Tuhan Yesus
memberitakan,
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.”
Ucapan itu memberitahu kita bahwa kegenapan waktu yang ditetapkan
Allah untuk menebus umat manusia telah tiba, dan kerajaanNya sudah dekat.
Makna yang terkandung dalam ucapan Tuhan Yesus bahwa “Kerajaan Allah
sudah dekat” jauh lebih dalam daripada yang biasa kita artikan. Itu
bukan sekadar berarti bahwa kerajaan Allah sudah sangat dekat, di ambang
pintu, atau bahwa kerajaan itu sudah hadir di sini.
Sebagai Putra Allah, Tuhan Yesus sendiri juga Allah. Di mana dan
bilamana Allah berada, kerajaan Allah pun berada disana juga. Itulah
sebabnya, bilamana dan dimana Allah Sang Putra itu berdiri , terbungkus
dalam daging manusia, kerajaan Allah pun berada di tempat itu juga.
Jadi, pada saat kaum Farisi bertanya, bilakah kerajaan Allah akan
datang, Tuhan Yesus menjawab mereka,
“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga
orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Lukas
17:20-21).
Karena pada saat kita mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat, pada saat kita mengundang Dia masuk ke dalam hati dan kehidupan
kita agar Dia hidup danmemerintah di dalamnya, pada saat kita mulai
bergantung kepadaNya... di situlah kerajaan Allah berada, itulah
kerajaan Allah.
Ketika orang-orang Farisi memfitnah Tuhan Yesus,
“Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.”
Fitnahan itu ditangkisNya,
“Tetapi jika Aku mengusir setan
dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang
kepadamu” (Bacalah Matius 12:24, 28)
Bukan hanya itu. Pada waktu Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya
supaya menanyai Yesus,
“Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami
menantikan orang lain?”
Jawaban yang diberikanNya ialah,
“Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar
dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta
menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada
orang miskin diberitakan kabar baik” (Matius 11:2-6).
Sebenarnya Yohanes Pembaptis sedang mengajukan pertanyaan, “Benarkah
kerajaan Allah telah tiba ataukah belum?”, dan pada saat itu Tuhan
Yesus menegaskan kehadiran kerajaan Allah yang telah berada di
tengah-tengah mereka, yang disertai dengan beraneka ragam tanda ajaib
yang membuktikan kebenarannya.
Pada saat inipun Tuhan Yesus Kristus berada di dalam diri kita melalui
RohNya yang kudus itu. Roh itu adalah Penghibur yang lain (Yohanes
14:16). Pada hakikatnya Dia adalah Allah yang sama, sebagaimana Tuhan
Yesus sendiri.
Dimanapun Tuhan Yesus berada,
di tempat itu juga terdapat kerajaan Allah. Bila kerajaan Allah datang,
iblis lari tunggang langgang, orang yang sakit disembuhkan, dosa
diampuni, Injil diberitakan. Pekerjaan-pekerjaan ini terus menerus
terjadi. Dan sekarang gereja adalah kerajaan Allah, dimana di dalamnya
keajaiban karya-karya Allah itu terjadi terus menerus tanpa
henti-hentinya.
Bertobatlah dan Percayalah
kepada Injil
Dalam bahasa
Yunani, Injil adalah “euaggelion” yang berarti “kabar baik”.
Sebenarnya, apakah yang dapat menjadi “kabar baik’ yang terbaik bagi
manusia? Apakah yang benar-benar didambakan oleh umat manusia, dari
generasi ke generasi, sesuatu yang didambakan dari dalam lubuk hatinya?
Yang dirindukannya tidak lain adalah berita tentang dosa-dosa yang
diampuni dan pemulihan hubungan yang benar dengan Allah. Sejak kejatuhan
Adam dan Hawa, umat manusia menjadi “sebuah keberadaan yang hilang.”
Manusia kehilangan penciptanya, yaitu Allah. Manusia kehilangan sukacita
kehidupan ini yang dahulu didapatkannya di Taman Eden. Manusia
kehilangan sesamanya. Manusia kehilangan jati diri yang sebenarnya.
Orangtidak tahu mereka berasal dari mana, mengapa mereka hidup, dan
kemana mereka akan pergi. Mereka berputar-putar kesana kemari tanpa ada
ujung pangkalnya.
Bagi umat manusia yang terhilang itulah kabar baik yang berasal
dari Allah tiba.
Baik dahulu maupun sekarang, kabar
baik itu tetap sama yaitu:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”
(Yohanes 3:16).
Kabar baik itu adalah Tuhan Yesus Kristus.
Dimanapun Injil itu diberitakan, yang artinya dimanapun Tuhan
Yesus bekerja, ada banyak hal baik yang terjadi. Orang buta melihat.
Orang tuli mendengar. Yang dirasuk setan dilepaskan. Yang miskin dan
terbuang dihormati. Mereka yang diasingkan, misalnya wanita Samaria dan
Zakheus, mencicipi sukacita kehidupan yang sebelumnya sama sekali tidak
pernah mereka rasakan.
Itulah sebabnya, pada saat Tuhan Yesus berkata, “Percayalah
kepada Injil”, sebenarnya yang dimaksudkanNya adalah, “Percayalah
kepadaKu, Yesus Kristus!” Ia mempersamakan diriNya dengan
InjilNya dengan mengatakan,
“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku
dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (Markus 8:35).
Untuk dapat mempercayai Injil dan memasuki kerajaan Allah,
seseorang harus mengalami pertobatan lebih dahulu. Dalam bahasa Yunani
kata untuk ‘pertobatan’ adalah metanoia. Artinya ialah perubahan
arah 180 derajat, dari arah kehidupan lama yang berdosa ke arah
kehidupan yang baru. Orang yangbertobat itu harus meninggalkan kehidupan
lamanya, yaitu kehidupan yang semata-mata berdasarkan pada kemauan diri
sendiri dan bukan kehendak Allah. Pertobatan bukanlah hanya sekadar
berdukacita terhadap dosa-dosa yang lampau, mereka menyesal atau malu
bila mengingatnya. Bila Anda benar-benar bertobat, berarti Anda berbalik
dari cara kehidupan lama itu; berarti
“melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri
kepada apa yang di hadapanku” (Filipi 3:13).
Jika kita telah mengakui dosa-dosa kita di hadapan Allah dan
memohon pengampunanNya, kita harus percaya sepenuhnya bahwa Allah
benar-benar telah mengampuni kita.
Tepatnya, kita dapat mengatakan hal itu sebagai berikut:
Pertobatan
Bukanlah sebuah pandangan ke belakang
atau meninjau kembali masa lalu, melainkan sebuah pandangan ke masa
depan. Pertobatan memungkinkan seseorang memandang jauh ke depan, dan
membuatnya berjalan maju dengan langkah mantap dalam kehidupan yang
penuh percaya dan harapan. Itulah sebabnya dapat kita katakan bahwa
pertobatan dan iman bekerja sama serta berjalan berdampingan pada waktu
yang bersamaan.
Beritakanlah Kabar Baik
Kita mempunyai
tanggung jawab yang besar dan mengagumkan, yaitu harus memberitakan kabar
baik itu ke seluruh dunia.
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Matius 10:8).
Kita dipanggil Allah agar membawa masuk anggota keluarga
masing-masing dan juga sesama kita ke dalam kerajaan Allah. Supaya
berhasil melaksanakannya, kita harus memberitakan Injil Yesus Kristus
itu. Kita harus memberitakan satu hal saja, yaitu Injil. Yang harus kita
beritakan bukanlah pengetahuan ataupun gagasan kita sendiri. Yesus
Kristus sendiripun bahkan tidak pernah memberitakan tentang diriNya
sendiri. Ia senantiasa bersaksi tentang Allah BapaNya,
“AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia
yang telah mengutus Aku” (Yohanes 7:16).
“Sebab Aku berkata-kata bukan dari diriKu sendiri, tetapi
Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan
apa yang harus Aku katakana dan Aku sampaikan” (Yohanes 12:49).
Sebab itu, bila kita menginjil, kita harus memberitakan Yesus Kristus
saja. Sebagai para murid Yesus yang diutus olehNya, kita tidak boleh
malu terhadap InjilNya. Kalau kita malu terhadap InjilNya, berarti kita
malu terhadap Yesus. Rasul Paulus menyatakan,
“Karena aku tidak malu terhadap Injil Kristus: karena hal itu
adalah kuasa Allah yang mendatangkan keselamatan bagi setiap orang yang
percaya” (Roma 1:16; dari terjemahan Inggris).
Kitapun tidak boleh malu terhadap Injil Kristus. Kita harus
memberitakannya agar kuasa Allah itu dapat dinyatakan.
Bila kita memberitakan Yesus Kristus, kerajaan Allahpun datang ke
atas kehidupan orang yang mendengarkannya, dan Allah memerintah secara
berdaulat melalui kuasaNya yang bersifat supra alamiah. Mujizat yang
mengubahkan perikehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita akan
senantiasa terjadi!
Pertanyaan untuk Didiskusikan
Apakah isi perintah Allah yang harus disampaikan oleh Tuhan Yesus
Kristus bila Ia berkata-kata tentang BapaNya? (Yohanes 12:49, 50)
Apakah yang menjadi alasan Paulus sehingga ia tidak merasa malu terhadap
Injil Kristus? (Roma 1:16)
Dua hal apa yang membawa kita masuk ke dalam kerajaan Allah? (Roma 1:15)
Penerapan
1. Tanyalah diri anda sendiri: Anda malu terhadap Injil
Kristus atau tidak? Injil Kristus adalah kuasa Allah yang mendatangkan
keselamatan bagi semua orang yang mempercayai beritanya. Marilah
kita memberitakan Injil itu dengan penuh keberanian.
2. Bila kita berusaha memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan, dengan
rajin marilah kita memberitakan Firman Allah, sebagaimana
yang dilakukan olehTuhan Yesus dan Paulus. Kemudian kita akan
menyaksikan terjadinya mujizat-mujizat ajaib yang jelas dimanifestasikan
dalam kehidupan kita.
Sumber
:
Pelayanan
Tuhan Yesus ini disarikan dari "The
Home Cell Group Study Guide - Vol. I
"
Kata Pengantar :
This book presents in detail the form and method for the cell
worship services which are held by the cells of Yoido Full Gospel
Church
Since
a year is made up of 52 weeks, the book contains 52 worship services
for a year. This book carefully outlines the actual worship services
which are held in the cells.
A
passage from the Bible and a memory verse are given, followed by the
message which the cell members should gain from that particular
passage.
Each
weekly worship service unit contains leading question's which
challenge the participants to think and ponder on the message of the
passage. The main message of each study unit is organized- requiring
the participants in the
worship service to find
variour passages throughout the Bible. Afterwards, the main idea of
the weekly unit is once again emphasized through closing questions.
Each
lesson closes with an application section which teaches the
participants how to apply the week's lesson to their actual lives.
Also, the application section helps lead the participants to open up
to one another and have close fellowship based on the main lesson.
Should
this guide be followed by a church in the establishment and conduct of
cells, cell members will experience a great maturation of their faith,
helping them to be power-filled Christian, which in turn will support
greater church growth.
Prepared
by :
Bambang
Wiyono
HP:
0812 327 3886
(bahasa
Indonesia )
(
bahasa Inggris)