Katapel Mainan Anak ?

"Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu ..."

Seperti tertulis di Kitab 1 Samuel 17:50a demikianlah akhir kisah pertarungan antara Daud dan Goliath dimana Daud melukai Goliath dengan luka yang fatal dengan menggunakan katapel. Banyak orang berpikir bahwa cerita ini hanyalah sebuah dongeng yang dibuat Daud setelah dia menjadi raja atas dasar bahwa katapel adala mainan anak - anak. Benarkah demikian ?

Penggalian arkeologis di Khirbet el - Maqatir yang berjarak 15 KM Utara Yerusalem di Israel, batu - batu katapel ditemukan hampir di setiap jengkal tanah yang sedang digali. Dr. Bryant Wood, pemimpin ekspedisi penggalian berkomentar "Setelah 3 musim penggalian, kami menemukan sekitar 3 lusin batu katapel. Semuanya berbentuk bulatan kasar dan berukuran antara sebesar bola bilyar sampai bola tenis". Kesemua batu tersebut dibentuk bulat dengan bantuan alat, dan bukan bulat secara alami.

Katapel jaman dahulu dibuat dari kulit atau juga dari anyaman wol, dengan sebuah kantung ditengahnya untuk meletakkan batu. Semakin panjang tali katapelnya semakin jauh pula lemparannya. Katapel jarak jauh panjangnya sekitar 3 kaki.

Batu - batu katapel Khirbet el-Maqatir

Benarkah katapel jaman dahulu adalah mainan anak - anak ? Selain sebagai mainan, katapel di jaman Daud digunakan oleh bangsa Yunani dan tentunya oleh bangsa Israel sebagai salah satu perlengkapan perang. Sebelum ditemukannya busur komposit yang lebih kuat, katapel tangan sama efektifnya dengan panah untuk target sasaran yang berbeda.

Di angkatan perang jaman itu pasukan ringan (peltast) terdiri dari para pemanah, katapel tangan dan pelempar tombak. Mereka digunakan untuk membuka serangan dengan menghujani musuh. Katapel untuk jarak jauh,Panah untuk jarak menengah sedangkan tombak untuk jarak yang sudah agak dekat. Mereka juga digunakan untuk melindungi pasukan berpedang (hoplite) saat melarikan diri. Meskipun hoplite lebih dihormati peltast sangat berguna bagi suksesnya peperangan. 

Menurut sebuah dokumen perang Roma, pasukan panah dilatih untuk membidik target sejauh 175 meter sedangkan pasukan katapel 375 meter. Tercatat juga bahwa pasukan katapel dapat membidik muka musuh dengan akurat. Kecepatan lemparannya tercatat secepat 90 KM/jam.

Besarnya antara bola bilyar sampai dengan sebesar bola tenis.

Batu - batu yang dibulatkan dengan alat tadi menunjukkan bahwa untuk kepentingan militer besar dan berat batu harus sama persis. Meskipun demikian telah ditemukan juga bola - bola di Roma yang terbuat dengan bola timbal didalamnya untuk berat maksimum. Bahkan banyak juga bola - bola yang diukir atau dicetak dengan nama Jendral perang, nama kesatuan dan beberapa malah ditemukan dengan berbagai ukiran kreatif seperti "Ouch", "Makan ini" dan,  maaf , "demi pantat kaisar".

Senjata yang Mematikan

Sebuah dokumen kesehatan Roma yang ditulis oleh Celcus menunjukkan cara - cara pengambilan baru katapel dari dalam tubuh seseorang. Ini berarti bahwa batu katapel mampu menembus tubuh seseorang, kemungkinan dengan pelindung tubuh dari kulit atau mungkin prajurit tanpa pelindung. Bilapun batu tak mampu menembus pelindung, tak terbayangkan pendarahan dalam yang dapat disebabkan.

Kembali ke batu - batu di Khirbet el - Maqatir, tidak ada satupun yang diukir. Yang menarik, daerah itu adalah daerah pusaka suku Benyamin yang adalah pasukan katapel yang ditakuti (Hakim 20:15-16, 1 Taw 12:2).

Meskipun Daud adalah pelempar Katapel yang terkenal karena kuasa Tuhan, rupanya suku Benyamin adalah pelempar katapel yang sejati.

Korfmann, M.
1973 The Sling as a Weapon. Scientific American 229.4: 36-42.

Shanks, H.
1984 Destruction of Judean Fortress Portrayed in Dramatic Eighth Century B.C. Pictures. Biblical Archaeology Review 10.2: 48-65.

Kembali ke Halaman Utama

Return to Main Page

About Galaxy WEB |  Advertising Info |  Submit a Page
©2000 Galaxy M:318