Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Nas untuk Hari Ini :
Lukas 5: 1-11
Ayat Hafalan :
Lukas 5: 11
"Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meningggalkan segala sesuatu, lalu mengikut  Yesus."
Ayat Acuan :
Matius 4:17-22; Yohanes 1:35-42
Tujuan :
a.    Marilah kita kembali menyadari bahwa Tuhan kita Yesus memilih kita menjadi murid-Nya untuk diberi tugas memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah.
b.   Marilah kita mengingat bahwa yang dipilih dan dipakai Tuhan Yesus sebagai murid-Nya adalah orang-orang yang giat bekerja.
c.    Marilah kita memperbaharui ketetapan hati kita mengikuti Tuhan Yesus saja.
 
 
Sebenarnya Petrus telah bekerja keras sepanjang malam
tanpa mendapatkan sesuatu hasil apa pun.
Apakah yang membuatnya hingga ia mau menebar
jala lagi?
(Lukas 5:S)
 
Sesudah mengalami mujizat itu, pengakuan apakah
yang dibuat Petrus?
(Lukas 5:8)
 
Tuhan Yesus bermaksud hendak menjadikan para
murid-Nya sebagai apa? Dan bagaimanakah proses
tercapainya hal yang direncanakan-Nya itu?
(Matius 4:19)
 
 
Segera sesudah memulai pelayanan-Nya di hadapan umum, Tuhan Yesus mulai memilih murid-murid-Nya. Kita dapat melihat hikmat besar yang dikerjakan Tuhan Yesus. Pada saat sistem komunikasi dan lalu-lintas belum di­kembangkan seperti dewasa ini, la mendidik para murid-Nya sebagai penerus yang akan menyebarluaskan kabar baik tentang kerajaan Allah itu ke seluruh penjuru dunia. Sekarang ini pun Tuhan Yesus memanggil kita untuk menjadi murid-Nya, dan menyerahkan kelanjutan pekerjaan-Nya itu kepada kita.
 
Pemanggilan para Murid-Nya
 
Ke mana pun Tuhan Yesus pergi, kelompok orang banyak yang berjejai-jejal mengikuti untuk mendengarkan Firman Allah yang disampaikan-Nya. Pada suatu hari la berada di tepi Danau Galilea dan dikerumuni oleh lautan manusia sehingga la tidak mendapatkan tempat sejengkal pun untuk dapat menjejakkan kaki-Nya secara leluasa. Itulah sebabnya ia menaiki sebuah perahu, dan meminta agar dibawa agak menjauh dari pantai. Dari atas perahu itulah la memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah.
 
Pemilik perahu itu adalah Petrus yang sepanjang malam sebelumnya telah menebarkan jala-jalanya tanpa mendapatkan hasil seekor ikan pun. Pada saat ia menawarkan perahunya kepada Yesus untuk dipakai, ia sedang membasuh jala-jalanya dengan hati] yang kecewa. Petrus dapat melihat Tuhan Yesus dari tempat duduk yang terdekat, dan pada saat ia mendengarkan apa yang dikatakan-Nya, sejahtera dan iman pun mulai ber­gejolak di dalam hatinya. Pada saat itu jugaTuhan Yesus meme­rintahkan Petrus,
 
"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Lukas 5:4).
 
Petrus tidak mengingatkan Tuhan Yesus tentang pengalamannya sebagai seorang nelayan yang sudah ahli yang pada malam sebelumnya baru saja mengalami kegagalan sekedar mematuhi perintah Tuhan Yesus,
'... tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarhan jala juga" (ayat 5).
 
Kitab Suci menjelaskan bahwa karena kepatuhannya itu Petrus berhasil menjala ikan dalam jumlah yang begitu besar sehingga dua perahu pun tidak mampu menampung seluruhnya. Seketika itu Petrus jatuh tersungkur dan mengaku,
 
“Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (ayat 8).
 
Kepada Petrus Yesus berkata,
 
"Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (ayat 10).
 
la memanggil Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus menjadi murid-Nya. Selain mereka Yesus juga memanggil beberapa murid lain; namun la belum pernah memanggil mereka melalui ukuran manusiawi.
 
Bila Tuhan Yesus memanggil para murid-Nya, la senantiasa me­manggil orang-orang yang sedang sibuk melaksanakan pekerjaannya. Kalau seseorang memang biasa bekerja keras dan sukses, maka dalam hal-hal lain pun ia akan mengalami sukses yang sama.
Itulah sebabnya, bila kita mengabdikan diri untuk me­menangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan, kita sama sekali tidak boleh berdalih dengan berkata, "Aku tidak dapat melaksanakannya sebab aku terlampau sibuk."
 
Tugas para Murid TuhanYesus
 
Apakah tugas para murid Tuhan Yesus itu?
 
Pertama-tama, melalui perilaku hidupnya seorang murid Tuhan Yesus harus menjadi wakil-teladan bagi Allah kita yang baik. Pada saat Petrus menebarkan jalanya ke air yang dalam karena ketaatannya pada perintah Yesus, ia berhasil menangkap ikan dalam jumlah yang sangat besar. Kemuliaan Allah dinyatakan dan kuasa Tuhan Yesus Kristus terbuktikan kebenarannya di depan mata khalayak ramai yang memandangi di tepi pantai. Begitu juga yang dialami oleh seorang murid lain yang bernarna Andreas. Pada saat ia mematuhi Tuhan Yesus dan menyuguhkan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, mujizat lain terjadi, yaitu melaluinya Tuhan Yesus dapat memberi makan 5.000 pria. Kalau wanita dan anak-anak dihitung, jumlahnya akan mencapai puluhan ribu orang. Demikian juga halnya dengan kita sebagai murid Tuhan Yesus. Kita harus mengijinkan kuasa Allah dinyatakan melalui iman dan kepatuhan kita, sehingga banyak orang dapat dituntun masuk ke dalam kerajaan Allah.
 
Kedua, seorang murid Tuhan Yesus harus menjadi "penjala ikan" yang pandai menangkap jiwa bagi Tuhan. Untuk dapat menangkap ikan, seorang penjala ikan perlu memiliki peralatan, misalnya jala, pancing, umpan, dan lain sebagainya. Bagi seorang rnurid Tuhan Yesus, secara rohani peralatan itu adalah Firman Allah.
 
Dengan menggunakan Firman Allah, la harus mampu me­ngenali adanya dosa, dan menghancurkannya. Ia harus dapat menghibur hati yang terluka, mememberikan pengharapan kepada yang putus asa, dan memberikan hikmat kepada orang yang memerlukannya.
 
"Sobab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-­sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertim­bangan dan pikiran hati kita" (Ibrani 4:12).
 
Dengan perlengkapan Firman Allah, kita harus dapat me­nangkap orang-orang yang di ambang kematian yang terombang-ambingkan di atas laut kematian.
 
Ketiga, seorang murid  Tuhan  Yesus harus memiliki kuasaTuhan Yesus. Kepada kedua belas murid-Nya, Yesus memberikan
"kuasa... untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyahit dan segala kelemahan" (Matius 10:1).
Tuhan Yesus juga memerintahkan murid-Nya.
"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkithanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Matius 10:7-8).
Murid Tuhan Yesus adalah orang yang melakukan pekerjaan Tuhan Yesus. Dia sendiri datang ke dunia ini dan memberitakan Injil kepada orang miskin. Ia membebaskan orang yang tertawan oleh dosa, memberikan kehidupan kekal kepada orang yang dibutakan oleh "nafsu daging, nafsu mata, dan kesombongan kehidupan ini." Tuhan Yesus menjadikan mereka melihat kembali, dan mem­beritakan zaman baru yang dipenuhi dengan pengampunan, kasih, dan anugerah (Lukas 4:18,19; I Yohanes 2:15-17).
 
Sebab itu, sebagai murid Tuhan Yesus, kita pun harus mengerjakan pekerjaan yang sama sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus sendiri. Dia berkata,
"Sesungguhnya bararngsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.  Sebab Aku pergi kepada Bapa" (Yohanes 14:12).
Kita harus mengusir roh-roh jahat dan membebaskan orang yang menderita karena diperbudak oleh kuasa gelap serta menuntunnya kepada Allah. Sesudah selesai melakukan tugasnya memberitakan Injil dengan penuh kuasa, ketujuh puluh murid Tuhan Yesus kembali kepada Dia dengan penuh sukacita sambil melaporkan,
“Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu" (Lukas 10:17).
Kita pun harus dapat merasakan dan mendapatkan sukacita yang sama dan melaporkan hal yang sama pada Yesus.
 
