Spiritual
Leadership - 8
THE
REQUIREMENTS FOR THE WORK
OF
THE HOLY SPIRIT
(Syarat-syarat
agar Roh Kudus Bekerja)
Oleh
David Yonggi Cho
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah?” (I
Korintus 6:19)
Sumber kekuatan kita adalah Roh Allah yang diam di dalam kita.
Tuhan yang menciptakan semesta ini telah memperlihatkan kemuliaanNya,
kekuatanNya dan otoritasNya melalui kita. Tetapi, apabila kita
kurang menghargai hal tersebut, maka Roh Kudus tidak akan bekerja di
dalam kita.
Pertama-tama, kita harus selalu memiliki pikiran yang benar.
Pikiran kita harus menyuarakan pikiran Tuhan. Dengan kata lain,
pikiran kita harus merupakan gema dari pikiran Tuhan.
Mari kita memandang Abraham, bapa iman kita. Seperti tertulis
dalam Ibrani 11:19, “Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa
membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari
sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.” Pikiran
Abraham bahwa Allah dapat membangkitkan orang mati, merupakan gema
dari pikiran Allah yang sungguh-sungguh dapat membangkitkan orang mati
sehingga hidup kembali. Itulah sebabnya mengapa Abraham sanggup
meletakkan anaknya di altar untuk dikorbankan sesuai dengan perintah
Tuhan.
Ketika kita memikirkannya dengan perasaan, pengetahuan dan pengalaman
kita, maka kita hanya dapat bertanya, “Bagaimana Ishak dapat hidup
kembali setelah dipotong-potong dan dibakar?” Namun, Abraham
tidak terpengaruh oleh pikirannya dan pengalamannya, tetapi ia dengan
sepenuhnya mematuhi Tuhan. Abraham menunjukkan keyakinan yang kuat dan
sepenuhnya bahwa Ishak akan hidup kembali. Akhirnya, Tuhan tidak
membunuh Ishak. Tuhan meninggikan Abraham dan memberkatinya dengan
luar biasa karena pikiran Abraham merupakan gema dari pikiran Tuhan.
Jika anda selalu dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif, maka anda
gagal menjadi seorang hamba Tuhan. Tuhan memakai orang-orang
yang berpikiran, “Ya, hal itu dapat terjadi.” Tuhan tidak
pernah memakai orang-orang yang berpikiran, “Tidak, itu tidak
mungkin terjadi.”
Begitu pula ketika kita sedang mengajarkan Injil. Sambil berdiri
di belakang mimbar, kita harus berpikiran, “Saya dapat menyelesaikan
hal ini,” atau “Saya dapat melakukan hal ini dengan sukses,” dan
kemudian Tuhan akan benar-benar bekerja melalui kita sehingga gereja
kita dapat mengalami pertumbuhan. Alkitab mengatakan pada kita
dalam Matius 9:23, “... Tidak ada yang mustahil bagi orang yang
percaya.”
Keadaan dan situasi di sekitar kita merupakan cerminan dari pikiran
kita. Adalah benar bahwa pikiran-pikiran kita sekarang ini
menjadi kenyataan di kemudian hari. Perhatikanlah
kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan di zaman modern ini. Semuanya
berasal dari pikiran dan pengetahuan manusia.
Apa yang ada di dalam pikiranmu hari-hari ini? Apakah
ketidakpuasan, dendam atau komplain? Apakah anda seorang tawanan
dari kebencian, ketakutan, perasaan bersalah, frustasi, atau
keputusasaan? Tuhan tidak bekerja dengan dan melalui pikiran dan
hati yang penuh dengan hal-hal negatif.
Kita harus membawa suatu revolusi bagi pikiran kita melalui doa dan
Firman Tuhan. Ide-ide dan pikiran-pikiran yang kita miliki
karena pembawaan lahir dan karena tradisi haruslah ditransformasi
(diubah). Kita harus memenuhi pikiran kita dengan pengajaran Injil
(Fivefold Gospel) dan janji-janji Tuhan (Threefold Blessing).
Selain itu, kita harus memenuhi pikiran jemaat dengan hal tersebu.t.
Apabila kita melakukan hal tersebut, maka kita akan menghasilkan buah
yang luar biasa di dalam kehidupan kita dan di dalam pelayanan kita.
Yang kedua, Roh Kudus bekerja melalui iman kita. Seperti
tertulis dalam Matius 8:13, “Jadilah kepadamu seperti yang engkau
percaya.” Ketika kita percaya bahwa kita dapat berhasil dan
sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, maka kita akan berhasil.
Apabila kita bekerja dengan rajin dan sungguh-sungguh percaya akan
keberhasilan kita, maka kita akan benar-benar hidup dalam berkat yang
melimpah.
Namun
jika kita mengambil sikap negatif yang membuat kita berpikiran sempit
di dalam segala hal dan berkata, “Saya tidak bisa melakukannya,”
maka kita tidak akan bisa berhasil dalam pekerjaan kita. Apabila
kita menyerah sebelum waktunya sambil berkata, “Saya takut saya akan
gagal,” maka kegagalan akan langsung mengikuti kita. Karena
iman berasal dari sikap mental kita, maka kita pertama-tama harus
mengubah cara kita berpikir. Kemudian kita harus berdoa kepada
Tuhan.
Kita
harus memiliki iman yang besar. Semakin kecil iman kita maka
semakin kecil pula hasilnya; semakin besar iman kita, semakin besar
pula hasilnya.
Ketika
Yoido Full Gospel Church pertama kali direncanakan, saya menunjuk
arsitek-arsitek dan menginformasikan kepada mereka bahwa saya
menginginkan tempat ibadah yang dapat memuat 10.000 orang. Para
arsitek tersebut menginformasikan kepada saya bahwa dengan teknologi
arsitektur pada saat itu, hanya bisa membangun sebuah tempat ibadah
untuk menampung paling banyak 4.000 orang, sehingga sebuah tempat
ibadah berkapasitas 10.000 orang merupakan hal yang mustahi.
Setelah
diskusi-diskusi panjang tentang masalah ini, akhirnya kami memutuskan
untuk membangun sebuah tempat ibadah yang dapat menampung 7.000 orang.
Tetapi, sebuah tempat ibadah yang dapat menampung 10.000 orang selalu
menjadi keinginan hati saya. Lihatlah Yoido Full Gospel Church
sekarang. Setelah renovasi-renovasi, tempat ibadah utama dapat
menampung 12.000 dalam waktu yang bersamaan. Sebenarnya, jika
anda menghitung tempat ibadah sampingan yang terletak di sekitar
tempat ibadah utama, sekitar 22.000 orang dapat tertampung dalam waktu
yang bersamaan.
Apabila
kita memiliki iman yang kuat, maka tentu saja akan terjadi seperti
yang kita percayai. Jika kita ingin memiliki iman, mengapa
tidak membuat iman itu menjadi luar biasa? Orang-orang yang
memiliki iman yang kuat akan memiliki kehidupan yang luar biasa
karenanya.
Yang
ketiga, kita harus punya mimpi. Roh Kudus tidak bekerja melalui
orang-orang yang tidak punya mimpi. Para bapa iman di Ibrani 11
mendapat pencerahan mengenai hal ini. Dinilai dengan standar
dunia ini, mereka semua terlihat tidak normal. Tanpa mengetahui
kemana ia akan pergi, Abraham membawa keluarganya dan memulai
perjalanan karena Tuhan menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut.
Nuh memulai konstruksi sebuah bahtera, padahal matahari sedang
bersinar dan tidak ada awan di langit. Dalam Ibrani 11, anda
tidak dapat menemukan seseorang yang akan dianggap normal bila dilihat
dari standar dunia. Gereja kami juga menjadi korban dari banyak
kritikan dan ejekan karena konstruksinya yang kelihatannya tidak masuk
akal.
Namun,
perhatikanlah dunia dengan seksama. Orang-orang yang benar-benar
terfokus pada pekerjaan atau mimpi mereka adalah orang-orang yang
maju. Orang-orang biasa yang ada di jalanan tidak mengalami
kemajuan banyak dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan mereka
yang menganggap dirinya “normal” cenderung menerima ideologi yang
diturunkan kepada mereka dari tradisi dan pengalaman mereka.
Mereka kekurangan kreatifitas untuk mencoba sesuatu yang baru.
Dengan kata lain, mereka bukanlah pemimpi. Orang-orang yang berhasil
di dunia ini adalah orang-orang yang bermimpi.
Namun
si pemimpi menghadapi bahaya, yaitu dianggap sinting. Ini tidak dapat
dihindari karena jika kita bermimpi, kita harus mempunyai visi tentang
masa depan, meskipun mimpi itu berdasarkan pada masa sekarang. Ketika
Edison memimpikan adanya bola lampu, semua orang menganggapnya
sinting. Ketika Wright bersaudara mencoba membuat mesin terbang,
semua orang menganggapnya sinting. Pada waktu itu, Edison dan
Wright bersaudara tidak benar-benar normal. Namun, oleh karena
mimpi mereka itulah, peradaban manusia dapat menjadi seperti sekarang
ini.
Orang-orang yang diceritakan di Ibrani 11 juga sama seperti contoh di
atas, mereka kelihatannya sinting. Tetapi, mereka semua adalah
orang-orang yang memiliki iman yang besar di dalam Tuhan. Mereka semua
adalah pemimpi.
Semua
orang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin harus menjadi
pemimpi. Karena Roh Kudus bekerja melalui mimpi dan visi,
maka mereka yang tidak mempunyai mimpi tidak bisa megharapkan Roh
Kudus untuk bekerja melalui mereka atau di dalam mereka. Mereka
yang tidak mempunyai mimpi tidak bisa megharapkan mujizat.
Seseorang yang tanpa mimpi dan visi
Bagaimana sikapmu hari-hari ini? Apakah anda merasa depresi
dengan lima roti dan dua ikan di padang gurun? Kembangkanlah
sayap imanmu dan biarkanlah mimpi-mimpimu dan visimu mengangkatmu
lebih tinggi. Anda akan mampu memberi makan 5000 orang lapar dan
sisanya masih ada 12 bakul. Terbang tinggilah dengan
mimpi-mimpimu dimanapun anda sedang melayani. Maka mimpi-mimpimu akan
membawamu kepada kenyataan dimana hal tersebut bukan lagi sebuah
mimpi.