Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

3. GEREJA AYAHKU : PENATUA ISRAEL
“ Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah : karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka akau menolak engkau menjadi imam-Ku : dan karena engkau menolak pengajaran Allahmu, maka aku juga melupakan anak – anakmu.” ( Hos 4 : 6 )
ayahku mendirikan suatu kelompok aliran pemujaan, dan para pengikutnya begitu dihanyutkan oleh pesona keajaiban – keajaiban yang magis yang dikerjakannya, sehingga mereka tidak pernah mempertanyakan sumbernya, sebagian besar dari waktu yang ada, dipergunakan ayahku untuk melemparkan kutukan – kutukan ke atas mereka, akan tetapi dengan terbuka ia mendustai mereka dengan berkata bahwa ia sedang memberkati mereka. Gereja ayahku itu diberi nama : Penatua Israel.
Diruang tidur pribadi ayahku, terletak sebuah berhala yang ditempatkan diatas sebuah perjanjian diantara tempat tidurku dan tempat tidur ayahku didalam perjanjian itu, ayah meletakkan tiga uang logam untuk mewakili tiga anggota keluarga kami, yaitu ayahku, ibuku, dan aku sendiri. Disudut yang lain juga diletakkan sebuah botol yang berisi salib dan Rosario, dan bila ada diantara pengikut ayahku yang menghadapi masalah, maka mereka diijinkan memasuki perumahan perumahan kami dengan membayarkan sesuatu. Mereka harus melepaskan sepatu dan meninggalkannya diluar jalan masuk menuju perumahan kami, membenturkan kepala tiga kali kelantai batu yang keras, dan mengucapkan “ Doa bapa kami “. Mereka harus membawa benda – benda seperti uang, botol berisi bir atau anggur, kacang tanah, padi atau sejenis jagung sebagai persembahan, baru setelah memenuhi persyaratan inilah mereka diijinkan untuk berlutut dan berbicara kepada ketiga bunga yang berada diatas sebuah bukit kecil diperumahan kami, dan meminta bunga – bunga itu untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beragam seorang pengikut akan terus menunggu sampai ia memperoleh jawaban dan seringkali terdengar suara yang jelas yang akan menenggapi kebutuhan – kebutuhan mereka melalui botol itu, maka mereka akan pulang dengan gembira dan yakin.
Setiap pengikut harus menganggap Sabtu sebagai hari yang kudus dan mereka dilarang untuk memasak, atau melakukan kegiatan apapun juga sebelum menyelesaikan kebaktian yang akan berlangsung dari pukul 19.00 dan berakhir pada pukul 14.00. lagu – lagu pujian yang dinyanyikan kebanyakan merupakan lagu – lagu tradisional, yang segera diikuti olah khotbah yang terutama didasarkan oleh hikmat manusia dan bukan firman Allah. Kutipan ayat – ayat Akitab dilakukan setengah – setengah : dan ditafsirkan dengan cara yang salah untuk menyesuaikannya dengan doktrin aliran pemujaannya sendiri.
Ayahku membuka suatu kelas pengajaran setiap hari Rabu, untuk memberikan kepada pengikutnya dasar – dasar doktrin dan asal muasal aliran pemujaannya dan pertumbuhannya yang progresip diseluruh dunia, untuk menguji dan meyakinkan keseriusan dan kemajuan tiap pengikut, ayah membuka sekolah – sekolah Minggu yang khusus, untuk melihat sejauh manakah mereka telah menangkap pengajaran – pengajaran yang telah dberikan pada setiap hari Rabu.
Hanya bila seorang pengikut gagal menerima jawaban dari bunga – bunga itu barulah ia akan berbicara secara pribadi dengan ayahku, dengan membuat janji yang khusus pada hari Minggu. Ayahku sangat bangga dengan aliran gerejanya, dan ia menganggap semua gereja yang lain didaerah itu sebagai gereja yang sesat, penuh sihir dan okultisme, ia begitu meremehkan gereja – gereja yang lain, sehinggga bila ada seorang anggota yang meninggalkan gerejanya untuk bergabung dengan gereja yang lain, ayahku akan mengutukinya. Akibatnya, orang tersebut akan sangat menderita, bahkan sampai kehilangan nyawanya secara tragis.

Korban “ Paskah “

            “ Paskah “ merupakan acara yang paling disukai ayahku yang harus diselenggarakan satu tahun sekali pada hari Paskah. Upacaranya yang berlangsung di sungai Mulenda dan menarik kurang lebih 3.000 pengikut dari seluruh Zaire kami memiliki kebiasaan untuk meninggalkan desa kami menuju sungai itu pada pukul 04.30 pagi karena upacara yang sesungguhnya akan dimulai pada pukul 08.00. bila semua telah hadir, maka kami akan membagi mereka menjadi empat kelompok untuk pembagian tugas, seperti pembagian belukar, pemotongan rumput membersihkan bagian yang keramat disungai dan yang lain membangun altar sejauh kira – kira 250 meter dari sungai yang mempergunakan batu – batu yang besar. Sebuah gubuk kecil didirikan didekat sungai dan didalamnya ditempatkan sebuah kuali tradisional yang khusus yang berisi tanah liat berwarna putih untuk dibubuhkan kepada para anggota. Selama berlangsungnya upacara, setiap anggota akan masuk kesitu dan mengaku dosa kepada nenek moyang mereka sebelum upacara utama dimulai. Mereka harus memberitahu kepada nenek moyang mereka, “ aku tidak mempunyai masalah dengan siapapun juga, dan bila seseorang ingin membuat masalah denganku, biarlah ia terkutuk. “
            Hal ini kemudian dilanjutkan dengan kebaktian dimana seseorang melakukan pemujaan kepada dewa dengan mempergunakan nama – nama tradisional. Ia kemudian siap untuk langkah berikutnya dimana ayahku membubuhkan tanda dari dada sampai perutnya dengan tanah liat putih tadi. Bila hal itu telah dilakukan, maka ia akan menghampiri meja komuni atau meja perjamuan untuk menerima ramuan yang terdiri dari sepotong pisang yang harus dikunyahnya bersama dengan bunga – bunga yang dipetik dari pekarangan yang telah kami dicampur dengan bumbu – bumbu tradisional.

Baptisan

            Ayahku tidak pernah ragu – ragu mengatakan kepada para pengikutnya bahwa baptisan yang dilakukannya sangatlah bernilai, dan bahwa itu akan membawa berkat bagi mereka bila mereka sepenuhnya mengabdikan diri mereka kepada aliran pemujaannya. Itu semuanya dusta ! ayah sendiri mengatakan kepadaku bahwa arti yang sesungguhnya dari baptisannya adalah untuk menyebabkan para pengikutnya menyerahkan kemakmuran mereka kepada ayah, sedang ayah sendiri menempatkan kutuk – kutuk yang abadi diatas mereka. Prosedurnya sangat lucu bagiku. Seseorang harus lewat melalui kaki ayahku “ didalam nama Bapa, putra dan roh kudus “. Setelah itu ia harus pergi dan mencelupkan dirinya tiga kali dalam sungai. Bila hal itu telah dilakukan, kepadanya akan diberikan setangkai kayu dan serupa dengan tali, dan dengan itu ia harus lari secepatnya, memukul dan meriakkan air sungai sambil bersumpah tidak akan meninggalkan aliran pemujaan itu selama hidupnya setelah ia memberikan janji untuk terikat secara mutlak, maka ia harus menanggalkan pakaiannya, menceburkan diri kedalam air yang mengalir, dan cepat – cepat melompat keluar lagi dalam keadaan telanjang bulat, karena telah menanggalkan seluruh pakaiaannya, wanita, pria dan anak – anak semuanya terlibat dalam prosedur ini, dan beberapa orang tua telah membawa seluruh keluarga mereka untuk mengikatkan diri mereka kepada aliran pemujaan itu. Beberapa diantara para imam dan juga para pemimpin agama tradisional  Afrika ikut mengambil bagian dalam upacara tersebut tanpa mengajukan pertanyaan apapun mereka bahkan menghormati hal – hal ang dilakukan ayahku, dan memberikan banyak dukungan dengan cara terlibat secara langsung didalam paskah tersebut.
            Ketika kemudian aku bertanya kepada ayahku mengapa ia membaptis mereka didalam nama bapa, putra dan roh kudus, inilah yang diatakannya,             ” Dengan melakukannya aku merebut kekuatan sihir tenung dan perdukunan mereka, dan untuk selanjutnya menjadi lebih tangguh dari mereka, dan bila menceburkan diri kedalam sungai, berarti mereka mengisi sumberku, kerana dari sungai itulah datangnya seluruh kekuatanku.” Setiap orang yang membawa persembahan juga melemparkannya pada bagian yang keramat dari sungai yang sama.
            Upacara itu juga melibatkan seekor domba jantan yang dibawah ayahku kebagian keramat sungai leher domba itu harus dipotong di tiga bagian. Dan darahnya harus langsung dikucurkan kedalam sungai. Pada saat itu, siapa saja yang memiliki sihir, mantra, tenung harus melemparkan semuanya kedalam sungai agar bercampur dengan darah sungai tersebut.
            Sebelum domba itu dibawah ke altar untuk dibakar, terlebih dahulu dipersembahkan lagu – lagu pujian dan tarian kepada para dewa, jadi ketika domba itu dibakar, diharapkan asapnya dapat membumbung ke atas sampai ditingkatan langit dimana tiga burung milik ayah telah terbang selama upacara itu burung – burung itu adalah burung Elang, burung Nazar, dan burung Gagak, yang secara berurutan dianggap sebagai siraja, si Portugis dan Si Sinegal yang juga terbang dengan berurutan seperti itu. Siraja berada diatas yang lain, si Portugis dibawahnya sedang si Senegal dibawah si Portugis dan mereka hanya akan menghilang dari langit bila domba itu telah seluruhnya dimakan api. Hal ini merupakan tanda bahwa persembahannya telah diterima oleh dewa.
            Ketika domba itu sedang terbakar, ayahku yang mengenakan jubah putih dengan lambang salib hijau didadanya. Dengan khidmat menarik diri dari yang lain dan berdoa sendirian didekat altar. Setelah dombanya habis terbakar. Ayah lalu mengambil jelaganya yang hitam dan membubuhkannya diatas dahi setiap pengikutnya, dengan mendustai mereka bahwa ia sedang memberkati mereka. Itu lagi – lagi dusta ! ia sendiri mengatakan kepadaku kemudian, bahwa ia sedang membutakan mereka secara rohani agar mereka tidak dapat menemukan kebenaran daripada kekuatan – kekuatannya yang misterius itu. Ia mengikatkan mereka kepada dirinya sendiri dan aliran pemujaannya untuk selama – lamanya.
            Salah satu dari pesta itu diselanggarakan saat aku berusia 9 tahun, dan sesuatu yang dramatis terjadi, yang menunjukkan betapa dalamnya ayahku terlibat didalam ilmu sihir. Domba baru saja dibunuh, dan semua orang mulai menatap kearah sungai. Sesuatu sedang bergerak, dan tiba – tiba ada ledakan yang mengguncangkan air, sehingga semua orang lari bersembunyi. Siapa itu gerangan ? tidak lain dari pada ikan duyung yang telah menyusui dan membesarkan diriku ! kecuali sirip ekornya, seluruh tubuh bagian atasnya dengan jelas keluar dari air, dan saat melihatnya ayahku berseru sambil mengangkat diriku kearahnya, “ mari, lihatlah anak yang telah kau besarkan. Ia disini. “
            Ikan duyung itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, meneliti diriku tiga kali dan menghilang ke dalam air. Ayahku secara emosi bahkan tidak bergeming sedikitpun, ia tenang dan tidak takut, setelah melihat bahwa tidak ada bahaya kerumunan orang itu mau kembali, penuh rasa ingin tahu akan apa yang telah terjadi. Dan seperti biasanya. Ayahku mendustai mereka dengan berkata “ kalian tidak memperoleh apa – apa. Yesus tadi berada disini, ia memberkati aku dan putraku. Dan karena kalian lari pergi, kalian harus dihukum.”
            Bentuk hukuman yang diberikan kepada ayahku kepada mereka adalah sebagai berikut. “ Kalian harus lari kedesa segera setelah aku memberikan tanda. Dan bila kalian menemukan halangan apapun dijalan, baik itu pohon atau ubang, kalian tidak boleh berusaha menghindarinya. Bila itu adalah pohon, benturkan diri kalian , bila itu adalah lubang jatuhkan diri kalian ke dalamnya “
            Kerumunan orang yang sedang kebingungan itu mulai berlari segera setelah ayahku memberikan tanda. Tujuannya semua itu adalah agar mereka menderita dan ayahku menjadikan mereka bulan – bulanan. Ayahku seorang yang begitu sadistis. Yang memperoleh kesukaan besar dar penderitaan orang lain.

Sifat Ayahku

            Sebuah gambaran singkat akan sifat – sifat ayahku akan membantu memperlihatkan mengapa ia mudah sekali menipu dan memanipulasi para pengikutnya ayahku adalah seorang yang sangat sombong dan banyak bicara yang selalu berkata – kata buruk mengenai gereja – gereja yang lain, akan tetapi dilain pihak selalu gembira mengenai gerejanya sendiri. Dengan terbuka ia mencemooh mereka dengan mengatakan bahwa mereka itulah gereja – gereja       “ Okultisme “ dan mengencap para pengikutnya apabila mereka berani menggambungkan diri dengan gereja lain. Ayah begitu keras kepala dan sulit didekati, dan sekali ia mengambil keputusan tentang sesuatu, maka pendapat orang lain itu hal nomor dua saja, karena ia selalu berkeras dengan pendapatnya sendiri. Mereka yang lain harus selalu mematuhi perintahnya atau menghadapi konsekuensi dibenci atau bahkan dicelakai olehnya aspek lain yang menghalangi ayah untuk dapat mencintai orang lain adalah kecintaannya akan uang.
            Ia serakah. Dan setiap saat ia melihat sesuatu yang baik milik pengikutnya, ia pasti menginginkannya dan bahkan meminta orang tersebut untuk memberikannya orang – orang tidak boleh menolak keinginan ayahku.
            Dan karena ayahku yakin bahwa ia lebih pandai dari siapapun juga, maka ia tidak suka mendengar orang lain dipuji karena keahlian atau kemampuannya. Ayah bahkan akan mencelakakan orang tersebut sebagai balas dendamnya.
            Meskipun orang tahu siapa ayahku, akan tetapi ia memiliki para pendukung dari gereja – gereja lain, terutama para imam gereja Roma Katholik dan gereja – gereja di Afrika yang berdiri sendiri, termasuk Malembe Ngunza, atau Mpve Yanongo, Tatu Wetu, atau Diamant dan Eglise des oirs en Africque. Mereka akan datang ke perumahan kami untuk memuja dewa ayahku dan mempersembahkan korban mereka.

Kejahatan Dalam Kerajaan Sihir

            Dalam dunia sihir, bertambah halus cara – cara seseorang, bertambah pulalah penghargaan yang diberikan kepadanya, hal ini memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menyudutkan rekan – rekan tukang sihir yang lainnya. Aku ingat bahwa ayahku ingin menjadi pemimpin dari daerah kami jadi pada suatu hari para Penatua mengatakan kepadanya bahwa untuk memperoleh gelar tersebut, ia harus mempersembahkan seekor kambing sebagai korban, ayah menjadi begitu semangat dan tidak mempertimbangakannya dengan seksama. Pada waktu itu istri kedua ayahku memiliki seorang putra. Jadi pada waktu ayah memberikan kambingnya sebagai korban, mereka mempergunakannya sebagai sebuah tangga untuk dapat merebut salah seorang anaknya. Itulah adik tiriku yang masih kecil : ia mati mendadak tanpa sebab.
            Ketika hal itu terjadi. Ayahku bersumpah untuk membalas dendam terhadap mereka. Selama upacara pemakaman, ia menangis dengan satu mata, sedangkan matanya yang lain dipergunakan untuk mengamat – amati. Dan ketika aku bertanya mengapa ia melakukannya, ayah menjawab bahwa ia ingin bersiaga supaya tidak seorangpun dapat merebut diriku selagi kami sedang berkabung. Tiba – tiba seeokor burung hantu terbang dan hinggap diatas sebuah pohon didekat situ yang menyimpan hidupku. Ayahku langsung mengetahui bahwa itu adalah seorang yang mengincar nyawaku. Ia segera melirik burung itu dengan satu mata dan burung itu kemudian jatuh dari pohon dalam keadaan mati. Pada saat yang bersamaan, seseorang sedang menghadiri upacara pemakaman kami, tiba – tiba ambruk dan mati. Aku yakin orang tersebut memiliki hubungan dengan burung hantu itu.( W-02-01-05)
 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws