Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Tuhan Yesus Memberitakan Kabar Baik


Nas untuk hari ini:
Matius 4:12-17

Ayat hafalan:
Matius 4:17

 “Sejak waktu itulah Tuhan Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Ayat acuan:
Markus 1:15; Lukas 17:20, 21

Tujuan:
a. Marilah kita menyebarluaskan kabar baik tentang kerajaan Allah sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus.
b. Marilah kita selalu ingat bahwa bila kita memberitakan Injil, iblis akan lari, dan kerajaan Allah akan berkembang.  Kita tidak boleh melupakan fakta itu.
Nubuat siapa yang digenapkan pada saat Yesus meninggalkan Nazaret dan pindah ke Kapernaum? (Matius 4:13, 14)
Injil apa yang diberitakan Tuhan Yesus? (Markus 1:14)

Mengapa Tuhan Yesus berkata, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”? (Markus 1:15)
 
Sesudah dibaptis dan dicobai Iblis, Tuhan Yesus pergi ke daerah Galilea. Sebagai perintis, Yohanes Pembaptislah yang lebih dahulu memberitakan kabar baik dan mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus. Sesudah Yohanes Pembaptis menyelesaikan tugasnya dan dimasukkan ke dalam penjara, barulah Tuhan Yesus mulai memberitakan kabar baik.  Itu dapat kita baca dalam Markus1:15,
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Hari ini kita akan mempelajari intisari Injil yang diberitakan Tuhan Yesus itu.
 
Kerajaan Allah Sudah Dekat

Tuhan Yesus memberitakan,
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.”
Ucapan itu memberitahu kita bahwa kegenapan waktu yang ditetapkan Allah untuk menebus umat manusia telah tiba, dan kerajaanNya sudah dekat. Makna yang terkandung dalam ucapan Tuhan Yesus bahwa “Kerajaan Allah sudah dekat” jauh lebih dalam daripada yang biasa kita artikan. Itu bukan sekadar berarti bahwa kerajaan Allah sudah sangat dekat, di ambang pintu, atau bahwa kerajaan itu sudah hadir di sini.

 Sebagai Putra Allah, Tuhan Yesus sendiri juga Allah. Di mana dan bilamana Allah berada, kerajaan Allah pun berada disana juga. Itulah sebabnya, bilamana dan dimana Allah Sang Putra itu berdiri , terbungkus dalam daging manusia, kerajaan Allah pun berada di tempat itu juga. Jadi, pada saat kaum Farisi bertanya, bilakah kerajaan Allah akan datang, Tuhan Yesus menjawab mereka,

 “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Lukas 17:20-21).

Karena pada saat kita mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, pada saat kita mengundang Dia masuk ke dalam hati dan kehidupan kita agar Dia hidup danmemerintah di dalamnya, pada saat kita mulai bergantung kepadaNya... di situlah kerajaan Allah berada, itulah kerajaan Allah.

 Ketika orang-orang Farisi memfitnah Tuhan Yesus,

 “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” Fitnahan itu ditangkisNya,
 
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Bacalah Matius 12:24, 28)

Bukan hanya itu. Pada waktu Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya supaya menanyai Yesus,

 “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?”

Jawaban yang diberikanNya ialah,

 “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Matius 11:2-6).

Sebenarnya Yohanes Pembaptis sedang mengajukan pertanyaan, “Benarkah kerajaan Allah telah tiba ataukah belum?”, dan pada saat itu Tuhan Yesus menegaskan kehadiran kerajaan Allah yang telah berada di tengah-tengah mereka, yang disertai dengan beraneka ragam tanda ajaib yang membuktikan kebenarannya.
Pada saat inipun Tuhan Yesus Kristus berada di dalam diri kita melalui RohNya yang kudus itu. Roh itu adalah Penghibur yang  lain (Yohanes 14:16). Pada hakikatnya Dia adalah Allah yang sama, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri.
 
 Dimanapun Tuhan Yesus berada, di tempat itu juga terdapat kerajaan Allah. Bila kerajaan Allah datang, iblis lari tunggang langgang, orang yang sakit disembuhkan, dosa diampuni, Injil diberitakan. Pekerjaan-pekerjaan ini terus menerus terjadi. Dan sekarang gereja adalah kerajaan Allah, dimana di dalamnya keajaiban karya-karya Allah itu terjadi terus menerus tanpa henti-hentinya.
 
Bertobatlah dan Percayalah kepada Injil

 
Dalam bahasa Yunani, Injil adalah “euaggelion” yang berarti “kabar baik”. Sebenarnya, apakah yang dapat menjadi “kabar baik’ yang terbaik bagi manusia? Apakah yang benar-benar didambakan oleh umat manusia, dari generasi ke generasi, sesuatu yang didambakan dari dalam lubuk hatinya?

 Yang dirindukannya tidak lain adalah berita tentang dosa-dosa yang diampuni dan pemulihan hubungan yang benar dengan Allah. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa, umat manusia menjadi “sebuah keberadaan yang hilang.” Manusia kehilangan penciptanya, yaitu Allah. Manusia kehilangan sukacita kehidupan ini yang dahulu didapatkannya di Taman Eden. Manusia kehilangan sesamanya. Manusia kehilangan jati diri yang sebenarnya. Orangtidak tahu mereka berasal dari mana, mengapa mereka hidup, dan kemana mereka akan pergi. Mereka berputar-putar kesana kemari tanpa ada ujung pangkalnya.

Bagi umat manusia yang terhilang itulah kabar baik yang berasal dari Allah tiba.
 
Baik dahulu maupun sekarang, kabar baik itu tetap sama yaitu:

 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

 Kabar baik itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

 Dimanapun Injil itu diberitakan, yang artinya dimanapun Tuhan Yesus bekerja, ada banyak hal baik yang terjadi. Orang buta melihat. Orang tuli mendengar. Yang dirasuk setan dilepaskan. Yang miskin dan terbuang dihormati. Mereka yang diasingkan, misalnya wanita Samaria dan Zakheus, mencicipi sukacita kehidupan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah mereka rasakan.
 Itulah sebabnya, pada saat Tuhan Yesus berkata, “Percayalah kepada Injil”, sebenarnya yang dimaksudkanNya adalah, “Percayalah kepadaKu, Yesus Kristus!” Ia mempersamakan diriNya dengan InjilNya dengan mengatakan,

 “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (Markus 8:35).

 Untuk dapat mempercayai Injil dan memasuki kerajaan Allah, seseorang harus mengalami pertobatan lebih dahulu. Dalam bahasa Yunani kata untuk ‘pertobatan’ adalah metanoia. Artinya ialah perubahan arah 180 derajat, dari arah kehidupan lama yang berdosa ke arah kehidupan yang baru. Orang yangbertobat itu harus meninggalkan kehidupan lamanya, yaitu kehidupan yang semata-mata berdasarkan pada kemauan diri sendiri dan bukan kehendak Allah. Pertobatan bukanlah hanya sekadar berdukacita terhadap dosa-dosa yang lampau, mereka menyesal atau malu bila mengingatnya. Bila Anda benar-benar bertobat, berarti Anda berbalik dari cara kehidupan lama itu; berarti

 “melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” (Filipi 3:13).

 Jika kita telah mengakui dosa-dosa kita di hadapan Allah dan memohon pengampunanNya, kita harus percaya sepenuhnya bahwa Allah benar-benar telah mengampuni kita.

 Tepatnya, kita dapat mengatakan hal itu sebagai berikut:

Pertobatan
 
Bukanlah sebuah pandangan ke belakang atau meninjau kembali masa lalu, melainkan sebuah pandangan ke masa depan. Pertobatan memungkinkan seseorang memandang jauh ke depan, dan membuatnya berjalan maju dengan langkah mantap dalam kehidupan yang penuh percaya dan harapan. Itulah sebabnya dapat kita katakan bahwa pertobatan dan iman bekerja sama serta berjalan berdampingan pada waktu yang bersamaan.
 
Beritakanlah Kabar Baik  

 
Kita mempunyai tanggung jawab yang besar dan mengagumkan, yaitu harus memberitakan kabar baik itu ke seluruh dunia.

 “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Matius 10:8).

 Kita dipanggil Allah agar membawa masuk anggota keluarga masing-masing dan juga sesama kita ke dalam kerajaan Allah. Supaya berhasil melaksanakannya, kita harus memberitakan Injil Yesus Kristus itu. Kita harus memberitakan satu hal saja, yaitu Injil. Yang harus kita beritakan bukanlah pengetahuan ataupun gagasan kita sendiri. Yesus Kristus sendiripun bahkan tidak pernah memberitakan tentang diriNya sendiri. Ia senantiasa bersaksi tentang Allah BapaNya,

 “AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 7:16).

 “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakana dan Aku sampaikan” (Yohanes 12:49).

Sebab itu, bila kita menginjil, kita harus memberitakan Yesus Kristus saja. Sebagai para murid Yesus yang diutus olehNya, kita tidak boleh malu terhadap InjilNya. Kalau kita malu terhadap InjilNya, berarti kita malu terhadap Yesus. Rasul Paulus menyatakan,

“Karena aku tidak malu terhadap Injil Kristus: karena hal itu adalah kuasa Allah yang mendatangkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya” (Roma 1:16; dari terjemahan Inggris).

Kitapun tidak boleh malu terhadap Injil Kristus. Kita harus memberitakannya agar kuasa Allah itu dapat dinyatakan.
 Bila kita memberitakan Yesus Kristus, kerajaan Allahpun datang ke atas kehidupan orang yang mendengarkannya, dan Allah memerintah secara berdaulat melalui kuasaNya yang bersifat supra alamiah. Mujizat yang mengubahkan perikehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita akan senantiasa terjadi!
Pertanyaan untuk Didiskusikan    
Apakah isi perintah Allah yang harus disampaikan oleh Tuhan Yesus Kristus bila Ia berkata-kata tentang BapaNya? (Yohanes 12:49, 50)
Apakah yang menjadi alasan Paulus sehingga ia tidak merasa malu terhadap Injil Kristus? (Roma 1:16)
Dua hal apa yang membawa kita masuk ke dalam kerajaan Allah? (Roma 1:15)
 
Penerapan

1. Tanyalah diri anda sendiri: Anda malu terhadap Injil Kristus atau tidak? Injil Kristus adalah kuasa Allah yang mendatangkan keselamatan bagi semua orang yang mempercayai beritanya. Marilah kita memberitakan Injil itu dengan penuh keberanian.
2. Bila kita berusaha memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan, dengan rajin marilah kita memberitakan Firman Allah, sebagaimana yang dilakukan olehTuhan Yesus dan Paulus. Kemudian kita akan menyaksikan terjadinya mujizat-mujizat ajaib yang jelas dimanifestasikan dalam kehidupan kita.
 
Sumber :
Pelayanan Tuhan Yesus ini disarikan dari "The Home Cell Group Study Guide - Vol. I "
 
Kata Pengantar : 
This book presents in detail the form and method for the cell worship services which are held by the cells of Yoido Full Gospel Church    
Since a year is made up of 52 weeks, the book contains 52 worship services for a year. This book carefully outlines the actual worship services which are held in the cells.    
A passage from the Bible and a memory verse are given, followed by the message which the cell members should gain from that particular passage.    
Each weekly worship service unit contains leading question's which challenge the participants to think and ponder on the message of the passage. The main message of each study unit is organized- requiring the participants in the worship service to find variour passages throughout the Bible. Afterwards, the main idea of the weekly unit is once again emphasized through closing questions.    
Each lesson closes with an application section which teaches the participants how to apply the week's lesson to their actual lives. Also, the application section helps lead the participants to open up to one another and have close fellowship based on the main lesson.    
Should this guide be followed by a church in the establishment and conduct of cells, cell members will experience a great maturation of their faith, helping them to be power-filled Christian, which in turn will support greater church growth.
 
 
Prepared by :

Bambang Wiyono

HP: 0812 327 3886
e-mail: [email protected] ( japri )
 (bahasa Indonesia )
 ( bahasa Inggris)

 

 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws