Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

-------------Mimbar Gereja FULL GOSPEL INDONESIA --------------
Siaran minggu ke - 7 : tanggal 13 Nopember 2005
 
Subject : Orang Kristen dan Baptisan Roh Kudus
 
Teman2 se - iman,
 
Banyak e-mail masuk minta saya menjelaskan mengapa Gereja Tuhan juga merayakan NATAL ? pada hal itu kan Perayaan Gereja Katolik ? Apa siaran2 selanjutnya ?
 
Saya akan menjelaskan panjang lebar tentang mengapa Gereja Tuhan saat ini masih juga menghias pohon NATAL dalam gereja ? mengapa orang Kristen masih kirim KARTU NATAL kepada sahabat2 dan relasi2nya ? apa motivasi mereka ? ........pada siaran minggu ke - 11
 
- Siaran minggu ke - 8  : 20 Nopember 2005 Lanjutan Baptisan Roh Kudus
- Siaran minggu ke - 9  : 27 Nopember 2005 Peringatan Resmi Isa Almasih ( 1 )
- Siaran minggu ke -10 : 04 Desember 2005 Peringatan Resmi Isa Almasih ( 2 )
- Siaran minggu ke -11 : 11 Desember 2005 Gereja Tuhan Tidak Merayakan NATAL
- Siaran minggu ke -12 : 18 Desember 2005 Yesus Menanggung Sakit Penyakit Kita
- Siaran minggu ke -13 : 25 Desember 2005 Kolam Bethesda
- Siaran minggu ke -14:  01 Januari 2006 Tuhan Yesus Masih Melayani Kita
- Siaran minggu ke -15:  08 Januari 2006 Tuhan Yesus Akan Datang Kembali
- Siaran minggu ke -16:  15 Januari 2007 Hukum Invenstasi Kerajaan Surga ( 1 ) s/d ( 4 )
Orang Kristen Mempersembahkan Persepuluhan
- Siaran minggu ke -20  dst. :  Bahasan Khusus : Allah Menjelma Jadi Manusia
Yang Mati Di Kayu Salib Itu Adalah Allah , Juga Manusia.
 
 
Mari kita memahami, mengapa orang Kristen harus terima baptisan Roh Kudus ?
Apakah baptisan selam tidak cukup ?
 
Jadi orang Kristen memang harus “ masuk jalan yang sempit “kata Tuhan Yesus, ( Mat 7:14 ) apa itu ? tidak lain adalah jalan supranatural!
 
Mengalami TRANSFORMASI secara sempurna, ini istilah umum, juga merupakan pikiran Allah dalam Alkitab!
 
Setelah kita terima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribaadi , kita memperoleh pengampunan dosa dan  keselamatan (Kisah 10 : 43)  oleh anugerahNya kita mengalami LAHIR BARU, dan berusaha selalu kepenuhan Roh Kudus dalam hidup, ( Kis 10: 46 )  hanya dengan mengalami anugerah ini yang  memampukan kita hidup kudus dihadapanNya, dalam waktu dan rencanyaNya kita akan menerima baptisan Roh Kudus .
 
 Pada saat minta sesuatu yang sangat penting, saya selalu berdoa dengan bahasa yang iblis tidak mengerti,( kesaksian saya : The Witness Story: Praying in Unknown Tongue By Bambang Wiyono  di http://groups.yahoo.com/group/fullgospel_indonesia / )    dan selama kita taat dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya  untuk kepentingan orang lain, tanpa pamrih, maka kita pada waktu dan rencanaNya, akan dibawa ketempat perhentianNya, ( Ibr ps 4 )  itulah perjalanan rohani orang Kristen yang unik, yang tidak sama dengan orang2 Katolik , pememuk2 agama lain.
 
Yoel 2:28-29
Roh Kudus menjelaskan kerangka waktu “kemudian daripada itu” dengan mengatakan “pada hari-hari terakhir”, dengan menunjukkan hari-hari terakhir ketika Yesus naik ke surga; waktunya telah tiba untuk Allah mencurahkan RohNya ke atas semua manusia. Petrus memberikan janji-janji yang lebih besar dan lebih indah kepada mereka yang mendengarkan khotbahnya dan kemudian bertobat :
 
 Pada saat minta sesuatu yang sangat penting, saya selalu berdoa dengan bahasa yang iblis tidak mengerti,( kesaksian saya : The Witness Story: Praying in Unknown Tongue By Bambang Wiyono  )    dan selama kita taat dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya  untuk kepentingan orang lain, tanpa pamrih, maka kita pada waktu dan rencanaNya, akan dibawa ketempat perhentianNya, ( Ibr ps 4 )  itulah sasaran kita menjadi orang Kristen.
 
Janji Tuhan :
 
Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita (Kisah 2 : 38, 39)
.
Pertama,
Perkataan ini mengandung suatu janji kebangsaan kepada orang-orang Yahudi : “kamu masing-masing” yang mengarah kepada orang-orang Yahudi yang sedang mendengarkan khotbah Petrus.
Kedua,
Petrus memberikan suatu janji kepada generasi masa depan dari umat Yahudi : “bagi kamulah dan bagi anak-anakmu”.
Ketiga,
Janji itu berhubungan dengan seluruh dunia : “bagi orang yang masih jauh”. Para nabi Yahudi di masa itu menggunakan ungkapan itu bila mereka berbicara tentang orang kafir – atau orang asing.
Keempat,
janji itu mengacu kepada segala masa ; “sebanyak” berlaku bukan hanya untuk setiap orang tanpa menghiraukan bangsa, kaum, jenis kelamin, usia, harta atau peringkat – melainkan juga setiap orang sampai akhir zaman ketika Kristus kembali ke bumi.
 Alangkah ajaib perjanjian ini : Allah akan mencurahkan Roh Kudus bukan hanya pada zaman para rasul melainkan di sepanjang zaman anugerah bahkan sampai sekarang.
 “Bukti apakah yang akan muncul dan memberikan kepada mereka kepastian bahwa mereka telah dibaptiskan dengan Roh Kudus ?”
Agaknya bahan yang diperlukan terbatas. Dalam perjanjian Lama dan keempat Buku Injil “Roh itu belum datang karena Yesus belum dimuliakan” (Yohanes 7 : 39).
 
Dalam surat-surat Perjanjian Baru ajarannya terutama untuk para orang beriman yang telah menerima kepenuhan Roh; tak terdapat dalamnya peristiwa langsung mengenai baptisan Roh Kudus.
Peritiwa-peristiwa semacam itu hanya dicatat dalam Kisah Para Rasul.
Marilah kita memeriksa keterangan para orang saleh dalam Kisah Para Rasul yang menerima baptisan Roh Kudus.
 
PANTEKOSTA
Peristiwa yang paling ajaib ialah baptisan Roh Kudus
 
Dari 120 orang murid pada hari PANTEKOSTA Ketika mereka menerima kepenuhan Roh Kudus, mereka tentunya telah mengetahui tanpa keraguan bahwa mereka telah menerima karunia yang disabdakan Yesus harus mereka nantikan. Kalau tidak, mengapa mereka berhenti menanti lalu pergi ke garis depan untuk memberitakan Injil? Menurut Alkitab, 120 orang murid tanpa kekecualian berhenti menantikan pengalaman ajaib itu dan memiliki keyakinan bahwa mereka telah menerima Roh Kudus. Bagaimana sampai semua orang telah memperoleh pengalaman itu secara serempak? Karena kepenuhan Roh Kudus telah mencakup bukan hanya pengalaman lahiriah tetapi juga suatu kepastian batiniah.
Gejala yang muncul di ruang atas ketika Roh Kudus turun pada hari PANTEKOSTA (Kisah 2 : 2-4).
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras”.
“Tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing”.
“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh Kudus itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Dari deretan peristiwa di atas kita dapat melihat bahwa sebelum para murid mengalami baptisan Roh Kudus, mereka mendengar bunyi deru angin dan melihat lidah-lidah seperti nyala api. Kemudian tanda berbicara dengan bahasa lain mengikuti pengalaman penerimaan kepenuhan Roh Kudus.
Dengan tanda-tanda ini, pengalaman penerimaan baptisan Roh Kudus dari 120 orang murid menjadi pasti tanpa keraguan sedikitpun. Karena mengetahui hal yang telah terjadi, wakil mereka, Petrus, berbicara di hadapan kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul di situ. Dengan membicarakan Yesus, Petrus berkata, “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan apa yang kamu lihat dan dengar di sini” (Kisah 2 : 33).
Petrus mengatakan bahwa ada bukti umum dari pengalaman baptisan Roh Kudus. Kita juga harus menyaksikan pada pengalaman kepenuhan kita dengan Roh Kudus bukan dengan istilah-istilah umum, melainkan seperti Petrus dengan hal-hal yang dapat dilihat dan didengar seseorang. Jika kita tak mempunyai bukti yang jelas – jika kita meneruskan pergumulan rohani, tanpa merasa pasti apakah kita telah menerima Roh Kudus atau belum – apakah kita dapat menjadi saksi-saksi yang berani dan berkuasa?
 
SAMARIA
 
Buku Kisah Para Rasul menyebutkan pengalaman kedua tentang kepenuhan Roh Kudus di Samaria:
Setelah penatua Stefanus mati syahid di Yerusalem, aniaya besar terhadap gereja berlanjut. Sebagian besar dari gereja, kecuali para rasul, menyebar luas ke seluruh kawasan Yudea dan Samaria.
Filipus pergi ke kota Samaria dan memberitakan Kristus di sana. Akibatnya banyak orang datang  kepada Kristus dan dibaptis dalam air. Banyak orang yang dirasuk roh najis dibebaskan; banyak orang lumpuh dan timpang disembuhkan (Kisah 8 : 5-8).
Walaupun terjadi banyak mujizat, Filipus agaknya tiada memiliki karunia menolong orang-orang untuk menerima baptisan Roh Kudus. Alkitab terus menjelaskan :
Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.
Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka  menerima Roh Kudus” (Kisah 8 : 14-17)
Bila kita melihat lebih mendalam pada Firman, kita menyaksikan bahwa beberapa hal luar biasa terjadi pada hari itu.
Seorang penyihir bernama Simon menghadiri kebaktian akbar keselamatan dan kesembuhan yang diselenggarakan oleh Filipus, dan ia sangat terharu menyaksikan kuasa Allah dinyatakan. Ia menerima Yesus sebagai Juru selamatnya dan bahkan dibaptis dalam air.
Kemudian Petrus dan Yohanes turun dari Yerusalem untuk menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang percaya lalu mereka menerima Roh Kudus. Simon mantan penyihir itu sedemikan terpesona menyaksikan hal ini sehingga ia menawarkan uang kepada para rasul sambil berkata,
 
“Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus “(ayat 19).
Ia menerima teguran keras dari rasul Petrus ketika ia berusaha memebeli karunia Allah dengan uang. Tetapi dalam perilakunya ada suatu pelajaran  terselubung yang tidak dapat diabaikan. Penyihir Simon ini menyaksikan semua hal ini terjadi: Orang-orang bertobat dan mengakui dosa mereka mengalami perubahan dan penuh dengan sukacita. Roh-roh najis dengan suara nyaring keluar meninggalkan banyak orang yang tadinya kerasukan. Banyak penderita lumpuh dan timpang disembuhkan sama sekali.. Barulah ketika Petrus dan Yohanes turun dan menumpangkan tangan ke atas orang-orang percaya untuk menerima Roh Kudus, Simon berusaha membeli kuasa itu.
Mengapa? Jawabnya sederhana saja: Karena suatu tanda istimewa kepada orang-orang Samaria yang menerima Roh Kudus melalui penumpangan tangan Petrus dan Yohanes. Kalau sekiranya Roh itu berlalu dengan tenang dan sunyi Simon takkan bergegas untuk menawarkan uang.
Apakah yang dilihat penyihir sebagai akibat dari doa Petrus dan Yohanes? Ia tentunya telah melihat dan mendengar orang-orang
Kita tak dapat menahan diri untuk mengambil percaya itu berkata-kata dengan bahasa lain dan memuji Tuhan.kesimpulan ini, sebab dalam kebaktian Filipus semua tanda-tanda ajaib telah terjadi kecuali satu-tanda berbicara dalam bahasa lain.
Pada zaman para rasul, di manapun Allah mencurahkan Roh Kudus atas gereja-gereja teladan, Ia selalu memberikan tanda-tanda lahiriah yang para penerima Roh Kudus dan penonton biasa dapat serta merta merasa, melihat dan mendengarnya. Hampir tanpa kekecualian,
Sebagai tanda akhir dan paling umum, para penerima Roh Kudus berkata-kata dengan bahasa lain.
Jelaslah bahwa pengalaman Pantekosta di Samaria, yang terjadi delapan tahun setelah para rasul dibaptis denga Roh Kudus di Yerusalem, merupakan suatu pengalaman yang disertai tanda-tanda ajaib.
 
KORNELIUS
 
Pengalaman ketiga yang dicatat mengenai penerimaan kepenuhan Roh Kudus terjadi di rumah Kornelius. Setelah meninggalkan Samaria Petrus turun ke Yope dan tinggal di sana dengan Simon penyamak kulit. Pada suatu hari pukul duabelas siang Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa:
Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat perbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata : “ Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab : “tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Kedengaran pula untuk keduakalinya suara yang berkata kepadanya : “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram” (Kisah 10 : 10-15).
Ini terjadi tiga kali sebelum benda bungkusan itu diangkat kembali ke sorga. Selagi Petrus merenungkan arti penglihatan ini para pembawa berita yang diutus dari Kornelius mengetuk pintu.
Agaknya Allah telah mengutus seorang malaikat kepada Kornelius seorang yang bukan berkebangsaan Yahudi dalam suatu penglihatan untuk menyiapkan Kornelius mendengar firman keselamatan dan anugrah. Menurut pengarahan malaikat itu, Kornelius mengutus pembawa berita kepada Petrus di Yope. Ketika Petrus mendengar kisah ini barulah penglihatannya sendiri memberikan makna kepadanya.
Petrus, seorang Yahudi yang tegar, selalu beranggapan bahwa haram untuk berkawan dengan atau berkunjung kerumah seseorang yang berkebangsaan lain. Jika Allah tidak memerintahkan dengan jelas kepadanya untuk pergi, Petrus sama sekali tak mau pergi ke rumah Kornelius.
Tetapi Allah telah bersabda dengan gamblang bahwa sejak Ia berniat mulai saat itu untuk menghalalkan orang kafir melalui iman kepada Kristus, Petrus tak boleh menyebut haram hal yang telah dihalalkan Allah. Begitulah caranya pemikiran ke-Yahudi-an Petrus yang sempit diubahkan.
Demikianlah Allah membuka jalan, jalan PANTEKOSTA untuk orang kafir, maka orang-orangpun berhimpun di rumah Kornelius yang kafir, untuk menerima
keselamatan dan kepenuhan Roh Kudus melalui iman kepada Kristus.
Marilah kita memeriksa dengan cermat pertemuan ini, ketika Roh Kudus turun ke atas orang-orang kafir di rumah Kornelius itu. Petrus berkhotbah kepada orang-orang yang berkumpul di rumah itu. Ia mulai dengan ramalan Yohanes Pembaptis, kemudian mencakup pelayanan Yesus, termasuk kematian dan kebangkitanNya. Petrus mengakhiri dengan ucapan:
“Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya” (Kisah 10 : 43).
Selagi Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan khotbah itu.
Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang karena melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah (Kisah 10 : 44-46).
Segera setelah orang-orang itu mendengar firman kebenaran, bahwa keselamatan diperoleh dengan percaya kepada Yesus Kristus, mereka percaya dan mengucapkan amin pada kuasa ajaib dari Roh Kudus.
Bagaimanakah dapat orang lain mengetahui dan menyaksikan bahwa orang-orang bangsa lain di rumah Kornelius telah menerima Roh Kudus? Bila kita membaca keterangan Alkitab dengan tidak berat sebelah tanpa prasangka, buktinya jelas.
 
Walaupun kenyataan orang yahudi yang tegar mencoba untuk percaya bahwa keselamatan dan kepenuhan Roh Kudus bukan untuk orang kafir, pekerjaan Allah itu sedemikian ajaibnya berkembang sehingga mereka tak dapat menyangkalnya, “sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kisah 10 : 46).
Ini menunjukkan bahwa orang-orang Kristen pertama melihat bahasa roh sebagai tanda lahiriah dan umum dari kepenuhan Roh Kudus.
 
EFFESUS
 
Peristiwa keempat dalam kisah Rasul mengenai kepunahan Roh Kudus terjadi di Effesus. Kira-kira 40 tahun telah berlalu sejak pencurahan Roh Kudus yang pertama di ruang atas Yerusalem pada hari Pantekosta.
Para murid yang dipenuhi Roh memberitakan Injil dengan kekuatan, disaluti kuasa yang besar dari sorga.
Akibatnya, mereka mengalami banyak aniaya dan sengasara, tetapi aniaya dan sengsara itu tak dapat menahan mereka.
Injil telah menggoncangkan Yudea; menyapu seluruh Samaria; kini maju ke ujung bumi, semuanya ini karena usaha yang giat dari Rasul Paulus.
Sebelum ia menjadi seorang Kristen ada seorang Rasul, waktu itu dikenal sebagai Saulus-telah menganiya gereja dengan nafsu yang ganas. Ia telah membelenggu orang-orang percaya dan menjebloskan mereka ke dalam penjara bahkan membunuh beberapa orang. Tetapi ia tak dapat melupakan sebuah peristiwa-perajaman penatua Stefanus dengan batu. Selagi batu-batu dan caci maki serta fitnah dilemparkan ke arah Stefanus, ia tidak menunjukkan perlawanan dan pembalasan. Sebaliknya, wajah Stefanus bersinar bagaikan wajah seorang malaikat. Pada saat menjelang maut, Stefanus bahkan berdoa agar Allah mau mengampuni dan memberkati mereka yang merajamnya. Inilah sebuah peristiwa yang tak dapat dipahami oleh Saulus waktu itu
 
RASUL PAULUS
 
Tetapi penganiayaan Saulus terhadap gereja dan penindasannya terhadap orang-orang percaya bahkan menjadi semakin ganas. Dengan surat kuasa khusus dari iman besar di Yerusalem, ia sedang menuju kepada penghancuran gereja besar-besaran di Damsyik ketika suatu pengalaman lain menggoncangkannya.
Alkitab menceritakan kisah ini secara terinci. Selagi Saulus bepergian ke Damsyik, ia diterjang oleh sinar dari langit. Konon kabarnya sinar surya tengah hari di Damsyik luar biasa terangnya. Tetapi sinar yang memancar keatas Saulus lebih terang cahanya sehingga menyebabkannya menjadi buta dan rebah ke tanah. Selagi terjatuh ke tanah, ia mendengar suara Yesus: “Saulus, Saulus mengapakah engkau menganiaya Aku?” (Kisah 9 : 4). Dalam keadaan buta, Saulus harus dituntun ke Damsyik. Selama tiga hari ia berpuasa dan berdoa untuk pengobatan. Kemudian seorang beriman bernama Ananias berdoa agar penglihatan Saulus pulih seperti sediakala.
Nama Saulus segera ditukar dengan Paulus, dan 40 tahun sesudah hari pantekosta ia pergi ke Effesus untuk berkhotbah.
Apakah pertanyaan pertama yang diajukan oleh rasul besar Paulus ini kepada mereka?
Ini merupakan sebuah pertanyaan yang harus didengar oleh gereja-gereja masa kini - yang terbelenggu oleh upacara, kebiasaan dan gaya pemikiran berpusat pada manusia : “Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?” (Kisah 19 : 2).
Keselamatan diterima melalui kelahiran baru dengan percaya kepada karya Roh Kudus, tetapi wibawa dan kuasa hanya dapat diterima bila seorang Kristen yang lahir baru menerima kepenuhan Roh Kudus setelah percaya.
Para murid di Effesus tentunya adalah orang percaya yang jujur. Bila mereka ditanyai Rasul Paulus, mereka takkan merahasiakan suatu apapun dari rasul ini : “belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus” (Kisah 19:2)
Betapa merananya mereka sampai tidak pernah mendengar bahwa sesungguhnya ada Roh Kudus!
Selekasnya rasul Paulus mendengar hal ini, ia dengan jelas memberitakan Injil keselamatan dari Yesus Kristus dan membaptiskan mereka dalam air dengan nama Tuhan Yesus Kristus.
Orang-orang Kristen di Effesus tentu saja adalah orang-orang percaya yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, tetapi Paulus tidak beranggapan bahwa mereka telah menerima baptisan Roh Kudus.
Paulus pun mengadakan kebaktian doa untuk sebuah alasan: memohon baptisan Roh Kudus bagi orang-orang ini.
Ketika Paulus menumpangkan tangannya ke atas mereka, Roh Kudus turun atas mereka. Alkitab melukiskan peristiwa ini begini : “Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kisah 19 : 6).
Bila kita mempelajari peristiwa-peristiwa ketika Roh Kudus turun di gereja pertama, memenuhi kehidupan orang-orang percaya, kita dapat menemukan sebuah tanda umum yang tak dapat diperdebatkan.
Bahwa tanda-tanda yang sama terbukti di Samaria juga. Di rumah Kornelius, orang-orang beriman berkata-kata dengan bahasa lain selagi mereka memuji Allah. Kemudian, orang-orang berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat di Effesus. Mungkin setiap orang yang mengamati peristiwa-peristiwa Alkitab yang didalamya kepenuhan Roh Kudus diterima akan berkata bahwa orang-orang percaya berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh Kudus itu kepada mereka untuk dituturkan.
Berbicara dengan bahasa lain itu sendiri bukanlah kepenuhan Roh Kudus, namun seperti yang ditegaskan dalam Alkitab berkata dengan bahasa lain merupakan tanda lahiriah umum bahwa seseorang telah menerima kepenuhan Roh Kudus…”
 
( berlanjut )
 
Disarikan dari kotbah2 DR.David Yonggi Cho
 
Bambang Wiyono
HP 0812 327 3886
e-mail : [email protected] ( japri )
IP 206.190.39.113
http://groups.yahoo.com/group/threefoldblessing/ ( bahasa Inggris )

 

 
1
Hosted by www.Geocities.ws