Transportasi Ke Neraka
Setelah itu menghancurkan gereja sebagaimana
yang ditugaskan, maka aku tidak perlu lagi berlama – lama berada
disitu, dan aku terus melanjutkan petualanganku diantara dunia dan
neraka. Ingat, aku telah memberitahukan beberapa cara memasuki dunia
kedua :
1. Tanpa tubuh jasmani. Disini orang
meninggalkan tubuhnya dengan membuka bagian dahinya. Ini merupakan
cara yang kupergunakan bila aku pergi untuk membawa roh – roh jahat
dari neraka ke bumi.
2. Dengan tubuh jasmani, disini terdapat
beberapa metode:
- Dengan doa – doa dan mantara –
mantera untuk mengubah dunia kami manjadi dunia kedua. Inilah
metode Kazadi ketika ia membawaku dimana aku kemudian membuat
perjanjian dengan Lucifer.
- Masuk lewat kubur. Inilah cara yang
kupakai saat aku mengadakan perjalanan selama 3 bulan keneraka
untuk menjemput ayahku
- Masuk daerah pekuburan dan mengucapkan
doa – doa. Orang – orang yang sudah mati dapat bangkit kembali
dan mulai berbicara kepada kami. Metiode ini sering digunakan oleh
beberapa gereja dan orang – orang yang berhubungan dengan roh
– roh
- Masuk melalui air ( sungai, laut dan
sebagainya ). Inilah metode yang dipakai ayahku ketika ia
memperkenalkan aku kepada dunia dibawah air.
Aku mulai berkunjung keneraka bersama kawan
– kawanku. Kami menemukan diri kami berada dipelabuhan. Didepan, kami
melihat seperti sungai atau danau tersebut, pelabuhan itu merupakan
terminal bagi segala transportasi menuju neraka: kereta api, pesawat
terbang, mobil dan bus, semuanya menurunkan penumpangnya disana. Dari
situ mereka harus masuk kedalam kapal fery yang sangat berkilauan, yang
datang untuk mengangkut penumpang dan membawanya keseberang sungai atau
danau itu, dimana terdapat neraka. Kami akan menunggu kapal Fery untuk
mengangkut kami. Ditempat itu, banyak sekali orang yang antri bersama
kami untuk menuju neraka.
Tidaklah mudah untuk masuk kedalam kapal,
terutama mereka yang membawa banyak bagasi. Aku bertemu dengan seseorang
yang wanita yang kuketahui mati didaerah sekitar perumahan kami sembilan
tahun yang lalu ( 1974 ). Aku bertemu dengannya pada tahun 1983. ia
belum juga berhasil menyeberangi sungai itu menuju neraka karena
bagasinya terlalu berlebihan. Setiap koper yang dibawanya bertuliskan
nama diatasnya. Nama – nama itu adalah nama dosa – dosa yang
diperbuatnya semasa hidupnya dibumi, antara lain : perzinaan, dusta,
mabuk – mabukkan, kebencian, pelecehan, dan kesombongan panjang dan
berat setiap kopor tergantung dari derajat keterlibatannya didalam
masing – masing dosa tersebut.
Kapal fery yang berkilauan itu memiliki pintu
dikedua sisinya. Pada setiap sisi, berdiri seorang yang bertubuh besar
dan mengenakan pakaian yang rapi. Yang sama sekali tidak mengeluarkan
suara, semua orang sedang antri, karena masuk kapal harus tertib, wanita
itu mulai mengangkat kopornya satu demi satu memasukkannnya didalam
kapal untuk kemudian keluar lagi untuk mengangkat lagi yang lain. Ketika
kapal itu bergerak, ia belum juga selesai dengan seluruh bagasinya.
Akhirnya ia tidak dapat naik lagi kedalam kapal. Kopor – kopor yang
berhasil dimasukkannya kedalam kapal, dilemparkan lagi keluar : jadi ia
harus kembali menunggu kedatangan kapal berikutnya.
Setelah beberapa menit, kami sampai
diseberang, dan mulai keluar satu demi satu dengan tertib, tanpa
mengeluarkan suara : tidak seorangpun yang diijinkan berbicara. Kami
mulai melangkah dan kami melihat dua jalan : yang satu kekiri yang lain
kekanan. Diperbatasan antara kedua jalan itu kami melihat seorang yang
sangat besar yang bersinar bagaikan matahari. Tidaklah mungkin bagi kami
untuk menatapnya, orang itulah yang mangarahkan kepada penumpang kejalan
kiri atau kejalan kanan.
Kami melihat banyak sekali orang yang berjalan
kekiri, dan hanya sedikit sekali yang berjalan kekanan. Mereka yang
berjalan kekiri membawa bagasi, tetapi mereka yang kekanan berjalan
dengan tangan kosong. Kedua kawanku dan aku mulai mendekati orang yang
sangat besar itu ketika kami sampai ditempat dimana ia berdiri, ia
begitu bercahaya sehingga kami menemukan diri kami sendiri, tampak
telanjang, dan karenanya, bagaikan kilat kami mengambil jalan kekiri
kami bertanya – Tanya manusia apakah gerangan. Kami tidak tahu apa
yang terdapat pada ujung kanan dan apa yang akan terjadi dengan mereka
yang melalui jalan tersebut. Sampai saat sekarangpun hal itu masih
merupakan mesteri bagiku. Mungkin saja itu adalah kota umat Allah,
karena pasti orang yang sangat besar yang berdiri diperbatasan itu
adalah malaikat Allah. Sesungguhnya, orang – orang yang diijinkan
masuk kejalan kanan itu mendekatinya, dan mereka tampak sangat
berbahagia, siap untuk memeluknya dengan seluruh perasaan sukacita
dihati mereka. Mereka tidak tampak telanjang mereka berpakaian. Orang
yang sangat besar itu bersinar dengan cahaya yang gemerlap yang tidak
dapat dibandingkan dengan apapun juga yang kulihat dibumi.
Jalan Yang Sempit
Baru keselamatankulah aku dapat menengok
kebelakang dengan pengertian akan makna rohani pengalamanku itu. Kita
harus ingat apa yang dikatakan oleh Alkitab, yaitu bahwa ada dua jalan,
yang sempit dan yang lebar. Yang lebar menuju kebinasaan (hukuman atau
neraka), dan yang sempit menuju kehidupan kekal ( Mat. 7:13-14).
Mereka yang beralan dijalan lebar itu banyak, tetapi mereka yang
berjalan dijalan yang sempit itu sedikit. Bahwa mereka yang berjalan
dijalan yang sempit itu dalam keadaan berpakaian dan bersuka cita, itu
adalah karena perbuatan – perbuatan yang baik mereka semasa hidup
didunia (Wah. 19:8), dan juga karena keadaan daripada kerajaan yang akan
mereka masuki ( Rm. 14:17).
Kami mengikuti jalan kekiri dan tiba – tiba
melihat kerumunan orang seperti dalam sebuah ruang tunggu. Keadaanya
penuh sesak. Karena aku mengenakan ikat pinggang sihir yang dahulu
dipakai ayahku untuk menghajar orang – orang didunia sihir, maka
akupun memakainya untuk mengayun – ayunkan pukulan agar memaksa
memberikan jalan kepada kami. Keadaanya kacau balau, orang – orang
saling dorong – mendorong satu dengan yang lain membawa seluruh bagasi
mereka.
Kami juga melihat diujung satunya, seseorang
yang mengintrograsi orang – orang yang akan masuk : tampaknya seperti
suatu penghakiman dineraka. Orang ini sangat besar dan berwajah amat
buruk, sehingga orang tidak akan tahan memandangnya. Ia adalah seorang
yang sangat kasar dan keras ia hanya menghakimi dua orang dalam satu
minggu. Dari hari Senin sampai Rabu satu orang, dan Kamis sampai Sabtu
satu orang lagi. Pada hari minggu ia beristirahat. Tujuannya penghakiman
tersebut adalah untuk menanyakan kepada orang yang sudah mati itu
mengapa ia diarahkan keneraka. Setiap orang harus menjawab sendiri.
Tidak seorang pun yang menanggung beban orang lain.
Jadi orang yang bersangutan dipaksa untuk
berbicara sendir setelah ia mengetahui alasan apa yang membawanya ke
naraka. Pemeriksaan seperti itu merupakan kejadian yang sangat tidak
menyenangkan. Orang – orang harus mengalami perlakuan – perlakuan
yang keras sekali.alasannya adalah karena dosa – dosa yang dilakukan
orang itu semasa hidupnya, dan buktinya yaitu bagasi yang mengkuti
mereka kemanapun mereka pergi. Dosa – dosa atau bagasi seseorang akan
membantu hakim untuk menentukan dibagian nereka yang mana ia akan
ditempatkan ( aku merasa setidaknya sampai dengan hari penghakiman nanti
).
Firman Allah berbicara mengenai penghakiman
yang terjadi segera setelah seeorang mati ( Ibr. 9:27). Pertama –
tama, ia akan sampai dipersimpangan antara dua jalan. Orang yang sangat
besar ( malaikat Allah ) kan menghakiminya untuk menentukan apakah ia
akan diarahkan kekiri, maka ia akan menghadap penghakiman yang lain lagi
untuk menentukan dibagian neraka mana ia akan ditempatkan.
Biarlah kita bersiap untuk bertemu dengan
Tuhan ( Amos 4:12 )