Spiritual
Leadership -15
Goal
Setting
(Penetapan
Tujuan)
Oleh:
DR. David Yonggi Cho
Setiap pendeta rindu memiliki pelayanan yang berhasil. Namun tidak
banyak yang berhasil seperti yang mereka harapkan. Mengapa
demikian? Banyak dari mereka yang melalaikan dasar yang paling
mendasar. Dengan kata lain, mereka belum menetapkan tujuan yang
jelas bagi pelayanan mereka.
Suatu waktu ada seorang hamba Tuhan yang baru lulus dari sekolah
seminari datang kepada saya untuk berkonsultasi. Matanya tertuju
ke bawah dekat kakinya ketika ia mengatakan, “Pendeta Cho,
akhir-akhir ini saya mulai ragu, apakah Tuhan sungguh-sungguh telah
memanggil saya. Apapun yang saya lakukan, saya masih tetap
mendapati masalah di dalam pelayanan saya. Saya berpikir bahwa
saya akan menjadi lebih baik bila berbisnis. Apakah yang harus
saya lakukan?”
Orang ini berpikir bahwa setelah ia lulus dari sekolah seminari,
mujizat besar akan terjadi seperti yang terjadi pada Yeriko, dan ia
akan mampu memimpin banyak orang kepada Allah jika ia pergi ke jalan
dan meneriakkan pesan Tuhan. Namun, setelah ia lulus, hal
tersebut tidak terjadi. Saya memberinya sedikit nasehat.
“Melakukan suatu pelayanan bukanlah tugas yang mudah. Dalam
melakukan suatu pelayanan diperlukan banyak jam, banyak hari dan
banyak tahun untuk berdoa, menangis, dan mengatasi berbagai hambatan.
Jangan terburu-buru. Kembalilah melayani dan serahkanlah dirimu
kepada Tuhan dan kepada pelayananmu.”
Bukan berarti melayani itu suatu hal yang sulit. Apabila kita
menetapkan suatu tujuan yang sesuai dengan kemampuan kita dan terus
mengusahakan yang terbaik, serta berdoa kepada Tuhan dan merenungkan
FirmanNya, maka Tuhan akan menunjukkan mujizat yang besar kepada kita.
Melayani tanpa memiliki suatu tujuan tidak akan membuahkan hasil yang
bagus. Sebaliknya, jika seorang pendeta mengatakan, “Ok, ini sudah
cukup,” maka pelayanannya tidak akan bertumbuh lebih jauh lagi.
Kita harus selalu memiliki tujuan yang sesuai, dan apabila tujuan
tersebut tercapai, maka kita harus menggantikannya dengan tujuan yang
lebih besar lagi. Apabila tujuan gereja dan tujuan pribadi kita
jelas, maka hamba Tuhan tersebut akan berhasil.
Pikirkanlah apa yang Tuhan lakukan pada Yakub untuk menolong Yakub di
saat ia jatuh. Tuhan membuat Yakub memiliki tujuan yang jelas.
Tuhan memberitahu Yakub untuk mengambil dan mengupas dahan hijau dari
pohon hawar, pohon badam, dan pohon berangan, dan Yakub meletakkan
dahan tersebut ke dalam tempat minum dimana para kambing dan domba
tersebut biasanya minum (Kejadian 30:35-42; 31:8-12). Tuhan
memerintahkan Yakub untuk melakukan hal tersebut karena Tuhan ingin
agar Yakub mengingat tujuannya, yaitu untuk menjadi pemilik dari
sejumlah besar kambing dan domba. Tuhan juga ingin agar Yakub
memiliki gambaran tentang tujuan ini di dalam pikirannya.
Jika
Tuhan hanya ingin agar Yakub menetapkan tujuan, Tuhan seharusnya sudah
puas dengan Yakub yang telah meletakkan dahan-dahan tersebut.
Namun, Tuhan memerintahkan Yakub untuk membuat belang-belang putih
pada dahan tersebut dengan cara mengelupasi kulitnya, agar Yakub
memiliki impian tentang kambing dan domba yang berbelang-belang dan
berbintik-bintik di dalam pikirannya dan agar Yakub melihat semuanya
itu di dalam visinya. Ini adalah semacam pendidikan visual.
Yakub
patuh pada Tuhan dan ia memberi makan kambing dan domba
tersebut. Kambing dan domba yang diberi makan dengan baik itu
melahirkan banyak anak dan Yakub benar-benar menjadi orang yang kaya.
Yakub berhasil mencapai tujuannya.
Ketika kita menetapkan suatu tujuan yang jelas dan dan membayangkan
diri kita meraih tujuan tersebut di dalam pikiran kita, maka kita
harus sungguh-sungguh berusaha yang terbaik untuk mewujudkannya.
Beberapa waktu yang lalu, saya pergi ke Australia dan saya terkejut
melihat gereja-gereja di sana sedang tertidur nyenyak. Para
pendeta Australia yang sedang bergumul untuk mengatasi masalah
tersebut datang kepada saya untuk mencari nasehat.
“Pendeta Cho, apa yang menjadi masalah dengan gereja-gereja di sini?
Tolong beritahu kami apa yang menjadi penyebabnya.”
Untuk mengetahui penyebabnya, saya berbicara dengan banyak hamba Tuhan
dan orang-orang Kristen di Australia. Saya segera menemukan
bahwa mereka sedang menderita karena masalah yang serius.
Dalam sepuluh tahun yang lalu, Assemblies of God (Jemaat Tuhan) di
Australia mengalami pertumbuhan 2%. Pertumbuhan yang hanya
sebanyak 2% menandakan bahwa hampir tidak ada pertumbuhan.
Bahkan, membawa bayi yang baru lahir saja akan menghasilkan
pertumbuhan lebih dari 2%. Saya menemukan bahwa tak
satupun gereja-gereja di Australia yang mempunyai tujuan bagi
pertumbuhan gereja. Banyak para pendeta yang memimpin gereja tanpa
memutuskan arah bagi gereja mereka. Hal ini menyebabkan para
anggota gereja menjadi tidak peduli terhadap apa yang diharapkan dari
mereka. Mereka hanya menjadi pendoa di hari Minggu.
Saya dengan sungguh-sungguh memberitahu para pendeta tersebut,
”Sebelum anda meninggalkan pertemuan ini pada hari ini, tulislah di
buku notes anda apa saja tujuan yang ingin anda capai dalam lima tahun
ke depan. Kemudian setiap hari lihatlah tujuan anda dan
berdoalah, serta berikanlah seluruh usahamu untuk meraih tujuan
tersebut. Mintalah pertolongan dari Tuhan. Pikirkanlah dan
katakanlah, “Saya dapat melakukannya.” Anda akan segera
menyaksikan mujizat besar dari Allah. Iman timbul karena adanya
pengharapan. Tanpa adanya harapan akan suatu tujuan, iman tidak
akan bisa diaktifkan. Tidak peduli seberapa sering anda
menyatakan, “Saya percaya,” jika anda tidak memiliki pengharapan
akan sesuatu, bagaimana anda dapat memiliki iman? Tanpa iman
bagaimana Tuhan dapat menunjukkan mujizatNya kepadamu?”
Hari itu semua pendeta yang mengikuti pertemuan itu menulis tujuan
mereka. Sekitar dua tahun kemudian, saya mendapat kesempatan
untuk pergi ke Australia lagi, dan saya mendengar kabar bahwa
Assemblies of God di Australia telah bertumbuh 50%.
Apabila kita memiliki tujuan yang jelas dan memimpikan diri kita
meraih tujuan tersebut, serta mengusahakan yang terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut, mak Tuhan akan menyatakan mujizatNya.
Marilah kita melakukan prinsip ini di dalam kehidupan beriman kita dan
juga di dalam pelayanan kita. Kita akan menyaksikan
perubahan-perubahan. Gereja kita akab bertumbuh dari hari ke
hari.
Kita tidak boleh menjadi kendur apabila kita merasa tujuan kita sudah
tercapai. Kita harus membuat tujuan baru yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Tuhan akan terus menunjukkan mujizatNya kepada kita,
dan gereja kita akan terus bertumbuh dan berkembang.