Sikap Seorang Murid
 
Untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan Yesus, sebagai murid-Nya kita harus memperhatikan beberapa sikap yang harus ada secara jelas.
 
Pertama, seorang murid Tuhan Yesus harus menjadi orang yang menyerahkan dirinya kepada Tuhan Yesus secara total. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus me­nyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Matius 16:24).
Setelah menjadi murid Tuhan Yesus, kita tidak boleh lagi mengatakan, "Iniku... ituku". Kini kita harus membuang jauh-­jauh "kesombonganku", "kemauanku", "ketamakanku", dan sepenuhnya menyerahkan diri kita kepadaTuhan Yesus. Di dalam "rumahku", "bisnisku", "segenap hidupku", kita harus me­ngijinkanTuhan Yesus menjadi majikan kita. Juga, kita pun harus memikul "salib Yesus".
 
Mengangkat salib kita berarti bekerja memberitakan kasih Tuhan Yesus yang kekal, yang mengasihi orang berdosa dan mati di kayu salib untuk mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Bila kita hidup sebagai murid Tuhan Yesus, ada saatnya kita dicemooh oleh iblis dan dianiaya. Namun, segala hal itu sama sekali tidak boleh mengganggu batin kita, karena kita tahu bahwa peperangan yang kita hadapi itu telah dimenangkan oleh Tuhan Yesus.
Sambil menyangkali diri sendiri, kita akan membuat keputusan yang mantap untuk ikut Tuhan Yesus saja, hanya memberitakan Firman-Nya, dan memikul salib-Nya yang berarti kemuliaan dan kemenangan itu.
 
Kedua, murid Tuhan Yesus harus bijaksana dan suci-bersih (Matius ­10:16-23). Walaupun orang-orang jahat yang dikendalikan oleh Setan akan diijinkan Tuhan menganiaya kita, kita tetap harus bersyukur kepada Allah, sebab melalui penganiayaan itu kemuliaan Allah akan dinyatakan. Kita harus tetap memberi kesaksian tentang Firman Allah di bawah tuntunan Roh Kudus. Kepada orang-orang yang dianiaya pada waktu memberitakan Firman Allah, Tuhan Yesus berkata,
"Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu" (Matius 10:20).
 
Sebagai murid Tuhan Yesus, kita harus tetap memberi kesaksian tentang kabar baik yaitu kabar kerajaan Allah di dalam kuasa Roh Kudus. Itu harus kita laksanakan pada setiap saat, dengan cerdik, tetapi lemah-lembut.
 
Ketiga, murid Tuhan Yesus harus bertahan. Firman Allah men­janjikan,
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai" (Mazmur 126:5).
Apakah kita secara khusus diberi waktu tertentu untuk memberitakan Injil atau tidak, kita harus menyebarluaskan kabar baik tentang kerajaan Allah itu dengan jalan mau bertahan dalam menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga (II Timotius 4:2).
 
Bila kita memenangkan seorang jiwa bagi Tuhan, di dalam kerajaan Allah terjadi pesta besar yang penuh dengan sukacita yang meriah. Mengingat hal itu, kita tidak boleh bermalas­-malasan atau tawar hati dalam mengemban tugas kita untuk memenangkan jiwa.
 
Pertanyaan untuk didiskusikan
 
Siapakah yang harus kita ajar?
(Matius  28:19)
 
Sebutkan tiga langkah untuk menjadi murid Tuhan  Yesus?
(Matius 16:24)
a.
b.
c.
 
Tanda-tanda apakah yang akan mengikuti orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus?
(Markus 16:17, 28)
 
 
 
PENERAPAN
1.      Sebagai murid Tuhan Yesus, marilah kita menjadi pekerja yang setia bagi Tuhan.
2.      Untuk dapat bekerja dengan setia dalam tugas yang dipercayakan pada kita masing-masing, marilah kita senantiasa mencari pertlongan Roh Kudus.
3.      Seperti yang dilakukan Petrus dalam pelajran ini, marilah kita taat dan bertindak berdasarkan perintah yang diberikan Tuhan Yesus.
 
Prepared by:
Bambang Wiyono

 
 
 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws