Subject :7 Faktor yang bisa menghalangi hubungan kita dengan
Tuhan
oleh : Rev. Paul Yong Bok Chun
Kita akan menyelidiki faktor-faktor yang menghalangi hubungan kita
dengan Tuhan. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi tujuh bagian.
Alkitab berkata, "Bertandinglah dalam pertandingan iman yang
benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil
dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi"
(I Tim 6:12). Kita dipanggil untuk hal itu. Sebab kita berperang
bukan melawan manusia, melainkan melawan penguasa-penguasa di udara.
Perang seperti itu baik untuk iman. Hanya ada satu Tuhan yang baik di
dunia ini. Sehingga saya berharap anda dapat melepaskan tujuh faktor
yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan.
1. Tidak Mengetahui Arti Ciptaan Baru
Faktor yang pertama, tidak mengerti arti menjadi ciptaan baru di
dalam Yesus Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam
Kristus, ia adalah ciptaan baru , yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang" (2Kor 5:17). Kita menerima Yesus
Kristus secara pribadi dan menerima keselamatan, sehingga menjadi
ciptaan baru yang bebas dari dosa karena semua dosa sudah dihapuskan.
Pada saat itu jika hadirat Tuhan dinyatakan, jemaat bisa hidup seperti
anak Tuhan. Setelah menjadi ciptaan baru, kita berubah dalam beberapa
hal dan dapat dibagi menjadi tiga bagian yang besar:
Perubahan jati diri
Pertama, jati diri diubah dari anak iblis menjadi anak Tuhan.
Berkat yang paling besar yang diterima oleh jemaat yang percaya kepada
Tuhan adalah perubahan jati diri. Orang yang percaya tidak
dikuasai oleh lingkungan sehingga dapat berbahagia, karena dia adalah
anak Tuhan. Oleh karena itu, Paulus dapat memuji Tuhan di dalam penjara.
Paulus juga bergembira karena dia adalah anak Tuhan, itu kenyataan.
Perubahan tujuan hidup
Kedua, mengubah tujuan hidup. Sebelum percaya kepada Yesus, tujuan
hidupnya mencari kekayaan, tetapi setelah menerima hidup yang kekal ia
berfokus pada tujuan hidup yang kekal. Karena Kristus, maka semua yang
dahulu Paulus anggap sebagai sesuatu yang menguntungkan, kini menjadi
sesuatu yang merugikan (Fil 3:7-8). Setelah mempercayai Kristus, tujuan
hidupnya berubah maka penampilan dan tujuan hidup yang lalu adalah
sesuatu yang memalukan. Jika jati diri berubah, maka tujuan hidup juga
berubah. Jati diri anak Tuhan adalah kebahagiaan dan pengharapan yang
tidak bisa diambil dunia. Ini bukti bahwa kita sudah menjadi ciptaan
baru. Walaupun dahulu berada di bawah pengaruh yang kuat dari semua
kutuk yang jahat, kini kekuatan kutuk jahat tidak ada lagi. Tetapi jika
masih memegang dan diikat masa lalu, orang itu sering jatuh dan menjadi
lemah dalam kehidupan imannya. Terkadang kita melihat orang yang suka
membuka kesalahannya yang telah lalu, orang seperti itu adalah orang
yang terlalu memikirkan masa lalu. Luka dan ingatan yang dulu
terasa sakit setelah mendapatkan keselamatan tidak ada lagi, dan dosa
juga sudah dihapuskan. Pada saat mempercayai hal itu, kita
dapat menang sebagai umat Tuhan.
Perubahan pengertian nilai
Ketiga, perubahan pengertian nilai. Orang-orang yang mempercayai Yesus
mengubah susunan prioritasnya. Fokus yang pertama adalah kerajaan
surga dan kebenaranNya. Kita sering berpikir bahwa "ciptaan
baru" berarti berubah. Contohnya, tekun menghadiri acara gereja,
membuang rokok dan minuman keras. Sebenarnya itu punya arti lebih dalam,
yaitu jati diri, tujuan, pengertian nilai, lalu pikiran dan kehidupan
berubah.
Misalnya seseorang yang mempunyai kebiasaan mencuri. Kita dapat memakai
cara paksa dengan memasukkan dia ke penjara supaya tidak mencuri lagi.
Meskipun ia menjalani masa hukuman, ia tidak bisa pulih dengan sempurna.
Hanya badannya yang pindah, tetapi pikiran dan hatinya tidak berubah.
Itulah cara dunia. Untuk memperbaiki kelakuan dan kebiasaan, seseorang
harus berfokus pada perbaikan hati dan pikiran. Hanya kuasa Roh
Kudus dan firman Tuhan saja yang dapat melakukan hal itu, tidak
ada cara yang lain. Agama hanya mengubah kepribadian, tetapi hati dan
jiwa berubah melalui Yesus Kristus. Jika hati dan jiwa berubah, maka
kelakuan, adat, kebiasaan, dan kepribadian berubah satu demi satu. Jika
pandangan hidup berubah karena firman Tuhan, maka Tuhan akan bertanggung
jawab dan menjamin kehidupannya. Begitulah prinsip berkat yang luar
biasa. Kita dapat menerapkan prinsip itu dalam kehidupan doa kita. Dalam
kehidupan doa, fisik dapat berubah sebentar. Sesuatu yang dasar tidak
dapat diubah dengan sempurna. Saat hati kita rela untuk berdoa, maka
saat itu kita dapat berdoa. Jika kita menjelaskan doa kepada orang yang
tidak mempunyai hati untuk berdoa, hal itu hanyalah suatu teori. Salomo
berkata, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari
situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
Jika kita termotivasi berdoa, maka kebiasaan kita berubah dari yang
tidak suka berdoa, menjadi suka berdoa, sehingga kita dapat mempunyai
kebiasaan yang selalu berdoa seperti Yesus. Kebiasaan berdoa mengubah
kepribadian menjadi suka berdoa juga menaati firman Tuhan. Kepribadian
yang menyadari firman Tuhan menggenapi pekerjaan Tuhan. Tuhan memberkati
kehidupan kita bukan? Kesimpulannya, yaitu menjadi ciptaan baru di dalam
Kristus, itulah cara yang paling baik untuk mengatasi halangan untuk
bertumbuh dalam iman.
2. Tidak Mengenal Diri Sendiri
Faktor yang kedua adalah tidak mengenal diri sendiri di dalam Yesus
Kristus. Setelah menerima keselamatan, jika tidak dapat memahami diri
sendiri dengan baik, maka akan menjadi seperti kapal yang
diombang-ambingkan ombak. Jemaat seperti itu pasti akan mengalami
kesulitan dalam kehidupan imannya.Jika kita berada di dalam Kristus,
maka tidak ada ketakutan dalam hal apappun, seperti itulah kehidupan
bersama dengan Kristus. Hal itu penting sekali. Perkataan "di dalam
Yesus" itu muncul dalam Perjanjian Baru 133 kali, khususnya di
Efesus 1:3-14: "Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani
di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Dalam
kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk
menjadi anak-anakNya sesuai dengan kerelaan kehendakNya, supaya
terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakanNya kepada kita
di dalam Dia yang dikasihiNya. Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita
beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karuniaNya, yang dilimpahkanNya kepada kita dalam segala hikmat dan
pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita
sesuai dengan rencana kerelaanNya yaitu rencana kerelaan yang dari
semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan
waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu
baik yang di Sorga maupun yang di bumi. Aku katakan "di dalam
Kristus karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -
kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan
maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan
kehendakNya supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada
Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya. Di dalam Dia kamu
juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikanNya itu. Dan Roh Kudus itu
adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu
penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya."
Menurut firman Tuhan, dimana terdapat segala berkat rohani dan kuasa
agar dapat memiliki semua anugerah yang berlimpah-limpah dan rahasia itu?
Jawabannya adalah ada di dalam Kristus. Umat yang sudah diselamatkan dan
sudah masuk di dalam Kristus jangan mencari kuasa Tuhan, pekerjaan Tuhan,
anugerah Tuhan, kebijaksanaan dan kasih karunia di tempat yang lain. Tetapi
kita harus mencarinya dalam Kristus yang sudah ada di dalam hati kita.
Pendoa syafaat jangan membiasakan diri tertidur di dalam berdoa syafaat.
Bangunkanlah dia dan kemudian beri kesempatan supaya dia dapat memeriksa
hati, pikiran sehingga dapat dipakai sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang
paling sulit adalah memberikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, yaitu
‘saya harus mati’. Jika saya mempersilakan Tuhan yang berkepribadian
tinggal di dalam saya maka saya tidak dapat melakukan apa saja sesuka
hati. Pada saat pekerjaan Tuhan muncul di dalam saya maka saya harus
membayar harga yang mahal. Oleh karena itu medan peperangan
rohani yang paling keras adalah di dalam hati manusia.
