Mati". Tentu, kita akan berjuang sepenuh tenaga, dengan semangat "FINAL SPRINT" bahwa kita akan mencegah Indonesia dari kematian dan membawa kepada Kemerdekaan Sejati. Amin !!!

Djohan juga menambahkan bahwa Umat Tuhan sebenarnya tidak bisa diikat, melainkan seringkali kita mengikatkan diri. Sudah saatnya kita mengikatkan diri pada hal yang benar daripada mengikatkan diri pada film dll.

KEONG EMAS

Acara ini sempat diprotes oleh banyak orang, mengapa buang waktu, tenaga dan uang untuk menonton film ?

Ternyata mereka yang sempat memprotes rugi besar, karena di dalam film berjudul "Indonesia Indah" ini kita disadarkan betapa Indonesia sangat merindukan uluran tangan kita. Selain menyaksikan keindahan alam Indonesia dengan layar IMAX yang menakjubkan, saya sempat menangis melihat berbagai suku bangsa di Indonesia sangat membutuhkan saksi - saksi Kristus, yang di dalam film ini seakan mengundang kita semua untuk datang dan melayani mereka.

Dan inilah kerinduan hati kami di panitia FDS bahwa umat Tuhan jangan lagi sekedar menimba pengetahuan rohani saja, melainkan mengamalkannya untuk kemuliaan Tuhan kita, membawa bangsa - bangsa kepadaNya dan memulihkan Indonesia tercinta ini bagi Dia dan kesejahteraan holistik seluruh rakyatnya. Amin!!!

Ev. Ade Sugeng Wiguno 

 

Ev. Ade Sugeng Wiguno - Administrator Pelayanan Maleakhi merangkap Ketua Panitia FDS001
 

FDS001 Dari Kacamata Idawati SE

KENAPA "SKELETON" ? 

Sebelum masuk ke acara FDS, kita akan memperkenalkan dulu tim panitia yang diberi nama "Skeleton Team". Loh? Kenapa juga milih namanya serem gitu? Skeleton? Tengkorak? Hiiii....... Ternyata ada alasan solid kenapa kita milih nama "skeleton" :

Pertama, yang namanya "tengkorak " itu ya cuma rangka tulang-tulang, tidak ada daging ataupun kulit. Demikian pulalah keadaan panitia FDS ini, yang mana untuk acara sebesar ini, yang bersedia terlibat langsung jadi panitia cuma 12 orang (lucu ya, mirip 12 murid Yesus). Istilahnya, kalau ini tubuh, baru kekumpul "tulang-tulang"-nya tok. NAMUN, berapapun jumlahnya, kalau rangkanya sudah terbentuk, biarpun tidak ada daging dan kulit, biarpun cuma 12 orang, JALAN TERUS!! ^-^

Kedua, mengambil dari nubuatan nabi perjanjian lama (Yehezkiel 37) tentang "tulang-tulang kering" yang diberi hembusan napas Tuhan dan hidup kembali jadi pasukan perang yang besar!! Persis kayak panitia FDS deh: Prajurit "darurat" Tuhan yang dibangkitkan dan dihidupkan dari tulang-tulang kering. Cieee... something like that-lah.

So, inilah kita, panitia FDS 001 : "The Skeleton Team" !!

Care to join us? ^-^

JUMAT, 14 MARET 2003 

Hari ini aku jalan duluan sama bbrp rekan panitia yang baik hati menjemput aku ke rumah. Panitia lain menyusul (karena ada yang masih bekerja, masih harus ngambil peralatan, dll). Percaya atau nggak, minta ijin bonyok itu luar biasa peperangan pribadinya. Kudu berkali-kali ngomongin hal-hal positif kepada diri sendiri, ngomongin ayat yang menguatkan, dan doa puasa. Weleh! Habis minta ijin bisa berasa capeeeee banget. Heran deh. Roh-nya berperang. Ck ck ck. Yang luar biasa, kalo Tuhan udah bilang : Let My child go!... hehe.. siapa yang berani nolak? (biarpun ngasih perginya sambil manyun-manyun, tapi toh dikasih pergi, tul gak?) Buktinya, bisa tercipta suatu dialog yang tanpa marah-marah dll antara aku dan bokap. Surprise banget. Lebih surprise lagi karena mulut bokap yang belum bertobat itu dipakai untuk bernubuat sama Tuhan. Nah, tapi ini belakangan. Biar pada penasaran. Huehehe....

Lanjut. Aku hepi banget di mobil. ^________^ Senyum lebar. Dream come true banget! Sesampainya di Desa Wisata, berlima kita nge-cek dulu barak (tanpa AC) dan pondok (dgn AC) yang kita sewa seperti apa, ternyata cukup bersih ooooyyy.... Lalu kita doa duluan di auditorium (aula) tempat kita akan mengadakan kebaktian selama FDS ini. Lagi pas doa, tahu-tau.... HUJAN! Weleh weleh. Langsung deh kita doa makin "kenceng" (bukan apa-apa, kalo nggak kenceng ya suaranya nggak kedengeran, kalah sama bunyi hujan, hehehe...). Terus nggak lama kemudian, hujan berhenti. Sip sip. Aku sebenarnya merasa doanya kurang lama (lagi mulai "naik" gitu tahu-tahu di-stop sama pemimpin doa). Ternyata, dia khawatir sama kita-kita yang pada belum makan siang. "Ntar nyambung lagi," gitu katanya. Bae-bae. ^________^ Salah seorang panitia bilang, tadi pas doa dia lihat "putih-putih" turun, alias malaikat Tuhan turun satu satu satu satu ngelilingin aula. Kagak tahu bener apa nggak (aku nggak lihat apa-apa soalnya, maklum... ^-^), tapi karena itu memompa semangat, anggap aja bener deh! Hehehe...

Desa Wisata tempat kita tinggal di TMII ini bagus banget. Alam terbuka. Udaranya bebas polusi, kalo pagi-pagi atau malam-malam turun kabut. Ck. Cuantik rek! Ada danau, ada teratai-nya, pohon dan rumput di mana-mana, ada kucing, bebek, ayam, kelinci yang gemuk-gemuk (asli gemuk), dan... tentu saja.... binatang jenis reptil dan serangga. Hehehe.. You name it: nyamuk, kecoak, tawon, TOKEK yg gede buanget.....

Romantis banget gak sih? *____________^

Gak berapa lama kemudian, ketua panitia datang. Kami mulai mengangkut peralatan-peralatan berharga macam handy-cam (kita dapat pinjeman total dua loh!), gitar, dan tas-tas panitia. Barang2 berat macam OHP, LCD, keyboard (dipinjemin dua juga!), dll ditinggal dalam mobil. Lebih aman karena ada alarm. Tadinya mau langsung di-set di aula, tapi berhubung payung panitia yg tergeletak di depan pintu aja bisa HILANG (mungkin dicomot orang yang kepepet krn kehujanan), hehee.. jangan ambil resiko deh.

Soal keyboard, ini cerita seru juga. Dua malam sebelum FDS, keyboard masa RUSAK!! Cakep, cakep... udah pusing-pusing cari soket-nya tapi gak ketemu juga. Lalu lampu mobil salah seorang panitia rusaklah, ada yang tahu-tahu dimarahin bonyoknya, kerjaan kantor, ini dan itu... asli deh, ujian kesetiaan banget. Panitia FDS ini diuji Tuhan satu per satu lho kesetiaannya selama persiapan acara... Tapi aku gak akan cerita sekomplit itu :p. Tapi terus Tuhan kita donk keren... gak tahu-tahunya kita malah dapet pinjeman keyboard yang lebih keren lagi dari yang rusak. E66. Cihuy aja deh!

Di pondok, kita doa bareng lagi. Kali ini panitianya udah lumayan komplit, dan berhubung gak ada yg bisa main gitar, sigh, terpaksa aku yang main dgn peringatan: "Gak ada naik-naik setengah nada loh yaaaaa...." Hahaha..... Seru loh doa peperangan bareng. Nah, abis doa, kita mulai ngatur-ngatur peralatan di aula. Panitia yang ahli komputer segera ngurusin LCD untuk lagu-lagu dll. Keren loh, jadi kayak di gereja aja, teks lagunya nanti keluar di layar. Juga ada bbrp gambar yg dibuat panitia berkenaan dengan FDS. Juga theme-song dll. Cool deh pokoknya. Aniwei, panitia yang lainnya sigap dengan tugas masing-masing yang udah dibagiin selama rapat. Jujur, selama ini jarang banget aku jadi panitia sebuah acara rohani. Jadi asli nggak tahu kalau yang musti dipersiapin (sebelum acara maupun saat acara) ternyata SEBANYAK ini!! Biasanya datang sebagai peserta, tahunya cuman duduk, menikmati acara, dilayani, dan protes kekurangan sana-sini. Memang, paling enak jadi peserta. Asli aku mau. Hehehe...

Oh ya, bisa bayangin gak, mimbarnya itu gede, panjang dan lebar banget deh pokoknya. Muat pembicara, alat musik, kalo ada penari juga muat nari dia atas. Guedhe kan? Di atasnya ada lambang burung garuda yang segede-gede gajah, terus dibawahnya dipasangin 2 spanduk. Sebelah kiri ngucapin selamat datang kepada peserta FDS, yang sebelah kanan donk keren. ^-^ Check this out:

Visi Pelayanan Maleakhi tahun ke-empat THE FINAL SPRINT 1 April 2003 - 31 Maret 2004

Hey, kita ini di "final sprint" loh... Putaran terakhir. Garis finish udah di depan mata. Minjem kata Bu Fanny, pita garis finish itu udah hampir nyentuh badan kita!

Katering kita juga tiba tepat waktu. Sip deh. ^-^ Jalan Tuhan juga loh. Daripada katering sama orang lain atau TMII, sama temen sendiri lebih enak. Bersihnya dan KUANTITAS-nya terjamin. Hahaha... Plus harganya masih okelah. So, jam 6-7 malam kita mulai dinner. Lucu deh, ada satu peserta yang bawa bantal guling sendiri dari rumah! Hahaha... dan matching pula dengan seprei yang dia bawa ^-^. Cute gak seeeh... ibu-ibu loh ini!!

Oke deh, enough kali ya buat bayangan kalian kayak apa persiapan FDS di Desa Wisata. Now, masuk ke:

 

# SESI PERTAMA: 

Pdt. Iwan Brataatmadja Pukul 20.00 - 22.00 Tema: Pemulihan Hamba-Hamba Tuhan

Sesi pertama dibawakan oleh Pak Iwan. Yang udah lihat brosurnya tentu tahu beliau ini ketua persekutuan doa terbesar se-jabotabek, juga hamba sidang sebuah gereja, keluar masuk istana tapi juga kolong jembatan. Sekedar info tambahan: hamba-hamba Tuhan berlomba-lomba loh pingin kotbah di pede beliau, karena cuma hamba-hamba Tuhan bermutu yang boleh kotbah di sana. Oh ya, sebelum sesi dimulai, setiap kali ada MC yang memperkenalkan sekilas tentang profil pembicara. Gak gatek (gagap teknologi) donk, kita pake power point, dan ada theme song-nya segala! Hahaha.. ide rada gila, tapi keren juga. :p

Nah, Woship Leader (WL) untuk acara FDS bukan dari "orang sendiri", dalam arti tidak ikut segala persiapan FDS dari awal. Yah, kalau kasarnya mau dibilang "orang bayaran" ya boleh juga sih. Habis, dari panitia sendiri gak ada yang bisa jadi WL. Paling-paling jadi singer. Meski kita bersyukur banget Tuhan nyediain WL, tapi mungkin karena hal ini kita gak "satu hati" amat. Soalnya, semua panitia bisa ngerasa kalo penyembahannya udah kelamaan, tapi dia masih asik aja terus nyembah, pake berlutut-lutut segala di depan mimbar, teruuuuus aja merem gitu.. GIMANA KITA MAU KASIH KODE KALO UDAH LEWAT WAKTU COBA KALO DIA MEREM TERUS??? Waktu itu, aku -- yang duduk di bangku paling belakang krn dapat tugas doa syafaat untuk sesi ini -- geregetan pisan ngeliat dia. Kalau boleh aku timpuk aku timpuk deh. Hehe... spanning spanning. Dan jujur, aku suka gampang curiga loh sama orang macam gitu. I mean, elo itu berlutut-lutut, merem merem dll bener-bener karena khusuk dalam penyembahan Tuhan ATAU cuma mau pamer sama jemaat kalau elo rohani dan jago nyembah? Habis, kayaknya ya, orang kalo udah "terlatih" bisa aja nge-show gitu loh. Jadi gak beneran.

Akhirnya, ketua kita naik ke mimbar, bisik-bisik sesuatu, dan mimbar pun diambil alih. Phew !! Halleluya 24x!

Ternyata, menurut WL-nya sih, dia bilang atmosfernya tuh jelek banget, jadi penyembahannya dia terusin aja. Banyak peserta dan bbrp panitia yang juga akhirnya sharing hal yang sama. Ada yang bilang bau kemenyan. Ada yang kepalanya pusing-pusing. Ada yang "didorong" sampe hampir jatuh segala. Aku, sampe gak tahu musti ngomong apa. Huahaha... Lah, aku tuh gak peka abis soal ginian. Pusing? Nggak tuh. Bau kemenyan? Nggak tahu. Didorong? Gak sama sekali. Huehehehe.... Ini berkah atau kutuk ya? Hahahaha......

Tentang kotbah Pak Iwan aku gak bisa cerita apa-apa karena aku sibuk doa syafaat, jadi nggak konsen dengerin dia. Tapi gak usah khawatir, ada back-up dari sharingan panitia lain, PLUS kan direkam ^_______^, kalian nanti bisa dengerin sendiri, oche? Yang jelas, di aula suaranya gaung banget. Tadinya kita pikir karena masalah teknis, ternyata gak. Lebih kepada masalah bangunannya. Aula itu guedhe banget loh, muat seribuan orang. Ini orang yang hadir tidak ada segitu banyak, ditambah sound-system-nya itu ternyata oke banget (masih baru semua), saking oke-nya sampe gaung. Hehehe...

Di akhir kotbah, ada altar call bagi mereka yang "siap mati buat Kristus". Weleh. Yang maju cuman dua dari sekian puluh orang. Huahahha..... Aku juga diem-diem aja di belakang. Selain krn aku panitia, jadi tugasnya lebih kepada jagain orang yang maju ke depan... jujur, kebayangnya itu : mati syahid? Sori deh, Tuhan. Lihat ujung pensil yang tajem aja takut kok. Jujur-jujur aje. Hehehe.. Emang sih, "siap mati buat Kristus" bisa jadi gak melulu tentang mati syahid, tapi karena Pak Iwan sebelumnya cerita kalau dia sendiri dapet dari Tuhan kalau dia bakal mati syahid, jadi aku asumsi dia altar call untuk mati syahid. Eh, yang maju itu ibu-ibu loh dua-duanya.... Salah satunya yang bawa bantal guling tadi! Hebat hebat... hehe.. ke mana perginya para cowok ya? Yah, tapi emang mati syahid itu panggilan ya, bukan adu keberanian semata. (Gak tahu ini menghibur diri sendiri apa kebenaran. Huahahaha....)

Begitulah sesi pertama, dari kacamataku ^_______^.

# OUTDOOR 

Abis sesi ni kita break satu jam untuk pipis, minum, juga acara fun and game. Aku nggak ikutan acara ini. Panitia outdoor yang ngurus. Tujuannya ya biar peserta saling kenal. Peserta kita beragam loh : dari mulai gereja non kharismatik sampe kharismatik; dari mulai jemaat, pengerja, sampe gembala sidang! Ck ck ck... Terus, panitia juga ngajarin yell-yell-nya kita:

"ONE-TWO-THREE OOOOWWW YES!"

Sebagai pengganti kata "Amin". Hehehe.... Buat mompa semangat, Mas! Jadi ada satu orang yang teriak "1-2-3.." lalu yang lain nyambung dgn kompak "ow yes!" Gitu. Ada gerakannya juga, tapi ya gak bisa aku jelasin deh. ^-^ Pokoknya rame deh, rame! Pingin belajar? Makanya lain kali ikut... huehehe....

Lanjut, ya!

#SESI KEDUA : 

Ev. Sugeng Wiguno Pk 23.00 - selesai Tema : Menjadi Saksi Kristus

Nah, ini dia kotbah ala modern. Hehe.. pake power point, dan ada dua panitia yang duduk depan laptop, siap menekan tombol (untuk mengatur tulisan yang muncul di layar) kalau diperintah pembicara. Dua orang ini kadang "berantem" dan saling menyalahkan, terutama kalau terlanjur mencet tombol sebelum disuruh. Huehehe.. kocak kocak. Untuk sesi ini, pembicara tidak bicara dari atas mimbar tapi "gaul" sama peserta di bawah. Cool. Hahaha.. Lebih interaktif ya, peserta jadi ikut semangat biarpun udah hampir tengah malam dan pasti cape kan.

Penyembahan untuk sesi ini bagus banget. Mungkin atmosfer-nya udah "bersih" kali ya? Nggak ngerti deh, pokoknya oke banget. Sekitar 15 menitan (puji Tuhan... huehehe...), tapi kok di tengah-tengah penyembahan, Sugeng pusing-pusing dan enek-enek? Aku pikir gara-gara telat makan (biasa, yang satu ini kalo ketemu kerjaan dan ngobrol udah nggak doyan makan....), tapi menurut insting ybs enek ini bukan enek biasa. Nah loh! Apa lagi nih? Daripada bingung-bingung, akhirnya kita doa bareng minta Tuhan tutup bungkus.

Inti firman Tuhan malam ini adalah tentang menjadi AGEN Kristus yang baik. Aku bikin point-point-nya aja deh ya, biar gak pusing:

*Kita semua, baik hamba Tuhan yang full-timer maupun bukan, adalah "agen Kristus". Tapi seringkali kita menempatkan diri sebagai "duta besar Kristus". Apa bedanya? Seorang agen adalah orang yang terjun ke lapangan dan tanpa putus asa terus menawarkan barang dagangannya mesipun ditolak sana-sini; sedang seorang duta besar cenderung berada di balik meja besar, dan menanti orang-orang yang datang mencari dia. Sikap arogan inilah yang kudu dilenyapkan dari pola pikiran kita: "Yang butuh Yesus kan elo, ya elo donk yang dateng ke gue! Gue udah selamet ini!"

*Apa biasanya pandangan orang terhadap orang kristen? Tukang maksa, fanatik, tukang ganggu, aneh, ekstrim, pengacau, pemalas (bangun paling siang - pdhal doa; kerja cuman modal mulut doank - ya namanya pengkotbah gimana coba?), dll. Apa pandangan yang seharusnya mereka miliki? Pembawa kabar baik (keselamatan itu kabar baik loh), sahabat di kala susah (biar disebelin, tapi kalo udah susah nyarinya orang kristen, biasa... minta didoain), menunjukkan jalan yang benar, konselor (kalo gak ada fungsi ini, orang2 pada lari ke dukun semua donk!), dll. Jadi ganti pola pikirmu, kenali siapa dirimu!

*Apa yang menghalangi kita untuk menjadi saksi Kristus yang baik? Jawaban para peserta macam-macam : takut (ini kendala paling besar) ; minder ; malu ; merasa nggak bisa ngomong ; merasa nggak menguasai firman jadi takut kalo ditanya gak bisa jawab; kapok karena ditolakin melulu; nggak ada untungnya (no duit, penghargaan, dll)... dan tambahin sendiri deh. :p Salah satu yang perlu paling diwaspadai adalah rasa KECEWA. Kecewa adalah akar mula dari tawar hati, lalu kepahitan. Tuhan Yesus berkata : "Berbahagialah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Perhatikan baik-baik: jika orang menjadi kecewa, meskipun sepertinya ia kecewa pada manusia atau keadaan sekalipun, tapi sebenarnya yang ia tolak adalah Tuhan.

*Alasan di atas sebenarnya bukan alasan. Kalau kita mau melatih diri sendiri dan istilahnya tuh mengisi diri sendiri dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk maju (mis: kalo nggak menguasai firman ya kan bisa BELAJAR toh?, dll), sebenarnya gak ada alasan untuk kita tidak menginjil ! Perintah Tuhan jelas; otoritas yang Dia kasih juga jelas : "Pergilah...."

*Orang kristen sering kali nggak punya "visi dan misi". Visi itu untuk jangka panjang. Misi itu untuk jangka pendeknya yg mengarah ke pewujudan visi. Nah, anak Tuhan sering nggak punya goal. Seringkali berlari macam pelari yg gak tahu arahnya ke mana. Kesalahan utama orang kristen adalah: mengganggap bahwa merencanakan masa depan itu berarti tidak percaya/tidak menghormati kedaulatan Tuhan. Padahal, dengan membuat rencana, lebih mudah bagi Tuhan untuk menyetir langkah kita. Kalau rencananya terlalu ke kanan, disetir Tuhan ke kiri, dan sebaliknya. Lah, kalo "goal" aja gak punya, Tuhan suruh ngapain coba? Kita ini "mitra kerja" Tuhan loh! "Kamu punya goal apa di tahun ini?" "Jadi guru sekolah minggu" "Oke, lalu apa rencanamu supaya bisa jadi guru sekolah minggu?" "Banyak belajar firman dan berdoa." "Bagus. Lalu berapa jam sehari yang kamu luangkan untuk itu?" Ternyata, kalau sudah makin spesifik pertanyaannya, mulai bingung deh... hehehe.... Kira-kira begitulah, tanyakan diri sendiri: Apa visi misi Tuhan untukku? Apa yang akan dan telah kulakukan untuk mengarah ke situ? Gak usah pusing rencana kita itu bakal tercapai apa nggak, itu urusan Tuhan. Again, Dia yang bakal nyetir sekaligus betulin error-error di rencana kita. Belajar bermitra dengan Tuhan!

*Gereja seringkali tidak berhasil dalam penginjilin karena MANAJEMEN gereja yang buruk. Sumber daya manusianya ada, uang ada, tetapi gereja seringkali tidak punya program yang dikelola dengan baik. Penempatan SDM asal-asalan, tidak ada rencana kerja yang jelas.. Intinya : manajemen yang buruk. Jadi, sekali lagi, siapa bilang ikut Tuhan tidak butuh manajemen yang baik? Tidak cuma butuh "ngeroh" doank!

*Pengikut aliran "New Age" memiliki tema lagu : "I believe I can fly" yang nampaknya sukses menjadi rhema mereka, karena yo'i, despite semua argumen yang bilang mereka itu sesat, mereka sukses kok. Yang minder jadi pede. Yang nggak mampu jadi mampu. GIMANA DENGAN ORANG KRISTEN yang ngakunya ikut Tuhan yang luar biasa, dgn tema lagu : "Ku kan terbang tinggi bagai rajawali.." ? Kok nggak terbang-terbang? Kok yang terbang malah pengikut new age? Kalau Tuhan kita ini pualing besar, berkuasa, dan semua-muanya... kok kita end-up kayak gini? Introspeksi.

Di akhir sesi selalu "dimateraikan" dengan altar call, salah satunya bagi mereka yang rindu menjadi agen/saksi Kristus. Tapi gak maju-maju gitu, cuma diminta meletakkan tangan di dada. Hampir semua peserta meresponi. Aku yang ngeliat di belakang sampe terharu. Soalnya bahkan gembala sidang pun gak malu-malu lho meletakkan tangannya di dada. Keren banget deh. ^________^

#EVALUASI HARI PERTAMA 

Habis selesai acara, biasanya panitia kumpul sebentar di pondok untuk evaluasi hasil hari itu. Kekurangan bersama kita bicarain. Keberhasilannya kita puji dan syukurin bareng. Eh, ngumpul-ngumpul begini seru loh. ^-^ Aku hepi banget. Semua diajar untuk mengeluarkan pendapat. Jangan ngedumel di belakang atau setelah acara selesai baru bilang : "Mustinya gini gitu gini gitu.." Ada usul? Kritik? Saran? Keluarkan SEKARANG! Phew! Cool, cool. Karena ini organisasi informal, orang-orang jadi lebih enak ya ngomong dari hati ke hati. Soalnya aku perhatiin kalo rapat pengerja di gereja kok kayak bukan rapat. Pengerjanya sih ngumpul, tapi gak ada yang buka mulut, kerjanya cuman manggut2 dan yes sir yes sir sama pemimpin (apalagi kalo yg mimpin gembalanya sendiri! Huahaha...). Sungkan, bo... Dan kalopun ada yg berani buka mulut untuk usul, jamin, pasti dicuekin. Yah, pengalamanku sih gitu. Buntut2nya kata2 akhir ada di tangan gembala juga. Jadi, ngapain juga rapat ya? Cuma biar kesannya gak diktator? :p

Habis gitu kita semua pergi bobo. Panitia (kecuali pembicara) bobo di barak. Barak cowok dan cewek kan dipisah. Panitia tidur di barak bareng peserta (katanya biar membaur). Dalam rapat ada usul agar di FDS selanjutnya panitia sewa pondok sendiri aja, doa minta Tuhan sediain dananya. Mau doa, mau ini itu lebih gampang, gak ganggu peserta lain pula. Maklum, panitia kan bobo paling malam, bangun paling pagi. :p Kalo mau membaur mending pas jam makan atau pas acara. Eh, aku masuk barak paling telat kan, ternyata peserta FDS memang luar biasa deh. Aku lihat bbrp peserta masih sibuk saat teduh dgn alkitabnya, ada yang telungkup komat-kamit (berdoa... atau ngigo? Heheh.. doa lah doa!).... Wow.. padahal tubuh pasti udah cape banget kan?

Btw, aku bersyukur banget sama Tuhan. Di sharingan lain kalian bisa lihat pergumulan Sugeng untuk dapetin satu kamar sendirian. Maklum, kalo jadi pengkotbah itu butuh waktu sendirian sama Tuhan. Nyampur2 di barak so pasti gak konsen. Aku ikutan pusing, tapi "cuma" bisa doa. Tuhan baik loh. Bener-bener disediain. Tadinya di pondok itu only 3 rooms. Udah penuh semua. Satu kamar untuk undangan. Satu kamar untuk tim doa Bu Fanny. Satu kamar untuk Bu Fanny. Ternyata... Bu Fanny gak jadi nginep, oy! Jadi ada satu kamar kosong. Sip kan? (Nah, para wanita, ingat-ingat ya: ini bukti kuasa doa seorang istri. Or, calon istri, in this case. :p Jadi, rajin-rajinlah pakai lidahmu untuk berdoa. Huehehee.... Tuhan merhatiin betul loh doa para istri! Bener-bener Tuhan kita itu ajaib deh! Dan yang jelas Tuhan kita gak berat sebelah ke kaum pria seperti kata kaum feminis. Hehehe...)

Nah, di barak, aku kebagian tidur di ranjang atas (always). Rada geli (jijik) karena kipas angin di barak itu menipu semua bangkai serangga kecil dan debu dari langit2 ke ranjang atas. Hiiiiyyyy... Bersihan juga waktu nggak pake kipas angin. Dan aku gak bisa bobo!!! Walah. Ada bunyi tokek kerasnya bukan main... makin lama kayak makin deket gitu. Temenku juga ketakutan. Dia takut itu tokek nemplok di muka dia, akhirnya dia bobo sambil nutupin mukanya pake kaos. Hahaha... asli deh asli... aku gak tidur semalaman, somehow. Bukan krn tokek doank sih, emang gak bisa tidur aja. Tidur-tidur ayam gitu. Gak enak banget deh.

Mana hari keduanya, kita itu rencana bangung pagi-pagi banget mau shooting di pesawat Garuda (pesawat beneran). Baca sharingannya Ci Aina dan Sugeng deh kalo mau tau yang satu ini. ^-^

Sekian dulu untuk hari pertama. 

SABTU, 15 MARET 2003

Hari belum lagi pukul 6, masih pagi banget deh, namun seluruh panitia sudah bersiap-siap, rapih, dan cantik... loh? Ngapain? Oh, ternyata dari hasil pemungutan suara dalam evaluasi semalam, dengan hasil 5 setuju, 2 menolak, dan sisanya abstain (coba kalau nggak pada abstain, mungkin bisa lebih banyak yang menolak dari setuju. Hehehe..), pagi ini adalah hari di mana kita akan shooting di pesawat Garuda. Ehem ehem!

Skenario sudah tersusun rapih, tapi apa boleh buat... seperti yang telah diceritakan panitia lain, orang TMII yang seyogyanya hadir untuk membuka pintu pesawat nggak nongol! (Mas, mas, bangun, Mas! Balikin goban gue!!). Akhirnya kita harus puas berpose sana sini dengan pemandangan yang memang oke banget sih saat terekam oleh lensa kamera.

So, baliklah kita ke Desa Wisata untuk sarapan pagi. Apa sarapan paginya, ibu? Pagi ini menggunakan katering dari TMII. Oke juga menunya: nasi goreng, telur mata sapi, yang mau ngopi silakan, yang mau teh hangat silakan. Slurrrp... nyam nyam...

Ketika selesai makan, sebuah mobil van mendekat dengan anggun. Wah, ternyata Ibu Fanny Bastiam dengan tim pendoanya tiba tepat waktu! Bukan main. Aku yang cuma mendengar cerita-cerita panitia lain yang sebelum ini sempat bertemu muka dengan Ibu Fanny, penasaran banget kayak apa sih orangnya, ya?

Eniwei, kali ini WL sudah diberi tahu untuk menyanyikan maksimum dua lagu saja.. WL yang kemarin sempat di-cut di tengah-tengah penyembahan tersebut cuma nyengir di sela-sela sendokan nasi gorengnya ^______^ sambil berkata,"Ooooh, waktunya dikurangin lagi? Oke deh!" Huahahaha.... Maaf ya Mas, begitulah permintaan pembicara, apa boleh buat?

Ternyata di sesi ini aku menjadi singer, gantian sama panitia lain. Iya, karena panitianya cuma sekian orang, mau tidak mau merangkap sana sini kerjanya, termasuk jadi singer dadakan sekalipun. Aku langsung teringat dulu di Taiwan, test untuk menjadi singer... tidak lulus. Meskipun para penguji "memuji-muji" suaraku, katanya: "Suara kamu cocok deh jadi penyanyi country..." (dan aku sampai hari ini tidak tahu itu 'pujian tulus' atau 'peringatan halus' supaya lain kali jangan pernah ikut test menyanyi lagi?). Lagi kalang kabut ngapalin teks, aku mendapati partnerku beda dengan yang di jadwal. Walah... menurut pengungkapan partner baruku, partner lamaku rada "minder" karena perbedaan tinggi badan yang jelas antara aku dan dia kalau kami berdiri di mimbar bersama. Ck ck ck, ibuku sayang, untung ada pesan Tuhan untuk tidak "menjadi kecewa dan menolak Aku", kalau tidak... Huehehehe... ^______^ Kidding-lah... !!

So, here we go.

#SESI KETIGA & KEEMPAT: 

Ev. Fanny Bastiam Pukul 07.30-13.30 (cat: ada tambahan satu jam dari jadwal semestinya) Tema: "Indonesia di Mata Tuhan" & "Indonesia di Mata Iblis"

Setelah penyembahan, sebelum Ibu Fanny naik mimbar, MC terlebih dahulu memperkenalkan sekilas mengenai apa itu Pelayanan Maleakhi.

Untuk bagian Bu Fanny, aku bagi-bagi aja ya. PANJANG soalnya. (Gile aje, 4 jam setengah duduk terus betul-betul LUHAR BIASA!)

#1: BAGAIMANA TUHAN KITA MATI DI KAYU SALIB? Di luar dugaanku, Bu Fanny gak langsung jelasin ttg pulau-pulau indonesia. Padahal udah pingin tahu aja tuh, apaan sih yg namanya "pemetaan rohani"?

Tapi Bu Fanny justru menunjukkan gambar slide demi slide tentang penyiksaan yang dilakukan terhadap Yesus. Aku merhatiin ada bbrp peserta yang kayaknya rada kecewa. Hehe.. mungkin udah ngebet tahu ttg "pemetaan rohani" juga kali, kok malah disuguhin hal "lama" sih? Tapi, hehe.. gak bisa protes donk? Eniwei, karena Bu Fanny mendedikasikan waktu cukup panjang untuk bagian ini, aku memutuskan mengikuti langkah beliau.

Pertama, saat Yesus dicambuk. Ada gambar cambuk2 yang biasanya digunakan oleh tentara romawi. Ada yang bercabang tiga, tujuh, dan gak tahu deh berapa banyak. Ujungnya ada yang terdapat paku-paku kecil dan tajam; timah/besi tumpul yang bulat; dan yang satu asli paling nyeremin: benda-benda tajam berentet dari bawah ke atas. Ck ck ck. Bayangin kalau daging ini dicambuk pake gituan berkali kali dan kali dan kali.... dengan FULL POWER sang algojo!!! Jadinya bukan cuma baret di sana sini kayak film-film Yesus yang biasa kita lihat kan? Pasti daging udah tercabik-cabik luar biasa. Nggak karu-karuan deh. Bayangin abis itu kita masih disuruh jalan mikul salib dengan daging yang udah abis terkoyak-koyak, dan kita bisa lihat mungkin ada bagian daging kita yang ngantil di tubuh.. nempel nggak, copot nggak... Eugh! Mirip daging cincang kali ya....

Di perjalanan memikul salib, Yesus sempat terjatuh. Jatuhnya juga gak cantik euy. Tuh muka mencium jalanan, dan jalanan jaman dulu denger-denger lebih parah kasarnya dari sekarang. Jatuhnya dengan beban berat menimpa pula, yah, udah kebayang hancurnya tuh muka deh. Alkitab mencatat sebegitu gak karuan jadinya sampai-sampai wajah Yesus tidak dikenali lagi. Belum lagi entar dimahkotai duri, dipukulin sana-sini... Udah gak berbentuk muka deh. Btw, menurut keterangan Bu Fanny, salib yang Yesus pikul bukan berupa dua kayu yang udah dipantek bentuk salib, tapi cuma yang horisontalnya doank (namanya "patibulum").

Setelah itu, yang dipaku itu bukan telapak tangan. Telapak tangan nggak akan kuat menahan berat tubuh di kayu salib, PASTI sobek. (Merinding gak sih?) Jadi mananya donk? Gulp. Yang dipaku itu pergelangan tangannya! Ampun-ampun. Kebayang nggak sih sakitnya dipantek pake paku segede-gede gajah gitu? Keiris pisau dapur aja jerit-jerit kok! Itu masih harus ngerasain gelantungan di kayu salib sekian jam dengan paku di pergelangan tangan sebagai penahan berat tubuh! (Aku teringat, di Filipin kalau tidak salah, ada orang yang "sok-sok-an" minta disalib seperti Yesus waktu perayaan apaaa gitu. Nyatanya, dia udah jerit2 minta diturunin sebelum waktunya sampai... itu aja tangan kakinya cuma diiket tambang, bukan dipantek paku!)

Tapi, yang aku yakin paling bikin kaget semua yang hadir adalah gambar berikut.

Menurut Bu Fanny, hasil riset beliau menunjukkan bahwa Tuhan kita tidak mati disalib dengan posisi seperti yang kita lihat di film-film. Hmm... agak sulit jelasinnya, tapi gini aja deh: pernah lihat kodok batu mati? Yang banyak dijual di pasar-pasar tuh, atau supermaket? Nah, sekarang, kodoknya ditelentangin, lalu rentangkan kaki bagian atas kodok ke kanan kiri (kayak tangan Yesus di kayu salib), sedang kaki bawahnya tinggal ditempelin aja. (Kodok kan lututnya selalu nekuk kan? Nah, tinggal pergelangannya ditempelin aja, jadi deh kira-kira begitu). Kebayang nggak posisinya?

Kayak gitulah, menurut Ibu Fanny, posisi Yesus waktu disalib.

Kita semua, asli shock berat! I mean, well, posisi yang biasa aja udah sangat menggenaskan (buat yang belum tahu, Yesus telanjang bulat ya waktu disalib, nggak ada tuh secarik kain yang nutupin aurat!), tapi dengan posisi seperti itu, betul-betul deh... Maaf ya, tapi aurat tubuh apa nggak semakin jelas terlihat kalau posisi disalibnya seperti itu? Menurut Bu Fanny lagi, jarak dari kaki Yesus ke tanah itu nggak tinggi, tapi cuma 60 cm, dan ada satu kayu tipis yang menonjol keluar sebagai "tempat ganjal" pantat yang disalib. Jadi salibnya nggak tinggi kayak di film-film.

Kaget? Boleh-boleh taja. Tapi satu hal yang HARUS DITANAMKAN DALAM PIKIRAN KITA dari sharingan beliau adalah: JANGAN posisi tersebut dianggap sebagai kebenaran dulu. Dalam arti, bukan aku nuduh Bu Fanny bohong atau salah riset, TETAPI dengan pertimbangan kita belum jelas dari mana sumber riset beliau, plus bahwa sampai hari ini arkeolog dan para ahli (yahudi maupun non), bahkan hasil riset "Manusia Kain Kafan" (sudah terbit buku maupun bentuk video-nya) yang dianggap paling tuntas mengupas tentang hal ini, TIDAK PERNAH mengindikasikan posisi disalib seperti yang beliau bagikan di FDS ini. Selama ini tidak pernah ada keraguan bahwa posisi Yesus disalib adalah seperti yang biasa kita tahu.

Para ahli juga mengatakan bahwa salib di Golgota memang TINGGI seperti di flim-film dengan tujuan dari jauh-jauh sudah terlihat salibnya, sebuah bentuk intimidasi dari kerajaan Romawi pada semua orang: Awas macam-macam sama saya, ini hukumannya! Something like that-lah. Juga, Alkitab mencatat perkataan Yesus yang berusaha memberi tahu secara implisit kepada murid2Nya bagaimana caranya Ia akan mati, di Yohanes 12:32-33

"dan Aku, apabila Aku DITINGGIKAN dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan BAGAIMANA CARANYA Ia akan mati.

Aku pikir sih, salibnya kudu tinggi ya, kalo nggak ngapain Yesus ngasih kode gimana Dia bakal mati dgn kata-kata "ditinggikan" kalo tinggi salib dari tanah ke kaki cuma 60 cm, coba? Segitu mah nggak tinggi atuh...

Gimanapun, yang jelas, aku setuju banget sama kata-kata bijak temenku: "Nggak peduli gimana posisi Dia mati, mau tegak lurus atau nekuk kayak tadi, itu GAK MERUBAH FAKTA BAHWA DIA SUDAH MATI DISALIB GARA-GARA DOSA KITA!"

Setuju! Posisi apapun tidak mengurangi penderitaan yang ditanggung-Nya ganti kita!

Bu Fanny, setengah mati menahan tangis waktu ceritain gimana Yesus mati di salib. Aku inget betul perkataan dia yang paling menyentuh: "... Saya berasal dari agama seberang... saya biasa menghujat Yesus... tapi sewaktu saya tahu gimana Tuhan saya mati buat saya, segimana Raja di atas segala raja, segimana Tuhan yang biasanya berjubahkan kemuliaan itu, mau dipermalukan demi saya bisa hidup.... saya bilang: Tuhan, saya tukar hidup saya dengan semua itu. SAYA TUKAR SEMUANYA!"

I give it all, Jesus, I give it all.

"Dan saya," sambung beliau lagi," nggak bisa ngerti kalau hari ini masih banyak orang-orang kristen yang masih bisa nggak serius sama Tuhannya. Saya yakin itu karena mereka gak tahu, apa yang Tuhan harus lewatin untuk kita boleh hidup hari ini. Mereka nggak tahu, kayak apa Tuhan harus mati di kayu salib!"

Well, probably ungkapan "Yesus mati buat kita di kayu salib" udah jadi terlalu biasa di telinga kita. Nothing special. Hari itu yang jelas, kalo pada mulanya mungkin ada yang males dengerin ttg Yesus mati disalib (atau ada yg ketakutan sampe gak selalu menghindari bagian ini), begitu Bu Fanny selesai, betul-betul kayak ditabokin bolak-balik rasanya. Suatu hal yang perlu direnungkan selalu deh, harga yang Tuhan harus bayar buat kita.

"Sayangku," ujar Bu Fanny lagi dengan suara serak (beliau suka manggil kita dgn kata 'sayangku'),"Tuhan hari ini bilang: kamu sudah Kubayar TUNAI dari MAUT!"

Iya, Tuhan. And we can't thank you enough.

#2: INDONESIA DI MATA TUHAN 

"Tidak ada prajurit yang pergi bertempur tanpa peta,"begitu selalu kata Bu Fanny. Segala yang ada di alam roh tercetak dengan jelas di alam nyata. Itulah rumusnya. Inilah hasil riset beliau selama 10 thn, dan inilah Indonesia dilihat dari mata Tuhan:

*Peta Indonesia , jika batas-batas lautannya dipertegas, akan terlihat bentuk seperti telapak tangan, yang "kebetulan" posisi pergelangannya ada di Irian Jaya, dan "kebetulan" pula kalau batas darat antara Irian Jaya dengan Papua Nugini dipertegas, jadilah bentuk telapak tangan dengan paku menembus pergelangannya.

Kalo lihat gambarnya jelas banget deh : Indonesia ada di telapak tangan Tuhan. Titik. Pulau-pulau Indonesia semuanya tercetak dengan manisnya di telapak tangan Tuhan. Telapak kiri, menurut Bu Fanny, karena di tangan kiri Tuhan terletak "kekayaan dan kehormatan". Faktanya, Indonesia adalah negara yang kaya luar biasa. Betul-betul merasa terhormat banget boleh ada di telapak tangannya Tuhan. Kan ada tuh ayatnya: "Lihatlah, Aku telah melukis/mengukir engkau di telapak tanganKu..."

*Dikatakan "kemuliaan Tuhan datang dari Timur". Ada begitu banyak referensi ayat ttg hal ini di Alkitab. "Gerbang Timur" yang dimaksud, adalah Indonesia. Aku gak bisa jelasin dengan detail (ikuti saja seminar Bu Fanny ya!). Tapi Bu Fanny membagi dunia belahan barat dan timur and then kesimpulannya saat matahari terbit cahayanya nyampe duluan ke Indonesia deh. Dan, okay, meskipun banyak negara yang di "timur", tapi negara kepulauan terbesar di timur itu indo, dan alkitab berkata "dari pulau-pulau yang jauh...", bukan benua, bukan daratan, tapi "pulau-pulau". So, kesimpulannya: kemuliaan Tuhan akan terbit dari Indonesia!

Hal ini dipertegas dengan begitu banyaknya hamba-hamba Tuhan luar negeri yang mengkonfirm hal ini. Bahkan Cindy Jacobs, pendoa syafaat dari Amrik, menurut pengakuan mereka yang datang ke seminarnya, sampai-sampai berlutut dan menangis sambil "memohon" pada hamba-hamba Tuhan dari indo: "Dari negaramulah, bukan dari negaraku.. dari negaramulah akan terbit kemuliaan Tuhan!" Hehe.. katanya hamba2 indo bengong-bengong aja dengernya. Rada-rada gak percaya. Indo? Gak salah nih? Indo? Huehehe...

Teman saya, juga cerita kalau pendeta tamunya (bule) berkata serupa. Malah menurutnya, Indonesia seharusnya disebut "Dari Merauke sampai Sabang", karena gerbang masuk timurnya ada di Irian.

*Pulau Philipina, bentuknya itu seperti anak domba yang disembelih. Nah, hehe.. silakan ambil peta, lihat filipin, dua garis tipis2 di bawah yang deket kalimantan itu kakinya. So kudu dimiringin dikit ya. Then, (Bu Fanny gak nambah2in apapun loh, asli dari peta aja) kita dikasih lihat foto asli anak domba yang lagi disembelih. Percaya atau gak: PERSIS PLEK! Lebih hebatnya lagi, di peta filipin, pulaunya kan terpecah2 di tengah, itu gambaran "tubuh Kristus yang dipecahkan" buat kita. Hebatnya lagi, yang disembelih itu kan leher, kalau darahnya mengucur, coba tebak, itu darah mengalir turun ke mana?

Tepat sekali. Indonesia!! "....engkau dimateraikan oleh darah-Ku..."

*Jadi, percaya nggak kalau Indonesia akan penuh kemuliaan, Tuhan? Tuhan udah mencetak rencana-Nya bagi negara kita sedemikian jelas di alam nyata loh! Kalau Indonesia tidak begitu berharga di mata Tuhan, iblis tidak akan begitu dahsyatnya mengunci Indonesia dari Injil (sampai hari ini), dan iblis gak akan mencurahkan segenap kekuatan yang dimilikinya hanya untuk mengacau Indonesia. Makin kacau indo, makin gak karu2an begini, merupakan bukti betapa berharganya indo buat Tuhan. Iblis gak akan cape-cape merusak smt yang tidak berharga di mata Tuhan.

Itulah sekilas tentang Indonesia di mata Tuhan.

#3: INDONESIA DI MATA IBLIS 

Kalau Tuhan mencetak rencana-Nya atas Indonesia dengan jelas, iblis juga nggak mau kalah donk. Dia juga mempetakan rencana penghancurannya atas Indonesia, kesannya betul-betul memproklamirkan bahwa dialah yang berkuasa atas bumi Indonesia ini!

Inilah hasil pemetaan iblis atas pulau-pulau Indonesia:

*Pulau Sumatra ternyata berbentuk seperti buaya berenang, dengan Danau Toba sebagai matanya. Alkitab mencatat buaya sebagai salah satu wujud dari iblis (Lewiatan: naga atau buaya purbakala yang menjadi perlambang kuasa gelap/iblis). Aceh, daerah yang kita tahu terus bergejolak, "kebetulan" ada di moncongnya buaya. "Siapa yang berani merebut Aceh kalo dia ada di ujung mulutnya buaya yang gede begini? Iblis pinter kan?" begitu ujar Bu Fanny. Kalau masih ragu ini bikin-bikinan atau beneran, sumatra utara ternyata juga adalah penghasil buaya terbesar di Indonesia. Betul-betul apa yang di alam roh tercetak dengan nyata di alam nyata kan?

*Pulau Jawa, dengan ibukota kita di atasnya. Pulau Jawa merupakan pusat perekonomian, politik, kehidupan sosial, dll bangsa kita. Pulau yang sangat penting. Jawa Barat terpetakan seperti kepala ular dengan mulutnya di Pelabuhan Ratu (tambahin lidah sendiri ya di situ, biar kelihatan jelas :p). Tidak heran angka kematian di tempat ini sangat tinggi. (Palabuhan Ratu konon kabarnya tempat Nyi Roro Kidul bertahta. Banyak yang mati tenggelam di pantai Palabuhan Ratu)

Sedangkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, ternyata berbentuk seorang wanita hamil tua yang mati, dan walhasil tidak jadi melahirkan.

Alkitab selalu menggambarkan gereja Tuhan sebagai seorang "wanita/perempuan". Tuhan menyatakan dengan jelas pada Bu Fanny thn 1997 bahwa gereja Tuhan sudah "mati". Kok mati? Iya. Jumlah gerejanya doank yang tambah banyak (alias pecah sana sini), tapi tidak ada pertumbuhan yang nyata. Jadinya sama aja dengan mati. Gereja tidak melakukan fungsinya sebagai "penjaga" bangsa. Hasilnya, pecahlah kerusuhan Mei 1998, Kerusuhan di Solo, dll. Kita biasanya berkata bahwa "penganiayaan" HARUS, harus, dan harus terjadi supaya pada bertobat, sehingga memberi kesan bahwa itulah rencana sempurnanya Tuhan (plan A), bahwa itu maunya Tuhan. Tapi dari penjelasan Bu Fanny, aku mendapat kesan bahwa itu seringkali terjadi karena kelalaian kita sendiri. Aku mendapat kesan bahwa kalau kita sebagai gereja Tuhan tanggap sama rencana Tuhan dan tidak mengulur-ngulur atau repot ngurusin kerjaan sendiri, bisa jadi penganiayaan itu (contohnya kerusuhan Mei 1998) tidak perlu diijinkan terjadi oleh Tuhan.

Yang Tuhan mau, yang dinubuatkan Tuhan, adalah bahwa "kaki perempuan (gereja) akan meremukkan kepala si ular tua (iblis)". Jadi, dengan melihat peta rohani Pulau Jawa (yang tidur/horisontal) ini, maka gereja Tuhan HARUS bangkit berdiri (vertikal) supaya bisa menginjak kepala ular! Gunakan kuasa yang sudah diberikan Tuhan kepada gerejaNya untuk meremukkan kepala iblis!

*Pulau Sulawesi bentuknya seperti apa? Biasanya anak SD menjawab: "Seperti huruf K...aaaaa!!" Tapi coba pulau tersebut diputar 90 derajat ke kanan (atau leher kita deh yang dirobohkan ke kiri), ternyata pulau ini terpetakan sebagai moncong dan buntut naga (dengan tubuhnya di dalam air). Persis banget dengan foto naga kuno yang Bu Fanny ambil dari Klenteng Sam Poo Kong. Di buntut ular terletak alat kelaminnya. Hasilnya, kota Manado yang ada di "ekor" tercatat memiliki angka statistik perceraian tertinggi (roh perzinahan). Sedangkan di moncong naga tersbut, di kota-kotanya banyak sekali terjadi kekerasan. Juga di pulau inilah terdapat banyak gereja setan/sesat.

(Pas mau masuk pulau sulawesi, aku memiring-miringkan kepala ke kiri dan kana, mencoba menebak sebelum Bu Fanny menjelaskan, kayak apa ya bentuk pulau yang satu ini? Hmmm.... Lagi asik-asik mikird an membayangkan (dgn kepala masih miring), tiba-tiba terdengar suara manis Bu Fanny,"Gadisku manis, jangan ngantuk dulu ya, perhatikan ibu sebentar lagi." HUAHAHAHAHA.....!! ^____________^)

*Irian Jaya merupakan pulau yang terbesar di dunia, dan sekaligus TERKAYA. Yang namanya logam mulia (emas), mineral macam plutonium, uranium, dll melimpah ruah di sini. nggak heran jadi rebutan bangsa asing sana sini. Tapi, kita bisa baca di koran, kenapa kok taraf hidup di pulau ini justru yang paling miskin? Kenapa pulau terkaya di dunia penduduknya justru hidup bagaikan budak?

Dengan mempertegas batas laut dalam Irian Jaya (atau ada yang bilang juga: kalau air laut disedot habis, jadi kelihatan tuh keseluruhan bentuk pulau ini), maka terlihat bahwa bentuk pulau Irian bukanlah seperti kepala burung, TAPI kepala ular yang besaaaaaaaar sekali, sedang mengangakan mulutnya. Betul-betul mengapa begitu sulit Injil masuk ke daerah ini.

(Catatan: Pendeta bule yang teman saya ceritakan di atas juga mengiyakan hal ini, katanya: "Mengapa hamba-hamba Tuhan luar negeri sering mendapat perintah Tuhan untuk pergi ke Irian ya karena ini. Kalau tidak ada anak Tuhan yang berdiri di situ, apa nggak hancur ini pulau sama iblis? Padahal di pulau ini terletak "pintu gerbang Timur"-nya!")

Pulau Biak (pulau kecil di atas Irian) adalah gambaran yang mewakili keberadaan penduduk Irian secara rohani. Biak terpetakan sebagai seorang manusia yang terpasung. Yang ini nggak bisa saya gambarkan. Tapi yang jelas kelihatan sekali bentuk wajahnya - tampak samping (bahkan sampai ke hidung, dll) -- MEMANG bentuk wajah orang Irian, nggak mungkin salah. Bukan bentuk wajah penduduk pulau-pulau lainnya deh pokoknya. Sampai kita kaget semua! "Lihatlah, makin ke Timur, iblis bekerja makin dahsyat, karena makin ke timur makin dekat dengan gerbang Bapa-mu," kata Bu Fanny.

#4: SATU KEKUATAN BESAR DI BALIK SEMUANYA 

Mungkin ini adalah hal paling mengejutkan bagi kita semua. Kekuatan terbesar yang berada di balik kekuatan-kekuatan besar lainnya yang bekerja di negara kita, surprisingly, adalah Hindu. Sungguh suatu hal di luar dugaan, bukan?

*Pulau Kalimantan adalah pulau di mana kerjaan Kutai terletak, kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Dari catatan sejarah, mulai dari Ken Arok dan Ken Dedes, tongkat kuasa terus turun dan turun, dan lewat raja Hindu terakhir, tongkat kuasa tersebut "berpindah" ke kerajaan Majapahit, sampai hari ini. (Ikuti seminar Bu Fanny kalau ingin tahu lebih jelas tentang sejarah ini). Mereka berganti kulit, tapi penguasa di belakangnya tetap Hindu.

*Ada sebuah arca di sebuah candi di Jawa Timur yang menggambarkan jelas bahwa penguasa dunia ini adalah Hindu. Arca tersebut berbentuk Dewa Sri Wisnu menunggang Burung Jatayu (yang diambil dari kisah perwayangan, dan dijadikan sebagai lambang negara kita), yang menunggang ular kobra yang membelit bumi dengan tubuhnya. Jelas, bukan?

Aku nggak bisa sharing secara keseluruhan. Hadiri saja seminar Bu Fanny di bawah ini, atau jika sudah terlambat, hubungi Rhema Ministries untuk kapan diadakan seminar berikut:

MISTERI TIMUR YANG DISINGKAPKAN Jakarta, 5 April 2003; pk 09.00-16.00 WIB Panin Building Lt. 4 Hall B, jl. Jend. Sudirman Kav 1 Telp: (021) 5735435-6. Biaya Rp 135.000,- Untuk kalangan sendiri

Sesi Bu Fanny ditutup dengan altar call (yang bisa dibaca dari sharingan panitia lain).

Setelah selesai mendengarkan penjelasan Bu Fanny, kami semua makan siang bersama, lalu lanjut ke Museum Indonesia. Eh, kita foto-foto dulu dink di gerbangnya Desa Wisata. Oala... udah gaya cakep-cakep, ada satu panitia ketinggalan, gak tahu ke mana. Ditunggu-tunggu nggak dateng juga, kita foto lagi deh sekali... JEPRET! ^_____^ Lalu semuanya berjalan kaki ke Museum Indonesia. Nggak semua dink, aku dan ketua naik mobil mendahului yang lain. Tujuannya? Mau rekam prajurit Tuhan berjalan kaki pake handycam. Hehehehe... Hayo, hayo, jangan ngelaba itu!! Eeeeehhh.. gimana sih? ^-^ Kerekam nih semuanya! Hahahaha...

#SESI KELIMA: 

Acara outdoor - Museum Indonesia - Kereta Gantung - Anjungan

#MUSEUM INDONESIA - Citra bangsa yang terpetakan Panitia lain sudah banyak cerita tentang ini ya, jadi nggak usah panjang-panjang (Phew! Yes, I can hear you!). Yang jelas, kalau dari dulu kita masuk ke museum ini, kerjanya cuman numpang lewat doank dan nggak tahu apaan yang dilihat, sekarang udah lain.

Betul-betul mata rohani kita udah dibuka deh. Bu Fanny pernah bilang sih, sebagian besar keterangan dia juga ada kok di museum indonesia, dibuka untuk UMUM! Tapi KENAPA pada nggak tertarik masuk museum indonesia? Inilah yang namanya "rahasia kegelapan", dan puji Tuhan, udah saatnya rahasia kegelapan dibongkar habis-habisan.

Sekarang, ketika kita melihat patung jatayu menunggang ular, kita tahu apa artinya. Begitu pula saat tour guide kita menjelaskan tentang Hindu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa indonesia,"... tidak peduli apapun kepercayaan kita: islam, kristen, khatolik, budha, dll, tetapi kebiasaan-kebiasaan dari kepercayaan Hindu terus saja terbawa dan kita lakukan sampai hari ini...." Itu juga menjelaskan mengapa spiritualisme begitu kuat di Indonesia, meskipun jaman katanya sudah modern.

Yang menarik, burung jatayu selalu dipasangkan dengan ular naga. Dalam ornamen perhiasan wanita, wayang, dll, mereka selalu berduaan. Menurut penjelasan cerita wayang dari tour guide kita, burung melambangkan kehidupan di "atas" yang tidak terjangkau manusia (perhatikan hal ini), sedangkan naga adalah lambang kehidupan di "bawah" yaitu bumi. Sempat ada peserta yang nyeletuk: "Kalau Tuhan kita kan suka pakai burung rajawali ya? Kalau ini jadi burung jatayu?" Ck, mencuri copy right. Hehehe... kayak jualan barang palsu aja, nama dan bentuknya diganti2 dikit. Hmmm.... Pikir-pikir, bagi orang tionghoa bukankah "burung hong" pasangannya juga "naga" ? Sama juga jatuh2nya burung dan naga!

Saat melihat peta Indonesia di museum, kita pada kaget melihat burung jatayu ada di sebelah kiri dengan cakarnya mencengkeram bagian ekor ular (memakai mahkota) yang melingkar-lingkar teruuuuus sampai kepalanya muncul di kanan, persis di belakang Irian Jaya! Keterangan yang ada menyatakan bahwa Burung Jatayu (atau garuda) adalah lambang dari "Bapak Langit"/"Father Heaven" (bandingkan dgn keterangan dari kisah wayang), sedangkan ular dgn mahkota tersebut adalah lambang dari "Ibu Pertiwi"/"Mother Earth". Huh? "Ibu Pertiwi" itu lambangnya ular?? WALAAAHH...!!! Hahahaha... ^_______________^ Pada kaget semuanya. Konyolnya lagi, lagu "Kulihat Ibu Pertiwi..." itu gubahan dari lagu barat "O, what friend we have in Jesus...." Ck ck ck... geregetan nggak coba?

Kita mendengarkan penjelasan dan melihat patung tentang adat mandi kembang, 7 bulanan, dll dll. Karena waktunya mepet, tidak bisa semua diperhatikan, tapi ini juga udah lumayan kok. Mengkonfirm semua logos yang kita dapat dari Bu Fanny.

Yang terakhir, melihat pohon hayat. Panitia lain udah cerita cukup detail, jadi aku lewatkan aja ya. Cuma satu hal, binatang-binatang yang terukir di pohon ini, menurut tour guide, juga merupakan lambang-lambang dari adat-istiadat Hindu : burung jatayu, ular, kura-kura, kera.

Selesai dari Museum Indonesia, peserta dengan kelompoknya masing-masing menuju anjungan-anjungan yang tersedia. Tidak lupa naik kereta gantung dengan pemandangan pulau-pulau Indonesia di bawahnya.

Terngiang deh kata-kata Bu Fanny,"Indonesia, kalau bukan karena engkau pilihan Tuhan..."

#SESI KEENAM : 

Sharing bersama Setelah makan malam dan istirahat, kita ada acara sharing bersama di malam hari. Sayangnya sudah banyak peserta bahkan panitia yang pulang pada jam ini, krn besok Minggu ada pelayanan di gereja, dll. Padahal, dari semuanya, ini acara yang paling berkesan buatku.

Sebelumnya, di pondok, Sugeng sempat berkata bahwa tahu-tahu ada sebuah penyesalan dan perasaan sedih yang sangat di hatinya. Begitu menekan dan tahu-tahu muncul begitu saja. Aku bingung. Nyesel kenapa? Apa karena nggak jadi shooting di Garuda? Hehehe... tapi ybs juga tidak tahu kenapa, jadi cuma bisa berdoa. Malamnya saat sharing, kita semua yang hadir akhirnya tahu kenapa.

Sharing, kesan pesan, dan tanggapan para peserta sudah diceritakan panitia lain. Aku nggak cerita lagi. Tapi ada satu yang blak-blakkan berkata,"... baru kali ini saya hadir dalam sebuah acara yang dikerjakan oleh orang-orang yang TIDAK PROFESIONAL...." dan itulah kuncinya.

Lewat mulut Sugeng kita mendengar jeritan hati Tuhan: "KE MANA PERGINYA PARA PROFESIONAL?" Ya, lagi dan lagi, lagi dan lagi, Tuhan harus puas dengan kerja para non-profesional ini, semata karena cuma para non-profesional ini yang mau dan menyediakan diri untuk menanggapi jeritan hati Tuhan. Lagi dan lagi, Raja kita harus puas dengan hasil yang cuma "segini ini" (maaf, harap dimengerti aku bukan mengecilkan kerja panitia ya...).... SEHARUSNYA Dia layak dan bisa terima lebih, tapi Dia nggak terima semua itu, BUKAN karena panitia FDS 001 kurang memberi.. (kita semua yang terlibat langsung tahu betul kan ya?), tapi yah, karena memang cuma segini yang mampu maksimal disediakan oleh orang-orang non profesional yang bersedia dipakai Tuhan untuk menyelenggarakan acara ini.

Lagi: "Ke mana perginya para profesional?"

Saat itu aku tahu, dari mana sumber penyesalan dan kesedihan yang mendalam yang tahu-tahu Sugeng rasakan. Itu adalah jeritan hati Tuhan. "Di mana anak-anakKu yang lain?"

KE MANA PERGINYA para profesional?

"for the eyes of theLord run to and fro throughout the whole eart TO SHOW HIMSELF STRONG in behalf of those whose hearts are blameless toward Him."

Bagaimana Tuhan harus membuktikan kekuatanNya ("to show Himself strong") kalau yang mau terlibat langsung hanya sedikit?

Maka acara sharingpun ditutup dengan doa bersama. Kita mendoakan isi hati Tuhan. Tentang Indonesia. Tentang gereja-Nya. Kita bersatu hati. Enak banget deh doanya. (Diam-diam aku sirik lihat salah satu anggota tim doa Bu Fanny main gitar

Ada peserta yang berdoa profetik lewat sebuah mazmur. Aku heheh.. sempet deg-deg-an loh. Habis bacanya nggak kelar-kelar.... Oh, Tuhan, jangan sampai itu Mazmur 119!! Hahaha... ternyata yang mikir gini bukan cuma aku sendiri! Hahaha... Ohya, tim doa Bu Fanny ikut berdoa dengan kita. Bu Fanny memang sudah pulang, tapi tim doanya belum. Nah, kesempatan sharing ini kita gunakan untuk bertanya: Kenapa sih pake nama Tim Intan? Kita kan udah cerita kenapa pake nama Skeleton Team kan?

Gak tahu-tahunya, mereka juga nanya hal yg serupa,"Iya, kita juga pingin nanya sebenernya. Kenapa badge kita dikasih nama TIM INTAN?" LOH??? Bukannya emang itu nama tim doanya? TERNYATA BUKAN! Hahaha... usut punya usut, TimIntan itu nama imel yang digunakan untuk kontak2 dengan kita selama ini, dan kita asumsi Tim-Intan itu nama tim doa mereka.... ternyata itu nama teman mereka "TIMotius INTAN". Weleh... padahal panitia Tengkorak udah sempet minder-minder, rek! Lah kita tengkorak mereka intan kok???? Huahahahaha....

Begitulah kira-kira hari ke-2 FDS....

* Oleh Idawati SE - 29 Mei 2001.

 

FDS001 Dari Kacamata Sugeng 

Shaloom,

Hari ini saya cuman mau sharing dikit soal FDS dari sudut pandang saya. Sorry kalau terkesan terburu - buru karena dapetnya emang BUANYAK BANGET !!! Sorry banget buat yang gak hadir, kalian rugi berat !!! (Dan ini bukan hiperbola).

Pertama, sebelum berangkat rasanya udah capeee banget. Memang team panitia sangat amat membantu dan rajin banget. Apalagi jumlahnya juga lebih banyak dan mentalitasnya beda banget. Tidak ada satupun yang datang malas - malasan, atau belaga sibuk ini itu dan nongol di hari "H" aja. Pokoknya mentalitasnya beda sekali dan ini sangat menguatkan roh saya.

Anyway, semalam sebelumnya yaitu hari Selasa malam, saya masih harus bekerja dll. Dan di akhir hari itu saya masih harus mengembalikan mobil pinjaman ke Bale Air. Rupanya, di Bale Air itu orang yang harus saya temui sedang menemui orang lain sehingga saya terkatung - katung sampai jam 8 malam. Sampai rumah jam 10 malam masih harus mengerjakan persiapan FDS.

Rabu malam, masih ada rapat FDS di rumah, dan berbagai persiapan lainnya. Saya sudah agak jengkel karena ayat - ayat dari Bu Fanny yang seharusnya masuk ke buku panitia tidak kunjung datang. Rabu tengah malam saya putuskan, buku pegangan harus digarap dulu, ayat - ayat dari Bu Fanny harus difotokopi dalam buklet lain.

Hari Kamis malamnya saat harus menyelesaikan buku pegangan peserta dan tag nama, tinta printer macet. Maklum, disuntiiiiik terus selama setahun ini. Kayanya sih terakhir beli tinta original juga pas KKR tahun lalu. Puji Tuhan, setelah beli tinta original hitam dan warna yang mahalnya hampir setengah komisi (nah kan, panitia udah dapet ujian ekonomi duluan) maka tag panitia bisa selesai. Next, karena sudah pengalaman dengan KKR, maka semua halaman "hitam" buku pegangan peserta difoto kopi, lalu yang mana harus ada warnanya, halaman itu saja yang di print. Salah perhitungan, karena selesai semua di print, tukang fotokopi sudah tutup. Jadi semua buku harus di-staple MANUAL pakai staple kecil (saya nggak punya staple ukuran A4 !!!). Alhasil, selesai di-staple setiap staple harus di pukul pakai kepala obeng. Satu buku sih sebentar, 60 buku jam 4 pagi baru selesai.

Setelah itu baru saya urusin masalah pribadi saya seperti beresin pakaian dll. Lalu jemput saudara saya dari Bandung dan temannya yang juga ikut FDS di stasiun kereta api. (Mereka mengeluh gak bisa ikut sesi saya karena bangun jam 5 pagi. Mereka nggak tahu saya nggak tidur malem sebelumnya dan harus KOTBAH di sesi malem itu).

Anyway, sesampainya di Taman Mini saya sudah telat banget, jam 1 siang. Teman 2x panitia sedang makan di CFC. Sempat jengkel juga karena nggak balik - balik sementara kunci kamar dibawa. Akhirnya saya pergi ke CFC untuk mengambil kuncinya dan mereka semua sudah selesai makan dan nggak tahu duduk - duduk menunggu apa. Rupanya ada salah komunikasi, mereka pikir saya juga mau datang dan ikut makan. Setan udah mulai kerja nih. Kalau saya jengkel setan menang. No way lah yaaoooo !!!!

Sampai di Desa Wisata lagi, kita semua masuk ke kamar panitia yang keren banget. Dan dingin lagi !!! Pokoknya Tuhan kasih yang THE BEST !!! Yang jadi masalah, sebenarnya saya juga ingin satu kamar sendiri yang bukan barak, untuk saya pakai berisitirahat dan mempersiapkan firman Tuhan, karena saya juga merangkap pembicara. Ternyata ada beberapa masalah internal di panitia mengenai siapa yang harus bayar kamar itu (saya ingin bayar sendiri, mereka ingin kamar saya masuk ke kas FDS). Jadi ada diskusi yang cukup panas. Apalagi ada rekan yang sempat bilang bahwa kalau saya bayar sendiri, saya menghina panitia. Padahal sudah jelas - jelas bendahara teriak terus, defisit - defisit !!! Puji Tuhan, di hari "H" itu tidak ada kamar AC yang tersisa. TETAPI, saya jadi jengkel, karena sebenarnya saya merasa perlu satu kamar sendiri untuk saya berisik dengan Tuhan. Tapi saya serahkan saja ke tangan Tuhan. Singkat kata, ternyata malam hari itu ada satu kamar sisa dari pondok yang sudah kita sewa sehingga saya dan rekan panitia lain, Abas, bisa tidur di kamar itu. Kalau saudara punya masalah seperti saya, yaitu tidak bisa mempersiapkan firman Tuhan di tempat yang ramai, tentu saudara tahu apa yang saya rasakan, betapa sukacitanya bisa mendapatkan tempat yang tenang untuk saya berdoa.

Mundur lagi, kembali ke sesi pertama yaitu kotbah Pak Iwan. Pada protes kenapa kok Worship Leadernya dikasih waktu 30 menit jadi molor ke 50 menit. Jadi saya maju ke depan dan meng-cut. Ternyata, dia merasakan atmosfirnya JELEK SEKALI !! Banyak setan gentayangan. Jadi dia menyembah terus, pikirnya sampai atmosfirnya bagus. Ternyata, itu nggak terjadi. Selesai Sesi ini selesai, baru banyak peserta yang sharing merasakan hal yang sama. Saya sendiri merasakan pusing, Kak Aina juga demikian. Malah ada satu Ibu - Ibu yang "tumbang", kata dia seperti ditampar orang. Dan ada satu Ibu yang ketika didoakan istri Pak Iwan merasa, "lho kok Ibu Pendeta bajunya bau KEMENYAN !!!". Pastilah bukan Ibu Pendeta yang bau kemenyan, tetapi si setan.

Kotbah yang disampaikan dengan luar biasa ini (coba dengerin kasetnya, bagus banget) ternodai dengan akustik ruangan yang sangat berisik, bergema sekali. Sampai di sini ada rekan yang "sok rohani" dengan mengatakan "ada hadirat roh kebingungan". Hey, mendarat dikit dong, kamu itu bingung karena ruangannya bergema, okey !!! Tetapi buat rekan - rekan lain sesi ini sangat memberkati semua, termasuk saya pribadi. Isi kotbahnya bisa anda baca di tulisan saya terdahulu, "Sekilas FDS". Bagi rekan yang ingin tahu isi kotbahnya, bisa mendapatkan CD dan MP3nya. Tenang saja, hasil rekaman tidak ada gaung atau gema sama sekali.

Sesuatu yang membuat saya menangis adalah sewaktu Pak Iwan memanggil mereka yang siap mati martyr untuk Indonesia, HANYA DUA IBU - IBU YANG MAJU !!! Wah, kalau tidak siap mati bagi Kristus dan bagi Indonesia, jangan harap ada urapan, apalagi revival. Coba pikir, memikul salib itu kan artinya perjalanan ke Golgota. Heran deh, apa nggak pada mikir kalau sampai di golgota berarti mati ?

Di sesi kedua, praise & worshipnya hidup dan seru banget. Sekali lagi, SERU BANGET !!! Sayang ada rekan - rekan yang memilih untuk tidak hadir di sesi kedua ini. Mungkin karena antipati dengan kejadian di Sesi 1, mungkin juga karena yang membawakan sesi ini adalah saya :-( Saya juga sempat agak kecewa karena meskipun semua peserta mencatat sesi ini dengan tekun, rupanya kertas catatan mereka terlupakan dan berceceran di ruang restoran. (ngapain mencatat kalau cuma untuk dilupakan). TERNYATA, rugi berat bagi yang tidak hadir. Saya mendapatkan pesan dari beberapa orang seusai sesi dan setelah FDS berakhir bahwa pesan yang saya sampaikan adalah jawaban Tuhan dari doa - doa mereka. Puji Tuhan !!!

Keesokan harinya, ini dia "Project Garuda". Para panitia yang tidur jam 1 pagi harus bangun jam 4:45 pagi. Lalu jam 5:45 berangkat menuju ke tempat dimana pesawat DC9 Garuda disimpan untuk shoot video. Rupanya orang yang sudah mengadakan perjanjian dengan kita tidak hadir. Bahkan sampai kita sudah selesai berfoto - foto ria di kompleks itupun, orang itu tidak hadir. Saya sempat jengkel ketika ada yang nyeletuk "Nggak confirm dulu sih !". Yee, sok tahu amat. Bukan cuma sudah confirm, sudah bayar DP 10% malah, Rp. 50.000,- dari kantong saya sendiri. Tetapi saya mengerti lah, mungkin di level kita sehari - hari sudah confirm ya pasti OK. Beda sekali bila harus berurusan dengan orang - orang seperti yang kita hadapi di sini. Ya sudah, kita kembali dengan kecewa. Meskipun demikian, ketika saya melihat kembali hasil foto - foto dan shooting seadanya di kawasan itu, saya cukup puas juga. Tanpa ada gagalnya proyek "Garuda" tentu tidak ada dokumentasi "Panitia Komplit" dan pasti kita semua akan lebih kecewa lagi.

Sesi Bu Fanny, bisa dibilang adalah puncak acara bagi beberapa orang. Ternyata setelah saya hubungi beberapa rekan panitia (mereka akan cerita sendiri pengalaman mereka, semoga) rupanya merekapun merasa secara rohani, inilah puncak acaranya. Pada akhir acara, urapan Tuhan begitu dahsyat sampai - sampai Kak Aina yang kita undang untuk membawa altar call buru - buru menyerahkan microphone kepada Bu Fanny ..... YANG TIDAK DATANG KE MIMBAR KARENA SEDANG BERLUTUT !!! Maka saya ambil alih Mic dan Tuhan langsung berbicara untuk membuka altar call. Sebenarnya Tuhan memberitahu saya 3 jenis orang yang akan diberiNya urapan. Pertama, bagi mereka yang akan Tuhan beri urapan kelimpahan (hey, bukan altar call bagi yang INGIN kaya ya, beda). Kedua, bagi mereka yang akan Tuhan limpahi kuasaNya dengan bayaran tidak boleh memiliki pusaka pribadi. Sampai disini saya sempat kaget karena ada tiga orang yang maju, dua diantaranya adalah Pak Marcel, gembala sidang sebuah gereja dekat TMII yang jadi peserta FDS, dan Bu Fanny sendiri. Luar biasa. Orang ketiga sebenarnya adalah mereka yang Tuhan beri tugas untuk tidak "maju ke depan" untuk "mengantar" mereka yang "di belakang" untuk "maju ke depan". Maju ke depan artinya terkenal, sukses, berhasil dll. Tuhan Yesus Maha Besar !!! Ketika saya hendak panggil orang ketiga, Tuhan berbicara, tunda sampai nanti malam, di sesi terakhir. Maka saya tunda. Kemudian di sesi terakhir ketika saya hendak menyampaikan firman Tuhan, saya tanya Tuhan, perlu altar call lanjutan dari tadi pagi ? Tuhan bilang, nggak perlu, mereka yang perlu didoakan sudah meninggalkan FDS. Ck ck ck .... rugi banget kalau jadi mereka ya .... Hayooo siapa yang pulang duluan dari FDS, bukan salah saya lho yaaaaa !!!

Memang saya sempat geli juga, tetapi Tuhan ingatkan bahwa orang - orang ini haruslah orang - orang yang tidak takut akan manusia (takut dalam segala segi, termasuk tidak enak hati dll). Maka, kalau mereka masih takut, artinya masih belum siap menerima urapan Tuhan. Karena urapan Tuhan bukan hanya sebuah KUASA melainkan sebuah KEWAJIBAN atau TUGAS tertentu. Saya manggut - manggut saja ketika Tuhan bukakan ini melalui Alkitab di Laptop saya. Ida yang kebetulan lewat komentar, kok persis Panda duduk bersila sambil manggut - manggut he he he ....

Selesai dari sesi ini, banyak peserta yang meninggalkan FDS. Sayang sekali, padahal sesi berikutnya, sesi outdoor adalah SESI YANG LUAR BIASA !!! Semua yang sudah disampaikan Bu Fanny dan Pak Iwan dikonfirmasi LEWAT MULUT SEORANG GUIDE YANG BUKAN AHLI ROHANI !!! Misalnya saat Bu Fanny berkata roh yang menguasai dunia ini anehnya adalah roh agama Hindu. Di Museum Indonesia, Guide berkata bahwa DASAR SEMUA AGAMA DI DUNIA ADALAH HINDUISME. Buktinya orang bisa beribadah dengan taat di agama masing - masing tetapi TETAP mengamalkan ajaran Hindu. Dan setelah saya pikirkan, itu tepat sekali. Mungkin Ida bisa menuliskan lebih jelas lagi.

Ada banyak hal yang saya pelajari di Museum Indonesia, sungguh RUGI BERAT kalau tidak hadir ke sesi ini. Jadi kalau mau tahu mengapa di Indonesia sejak 1945 belum pernah mengenal damai (dari dulu Aceh dan Timor Timur selalu bergolak, tapi diredam penguasa Orde Baru), ada semua jawabannya di Museum Indonesia. Mau tahu ada apa di Papua (Irian Jaya) sehingga rakyat Papua selalu terbelakang ? Mau tahu kenapa keadaan rohani di Jawa tengah dan Jawa Timur sejak dulu sampai hari ini masih sama terus, dan suam - suam kukuuuuu saja ? Hayooooo penasaran ? DATANG FDS 002 !!!!!! HA HA HA HA !!!!!

Setelah itu adalah sesi kesan dan pesan. Buat saya, ah yang protes cuma 1. Semua peserta lainnya memberikan kesan yang SUPER POSITIF dan 99% berkata "AYO, ADAKAN FDS 2, JANGAN GENTAR !!!". Sampai - sampai saya responi dengan joke "Mobil saya nanti saya check, kok nggak boleh mundur itu ada gigi reversenya apa nggak" :-) Asli, semua bilang MAJU TERUUUUSSS !!!!!

Setelah itu saya sampaikan visi bahwa kita semua harusnya terlibat dalam acara seperti ini. Jangan cuma doain aja, tapi terlibat langsung. Nggak bisa ikut, kirim dan doa. Nggak bisa kirim dana, MINTA sponsor sama kita, kita cariin deh. Yang jelas, FDS akan berlipat kali lebih akbar kalau yang terlibat juga lebih banyak. Begini saja sudah LUAR BIASA, apalagi bila anda - anda semua ikut terlibat.

Jadi, enough said. Ngomong itu gampang. Tapi tindakan, itu yang diperlukan. Ayo, ikuti jejak panitia FDS, mari kita bersama melebarkan kerajaan surga lebih giat lagi. Dan kalau nanti Skeleton Team dan panitia lain sudah pulih dari luka - luka perang (dan ekonomi), kita adakan FDS 002 YANG JAUH LEBIH AKBAR !!! HALLELUYA !!! Dan pasti lebih akbar, karena ANDA AKAN TERLIBAT.

Ayo, SATU orang kalahkan 1000 musuh. DUA kalahkan berlaksa - laksa (legions). Kalau ada 50 orang panitia di FDS 002, KITA REBUT INDONESIA BAGI TUHAN !!!! AMIN !!!!!!

Oh ya, terakhir.

Waktu saya sedang cape - capenya di hari Jumat malam, saya berkata pada Tuhan, "Tuhan, selesai FDS, kayanya aku LAYAK deh dapat Gundam GP03 Dendrobium" ....

Sekarang FDS sudah selesai dan saya cuma bisa bilang sama Tuhan, "Tuhan, aku nggak layak dapat apa - apa, kalau Indonesia belum penuh kemuliaanMu. Pakai aku aja deh Tuhan ..... "

 

Sugeng Wiguno - Administrator Pelayanan Maleakhi, merangkap Ketua Panitia FDS001 
 

FDS001 Dari Kacamata Aina Kusumo

Shalom Vonny yang gregetan & rekans/rekins Club Malachi,

waduuh.... karena rasa "puas"nya penuh banget, jadi serasa masih di FDS, heheheh..... Btw, tentu ringkasan dari Pak Ketua terlebih dahulu kita dengar (baca) sebelum yang lain cerita.

Seperti yang diuraikan Sugeng, sesi demi sesi berlalu dengan berkatnya masing-masing, dan dalam setiap sesi ada 'tekanan' yang justru membuat sesi itu menjadi berarti, karena 'tekanan' itu membuat semua peserta menjadi lebih berkonsentrasi.

Waktu permulaan FDS ini dirapatkan dengan team tengkorak, ada satu konfirmasi yang significant banget bahwa TUHAN berkehendak FDS ini jadi, yaitu dengan mengalirnya DANA. Sebagai bendahara (yang membuat daku jadi "pelit" -;p) lumayan deg-degan lihat balance sheet antara uang masuk dan biaya yang harus dikeluarkan. Belum lagi ada sponsor yang batal dan peserta yang gagal ikut, sementara biaya yang diprediksikan mendekati 'fix' - puji Tuhan bisa "dipelitin" lewat cara & hikmat Tuhan tentunya, misalnya dari perbedaan harga catering sampai discount khusus untuk kaset digicam.

Hari H ketika aku nyetir di tol dari Tangerang menuju Kelapa Gading untuk jemput beberapa peserta (cewek sendirian, yg dijemput cowok semua) tau-tau ada temen telpon : "Ai, kapan acara FDS - kok sms gue gak dibales ?" Lho, aku bilang gak terima sms, berita apa nih ? Temenku bilang "gue kira elu gak butuh duit makanya gak dijawab. Gue gak bisa ikut tapi gue mau sponsor nih go pek ceng !" Halleluyah..... Posisi kas waktu itu (minus) - Rp 420.000,-an. Ckckck.... Tuhan kita emang dasyat ya - gak ada kata kurang buat pekerjaanNYA !!

Singkat cerita sampai di Desa Wisata temen-temen panitia udah nyampe semua, dan lagi set sound system di Auditorium yang luasnya bisa memuat 1000 orang, jadi jika 100 kursi yang digelar bayangin yang duduk ditengah itu jadi "special" banget - asli ! Dan begitu denger stelan musik yang lagi 'demo' aku bilang sama Sugeng "mo nangis nih, hikkks.... Aduh, Tuhan baik banget sih kasih kita yang KEREN gini!!" Terharu.

Peserta dan panitia jumlahnya 50 orang yang datang & menginap hari pertama (Jumat malam). Sesi hari pertama (Pak Iwan & Sugeng pembicaranya) bener-bener refreshing yang baik, sekalipun cuapeeek.. banget, soalnya aku pribadi dari ngambil uang dulu terus ke Tangerang dulu, balik ke Gading jemput 2 tempat baru ke TMII. Ngak sempet ngopi lagi gara-gara kantin kagak mau bikinin air panas, heheheh..... Jadi lumayan teler lah hari pertama itu :-)

Hari kedua kita panitia diwajibkan bangun pagi karena ada acara "sekuler" heheheh.... Gak terlalu mengecewakanlah karena kita semua mejeng di kamera Sugeng, cuma kasihan juga para peserta berpikir "wah, keren juga nih panitia gedebag-gedebug pada bangun pagi (4.45am) berdoa...." -p)))))

Sesi kedua ini TUHAN beracara dasyat banget dalam puncak kotbah (lebih mirip seminar) 4 jam nya Ev Ibu Fanny. Peserta nambah (beberapa juga dari Ibu Fanny) hingga mencapai 60 orang. Ceritanya bisa baca di ringkasan Sugeng, pokoknya menimbulkan rasa KASIH kita pada Indonesia makin besar dan makin memotivasi kita untuk serius BERDOA - gimana enggak, yang megang Indonesia itu si "Ibu Pertiwi" itu..... hiiiiiii.... Karena Tuhan sayang banget sama Indonesia, maka Iblis juga sirik banget lah sama Indonesia - e, anak Tuhan di Indonesia adem ayem aja tuh, hehehe.... Nah, dengan pengetahuan 'pemetaan rohani' plus konfirmasi yang kita dapat di Museum Indonesia betul-betul membuat kita celik dan makin serius dalam iring Tuhan dan dalam DOA!!

Sehabis kotbah Ibu Fanny tutup dengan doa dan ada 'sign' dari panitia minta Ci Aina yang maju - akhirnya jalan deh aku menghampiri panggung (deket Sugeng yg lagi pegang kamera kira2 5 meter dari panggung)... waddduuuh... nyampe di situ kok gak tahan, langsung airmata mengalir.... urapan Tuhan kenceng banget !! Jadi majulah daku kepanggung dengan sesenggukan, dan mengajak temen2 semua berdiri saat teduh sama Tuhan, bikin komitmen baru & reconsile pribadi. Nah, saat itu aku ngerasain 'sesuatu' yang dalam roh aku dengar 'kenajisan' - gelombangnya agak berat. Kerasa banget Roh Kudus ambil alih 1/2 jam yang luar biasa "indah" itu dan aku sendiri rasanya udah lemes banget dan ngak mau lewatin moment lawatan Tuhan ini, aku pengen segera turun dan didoakan!! Rasanya pengen langsung sujud aja... Aku panggil Ibu Fanny maksudnya untuk pimpin kita dalam doa (aduh.. baru tau dari Sugeng kalo beliau ada dibelakang ku udah sujud juga - di mimbar itu rasanya mau sujud doang !) akhirnya aku undang Sugeng, dan buru-buru turun deh.... (daripada jatuh, hehehe....;-)

Istilahnya kalo nangis gaya "karismatik" udah biasa (jgn tanya artinya ;p)) tapi yang kali ini gaya "bombay", hahahhaha....

Siangnya habis makan kita semua jalan ke Museum Indonesia, lalu jam 3.30pm balik capek banget... Wah, musti jalan lagi ke Desa Wisata yang lumayan jauh. Akhirnya aku suruh ibu-ibu & cewek-cewek yg jalan bareng tunggu di stasiun Aeromoval, aku naik taxi balik ambil mobil. En, karena ngiler lewatin tukang bakso maka mampirlah kita di sana (ber-8 waktu itu) ternyata dikasih tambahan berkat : temen-temen pendoa syafaat itu yang sudah melalui PROSES pembentukan bejana baru sampai jadi 'militant'. Ada Ibu Lucy yang suaminya dibunuh dan harus survive dgn 3 anak, yang kecil malah bayi - tapi sekarang malah jadi wanita karir sekaligus pendoa syafaat di menara doa. Ada Ibu Sri yang ex agama kiblat Barat yang nunjuki jari-jarinya ketika dulu memutuskan pilih Tuhan Yesus jari-jarinya itu dijepit meja yg diduduki dari atas sambil disuruh sebut 2 kalimat lama. Bagaimana ibu Sri kemudian dibuang bahkan tidak diakui sampai akhirnya hari ini punya rumah DOA di daerah Bogor dari tanahnya sampai rumahnya (full beton) itu karena mukjizat !! Tuhan pake "NN" kirim uang nya, sampai hari ini gak tau siapa. Kerennya waktu butuh semen buat plester tembok bata & keramik (padahal keramiknya udah ada yg nymbang) Ibu Sri berdoa minta agar Tuhan kirim semen. Belum seminggu, ada truk pengangkut semen Indosemen terbalik dan tumpah depan rumahnya !!! Ckckck... cara Tuhan emang di luar pikiran kita ya ! Terus sopirnya terpaksa titipin 22 zak semen plus yg tumpah2 dikeruk, surat STNK truk di tahan polsek setempat. Akhirnya suami Ibu Sri yg urus tanpa keluar uang seperserpun. Maka sebagai tanda terimakasih perusahaan, seluruh semen di kasih ke Ibu Sri (krn melihat bangunan yg belum selesai) plus bonus Rp. 400 ribu !! Wah, pokoknya Tuhan Yesus keren abis lah ! Dasyat ibu-ibu ini, mereka betul-betul bayar harga untuk bisa dipakai Tuhan dengan heran.

Akhirnya jam 6 sore kita keluar lagi rame-rame nganter Ibu Sri yang pulang duluan sampai pintu gerbang utama. Rasanya tiba-tiba jadi akrab betul.... Jadi berkat lainnya dari FDS ini adalah 'terjalin rasa kekeluargaan'.

Malamnya habis dinner aku pulang, disambut Gaby yang langsung lompat ke gendonganku pas buka pintu..... Aduh asik banget : " I'm HOME!"

Puji Tuhan, sekalipun gak ngikut sampai habis, aku sukacita banget. Sekalipun yg ngikut ngak banyak tapi betul-betul Tuhan pilih, sebab kalau yg datang jemaat biasa kasihan juga, materinya lumayan "serem" heheheh.....

Nah, mungkin dari temen lain yang ikut dapat hal-hal lain yang bisa diceritain, monggo.... biar Vonny lebih penasaran dan mo ikutan FDS II !!! halleluyah !

Shalom *=^ Aina

 

Oleh : Aina Kusumo, Bendahara FDS001, ketua panitia FDS002
 

FDS001 Dari Kacamata Ana

Shaloom,

Terus terang, awalnya saya kurang memperhatikan pemberitaan tentang FDS. Waktu itu saya dapet Email dari Mas Djohan, juga pengumuman di PD kantor setiap hari Jumat. Sebenarnya melihat visi, misi FDS nya saya sangat tertarik. Apalagi keadaan Indonesia yang memang sungguh membutuhkan banyak doa dari orang - orang percaya. Cuma, melihat biayanya.... oo....oo.... Malum, kerja baru 2 bulan. Bayarannya belum sempat terkumpul (soalnya banyak yg harus dibagi-bagi). Pokoknya FDS tidak prioritas. Sampai akhirnya hari Selasa (ada Komsel di Gereja), Mba Herlina menawarkan kesaya. "Ana, mau ikut FDS tidak, nanti saya daftarkan." Saya bilang, saya pengen tapi terus terang anggarannya utk itu tidak ada. Terus, Mba Herlina bilang "udah ikut saja, nanti saya yang daftarin". Dengan ragu, saya menjawab ya. Saya seneng, apalagi tempatnya di TMII. Saya terakhir ke sana 8 tahun yg lalu, itupun bukan acara pribadi jadi sangat singkat waktunya. Menjelang FDS (kurang beberapa hari lagi) saya menanyakan lagi ke Mba Herlina, "Mba bener nih saya jadi ikut FDS?. Jawaban Mba Herlina memang jadi dan saya sudah didaftarkan di acara tersebut. 

Hari Jumat, 14 Maret 2003 akhirnya saya pergi ke TMII bersama Muara sepulang kerja. Sampai di sana kira-kira jam 20.00 dan sepertinya acara sudah siap untuk dimulai. Saya mendapatkan Name Tag dan makan malam, setelah itu masuk kamar ganti baju dan barulah menuju ke aula. Di sana sudah berkumpul temen-temen yg mulai memuji Tuhan. 

Tiba sesi I, giliran Pak Iwan yg berkotbah. Sayang sekali memang, saya sangat kurang maksimal mendapat berkat sesi I tsb. Rasa kantuk yg sangat menyerang saya. Padahal tidak biasanya saya ngantuk pada jam-jam sebelum jam 22.00. Saya hanya bisa mengingat tentang kalimat KEKUDUSAN. Lain dari itu samar-samar saja saya dengar. Bahkan ketika Sesi I selesai, saya seperti tidak menyadarinya.(setelah membaca kesaksian beberapa teman dari FDS ttg sesi I) saya sungguh tidak mengetahui apa yg terjadi. Pokoknya hanya satu kalimat yg saya ingat KEKUDUSAN. Saya juga heran ada apa dengan kata itu. Sepertinya ini memang teguran buat saya untuk lebih lagi hidup dalam kekudusan. 

Namun, Sesi II nya Pak Sugeng, saya dibuat heran lagi. Sebab waktu ada tantangan setelah selesai khotbah, saya tiba-tiba menangis saat berdoa. Biasanya saya akan menangis hanya kalau itu sangat menyentuh saya. Tapi waktu itu saya rasa biasa-biasa saja. Memang, khotbahnya mengena banget buat saya. Bagaimana melayani dengan tujuan yg jelas bukan sekedar melayani yg biasa-biasa saja tanpa kejelasan. Saya menangis, rasanya selama ini waktu saya terbuang percuma padahal saya melayani sudah cukup lama. Saya sungguh mohon ampun pada Tuhan utk yg sudah saya lakukan di waktu yg sudah lalu.

Keesokkan harinya saya lebih dibuat heran....heran.....dan heran lagi. Belum pernah saya melihat orang dipakai Tuhan secara luar biasa seperti BU Fanny. Apalagi firman yg disampaikan ttg Indonesia wahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh Tidak pernah terfikirkan oleh saya.

Pendek kata, Sepanjang Acara FDS di TMII banyak yg Tuhan sudah bukakan buat saya. BerkatNya sungguh melimpah ke saya. Rasanya hidup saya kembali dipulihkan. Hidup yg sekarang (Setelah FDS) begitu ringan seolah tanpa beban. Meskipun masalah tetap ada, tapi begitu yakin Tuhan beserta. Kalau saya mau ceritakan detailnya tidak cukup sehari deh.....

Terima kasih pada Tuhan, pada temen-temen FDS terutama Mba Herlina dan Mas Djohan. Tanpa mereka, saya tidak akan sampai ke TMII dan bertemu dengan orang-orang luar biasa yg dipakai Tuhan. Saya juga dikuatkan oleh kesaksian-kesaksian temen-temen, saudara-saudara peserta FDS. Saya juga banyak belajar bagaimana kehidupan keKristenan yg benar di hadapan Tuhan.

FDS.................wow itss Wonderfull.

Saya bersyukur banget terlebih hari itu adalah hari ULTAH saya. Saya anggap itu kado yg tidak ternilai dari TUHAN.

OK, FDS adakan lagi. Sampai tiba waktunya nanti FDS 002 dan saya diberi kesempatan, kesehatan, saya rindu untuk ambil bagian dan dipakai oleh Tuhan dengan segala keterbatasan yg pada saya.

Buat temen-temen FDS...... Maju terus........ dalam Tuhan.

Tuhan Berkati..

 

ANA. ([email protected])

Oleh : Ana, peserta FDS001, anggota panitia FDS002
 
 

Dapatkan VCD Kilas Balik FDS001 hanya dengan Rp. 10.000,- termasuk ongkos kirim Jabotabek. Hubungi administrator segera !

Kembali ke Halaman Utama

Return to Main Page

About Galaxy WEBAdvertising Info Submit a Page
©2000 - 2003 Galaxy M:318

Hosted by www.Geocities.ws

1