Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Tuhan Yesus Dicobai iblis

 
Nas untuk hari ini:
Matius 4:1-11
 
Ayat hafalan:
Matius 4:10
 
"Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti."
 
Ayat acuan:
Kejadian 3:6; Ibrani 4:15
Tujuan:
a. Ketahuilah bahwa Yesus menjadi Juru Selamat orang berdosa dengan jalan melawan pencobaan Setan (I Korintus 15:45).
b. Ketahuilah bahwa Yesus senantiasa menolong kelemahan kita, dan menuntun kepada kemenangan.
c. Arahkan selalu kehidupan kita yang berpusatkan pada Firman Allah, sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus sendiri.
Bagaimanakah keadaan tubuh jasmani Yesus pada saat Ia dicobai?
(Matius 4:2)
Tulislah ketiga pencobaan yang dihadapi Yesus.
(Matius 4:3, 6, 9)
Bagaimanakah cara Yesus mengalahkan pencobaan Setan?
(Matius 4:4, 7, 10)
 
Setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan, seketika itu juga Yesus dituntun Roh Kudus memasuki padang gurun. Sesudah berpuasa selama 40 hari 40 malam, Ia dicobai Setan dengan tiga percobaan. Tetapi, melalui Firman Allah Yesus mengalahkannya. Melalui pelajaran tentang kemenangan Yesus atas pencobaan, hari ini kita akan mempelajari tentang kasih Allah terhadap kita. Kita juga akan belajar tentang campur tangan Allah yang luar biasa dalam melepaskan kita dari jerat serta pencobaan si Setan.
 
Mengapa Tuhan Yesus Dicobai?
 
Pertama, segera setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Yesus dituntun Roh Kudus memasuki padang gurun. Sesudah berpuasa selama 40 hari 40 malam, Yesus dicobai oleh Setan. Yesus membuktikan diri bahwa Ia juga seorang manusia biasa yang sama sekali tidak berbeda dari Adam. Itulah alasan pertama mengapa Yesus dicobai oleh iblis.
 
Kedua, Tuhan Yesus dicobai dengan tujuan diuji ketaatanNya kepada Allah. Adam yang pertama tidak dapat mengalahkan pencobaan yang menghadang dirinya,dan akhirnya memakan buah pohon pengetahuan tentang baik dan yang jahat. Dengan kata lain, Adam menginjak-injak otoritas Allah, dan berlaku tidak taat. Kini pencobaan yang sama itu datang lagi dan menghadang diri Yesus. Dapat diistilahkan bahwa pencobaan itu adalah suatu "persimpangan jalan." Dalam hal itu Yesus harus memilih salah satu di antara dua arah yang dapat dipilihNya: melaju ke arah jalan yang mengakui hak kedaulatan mutlak Allah dan berlaku taat, ataukah menyimpang ke tindakan-tindakan yang melawan Dia.
Pada saat diuji, Tuhan  Yesus menaklukkan pencobaan itu, dan patuh kepada Allah sehingga mati di kayu salib.
 
Tiga Pencobaan Tuhan Yesus
 
Ada dua macam pencobaan yang disebutkan dalam Firman Allah. Yang pertama adalah dokimajo dalam bahasa Yunaninya. Ujian itu diberikan oleh Allah sebagai batu loncatan untuk menerima berkat-berkat lebih besar yang rindu dianugerahkan Allah kepada anak-anakNya. Allah mengijinkan kita melewati jenis-jenis ujian dan pencobaan semacam itu. Kalau kita dapat bertahan menghadapi kesukaran dan dengan iman yang tertujukan kepada Kristus menjadi menang, kita masing-masing dinyatakan lulus, dan diakui sebagai orang kudus yang memenuhi syarat.
 
Dalam bahasa Yunani, jenis ujian yang lain dinamakan peirajo. Itu adalah jenis percobaan yang berasal dari Setan, yang dalam bahasa Indonesia paling tepat dinamakan ‘godaan’. Melaluinya Setan mendatangkan musibah, penderitaan, sengsara dan kesesakan. Tujuannya adalah untuk merampok, membunuh danmembinasakan kita. Setan tidak pernah memberi kita dohimajo ‘ujian’ yang membuat iman kita dapat naik kelas. Setan hanya membuat kita tersandung dengan jalanmembuat kita terperangkap dalam jerat dosa-dosa kita.
 