Dalam peperangan rohani, yang menang adalah yang paling berkuasa. Jika
telah menang di dalam hati, maka Yesus dapat mengendalikan dan menguasai
saya. Walaupun Tuhan melakukan pekerjaanNya melalui saya, saya tidak
dapat menyingkapkan semua hal seperti yang Tuhan lakukan. Jika demikian,
orang itu adalah Tuhan. Kita tahu cerita tentang Yesus dengan
murid-muridNya naik perahu. Yesus tertidur, dan murid-muridNya membuang
air yang masuk ke dalam perahu. Tetapi semakin lama air yang masuk
semakin banyak. Para muridNya merasa putus asa maka mereka membangunkan
Yesus. Tuhan Yesus bangun karena mereka rebut dan ceroboh, dan
memerintahkan angin dan ombak yang sedang bergelora untuk tenang. "Diam,
tenanglah." Hanya dengan kata ini saja anginpun reda dan danau
menjadi sangat tenang.
Ingatlah dalam peristiwa itu, para pengikut Yesus tidak dapat melakukan
apa-apa. Sama seperti itu, kita tidak dapat mengadakan suatu mujizat
tanpa mengandalkan Kristus yang ada di dalam kita. Pada saat masalah
terjadi, kita dapat berbicara kepada Tuhan sama seperti kita berbicara
dengan seseorang. Saya sering berdoa seperti ini, "Tuhan, jika
keadaan menjadi seperti ini, apa yang harus saya lakukan? Jalan keluar
yang bagaimana yang diperlukan untuk masalah itu? Tolonglah Tuhan,
biarlah pikiran Tuhan menjadi pikiran saya. Kata-kata yang ingin Tuhan
bicarakan biarlah dikatakan kepadaku." Pada saat maju dengan sikap
seperti itu maka pekerjaan Tuhan akan digenapi. Kita harus mengetahuidan
menyadari kedudukan kita begitu besar di dalam Yesus Kristus.
3.Tidak Mengetahui Apa yang Benar
Faktor yang ketiga adalah tidak mengerti tentang kebenaran. Tuhan
berkata bahwa Yesus Kristus tidak berdosa, tetapi Dia menanggung dosa
kita (II Kor 5:21). Alasan Yesus melakukan hal seperti itu supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah. Di sini "dibenarkan" berarti
kebenaran Tuhan. Jika seperti itu, kebenaran apa yang Tuhan bicarakan?
Tuhan senantiasa 100% benar dalam situasi apa saja. Yaitu Yesus Kristus
menebus dosa semua manusia, mati di kayu salib dan dibangkitkan. Hal itu
menjadi kebenaran Tuhan. Sehingga cara untuk dapat menjadi benar, yaitu
melalui iman yang percaya kepada Yesus Kristus (Roma 3:28). Tuhan
menganggap iman Abraham sebagai kebenaran. Iman Abraham bukan iman
dimensi yang sederhana seperti "Saya percaya." Iman itu adalah
anugerah dari Tuhan. Maka apa yang kita lakukan supaya mendapat anugerah
iman itu? Iman yang merupakan anugerah dari Tuhan tidak dapat diterima
walaupun kita melakukan dengan sungguh-sungguh.
Iman yang diberi Tuhan melewati proses kemajuan seperti ciptaan baru di
dalam Kristus, kemudian pada saat mengalami sendiri sebagai anak Tuhan.
Pada saat itu jika kita mulai berhutang budi akan keadilan Tuhan, maka
Tuhan memberi iman kepada kita.
Roma 4:2-5, "Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena
perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di
hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan dalam nas kitab suci? ‘Lalu
percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran." Kalau ada orang yang bekerja,
upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.
Kita dibenarkan karena iman. Orang yang dibenarkan karena iman, maka Roh
Kudus yang mengingatkan akan dosa yang sudah dilakukannya dan
menobatkannya. Sehingga orang yang dibenarkan oleh Tuhan dapat ikut
serta dengan Roh Kudus. Kehidupan iman seperti itu dapat disebut "kehidupan
yang tinggal di dalam terang." Dalam kondisi seperti itu, kebenaran
Tuhan dapat dinyatakan di dalam kita.
4.Tidak Dapat Memakai Nama Yesus Kristus dengan Tepat
Faktor yang keempat adalah tidak dapat memakai nama Yesus
Kristus dengan tepat. Nama Yesus Kristus secara umum melingkupi
kepribadian, kuasa, kedudukan, kekuasaan dan kehormatan. Yohanes 16:23-24,
"Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan
diberikanNya kepadamu dalam namaKu. Sampai sekarang kamu belum meminta
sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah
sukacitamu."
Tuhan berjanji akan memberi apa saja yang kita minta dalam nama Tuhan
Yesus Kristus. Contohnya, sebuah cek dari bank yang ada tanda tangan
dari kepala cabang. Walaupun tertulis satu miliar, jika tidak ada tanda
tangan dari kepala cabang, cek itu hanya kertas biasa saja. Doa yang
tidak memakai nama Yesus Kristus sama seperti cek itu, maka doa itu
tidak akan dijawab.
Satu hal lagi, ingatlah bahwa nama Yesus Kristus hanya dapat dipakai
oleh orang yang telah diurapi Roh Kudus. Pada saat tidak ada
urapan Roh Kudus atau kedudukannya tidak nyata sebagai anak Tuhan,
jangan berharap ada jawaban doa. Efesus pasal 1 mengungkapkan
kuasa nama Yesus Kristus. Tuhan memberi kuasa kepada orang yang memakai
nama Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita dapat meminta dalam nama Yesus
Kristus.
5. Tidak Menaati Firman Tuhan
Faktor kelima adalah tidak menaati Firman Tuhan. Firman Tuhan
berarti kepribadian Tuhan. Allah memberikan semua kuasa yang Allah punyai
kepada Yesus Kristus. Dan Tuhan memberikan semua yang kita inginkan
melalui Firman Tuhan.
Tetapi di dalam Firman Tuhan terdapat pekerjaan Tuhan, kepribadian Tuhan
maupun segala hal yang ada dalam Tuhan.
Pendoa syafaat dapat menerima jawaban doa seperti kuasa Tuhan, berkat,
karunia,dan sebagainya melalui Firman Tuhan. Tuhan memberi berkat
seperti itu kepada orang yang taat. Di dalam kehidupan iman jemaat, hal
yang paling sulit diibaratkan sebagai sebuah bukit ketaatan. Ketaatan
adalah dimensi yang berbeda.
Di bukit ketaatan harus ada pengorbanan, keputusan pribadi dan tindakan.
Kebanyakan orang tertipu dengan mengira bahwa kemauan yang kuat untuk
menaati Tuhan dengan tekun dilakukan melalui kemauan itu. Tetapi kita
tahu bahwa kita tidak dapat bertemu dengan Tuhan dengan kemauan manusia.
Kemauan manusia untuk mencari Tuhan hanya dinyatakan pada kebenaran diri
sendiri. Kesimpulannya ialah kita berdosa jika mengandalkan
kekuatan sendiri.
Kehidupan doa juga sama. Doa adalah percakapan dengan orang yang paling
disayangi. Jika seseorang bertemu dengan orang yang paling disayangi, ia
menghabiskan waktu yang banyak. Ia mengorbankan yang lain supaya dapat
bertemu dan mempunyai waktu yang lebih banyak. Apakah anda punya waktu
untuk bercakap-cakap dengan Tuhan? Apakah anda punya waktu untuk bergaul
dengan Tuhan sampai mengesampingkan yang lain?
Ketaatan tidak dapat tercapai melalui tahap menyerah. Jangan menaati
sesuatu setelah melakukan keinginan anda. Latihan yang terpenting untuk
pendoa syafaat adalah latihan ketaatan. Tuhan memberi hati dan menjamah
orang yang mau berdoa melalui Roh Kudus. Walaupun pada saat sedang
melakukan pekerjaan yang penting, Tuhan melatih kita supaya dapat
berlutut. Pada saat menaati Firman Tuhan, maka kita dapat menerima
berkat Tuhan. Jangan berbicara dengan alasan sibuk kepada Tuhan, "Tuhan,
jangan berbicara sekarang." Kunci menjadi pendoa syafaat yang baik
bergantung pada cepatnya kita menaati permintaan Allah.
Firman Tuhan tidak terdengar kepada orang yang tidak taat. Pada zaman
ini, mujizat tidak ada karena tidak ada iman yang mempercayai mujizat.
Yang menaati Firman Tuhan dan melakukannya dengan segenap hati, dengan
sukacita dan ucapan syukur, itulah kunci kemenangan di dunia ini. Saya
harap anda dapat berdoa seperti itu kepada Tuhan. "Tuhan, pada saat
Engkau mencari orang yang dapat dipakai untuk karyaMu, tolong jadikan
saya untuk menaati Engkau dengan segenap hati."
6. Tidak Mengakui Yesus Kristus dengan Iman
Faktor yang keenam adalah tidak mengakui Yesus Kristus dengan
iman. Di dalam kitab Roma, Paulus berkata, "Jika kamu mengaku
dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan
dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Roma 10:9-10).
Situasi saat surat kepada jemaat Roma ditulis, Paulus tidak mengakui
kaisar Roma sebagai raja, tetapi mengakui Yesus sebagai Tuhan, hal itu
seperti memberi hidup dan mati.
Seperti firman di atas, kita yang percaya dengan hati akan dibenarkan
dan mengaku dengan mulut akan menerima keselamatan. Firman, bukan
berarti hanya mengaku dengan mulut supaya dapat menerima Yesus Kristus,
melainkan mengandung pengertian mengaku dengan perbuatan nyata dan
mengalami firman Tuhan dan jawaban doa. Pada saat berdoa syafaat untuk
orang yang sakit dan menerima jawaban doa dari Tuhan, "Sekarang
orang itu sudah disembuhkan," maka saat itu kita harus
menyaksikannya dengan iman. Tetapi jika jawaban yang diterima, "Bagaimana
jika tidak sembuh? Saya akan dihina? Jika ragu-ragu mengaku dengan mulut,
maka tidak dapat melihat pekerjaan yang dahsyat dari Tuhan. Walaupun
sekarang tidak terlihat tanda-tanda kesembuhan, tetap mengaku dengan
iman, maka Tuhan yang akan menjawab dengan pasti. Hal itu merupakan
jawaban doa yang dahsyat.
Pendoa syafaat mempunyai tugas untuk menyaksikan pekerjaan Tuhan atas
pokok-pokok doa yang didoakan. Jika menghindari hal itu karena
memikirkan kepribadian dan kehormatan, sehingga menghalangi kemuliaan
Tuhan, maka orang tersebut bukanlah orang yang dapat membangun kerajaan
Tuhan. Percaya dengan iman, mengaku dengan mulut tentang jawaban doa,
hal itu memang sulit. Tetapi ingatlah, sejak awal Tuhan tidak meminta
iman yang besar kepada kita. Tuhan melatih ‘pengakuan’ dari
pengakuan yang kecil seperti Tuhan memberi damai sejahtera kepada saya,
menghibur saya dan menjaga saya. Percaya dalam hati bahwa Roh Kudus
berbicara dan menjamah semua pendoa syafaat, mengaku dan mengumumkan hal
itu. Saya harap anda menjadi anak Tuhan yang seperti itu.
7. Jangan menghakimi hamba Tuhan yang penuh Roh Kudus
Faktor yang ketujuh ( disarikan dari kotbah beliau ) ialah anak Tuhan
tidak boleh menghakimi hamba Tuhan, menuduh dia Anti Kris, menghujat
dsb.kalau dia punya kesalahan terhadap Tuhan itu karena diamau dipakai
setan, Tuhan punya cara sendiri memproses hamba Tuhan itu, bukan urusan
kita. Kita doakan saja, agar dia mau bertobat, tidak ada jalan lain.
Umat Israel ngomel, bahkan berontak terhadap Musa dipadang gurun, namun
Tuhan tidak mengatakan " Hai umatKu, mengapa engkau menghakimi
Musa? " tetapi Alkitab mengatakan " mengapa engkau menghakimi
Aku? " juga terdapat dalam peristiwa Saulus dibutakan matanya
disiang hari bolong oleh Tuhan, Alkitab mengatakan " mengapa engkau
menyiksa Aku?" sebab Saulus pernah menyiksa umat Kristiani sebelum
dia bertobat dan jadi rasul bernama Paulus.
Bukankah Roh Allah / Roh Kudus ada dalam orang percaya? maka jika kita
saling menyakiti, saling menghujat, sama dengan kita saling melukai hati
Tuhan karena dalam diri kita bukan diri kita lagi, namun Kristus ada
dalam kita.
Catatan:
Penulis adalah President Ministry Development International (MDI) dan
Pastor Great Vision Church, Seoul Korea