Nas untuk Hari Ini :
Yohanes 2:1-11
Ayat Hafalan :
Yohanes 2:5
"Tetapi ibu Yesus berkata
kepada pelayan-pelayan : Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah
itu.!"'
Ayat Acuan
:
Matius 7:7-11
Tujuan :
a.Ketahuilah bahwa saat ini
punYesus Kristus masih tetap mengadakanmujizat bagi kita.
b.Marilah kita menjadi orang
Kristen yang taat kepada Yesus Kristus.
c.Marilah kita menjadi orang
percaya yang bukan hanya sekadar mau menerima, melainkan sebaliknya
justru lebih suka memberi.
Di kota apakah Yesus Kristus
mengadakan mujizat-Nya
untuk pertama kali?
(Yohanes
2:11)
Tuhan Yesus Kristus menyuruh
mereka untuk mengisi
tempayan-tempayan itu dengan
apa?
(Yohanes
2:7)
Siapakah yang dipuji oleh para
tamu
karena adanya anggur paling
baik yang telah dibuat
oleh Yesus Kristus itu?
(Yohanes
2:9-11)
Tuhan
Yesus Kristus khusus diundang menghadiri perjamuan kawin di kota Kana,
sebab itulah la datang. Sementara puncak sukacita pesta itu sedang
berlangsung, ternyata mereka kehabisan persediaan anggur. Sejak
permulaan kehidupan pernikahan mereka, suami-istri baru itu ditaruh
dalam posisi dan keadaan yang sulit. Tetapi melalui pertolongan Tuhan
Yesus, pasangan itu mendapatkan jawaban terhadap permasalahan mendesak
yang sedang mereka hadapi pada saat itu. Seperti mereka, sementara
mengarungi bahtera kehidupan ini, kita pun diperhadapkan kepada
beranekamacam persoalan. Apakah yang harus kita lakukan bila kita
berada dalam kesukaran dan permasalahan? Kita akan bersama-sama
menyelidiki hal ini dan kita pasti akan menemukan jawaban melalui
mujizat yang dialami oleh pasangan muda yang bersama Yesus itu.
Kekalutan
Pasangan yang Baru Menikah
Pelajaran pertama yang harus kita
petik dari pasangan itu adalah sikap mereka. Permasalahan pertama yang
mereka hadapi adalah keadaan yang memalukan, karena tanpa disangka
tiba-tiba mereka kehabisan persediaan anggur sementara pesta
pernikahan itu sedang berada pada puncak sukacita. Dalam keadaan
seperti itu, ternyata mereka tidak menarik diri ke tempat
persembunyian atau merasa tawar hati karena kecewa dan putus asa.
Sebaliknya, mereka justru berdiri tegak untuk menemukan jalan keluar
dari permasalahan yang menantang itu. Mereka membawa segala masalah
kepada ibu Yesus yang meneruskan beritanya langsung kepada Dia.
Di dunia
ini tidak ada seorang manusia pun yang hidup tanpa persoalan.
Tetapi ada yang menang dan kalah,
dan semua itu tergantung kepada sikap hati mereka yang berbeda pada
saat mereka dihadang oleh kesukaran. Sikap Anda dapat membawa Anda
menanjak ke jalan sukses, atau turun ke jalan kegagalan.
Bila dihadang oleh rintangan
kehidupan ini, kebanyakan orang akan mengeluh, "Wah, celaka aku.
Aku sedang ditimpa masalah yang serius. Keadaanku gawat! Apa yang
dapat kulakukan?" Begitu orang mengucapkan kata-kata
seperti itu, rasa tidak aman dan ketakutan mulai menyala di dalam hati
mereka. Tak lama kemudian mereka pun diselubungi oleh sikap yang
negatif yang akhirnya menjerumuskan mereka ke lembah kehancuran.
Tetapi ada orang-orang yang bila dihadang oleh jenis persoalan yang
sama malahan berkata yang sebaliknya, "Aku telah ditimpa oleh
suatu masalah yang serius. Tidak mengapa. Baiklah! Akan kuhadapi
semuanya itu!" Dan sejumlah kecil orang yang tergolong pada
kelompok kedua itu akan menjadi pemenang yang hidup serta menapaki
jalan sukses.
Contoh yang baik adalah Yosua dan Kaleb yang berada di antara kedua
belas mata-mata yang dikirim ke Tanah Kanaan. Pada saat keduanya
menghadapi suatu masalah, mereka memilih sikap yang positip,
"Bagus, bagus. Kita dapat merebut kota itu!" Itulah sebabnya
mereka dapat memberikan laporan iman yang luar biasa positif,
"Hanya, janganlah
memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri
itu, sebab mereka akan kita telan habis..." (Bilangan
14:9).
Manusia tidak dapat hidup tanpa makan. Yosua dari kaleb justru
menganggap persoalan gawat mereka bagaikan makanan saja. Mereka
memperlihatkan suatu sikap bahwa dengan jalan melahap permasalahan
yang menghadang itu, mereka akan mendapatkan kekuatan yang baru.
Betapa mengagumkannya pikiran mereka itu!
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang pernah menghadapi persoalan
yang lebih serius daripada yang dihadapi Yesus sendiri. Pada saat Ia
sedang berdoa di Bukit Zaitun, sejumlah kaki-tangan para imam kepala
dan penatua bangsa Yahudi datang untuk menangkap-Nya. Seketika itu
juga Petrus berpikir, "Wah, aku menghadapi masalah. Celaka
aku!" Dalam kekalutan pikirannya, ia menebas telinga kanan
seorang hamba imam besar. Kemudian Yesus memberi tahu Petrus agar
memasukkan kembali pedang yang dipakainya itu ke dalam sarung
pedangnya. Yesus justru berkata :
"... bukankah Aku harus
minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu.?" (Yohanes
18:11).
Yesus bersedia menerima "permasalahan"-Nya dan meminum cawan
penderitaan itu, yaitu "mati disalib". Melalui ketaatanNya
dengan hati rela bersedia menerima persoalan besar itu.
Tuhan Yesus Kristus menjadi pembuka pintu berkat bagi setiap
orang berdosa.
Sebagai hasilnya, dosa kita diampuni, ,penyakit kita disembuhkan,
kutuk kita disingkirkan, kebinasaan diubahkan menjadi kehidupan kekal.
Hal yang sama kita pun tidak boleh menjadi tawar hati dan ternggelam
bila ditantang oleh persoalan. Sebaliknya kita justru harus bersyukur
kepada Allah untuk permasalahan itu. Bila hal itu kita lakukan, maka
topeng yang menutupi wajah permasalahan itu akan tersingkirkan.
Artinya: tujuan Allah yang sebenarnya akan menjadi jelas kelihatan dan
sebagai berkat yang tersembunyi, kini manfaatnya dapat kita rasakan.
Masalah kehabisan anggur yang membingungkan ditengah berlangsungnya
perjamuan nikah itu ternyata berubah menjadi kesempatan untuk
mendapatkan berkat yang besar. Sebenarnya seluruhnya bisa berubah
menjadi suatu kegagalan, karena sementara acara pesta itu sedang
memuncak, mereka kehabisan anggur. Tetapi, dengan sikap yang positif
pasangan muda itu mengharapkan jalan keluarnya. Persoalan itu dibawa
kepada ibu Yesus yang memohon jalan keluar kepada Yesus. Begitulah
terjadinya mujizat pertama yang dilakukan Yesus. Perjamuan kawin
pasangan itu diberkati secara luar biasa sehingga kisahnya telah
menjadi bagian dari cerita Alkitab yang kita miliki selama ribuan
tahun dan juga telah mengilhami jutaan orang percaya.
Pemikiran kedua yang dapat kita simak dari pasangan itu adalah
kesediaan mereka mengundang Yesus dan para muridNya, untuk
menghadiri perjamuan kawin mereka itu. Pasangan yang sedang menikah
itu dapat mengalami mujizat Allah, karena mereka telah mengundang
Yesus selagi mereka memiliki makanan yang melimpah untuk disuguhkan
kepada Yesus. Sebagai orang percaya kita juga harus menyambut Yesus
secara hangat. Bila Anda dapat melakukannya, berikanlah waktu dan uang
Anda kepada Yesus, sebagaimana yang diajarkan dalam Matius 7:12,
"Segala sesuatu yang kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga
kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
"
Kita selalu
menghendaki agar Yesus Kristus melakukan sesuatu lebih dahulu bagi
kita, sementara kita hanya mau melakukan yang terakhir bagi Dia.
Urutan itu keliru. Bila saya mampu memberi, saya harus memberikan yang
pertama kepada Allah. Apa yang saya berikan akan ditabung di surga,
dan Allah akan datang kepada saya dengan jalan menjawab doa pada saat
saya memerlukan pertolongan-Nya.
Sikap ketiga yang perlu kita pelajari dari pasangan itu ialah ketaatan
mereka. Pada saat ibu Yesus memberi tahu Dia bahwa mereka telah
kehabisan anggur, la menjawab,
"Mau. apakah engkau
dari padaKu, ibu? SaatKu belum tiba!" (Yohanes 2:4).
Dalam beberapa Alkitab Inggris, bagian itu diterjemahkan
sebagai berikut, "Mengapakah Engkau memusingkan Aku dengan hal
itu, Ibu?" Terjemahan lain, "Jangan mencoba mengatur Aku,
Ibu!..."
Dari jawaban itu kita harus belajar bahwa bila Yesus Kristus
memberkati kita, Dia selalu melakukannya sesuai dengan waktu yang
ditentukan-Nya sendiri.
Yesus Kristus tidak pernah datang terlambat atau terlampau cepat
selalu tiba pada waktu yang tepat. Kita harus membiasakan diri
menyembah dan menantikan Tuhan. Bila waktu-Nya telah tiba, dengan
sendirinya la akan berbicara kepada kita. Dan bila la berfirman,
permasalahan itu pun sudah terselesaikan.
Maria mengetahui hal itu, maka la berkata kepada para pelayan yang
ada,
"Apa yang dikatakan
kepadamu, buatlah itu!" (ayat 5).
Pada saat-Nya sendiri, Yesus memberikan perintah-Nya, "Isilah
tempayan-tempayan itu penuh dengan air."
Taat kepada perintah Yesus Kristus , mereka memenuhinya sampai penuh
meluap. Kemudian Yesus Kristus memerintahkan,
"Sekarang cedoklah dan
bawalah kepada pemimpin pesta. "
Karena dengan setia mereka menaati perintah-Nya, air pun berubah
menjadi anggur! Permasalahan mereka berubah menjadi berkat, bahkan
berkat yang paling menakjubkan! Setelah mencicipi, pemimpin perjamuan
itu berkata terheran-heran, "Setiap orang menghidangkan anggur
yang baik lebih dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang
kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" (ayat l0).
Dalam terjemahan Inggris, bagian itu dapat dibaca sebagai berikut:
"...tetapi baru pada saat yang terakhir ini engkau menyuguhkan
anggur yang terbaik yang telah engkau simpan sejak semula." Itu
semua membuktikan bahwa anggur yang dihasilkan oleh mujizat Yesus
Kristus itu adalah anggur yang paling baik mutu dan rasanya pada saat
itu. Pengertian yang terkandung di dalamnya sangat penting. Apa yang
diberikan dunia kepada Anda mungkin pada mulanya terasa enak, tetapi
pada akhirnya akan berubah menjadi pahit. Sebaliknya, apa yang
diberikan Yesus Kristus kepada Anda mungkin pada mulanya terasa pahit.
Tetapi Anda akan mendapati bahwa pada akhirnya kelak segala sesuatu
yang berasal dari Yesus Kristus bukan hanya baik, tetapi merupakan
berkat yang paling terbaik bagi Anda!
Tuhan Yesus Kristus ingin memberikan hal-hal yang baik kepada
kita.
Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan kita yang baik, jadi, Ia mengubahkan
masalah kita menjadi anggur sukacita.
Apakah ada di antara Anda yang merasa bahwa diri Anda tidak ada
harganya tak ubahnya bagaikan air yang tawar rasanya? Sekalipun Anda
merasa demikian, serahkanlah diri Anda sepenuhnya kepada Yesus
Kristus. Ijinkanlah Dia menguasai diri Anda sepenuhnya. Kemudian,
kehidupan Anda akan berubah menjadi bagaikan anggur yang terbaik yang
disambut hangat oleh semua orang, dan akan bermanfaat bagi mereka
semua!
Apakah permasalahan yang
sesungguhnya menurut
Yosua dan Kaleb?
(Bilangan
14:9)
Menurut Yesus Kristus , apakah
intisari
"hukum Taurat dan kitab
nabi-nahi itu"?
(Matius
7:12)
Sesudah Yesus Kristus rnengadakan
mujirat, pujian apakah yang
diberikan oleh pemimpin pesta
itu kepada mempelai lelaki?
(Yohanes
2:10)
PENERAPAN
- Bila
kita menghadapi kesukaran, sekaranglah saatnya bagi Yesus Kristus
untuk mengadakan mujizat bagi kita.
- Dengan
jalan menaati Yesus Kristus , kita dapat mengalami mujizat Allah.
- Marilah
kita memiliki iman yang positif seperti itu.