Setan tahu bahwa sekali kita menyerah dan terjatuh ke dalam godaannya, kita pasti akan menerima hukuman Allah. Jadi Setan selalu berkeliling mengendap-endap seperti seekor singa lapar yang mengaum-aum, dan bermaksud hendak memangsa kita (I Petrus 5:8).
 
Kini kita sendiri dapat mengerti bahwa di tempat-tempat tertentu Allah tidak dapat memakai kita. Sebab kita selalu menyerah kalah terhadap godaan-godaan setan yang dibuat untuk membinasakan kita, kecuali kalau kita benar-benar hidup mendekatkan diri kepada Allah. Itulah sebabnya, bagaikan singa yang lapar layaknya, si iblis mengaum-aum dan mencari mangsa yang dapat dilahapnya.
 
Setan mencobai Adam dan Hawa dengan memakai peirajo ‘godaan’ itu. Nenek moyang pertama kita gagal karena mereka menyerah kalah kepada godaan keinginan daging, keinginan mata dan kesombongan kehidupan (I Yohanes 2:15-17). Itu sebabnya mereka diusir keluar dari hadirat Allah. Kali ini, sekali lagi si setan mengiming-imingi Yesus dengan peirajo ‘godaan’ itu. Tetapi Yesus tidak menyerah kalah kepada tipu daya Setan. Stan pun tahu betapa laparnya Yesus sesudah berpuasa selama 40 hari 40 malam.
 
Pertama-tama ia mencobai Yesus supaya mengisi perutNya yang kosong itu dengan jalan membuat roti dari batu. Setan menggunakan keinginan daging atau nafsu kedagingan sebagai batu penguji. Dalam hal itu Hawa gagal dan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang lezat bagi keinginan dagingnya. Tetapi minat utama Yesus adalah taat kepada Firman Allha semata-mata. Minat agung itu jauh lebih mulia daripada keinginan daging, dan itu dibuktikan Yesus melalui ucapanNya,
 
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Matius 4:4)
 
Sesudah gagal dengan godaan pertamanya, kini Setan beralih ke godaan yang kedua. Itu dilakukannya dengan jalan mengutip ayat-ayat dalam Mazmur 91:11 dan 12. Ia membujuk Tuhan Yesus supaya melompat dari atas puncak bait Allah. Setan bermaksud hendak menghasut Yesus supaya mencobai kemahakuasaan Allah, dan bergaya memperagakan jati diriNya sebagai anak Allah yang sesungguhnya di hadapan mata orang Yahudi. Di Taman Eden, Hawa juga terjerat oleh keinginan matanya dan terjatuh. Hawa memetik buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tidak perlu disebutkan di sini bahwa sebenarnya dengan mudah bisa saja Yesus melompat tanpa mencelakakan diriNya. Kalau Ia mau, sekalipun Ia melompat dari puncak bait Allah sampai ke lembah maut Kidron yang amat sangat jauh letaknya, jari kakiNya pun tidak akan sampai terkilir. Kalau Yesus sampai tergoda dan mau mengadakan lompatan acrobat semacam itu pada saat orang Yahudi sedang mengadakan kurban petang hari, tentu hal itu merupakan suatu pemandangan yang amat mencengangkan bagi orang banyak yang menyaksikanNya. Dan mungkin seketika itu juga orang banyak itu mengangkat Dia sebagai pemimpin besar mereka dan mengikut Dia.
 
Tetapi Tuhan Yesus menaklukkan keinginan mata itu. Ia melawan Setan dengan jalan mengutip Firman Allah,
 
"Ada tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:7).
 
Yang terakhir, setan si pencoba itu membawa Yesus ke sebuah gunung yang tinggi, dan menunjukkan kepadaNya seluruh kemuliaan kerajaan-kerajaan yang berada di dunia ini. Setan menawarkan hendak memberikan semua itu kepada Yesus, kalau Dia mau menyembahnya. Tindakan itu dapat saja merupakan suatu cara yang dipakai Yesus untuk merampas kembali jagad raya dan umat manusia yang secara sah telah diserahkan hak kekuasaannya kepada Setan karena kejatuhan Adam. Bukankah Yesus datang ke dunia ini untuk tujuan itu? Tetapi Yesus betul-betul tahu, bahwa kalau Ia menerima begitu saja cara licik yang ditawarkan Setan, hal itu hanya akan mendatangkan kehancuran. Yesus tidak memilih atau bertindak menurut kemauanNya sendiri. Dia tidak mengambiljalan pintas yang begitu mudah itu untuk menyelesaikan permasalahan umat manusia. Sebaliknya, Ia memilih jalan kematian di atas kayu salib, yaitu cara yang telah ditentukan oleh Allah sendiri. Melalui pengakuan mulutNya, Tuhan Yesus Kristus menunjukkan ketaatan mutlakNya terhadap Allah,
 
"Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti." (Matius 4:9)
 
Tetapi Hawa yang memburu kesombongan kehidupan berani mencoba-coba untuk menjadi bijaksana seperti Allah, menurut cara licik yang disodorkan Setan. Dan ternyata ia jatuh.
 
Tuhan Yesus mengalahkan semua peirajo ‘godaan’ Setan itu. Melalui ketaatan mutlakNya terhadap Allah, Yesus menjadi kurban dosa bagi kita.
 
Bila Kita Dicobai iblis gimana ?
 
Apakah pelajaran-pelajaran yang dapat kita petik melalui semua pencobaan yang dihadapi Tuhan Yesus itu?
 
Pertama, Tuhan Yesus dicobai Setan tepat sesudah Roh Kudus turun kepada diriNya seperti burung merpati, dan juga setelah ada suara dari surga yang terdengar. Saat ini keadaannya juga sama. Setan mencobai kita pada saat segala sesuatu berjalan lancar dalam kehidupan kita: pada saat kita sedang mengalami kenaikan pangkat, dipuji oleh banyak orang, mulai hidup nyaman, menjadi kaya raya, atau ketika memasuki hubungan yang lebih erat dengan Allah atau menerima berkat pertumbuhan yang luar biasa pesatnya. Justru pada saat-saat itulah Setan mencobai kita. Setan betul-betul sangat membenci iman dan kehidupan kita, pada saat segala sesuatunya berjalan lancar. Setan mencobai kita pada saat kita segar bugar, seperti seorang pemburu yang hanya mengarahkan bidikan senjatanya kepada binatang yang hidup, bukan yang sudah mati dan menjadi bangkai busuk. Jadi Rasul Paulus mengingatkan kita,
 
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (I Korintus 10:12)
 
Kedua, kita dapat memperhatikan tempat Tuhan Yesus dicobai, yaitu padang gurun. Di sini kita juga dapat melihat kesejajaran rohani. Padang gurun adalah kehidupan kita yang sekarang ini. Bangsa Israel memang dilepaskan dari perbudakan di Mesir, tetapi sebelum memasuki Tanah Perjanjian Kanaan, mereka melewati masa peralihan dengan jalan terputar-putar, tak menentu selama empat puluh tahun di padang gurun. Pada saat menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, kita pun dilepaskan dari dunia yang jahat yang adalah Mesir kita. Tetapi kita juga telah ditentukan untuk menghayati kehidupan seorang musafir di "padang gurun" yang adalah dunia tempat kita hidup sekarang ini. Kelak di dalam surga, sekali kita memasuki kerajaan kekal itu, tidak akan ada pencobaan yang menghadang jalan kita. Tetapi sementara menghayati kehidupan di padang gurun kehidupan kita pada saat ini, kita tidak mempunyai pilihan lain. Mau tidak mau kita harus memperhadapi badai, kelaparan, kehausan, kesalahpahaman, dan panasnya terik matahari yang terasa sangat tajam menyengat. Itulah sebabnya, dalam padang gurun kehidupan sekarang ini kita harus senantiasa berjaga-jaga dan berdoa kepada Bapa kita, "Janganlah menuntun kami ke dalam pencobaan." (Matius 6:13)
 
Ketiga, bila dicobai, secara tegar kita harus mendisiplin diri agar tetap berlaku taat kepada Allah! Jangan pernah meninggalkan keyakinan iman kita. Sebaliknya kita justru harus tetap berpegang teguh kepada kebenaran sejati ini: yaitu bahwa Allah adalah Allah yang baik, dan Dia akan menyelamatkan kita. Tidak peduli apapun keadaan kehidupan yang sedang menimpa, dengan tetap teguh kita harus memutuskan untuk selalu taat kepada Allah. Kitapun harus melawan pencobaan itu dengan Firman Allah sebagaimana yang dilakukan Yesus, dimulai dengan pengakuan teguh, "’ Ada tertulis ..." Kita harus memiliki kepastian yang teguh dan mantap di dalam hati serta akal kita, bahwa secara mutlak kita mau bersandar percaya dan taat kepada Allah. Tanpa dipersenjatai dengan hal-hal itu, tidakmungkin kita dapat menjadi pemenang yang dengan mudah sanggup mengalahkan pencobaan Setan. Firman Allah bukanlah mantera yang sekadar perlu kita kutip saja begitu saja. Hanya mengakui atau mengucapkannya tidak akan membuat kita mengalahkan Setan. Bukankah kadang-kadang ia sendiri juga mengutip Firman Allah? Lebih lanjut, dalam setiap pencobaan kita harus senantiasa mencari pertolongan Roh Kudus, karena Dia adalah Penghibur yang diutus Bapa, dan yang senantiasa siap melepaskan kita setiap kali kita terjerumus ke dalam kesukaran.
 
                      Siapakah satu-satunya yang harus kita sembah dan layani?
(Matius 4:1)
Bagaimana cara suatu pencobaan mulai menarik perhatian kita?
(Yakobus 1:14)
Kita dilarang mengasihi hal-hal duniawi. Apakah yang dihasilkan oleh "kasih terhadap hal-hal duniawi" itu di dalam diri seseorang, yang kemudian berkembang ke arah pencobaan?
(I Yohanes 2:16)
 
 
PENERAPAN
 
1. Marilah kita berusaha sekeras-kerasnya untuk menjadi anak Allah yang secara mutlak taat kepada Allah.
 
2. Marilah kita menjadi orang-orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, yang sanggup melawan pencobaan si Setan.
 
3. Renungkanlah selalu Firman Allah. Simpanlah isinya di dalam hati kita  Kutiplah sebagai senjata yang kita  perlukan untuk mengalahkan Setan.
 
Sumber :
Pelayanan Tuhan Yesus ini disarikan dari "The Home Cell Group Study Guide - Vol. I "
 
Kata Pengantar : 
This book presents in detail the form and method for the cell worship services which are held by the cells of Yoido Full Gospel Church    
Since a year is made up of 52 weeks, the book contains 52 worship services for a year. This book carefully outlines the actual worship services which are held in the cells.    
A passage from the Bible and a memory verse are given, followed by the message which the cell members should gain from that particular passage.    
Each weekly worship service unit contains leading question's which challenge the participants to think and ponder on the message of the passage. The main message of each study unit is organized- requiring the participants in the worship service to find variour passages throughout the Bible. Afterwards, the main idea of the weekly unit is once again emphasized through closing questions.    
Each lesson closes with an application section which teaches the participants how to apply the week's lesson to their actual lives. Also, the application section helps lead the participants to open up to one another and have close fellowship based on the main lesson.    
Should this guide be followed by a church in the establishment and conduct of cells, cell members will experience a great maturation of their faith, helping them to be power-filled Christian, which in turn will support greater church growth.
 
 
Prepared by :

Bambang Wiyono

HP: 0812 327 3886
e-mail: [email protected] ( japri )
 (bahasa Indonesia )
 ( bahasa Inggris)

 

 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws