Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Apa Tujuan Hidup Kita ?
 
Teman2,
 
Rasul Yohanes adalah sahabat Yesus, tulisannya sangat penting sekali, karena beliau paling tahu rahasia Allah.
 
Yoh 3 : 16  ----- Tuhan sudah bekerja untuk kita, Dia mengorbankan satu satunya  anakNya , Yesus , untuk dikorbankan sebagai kurban penebusan manusia dari segala dosa keturunan, belenggu iblis untuk satu kali dan untuk selama lamanya.
I Yoh 3:16  ----- ayat yang mudah kita hafal, sama2 pasal 3 dan ayat 16, bedanya yang diatas terdapat dalam Injil Yohanes, yang dibawah adalah Surat Yohanes yang pertama, pernyataan Yohanes jelas, supaya kita yang sudah menerima anugerah-penebusanNya bekerja buat Tuhan selama kita masih hidup didunia, bila perlu korbankan nyawa kita untuk Dia, sebab sumua dari Dia, oleh Dia dan untuk Dia
 
Jelas, Firman Tuhan telah mengarahkan kita, bahwa hidup harus punya tujuan.Dengan memiliki tujuan dalam hidup maka hidup akan lebih memiliki bentuk dan semangat. Dengan adanya tujuan, hidup kita juga memberikan hasil yang lebih melimpah. Tetapi tanpa satu tujuan, hidup adalah seperti daun yang gugur, yang mengapung tanpa arah di permukaan air sampai akhirnya tenggelam.
 
Walaupun kita seharusnya mempunyai satu tujuan besar yang akan kita kejar sepanjang hidup kita, hendaknva ada juga tujuan-tujuan lebih kecil yang harus kita capai.
 
Perlu kita membuat jadwal dan rencana yang rinci untuk setiap hari,
 
yang menunjukkan mana yang kita laksanakan terlebih dulu. Tujuan-tujuan besar dan kecil ini disebut Rasul Paulus sebagai hal-hal yang untuknya, “aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Paulus menggunakan ungkapan. “berlari-lari kepada tujuan,” untuk melukiskan kehidupan yang dalamnya semua usaha seseorang dikerahkan untuk mencapai suatu tujuan.
 
 “Melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap. bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan; aku melupakan apa telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” ( Filipi 3:12-14).
 
Pandangan yang diarahkan kepada satu tujuan merupakan obat penguat yang menggairahkan iman kita dan hidup kita. Nah, marilah kita memeriksa bagaimana satu tujuan dapat dikejar dan dicapai dengan cara membaginya menjadi beberapa bagian.
 
( 1 ) Hidup Dengan Tujuan
 
Sebagian besar orang zaman ini gagal untuk mengalami hidup yang berhasil. Mereka mengembara tanpa tujuan meskipun mereka memiliki kepandaian, kesehatan dan pendidikan, karena mereka tidak mempunyai tujuan.
 
Kita mempunyai iman yang dapat memindahkan gunung, tetapi sebelum kita memiliki tujuan kita kejar, yaitu “segala sesuatu yang kita harapkan” (Ibrani 11: l), iman kita tidak berarti.
Kecuali dalam beberapa kasus khusus, Allah mengetahui keinginan orang­-orang percaya yang mengasihi Dia, dan Allah bekerja untuk mewujudkan keinginan-keinginan itu. Ayat-ayat berikut membuktikan hal tersebut :
 
 “Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Maz.37:4). ‘Karena itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mark. 11:24).
 
Kita harus menpunyai tujuan dalam hidup kita yang melaluinya Allah dapat menyatakan kemulian-Nya. Tujuan kita tersebut harus kita lihat dari segi pandangan Firman Allah dan melaksanakannya dengan rincian tertentu, pokok demi pokok. Allah bekenan pada rencana-rencana yang pasti dan doa-doa.
 
Kalau seorang yang kabur matanya memakai kacamata yang tidak tepat, penglihatannya tetap kabur dan ia tidak akan dapat melakukan apa yang diinginkannya secara cepat dan tepat. Demikian pula halnya orang yang tidak mempunyai tujuan yang pasti dalam hidup. la akan tidak sanggup untuk menjalani kehidupan yang efektif. Suatu tujuan yang jelas dan diarahkan dengan baik merupakan jalan singkat menuju keberhasilan.
 
( 2 ) Miliki keinginan yang bernyala-nyala
 
Betapapun tingginya tujuan kita dan betapapun teliti rencana kita, kalau kita tidak mempunyai suatu keinginan yang menyala-nyala untuk mencapainya, tujuan kita itu laksana mobil yang kita miliki tetapi hanya berupa gambar pada secarik kertas. Begitu tujuan sudah kita tetapkan maka kita hendaknya pelari dengan suatu keinginan yang bernyala-nyala dan dengan pemusatan pikiran dan hati. Orang yang tidak ingin untuk berprestasi tidak mungkin mencapai karya kreatif jeniss apa pun. Watak manusia lebih banyak dipengaruh oleh antusiasm terhadap tujuan hidupnya daripada oleh prestasi-prestasi masa lalunya atau oleh gaya kehidupan sekarang. Bukan hanya wataknya, melainkan berbagai masalah hidup dan matinyaa pun ditentukan oleh cara dia mengejar tujuannya. Ahli Mikrobiosis yang terkenal di seluruh dunia dari Tallon Medical College, Dr. George E. Brooks, berkata, “jalan tercepat menuju kematian adalah pensiun dan menyia-nyiakan hidup anda, bila anda ingin melanjutkan hidup anda, anda haus mempunyai satu tujuan yang dapat anda kejar dengan penuh minat”
 
Manusia adalah makhluk yang mengejar suatu tujuan. Oleh karena itu, semakin kuat seorang mengejar tujuannya, hidupnya akan semakin baik dan lebih bersemangat.
 
Kesaksian DR. David Yonggi Cho :
 
“ Berikut ini sebuah cerita nyata yang mendukung pendapat saya: Seorang wanita ditinggal mati oleh suaminya dan ia hanya tinggal dengan seorang anak laki-lakinya yang berusia dua tahun. Wanita itu kemudian menderita sakit kanker. Ibu ini mempunyai keinginan yang bernyala-nyala bahwa ia jangan mati sebelum anaknya tamat perguruan tinggi. Karena kemauannya yang hebat dan keinginannya yang kuat maka wanita yang oleh para dokter sudah dinyatakan tidak ada harapan itu dapat hidup 20 tahun lagi dan melihat anak laki-lakinya tamat tamat dari perguruan tinggi. Ibu ini meninggal enam minggu setelah anaknya diwisuda. Kekuatan yang memperpanjang hidup ibu ini bukanlah obat­-obatan yang baik atau pengetahuan atau hal-hal materi lain. Yang menguatkan dia adalah tujuannya yang bernyala-nyala untuk melihat anak itu tamat sekolah.
 
Dalam perumpamaan tentang hakim yang tak benar, Yesus mengajar kita mengenai kuasa dari keinginan yang bernyala-nyala ( Lukas 18:1-8). Hakim yang tak benar ini bersifat tidak peka, sombong dan kejam. la tidak takut kepada Allah, apalagi kepada manusia. Ketika janda itu terus menganggu dia dengan permohonan agar ia membela haknya terhadap lawannya, hakim itu memutuskan untuk membenarkan janda tersebut. Keinginan hebat saudara untuk mencapai tujuan saudara akan mempunyai kekuatan yang luar biasa seperti itu juga. Alkitab berkata, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:11).
Allah tidak mengadakan mukjizat bagi orang-orang yang tidak memiliki keinginan yang bernyala-nyala. Keinginan yang bernyala-nyala sampai ke hadapan Allah melalui doa yang tak putus-putusnya yang berkembang sesuai dengan ukuran iman percaya kita, dan kita mencapai tujuan kita melalui cara-cara mukjizat.
Keinginan yang bernyala-nyala untuk melihat mukjizat selalu menambah iman kita untuk mempercayakan mukjizat-mukjizat itu kepada Allah dan melihat mukjizat-mukjizat itu terjadi. Pada beberapa orang, keinginan yang seharusnya ada di dalam hati mereka ditekan. Ini disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, adalah perasaan takut yang timbul karena membayangkan kegagalan. Orang yang takut pada masa depan tidak dapat melangkah maju. Orang yang seperti itu berharap bahwa hidupnya akan berhasil. Kami mempunyai peribahasa yang mengatakan, “Sesudah kita berusaha sebaik-baiknya, sisanya kita serahkan ke tangan Allah.” Tanpa mendisplinkan diri kita untuk percaya kepada Allah (atau beriman), tidak mungkin ada keinginan bernyala-nyala yang sesungguhnya. Sekalipun kelihatannya seperti ada keinginan, itu hanyalah lamunan yang cepat berlalu.
 
Sebab kedua adalah tidak mempunyai kepercayaan diri, orang jujur dan polos yang tidak berbakat masih lebih baik keadaannva daripada orang yang memiliki kemampuan yang cukup dan berbakat, tetapi tenggelam dalam perasaan rendah diri. Orang semacam ini menyembunyikan keinginan mereka karena ketakutan bahwa ia mungkin ketinggalan kalau ia ikut dalam sesuatu yang bersifat persaingan. Orang semacam ini cenderung untuk mencari alasan-alasan yang dibuat-buat. Mobil yang diam tidak bertenaga, tetapi bila motornya dihidupkan akan ada banyak tenaga. Kepada seseorang tidak akan diberikan kesanggupan sebelum ia memulai suatu pekerjaan dengan keinginan yang bernyala-nyala.
 
Hal ketiga yang menyebabkan keinginan ditekan adalah karena pembatasan terhadap keadaan seseorang. Contohnya adalah bila orang tua memaksa anak-anak mereka untuk hidup menurut keinginan atau harapan mereka Kita dapat mengalami kebahagian dan keberhasilan yang sesungguhnya hanya bila hidup kita selaras dengan bakat dan keinginan yang diberikan Allah kepada kita untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan itu.
Jika kita melaksanakan rencana kita tahap demi tahap enggan suatu keinginan yang bernyala-nyala untuk mencapai tujuan kita maka perlahan-lahan rencana kita itu akan berkembang sampai akhirnya rencana itu menjadi kenyataan. Dengan adanya keinginan yang bernyala-nyala kita akan memiliki keyakinan yang indah di dalam hati kita bahwa kita mampu mencapai tujuan kita. Doa sungguh-­sungguh disertai keinginan yang bernyala-nyala menghasilkan suatu keyakinan yang kuat bahwa kita dapat mempercayai Allah dalam keadaan apapun, bahkan ketika tidak terlihat adanya petunjuk “ .
 
 
Bambang Wiyono
HP : 0812 327 3886
home page : http://www.geocities.com/fullgospel_indonesia
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws