POINT ENAM: AMAZING GRACE
Kita sudah melihat beberapa hal dari Rahab, yang menyebabkan Allah sepertinya
acuh tak acuh terhadap cara Rahab yang salah dalam menolong kedua orang
pengintai dari Israel, yaitu dengan berbohong.
Kita juga sudah mengerti semua itu bukan karena Allah kita toleransi terhadap
dosa, tetapi karena kualitas-kualitas yang dimiliki oleh Rahab, yang sudah
dibahas sebelumnya.
Dengan demikian meskipun Rahab menggunakan cara yang salah, tetapi Allah tetap
berkenan padanya dan bahkan mengubahkan hidunya sedemikian rupa, dari seorang
pelacur menjadi nenek moyang Tuhan kita.
Meskipun semua itu adalah benar adanya, tetapi satu hal yang terpenting yang
tidak boleh dilupakan adalah: Kasih Karunia.
KASIH KARUNIA ALLAH
Dari kisah Rahab ini, Allah ingin menunjukkan bahwa Ia tidak pernah meminta
manusia untuk sempurna terlebih dahulu baru dapat menyenangkan hati Allah, atau
baru dapat menjadi umatNya. Mengapa? Karena Allah tahu hal ini tidak mungkin
untuk dilakukan.
Efesus 2:8-9 mengatakan
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang
yang memegahkan diri."
Dalam kitab Ibrani 11, nama Rahab dicantumkan sebagai pahlawan iman. Tetapi
anehnya, nama Rahab masih diikuti dengan embel-embel: "si perempuan sundal
itu".
"Karena iman maka Rahab, si perempuan sundal itu, tidak turut binasa
bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut
pengintai-pengintai itu dengan baik." (Ibrani 11:31)
[Ini
adalah bagian keenam dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati,
SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]
Sedangkan pada Matius 5, nama Rahab tercantum sebagai "ancestress"
atau leluhur Tuhan Yesus. Sebuah kontroversi yang aneh bukan? Mengapa Rahab
masih juga disebut "perempuan sundal" pada Ibrani 11?
Penyebutan tersebut tidaklah dimaksudkan untuk menghina Rahab, melainkan untuk
memuliakan Allah. Karena dengan begitu orang akan melihat kasih karunia yang
Allah limpahkan kepada seorang pelacur untuk menjadi seorang yang menurunkan
Tuhan Yesus ke bumi. Dan Tuhan Yesus tidak malu menyebut Rahab leluhurnya.
Dan memang itulah yang kasih karunia lakukan, membawa kita dari kegelapan kepada
terangNya yang ajaib.
JUST RECEIVE
Semua agama mengajarkan hal yang baik. Semuanya mengajarkan tentang kasih.
Betul. Tetapi mengapa dikatakan bahwa: tidak ada agama yang menyelamatkan?
Karena peraturan-peraturan dalam agama tsb tidak ada yang memberikan hidup.
Keselamatan adalah kasih karunia Allah. Pemberian gratis dari Allah. Kasih
karunia inilah yang tidak dimiliki oleh dunia, dan kasih karunia inilah yang
mendasari iman kekristenan kita.
Keselamatan untuk kita adalah gratis. Tidak ada hal yang bisa kita lakukan untuk
memperoleh keselamatan itu. Efesus 2:8-9 dengan jelas menyatakan hal ini. Tidak
ada hal pada kita yang cukup bagus dan layak untuk bisa memperoleh keselamatan
ini.
Yang bisa kita lakukan hanyalah seperti apa yang Rahab lakukan: menanggapi kasih
karunia Allah.
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati bagi kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)
Hanya darah Yesus yang tidak bercacat itulah yang layak memberikan keselamatan
pada kita. Dan kita hanya perlu menanggapinya seperti yang dilakukan Rahab.
[Ini
adalah bagian keenam dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati,
SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]
HE IS STILL THE SAME
Kasih Karunia Allah tidak berubah sampai hari ini. Karena itu ingatlah saat kita
jatuh ke dalam dosa lagi, meskipun kita telah bertobat, Allah tidak pernah
membuang kita. (1 Yoh 1:9)
Di dalam kasih karunia Allah, selalu ada kesempatan kedua, ketiga, keempat,
kelima, dst. Allah akan terus membentuk kita sampai kita menjadi sempurna. (1
Tes 5:24). Tentu saja bukan berarti kita diijinkan untuk mempunyai sikap
seenaknya berbuat dosa karena toh nanti akan diampuni juga. Itu namanya mencobai
Allah.
Maksudnya adalah bahwa Allah kita mengerti bahwa dalam proses kita menjadi
mempelai yang tidak bercacat cela, pasti kita akan berbuat kesalahan-kesalahan (
karena kita belum sempurna melainkan sedang disempurnakan). Dan kasih karunia
Allah siap untuk menyucikan dan mengubahkan kita setiap kali kita melakukan hal
tsb.
Jadi, jangan sia-siakan panggilan kasih karunia Allah.
Allah kita tidak berkata: "Hiduplah dengan baik dan
tidak bercacat, maka baru kamu akan disebut milikKu."
Ini perkataan allah-allah lain.
Tetapi Allah kita berkata: "Jadilah milikKu, maka oleh kasih karuniaKu kamu
akan mampu hidup dengan baik dan tidak bercacat cela."
God bless
IDAWATI
Our God is able!
"Not by power, not by might, but by My Spirits,
says the LORD"
(Zach 4:6)
[Ini
adalah bagian keenam dari artikel "Belajar dari Rahab" oleh Idawati,
SE ([email protected]) yang dimuat di Club Malachi dan Galaxy Web]