Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Spiritual Leadership – 12

 

The Widow and the Jar of Oil

(Sang Janda dan Buli Minyak)

Oleh David Yonggi Cho

 

 

            Dalam II Raja-raja 4, pada waktu jaman Elisa, seorang laki-laki dari kumpulan para nabi mati dengan meninggalkan banyak hutang bagi istri dan anaknya.

           

            Tak perlu dikatakan bahwa sang istri berada dalam kesulitan. Selain sendirian membesarkan anak-anaknya, para penagih hutang juga datang setiap hari.  Para penagih hutang itu mengancam akan membawa pergi kedua anaknya dan menjual mereka sebagai budak.

 

            Karena tidak mampu membayar hutang, sang istri pergi kepada Elisa dan meminta bantuan.  Setelah mendengarkan tentang keadaan janda itu, Elisa berkata kepadanya, “Bagaimana caranya supaya aku bisa menolongmu?  Katakan padaku, apa yang kamu punyai dalam rumahmu?”  Janda itu menjawab, “Hambamu ini tidak mempunyai apapun selain sedikit minyak.”

 

            Elisa kemudian menjawab, “Berkelilinglah dan mintalah buli-buli kosong kepada semua tetanggamu.  Jangan hanya meminta beberapa.  Lalu pergilah ke dalam rumahmu, dan tutuplah pintunya.  Tuangkanlah minyak tersebut ke dalam semua buli-buli tersebut, dan apabila penuh, taruhlah ke samping.” (II Raja-raja 4:3-4).  Wanita tersebut mematuhi Elisa dan mulai menuangkan minya tersebut ke dalam semua buli-buli yang ia pinjam.  Dengan ajaib minyak tersebut dituangkan dari botol hingga semua buli-buli terisi hingga penuh.  Elisa kemudian mengatakan kepadanya, “Pergilah, juallah minyak itu dan bayarlah hutang-hutangmu.  Dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.” (II raja-raja 4:7)

 

Nabi Elisa dalam kisah ini merupakan simbol dari Tuhan kita Yesus Kristus, dan sang janda merupakan simbol dari gereja sekarang.  Seperti sang janda yang mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya yang tanpa suami, demikian jugalah sebuah gereja mengalami kesulitan untuk bertahan karena tanpa suaminya, yaitu Yesus Kristus.  Namun sekarang ini banyak gereja yang telah kehilangan Firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus, dan mereka berada di bawah serangan Iblis.  Gereja-gereja tersebut berada dalam situasi yang persis sama seperti si janda yang menyedihkan.  Jika tidak ada reformasi di dalam gereja, maka gereja tidak akan bisa menghindar dari kehancuran.  Cerita Alkitab di atas memberitahukan kepada kita bagaimana gereja yang tak berdaya dan sekarat dapat dipulihkan.

 

Agar gereja dapat dipulihkan, maka pertama-tama gereja tersebut harus mencari Kristus, bukan mencari aturan yang intelek atau berpendidikan.  Seperti sang janda yang mencari Elisa untuk menyelesaikan masalahnya, demikian juga gereja harus mencari Yesus.

 

Yang kedua, gereja harus menemukan buli minyak. Pada hari  Pentakosta, Yesus Kristus memberi kita buli minyak, yaitu Roh Kudus.  Pada waktu Elisa bertanya kepada sang janda, “Apa yang kamu miliki?” sang janda menjawab, “Saya mempunyai sebuli minyak.”  Pada waktu Tuhan bertanya kepada kita, “Apa yang kamu miliki?  Dimana buli minyakmu?” maka kita harus menjawab, “Ini dia, Tuhan.”  Apakah kita sedang berada di gereja maupun di dalam kehidupan pribadi kita, kita harus selalu memiliki sebuli minyak.  Jika suatu gereja tidak dapat menemukan buli minyak tersebut, maka gereja itu akan menuju kehancuran.

 

            Sekarang ini ada banyak gereja yang mempunyai buli minyak, namun mereka menyimpannya atau mereka salah menaruhnya di sudut di suatu tempat.  Mereka bukannya mengingat kembali bahwa mereka mempunyai buli minyak, yaitu Roh Kudus, malahan mereka mencari pengetahuan dan filosofi.  Gereja-gereja yang seperti ini perlu bertobat dan berkata kepada Tuhan, “Ini buli minyak kami!”

 

            Seperti sang janda yang diberikan jalan keluar ketika ia mengatakan, “Saya mempunyai sebuli minyak,” begitulah gereja-gereja sekarang harus menemukan solusi atas masalah-masalah yang ada dengan mempercayai Roh Kudus.  Jawaban atas semua masalah yang kita hadapi di dunia ini ada pada Roh Kudus.

 

Kita harus percaya dan bergantung pada Roh Kudus. Ia mampu menyediakan jawaban-jawaban atas semua masalah-masalah kita.  Kita harus menemukan buli minyak kita, yaitu Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus Kristus.

 

Kemudian Elisa menyuruh sang janda untuk mengumpulkan sebanyak mungkin buli-buli dan membawa buli-buli tersebut ke rumahnya.  Buli-buli tersebut mewakili jemaat gereja.  Seperti Petrus yang menangkap sejumlah besar ikan sehingga jaringnya robek, begitu jugalah kita harus pergi dan membawa orang-orang ke gereja kita.  Apabila kita membawa buli-buli kosong tersebut ke gereja kita dan mulai mengisinya dengan minyak, maka setiap dari mereka akan dipenuhi dengan minyak, yaitu Roh Kudus.

 

Apabila para hamba Tuhan dipenuhi dengan minyak Roh Kudus, mereka pasti bisa memenuhi anggota-anggota jemaat mereka. Dalam Kisah Para Rasul 19:2 ditanyakan, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?”  Sebuah gereja harus terus memberitakan Injil dan membantu para anggota baru agar menerima Roh Kudus. Apabila suatu gereja berhenti memberitakan Injil dan tidak ada lagi anggota baru yang dibawa kegereja tersebut, maka pekerjaan Roh Kudus akan terhenti.  Minyak akan terus mengalir dari buli milik janda tersebut selama masih ada buli kosong untuk diisi.  Namun, ketika anak laki-laki janda tersebut memberitahukan ibunya bahwa tidak ada lagi buli, maka minyak itu berhenti mengalir.

 

Kata-kata “Tidak ada lagi” merupakan kata-kata yang sungguh-sungguh menakutkan.  Memberitakan Injil berarti minyak Roh Kudus mengalir dari kita kepada orang lain yang belum dipenuhi.  Jika 50 juta orang di Korea dan 6 miliar orang di dunia belum dipenuhi dengan Roh Kudus, kita tidak boleh mengatakan, “Tidak ada lagi.”

 

Tuhan tidak suka kata-kata seperti, “bukan,” ”tidak,” dan “tidak bisa.”  Marilah kita menghindari perkataan, “Tidak ada lagi yang bisa dipenuhi.”  Janganlah kita mengatakan, “Gereja kami penuh.  Kami tidak perlu anggota baru lagi.  Mari kita berhenti memberitakan Injil.”  Apabila kata-kata tersebut diucapkan, maka gereja itu akan mengalami penurunan. Jika gereja kita menjadi terlalu kecil, kita harus membuat rencana-rencana baru, tetapi jangan berhenti untuk membawa lebih banyak buli-buli kosong ke gereja. Apabila kita berhenti menyiapkan buli kosong yang baru untuk dipenuhi oleh Roh Kudus, maka karya Roh Kudus juga akan berhenti bekerja di dalam gereja kita.

 

            Sama seperti sang janda yang dapat membayar semua hutang-hutangnya dengan minyak tersebut dan sisanya dapat menghidupi keluarganya, maka apabila kita dipenuhi dengan Roh Kudus, kita akan sangat diberkati.  Semua berkat akan datang setelah kita dipenuhi oleh Roh Kudus.  Ketika Ia memenuhi kita, kita diberkati sama seperti gereja kita juga diberkati.

 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws