Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

PELAJARAN SUPRANATURAL :

ROH KUDUS DAN ANDA
 
Kita sekarang ini hidup dalam zaman Roh Kudus. Kita tidak akan mungkin dapat merampungkan tugas kita dengan berhasil baik di dunia ini apabila kita tidak mengakui pekerjaanNya.
Alkitab Perjanjian Lama memberikan gambaran tentang zaman Allah Bapa berada di latar depan dalam melakukan pekerjaan penciptaan dan pembentukan berdasarkan kuasa ilahi. Allah Bapa bekerja melalui Roh Kudus, yang menggunakan nabi-nabi, imam-imam dan raja-raja Israel untuk melakukan kehendakNya. Akan tetapi di dalam Alkitab Perjanjian Lama para nabi berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus, Mesias, lebih dari tiga ratus kali. Setelah Ia datang ke dunia, Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah, menjadi tokoh ilahi pusat yang menjadi jurubicara Allah dan yang merampungkan kehendak Allah. Meskipun Yesus Kristus senantiasa memuliakan Allah Bapa, Dia masih tetap berdiri pada tempat utama, sebagaimana sudah menjadi rencana Allah. Tetapi Roh Kudus bekerja dengan diam-diam. Pelayanan Kristus penuh mujizat dimulai setelah Kristus menjalani baptisan dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Yohanes Pembaptis berkata tentang Kristus: “Dan aku p un tidak mengenalNya, tapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air telah berfirman kepadaku : Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian : Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1 : 33, 34).
Setelah Kristus menjalankan tugas pelayanan sampai rampung: Dengan menjalankan hidup yang menjadi contoh te ladan, mati di kayu salib, dan menebus umat manusia dari segala dosa; Dia telah bangkit dan naik ke sorga bersama dengan Allah Bapa. Kristus lalu memberikan Roh Kudus untuk melaksanakan tugasNya yang ditujukan baik untuk dunia ini maupun bagi gereja.
Sejak peristiwa hari Pentakosta, Roh Kudus sudah berada dengan kita untuk waktu kurang lebih dua ribu tahun lamanya. Kehadirannya berada di dalam dunia, di tengah sidang jemaat dan di dalam diri setiap orang Kristen. Di dalam zaman gerejani sekarang ini, Allah Bapa dan Allah Putera telah memilih untuk bekerja melalui bantuan Roh Kudus. Ini tidak berarti bahwa saya sedang mencoba untuk membuat perumusan tentang Tritunggal dengan cara yang tajam sekali - Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus adalah Satu Allah, Namun Tuhan telah menyatakan diriNya dalam tiga Oknum. Pokok persoalan yang saya maksudkan di sini ialah bahwa dalam zaman ini Roh Kudus berada pada latar depan dalam merampungkan tugas pekerjaan Tulan di dunia.
Apabila kita seba ai orang Kristen ingin melakukan pekerjaan Tuhan, maka keinginan ini telah ditempatkan di dalam diri kita oleh Roh Kudus. Namun, sebagai oknum ilahi, kita harus belajar mengadakan hubungan pribadi dengan Tuhan. Kita tidak dapat sekadar menggantungkan diri pada pengetahuan teolog kita tentang Allah. Kita harus belajar mengenal Dia. Sementara kita bertumbuh di dalam kesadaran kita tentang Roh Kudus, kita memperkembangkan suatu persekutuan (koinonia) dengan Dia.
Untuk dapat memahami lebih baik lagi tentang oknum yang ingin kita berhubungan dengannya, maka kita harus mengetahui sesuatu tentang Dia. Tanpa mempelajari tentang Roh Kudus kita tidak akan pernah bisa belajar tentang dimensi keempat. Karena justru. Roh Kuduslah yang membawa kita masuk ke dalam alam kehidupan dimensi keempat.

Bagaimanakah rupa Roh Kudus?

Oleh karena kita memiliki catatan jelas tentang Allah Bapa yang memberikan jalan pikiranNya kepada para nabi, imam-imam dan raja-raja dalam Alkitab Perjanjian Lama; dan oleh karena kita dapat memahami bagaimana hakikat seorang ayah, maka kita dapat memperoleh satu gambaran umum tentang bagaimana rupa Allah Bapa. Yesus juga mengungkap tentang Allah Bapa di dalam kehidupan dan ajaran-ajaranNya. Roh Kudus telah datang untuk mengungkap tentang Kristus: “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu.” (Yohanes 16 : 14). Oleh karena itu Roh Kudus mengambil kebenaran Alkitab tentang Kristus dan memuliakan bukan saja ajaran-ajaranNya akan tetapi juga pribadi Anak Allah. Walaupun demikian kcpribadian Roh Kudus tidak diterangkan dengan jelas dan terus-menems di dalam Alkitab Perjanjian Lama maupun Bar. Terutama sekali kita hanya melihat hasil pekerjaanNya, akan tetapi oleh karena tugasNya hanya sebagai yang harus memuliakan Putera Allah, maka Dia sendiri tidak menonjolkan diri.
Oleh karena Roh Kudus tidak pernah mengambil bentuk lahiriah menurut catatan Alkitab, maka kita tidak dapat menggambarkanbagaimana bentuk rupanya. Kita hanya dapat mengenal Dia dalam Bentuk ciri-ciriNya di dalam jiwa dan roh kita. Satu-satunya petunjuk yang mempunyai ciri lahiriah dapat kita temukan dalam Alkitab ialah tatkala Roh Kudus turun ke atas Yesus bagaikan seekor burung merpati. Alasan mengapa Ia memilih burung merpati sebagai lambang kehadiranNya disebabkan oleh sifat burung merpati yang lemah lembut. Sifat lemah lembut Roh Kudus juga dapat dipahami apabila kita menyadari bahwa satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni adalah dosa melawan Roh Kudus.
Rasul Paulus menyinggung soal sifat Roh Kudus ketika ia menulis kepada jemaat di Efesus, “Dan janganlah kamu menduakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4 : 30) Oleh karena Roh Kudus menjalankan hidup Kristus di dalam diri orang Kristen, maka Ia bukan saja dikaitkan dengan iman kita melainkan juga dengan perbuatan kita melainkan juga dengan perbuatan kita. Lalu Rasul Paulus melanjutkan gambaran tentang tindakan-tindakan apa yang dapat mendukakan Roh Kudus : “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahans pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.” (Efesus 4 : 31). Di dalam ayat yang ke 32 Rasul Paulus lalu menggambarkan perbuatan-perbuatan yang menjadi ciri sifat Roh Kudus dan yang menyenangkan Dia : “Tetapi, hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Rasul Paulus juga mengungkap bagaimana kita harus hidup dalam sifat dengar-dengaran demikian rupa sehingga kita tidak memadamkan Roh Kudus. Yang sangat menarik ialah bahwa sumber kekuatan dinamis dari Tuhan, yang memiliki kemampuan untuk membentuk bumi dan memindahkan gunung-gunung, dapat dibatasi oleh sifat tidak taat pada diri orang Kristen.
Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus dengan istilah Roh Kebenaran. Oleh sebab itu kita mengetahui bahwa Roh Kudus itu penuh dengankebenaran dan bahwa tugasNya di dalam diri  kita merangkum bimbingan dan petunjuk ke dalam segala kebenaran. Ini merupakan bagian dari sifatNya. Dia juga disebut Roh Hikmat, Roh Pengertian, Roh Pengetahuan, dan Roh Keadilan. Oleh sebab itu kita akan diberi petunjuk bila kita menjalin hubungan baik dengan Roh Kudus, yang akan mengikut sertakan sifat-sifatNya di dalam diri kita. Dan memang benar bahwa kita akan menjadi seperti oknum dengan siapa kita bersekutu.
Tiga tingkat persekutuan.
Yesus menyatakan kepada kita bahwa Ia akan beserta dengan kita, di dalam kita, dan di atas kita. Oleh sebab itu terdapat tiga perbedaan tingkat persekutuan dengan Roh Kudus.

1. Roh Kudus berada beserta dengan kita.

Oleh karena Roh Kudus merupakan angin Allah, kita harus memahami bagaimana Roh Kudus bertugas sebagai angin Allah (pneuma).
Dipakai angin sebagai metafora untuk menggambarkan Roh Kudus karena angin itu dapat dirasakan tetapi tidak kelihatan. Angin juga dapat bersifat penuh tenaga kekuatan tetapi juga dapat lemah lembut. Angin juga dapat dialami orang di mana-mana di dunia pada waktu yang sama. Itulah sebabnya Roh Kudus bekerja sesuai dengan kehendak Allah di mana-mana di dunia. Dengan mengirimkan Roh Kudus, Yesus dapat mendobrak pembatasan kehadiran pada satu tempat pada satu saat. Maka dengan pekerjaan Roh Kudus justru Ia dapat melaksanakan kehendakNya dan kehadiranNya di mana-mana. Kita tidak perlu mencari-cari Roh Kudus; pada hakikatnya Roh Kuduslah yang mencari kita di mana-mana.
Oleh karena Roh Kudus dikirim ke dalam dunia dan bukan saja kepada orang-orang Kristen, kita harus memahami peranan Roh Kudus dalam melakukan tugasnya terhadap dunia. Yesus berkata, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu; akan kebenaran, karena Aku pergi,kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” (Yohanes 16 : 8 - 11). Oleh karena itu alasan mengapa kita beroleh pehukuman bagi dosa-dosa kita dan ingin memiliki Yesus Kristus dalam hidup kita sebagai Juru Selamat pribadi kita, ialah tiada lain karena Roh Kudus bekerja menyertai kita. Yesus menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Roh Kudus akan menyertai mereka, akan tetapi dengan kelahiran baru, Roh Kudus akan berdiam di dalam diri mereka. (Yohanes 14 : 17). Namun begitu kita menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi kita, kita akan dicuci bersih oleh darahNya dan kita siap sedia untuk menjadi tempat kediaman Roh Kudus di dalam kita.

2. Roh Kudus di dalam diri kita.

Cara kita dapat merampungkan kehendak Allah ialah karena kuasa untuk melaksanakan kehendakNya itu berada di dalam diri kita, yakni Roh Kudus. “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala  kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu; Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kubrikan kepada nenek moyangmu dan kamu akaun menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu.” (Yehezkiel 36 : 25 - 28). Di dalam ayat-ayat Alkitab ini sang nabi mengungkap perjanjian baru kepada umat Tuhan. Di masa lampau umat Israel telah diberikan hukum Taurat dan diperintahkan untuk hidup sesuai dengan peraturan-peraturan itu. Akan tetapi Tuhan akan melakukan sesuatu yang baru. Tuhan akan mencuci mereka bersih dan menempatkan di antara umatNya hati yang baru, hati yang ingin melakukan kehendak Allah. Hal ini dapat terlaksana dengan cara menempatkan Roh Kudus di dalam diri mereka, sehingga Ia dapat menjalankan peri kehidupanNya melalui diri mereka, Tentu saja, kita sadari bahwa hal ini telah terlaksana ketika Kristus mengirimkan Roh Kudus kepada murid-muridNya dan mereka mengalami kelahiran baru.
 
3. Roh Kudus berada di atas kita.

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,  dan kamu akan menjadi saksiku di Yerusulem dan di seluruh Yudea dari Samaria dan s ampai ujung bumi (Kisah para Rasul 1 : 8).
Lukas menyatakan kepada kita bahwa Kristus memberi jawaban kepada keinginan murid-muridNya untuk memiliki kuasa politik dengan cara menyatakan kepada mereka tentang kuasa yang lebih penting yang akan mereka terima setelah Pentakosta. Mereka akan menerima kuasa untuk menjadi saksi. Kesaksian mereka bukan saja terbatas hanya di daerah yang telah mereka kenal baik, akan tetapi meliputi sampai ke ujung bumi. Kuasa yang baru ini akan mereka ketahui setelah mereka mengalami Roh Kudus turun ke atas mereka. Janji tentang kuasa ilahi ini (dunamos) juga disebut pengalaman kepenuhan Roh Kudus.
Dengan demikran kita mengerti sekarang bahwa Roh Kudus datang kepada kita dengan tiga taraf yang berbeda. Dia beserta dengan kita (menghakimi dosa); Dia berada di dalam diri kita (kelahiran baru); dan Dia berada di atas kita (dalam kepenuhan Roh Kudus).
Dengan mengalami Roh Kudus pada ketiga taraf ini, maka kita bukan saja dapat menjalin suatu persekutuan erat secara pribadi dengan Roh Kudus, melainkan juga kita dapat belajar bekerja sama dengan Dia. Apakah kita merasa puas dengan sekedar suatu pengalaman penghukuman? Tidak! Oleh karena Roh Kudus adalah suatu oknum, maka Ia pun harus kita hayati melalui pengalaman pribadi.
Yesus berkata baliwa Roh Kudus bukanlah sekedar penghibur sementara, melainkan Ia akan menyertai kita selamannanya. Oleh sebab itu kita dapat menggunakan sisa kehidupan Kristen kita bersama dengan oknum ketiga dari Tritunggal, dan mengalami perubahan hidup menurut citra Yesus. Alkitab Firman Allah Yang Hidup menyatakan: “Tetapi wajah kita, orang-orang Kristen, tidak berselubung. ia dapat menjadi cermin yang memantulkan kemuliaan Tuhan dengan cemerlang. Dan sementara Roh Tuhan bekerja dalam kita, kita makin menjadi seperti Dia.” (2 Korintus 3 : 18).
Dalam zaman yang penuh teori dan teologi mengenai Tuhan dan kasihNya, orang-orang dibiarkan saja terlantar duduk di bangku gereja oleh karena kepada mereka diajarkan hal-hal yang tidak mengandung unsur pengalaman. Taraf pengalaman ini hanya dapat datang melalui persekutuan dengan Roh Kudus. Bagaimanakah kita belajar untuk bersekutu dan menjalin hubungan akrab dengan Roh Kudus? Ada empat langkah yang saya pernah ikuti dalam memperkembangkan hubungan ini, yang telah mendatangkan perubahan baik dalam hidupku dan pelayananku.

1. Perkembangan Koinonia (Persekutuan) dengan Roh Kudus.

Dalam menjalin hubungan dengan seseorang haruslah kita melakukan persekutuan dengannya. Untuk dapat menjalankan persekutuan dengan orang itu, maka kita harus membagi-bagi perasaan, pengetahuan atau kehendak bersama melalui pernyataan dalam bentuk kata-kata. Kita tidak dapat sekadar menyimpan perasaan cinta kasih kita di dalam pikiran kita, melainkan harus dinyatakan. Apabila kita ingin menjalin suatu hubungan, dengan Roh. Kudus, kita harus belajar bagaimana mencintai Dia dan bersyukur kepadaNya! Kita harus belajar Bagaimana berdoa di dalam Roh; kita harus menyambut baik kehadiranNya dan menunjukkan penghargaan kita kepadaNya. Tanpa melakukan hal ini kita tidak akan mungkin dapat memperkembangkan suatu persekutuan. Selama Dia belum kita akui, Dia tidak akan mendesakkan diriNya ke dalam diri kita oleh karena Dia memiliki sifat lemah lembut. Memang, Roh Kudus itu memiliki sifat satria.
Gereja Alkitab Perjanjian Baru mempunyai pengalaman dinamis dengan Roh Kudus. “Pada suatu Wri ketika mereka beribadat kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus : “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kisah para Rasul 13 : 2). Nampak jelas bahwa Roh Kudus telah diberikan kepercayaan untuk berbicara dan memanggil manusia untuk bekerja di ladang Tuhan yang baru.
Memang, Roh Kudus, yang merupakan Tuhan segala tuaian, memilih para hamba-hambaNya untuk bekerja. Itulah sebabnya kita harus menerima Roh Kudus sebagai Tuhan tuaian kita terunggul di lingkungan sidang jemaat kita dan memberikan kepadaNya pengakuan yang pantas Ia terima. Sampai saat itu saya mengakui Roh Kudus hanya sebagai suatu pengalaman, tetapi Tuhan menolak saya mentah-mentah, oleh karena saya telah meremehkan persekutuan dengan Roh Kudus. Mulai dari saat itu saya memutuskan untuk menjalin persekutuan erat dengan Roh Kudus. Sebelum memasuki ruangan kebaktian saya mulai berkata, “Roh Kudus tercinta, marilah kita pergi dan berkhotbah.” Setelah masuk dalam kebaktian, saya akan tinggal dalam persekutuan dengan Dia, sampai saatnya berbicara saya berrkata, “Nah, Roh Kudus, sekarang tiba saat untuk berkhotbah, marilah kita menyampaikan Firman Tuhan bersama-sama.” Setelah saya menyampaikan khotbah, saya berkata, “Roh Kudus, Engkau telah menjalankan tugas dengan baik. Saya merasa beroleh berkat dari firmanMu hari ini.
Di dalam ruang kantorku, sementara saya mempersiapkan khotbah yang akan saya sampaikan, dengan perlahan saya berucap, “Roh Kudus tercinta, marilah kita baca firman yang telah Engkau tulis bersama. Sekarang tolong bukakan mataku untuk melihat kebenaranMu agar saya dapat mengajar umatMu bagaimana harus hidup benar.” Sebelum beristirahat saya berkata, “Selamat Malam, Roh Kudus. Kita telah nenghabiskan waktu yang berharga secara bersama-sama hari ini.” Hal pertama yang saya lakukan pada waktu saya bangun pagi keesokan hari ialah berucap, “Selamat Pagi Roh Kudus, bersama-sama kita akan membawa amanat Yesus Kristus kepada dunia yang terhilang dan sedang sekarat ini. Engkau tidak pernah gagal. Maka saya pun tidak akan gagal.”
Saya bukan sekadar berpaling kepada Roh Kudus pada saat menghadapi kemelut, melainkan saya belajar bagaimana berjalan di dalam Roh Kudus sebagai suatu cara hidup yang wajar.

2. Perkembangan rekanan bersama dengan Roh Kudus.

Kita harus menyadari bahwa kita harus mcnjalin rekanan atau partnership bersama dengan Roh Kudus. Kita memahami apa arti rekanan dalam dunia dagang. Apabila dua atau lebih orang bekerja sama membentuk suatu usaha dagang, mereka harus mempunyai hubungan erat satu dengan yang lain. Bukan saja mereka menjalin persekutuan, melainkan mereka juga harus terjun bersama dalam usaha dagang untuk membuat keuntungan. Tidak ada seorang pun ikut terjun dalam suatu usaha dagang hanya untuk menderita kerugian. Apabila suatu usaha dagang tidak memperlihatkan gejala keuntungan setelah melewati suatu masa tertentu, maka usaha itu akan mengalami bangkrut.
Kita pun sedang berkecimpung dalam usaha ladang Tuhan. Kita harus berdaya upaya untuk membuat keuntungan, bukan dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk jiwa. Ada banyak gereja di seluruh dunia yang tidak menghasilkan keuntungan di dalam ladang Tuhan. Banyak gereja hanya sekadar duduk dalam keadaan hampir hampa dari tahun ke tahun.
Dalam perjalananku baru-baru ini ke Eropa saya sangat terkejut melihat beberapa katedral yang indah hanya merupakan ruangan yang kosong belaka. Beberapa di antaranya malahan ada yang dipakai sebagai pabrik dan gudang. Hatiku terasa hancur tatkala menyaksikan semua ini, gedung-gedung yang tidak terpakai tetapi dulu pernah dipersembahkan untuk Tuhan. Saya justru ingin agar beberapa dari gedung semacam itu berada di Korea. Kita akan memenuhinya dengan umat Kristen.
Alasan mengapa banyak pekerjaan Tuhan memperlihatkan keuntungan kecil atau tidak ada sama sekali ialah karena terletak pada tatanan partnership (rekanan). Saya yakin tidak ada taman anggur yang terlampau keras, tidak ada tanah yang terlampau gersang, tidak ada kawasan yang terlampau sukar bagi Roh Kudus untuk meraih keberhasilan.
Apabila anda telah menjadi rekanan bersama Roh Kudus, Dia akan  membawa semua kebutuhan keuangan, semua anugerah dan semua, cinta kasih ke dalam rekanan itu. Sesungguhnya Roh Kudus merupakan rekanan kita tersulung, sedangkan kita adalah rekanan bungsu. Kewajiban rekanan yang bungsu ialah mendengar kepada rekanan yang sulung. Rekanan sulung menyusun strategi dan rekanan bungsu melaksanakannya menjadi kenyataan.
Rasul Paulus merupakan suatu contoh utama. Rasul Paulus dengan bersemangat ingin menganiaya umat Kristen, dengan keyakinan bahwa mereka merupakan suatu aliran bidat palsu dari agama Yahudi. Sementara dalam perjalanannya untuk memenjarakan pengikut-pengikut Yesus Kristus, dia ditangkap oleh Tuhan. Dia lalu ingin bekerja buat Tuhan. Lukas melaporkan : “Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.” (Kisah para Rasul 9 : 20).
Akan tetapi bangsa Yahudi berusaha untuk membunuh dia. Maka Rasul Paulus berselisih paham dengan orang-orang kafir, tetapi mereka juga mencoba untuk membinasakan dia. Maka sidang jemaat memutuskan untuk mengirimkan dia kembali ke Tarstis, kota asalnya.
Setelah Rasul Paulus meninggalkan daerah itu, Lukas menyatakan, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” (Kisah para Rasul 9 : 31). Rasul Paulus memiliki keinginan dan kemampuan. Dia telah terlatih dalam soal-soal keagamaan dan kepintaran otak. Akan tetapi orang membutuhkan lebih dari itu semua untuk mencapai sukses, bukan sekadar kemampuan dan latihan. Rasul Paulus harus belajar untuk terjun dalam rekanan bersama dengan Roh Kudus.
Dalam Kisah para Rasul pasal 16 kita membaca tentang suatu pengalaman Rasul Paulus yang telah mendatangkan perubahan mutlak dalam kehidupan dan pelayanannya. Setelah menjalani pelayanan yang sukses ke seluruh Asia Kecil timbul serentetan masalah yang dapat membuat Rasul Paulus menjadi putus asa. Namun dari cobaan terhadap imannya, Tuhan memperkembangkan suatu strategi baru bagi pelayanannya yang pada hakekatnya telah mengubah jalan sejarah. Barnabas bukan saja menjadi kawan akrab dan rekan terdekat dalam pelayanan, melainkan dia juga menjadi orang yang menyebabkan Rasul Paulus dapat diterima oleh rasul-rasul lain Yerusalem. Dia adalah bekas seorang yang kaya raya, yang telah memberikan segala harta kepada sidang jemaat dan bersedia mengorbankan segala sesuatu untuk pekerjaan Tuhan. Keponakan Barnabas, Yohanes Markus, yang kemudian menulis salah satu dari empat Injil, merasa menyesal menilik kegagalan di masa lampau, ketika dia menghentikan pelayanan dan meninggalkan rombongan rasul-rasul. Rasul Paulus tidak mau membawa serta Yohanes Markus dalam perjalanan baru yang akan meliputi wilayah yang sama seperti sebelumnya, akan tetapi Barnabas lebih bersikap suka rn maafkan. Ia ingin memberikan kepada pemuda itu kesempatan baru. Perselisihan pendapat antara Barnabas dengan Rsul Paulus demikian hcbat sehingga mereka memutuskan untuk berpisah kelompok dan menempuh jalan sendiri-sendiri.
Rasul Paulus lalu memilih Timotius, yang berdarah setengah Yunani, dan melanjutkan perjalanan yang dianggap sebagai perjalanan rutin ke jemaat-jemaat yang sama yang telah berhasil dibangun sebelumnya. Rasul Paulus telah menggunakan doa dan pengetahuan dalam menyusun rencana perjalanan, akan tetapi Roh Kudus mempunyai sesuatu rencana yang lebih besar bagi Paulus dari sekadar apa yang ia rancangkan. Tanpa Paulus menyadari, Timotius merupakan orang yang tepat bagi pelayanan di hari kemudian bagi orang-orang kafir. Rasul Paulus mencoba kembali pulang dengan cara menempuh jalan melalui Asia. Akan tctapi Roh Kudus melarang dia. Lalu dia memutuskan untuk pergi ke Bitinia, tetapi Roh Kudus berkata, “Tidak!” Maka Paulus menuju ke kota pesisir pantai yang bernama Troas. Dia tidak tahu apa yang harus ia perbuat selanjutnya. Lalu Roh Kudus memperlilhatkan kepadanya suatu penglihatan tentang seorang bangsa Eropa. yang berseru-seru meminta pertolongan. Apakah Roh Kudus menghendaki mereka mengabarkan Injil kepada Eropa yang kafir? Jika jawaban adalah ya, maka merupakun satu perubahan besar dalam strategi rasuli telah terjadi. Namun ini merupakan bagian dari rencana Allah.
Melalui Eropa Injil telah datang ke benua Amerika. Selanjutnya ke berbagai bagian dunia lain.
Rasul Paulus belajar bahwa ia harus menyerah dalam hal strategi kepada Roh Kudus dalam suatu pengaturan rekanan agar ia dapat berhasil baik dalam ladang Tuhan. Kita juga harus berlatih untuk menunggu Roh Kudus dan mendengar suaraNya. Oleh karena para rasul pertama belajar rahasia rekanan dengan Roh Kudus, mereka membangun jemaat dengan berhasil dalam dua abad pertama. Bagaimanakah anda bisa menyaksikan hidup anda bisa berkembang dengan sukses? Dengan memperlakukan Roh Kudus sebagai rekanan sulung anda.
 
3. Sarana transportasi didalam Roh Kudus.

Sering dikatakan orang bahwa kemajuan peradaban dapat diukur dengan volume sistem transportasi. Sekarang ini zaman transportasi yang serba cepat dan padat. NampAknya bumi ini telah menjadi kecil oleh karena kita sekarang mampu  melakukan perjalanan keliling dunia dengan kecepatan luar biasa dengan menggunakan sarana transportasi yang paling mutakhir.
Saya menemukan kenyataan bahwa, agar kita bisa memperoleh kehidupan Kristen yang berhasil, kita harus belajar bagaimana kita memiliki suatu sarana transportasi atau “bergerak bersama” dengan Roh Kudus Apakah sistem sarana transportasi Roh Kudus? Roh Kudus mengangkut cinta kasih dan anugerah Allah kepada kita, lalu membawa permintaan doa kita dan usul permohonan kebutuhan kita kembali kepada Allah Bapa
“Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan tahta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.” (Wahyu 8 : 3, 4).
Terdapat banyak rintangan bagi kita untuk memperoleh jawaban terhadap doa kita. Daniel menemukan kenyataan “Bahwa doa dapat terhalang oleh kekuatan roh jahat yang nenentang Allah. Akan tetapi cara untuk menjadikan doa kita naik ke hadirat Allah dengan cepat tanpa mengenal suaturintangan ialah dengan cara diurapi oleh Roh Kudus. Tanpa urapan ini doa kita dapat terhalang, namur tidak ada suatu apa pun yang dapat merintangi sistem transportasi Roh Kudus.
“Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5 : 5). Mengapa kita tidak mengalami kekecewaan apabila harapan kita berada di dalam Tuhan? Oleh karena sistem transportasi Roh Kudus yang membawa cinta kasih Allah dan memenuhi hati kita dengan cinta kasih.
 
4. Kesatuan Roh Kudus.

Kita dipersatukan dengan Roh Kudus apabila kita menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi kita; oleh sebab itu kita tidak dapat lagi menganggap diri kita sebagai perorangan yang terpisah dari Roh Kudus. Kita harus menyadari bahwa Roh Kudus adalah bagian yang akrab dengan kita, dan bahwa kita adalah satu dengan Dia. Saya ingin membayangkan hubungan kita dengan Roh Kudus menurut istilah praktis manusia biasa: pada hakekatnya kita hidup dengan Roh Kudus, tidur bersama-sama bangun bersama-sama, makan bersama-sama, melakukan pekerjaan kita bersama-sama, dan berdoa bersama-sama.
Apabila kita tidak mempertahankan kesadaran tentang kebersamaan kita dengan Roh Kudus, maka pekerjaan kita akan hampa dan tidak berhasil. Kita harus ingat bahwa apa pun yang kita kerjakan, Tuhan mengukur pekerjaan kita yang kita lakukan untuk Dia dengan takaran kualitatif dan bukannya kuantitatif. Buah-buah perbuatan kehendak daging kita tidak dapat diterima di dalam kerajaan sorga. Hanya pekerjaan yang diperbuat oleh kuasa Roh Kudus yang dapat diterima dalam kerajaan Allah. Oleh karena itu kita harus memiliki kesatuan dengan Roh Kudus. Apabila kita ingin buah-buah kita dapat dipertahankan, atau dapat berlangsung langgeng, kita tidak boleh lupa bahwa hasil itu hendaklah merupakan buah-buah Roh Kudus.
Sekarang setelah kita mempelajari fakta penting bagaimana cara kita hidup dengan Roh Kudus, kita dapat belajar bagaimana menggunakan prinsip inkubasi.
Inkubasi.
Apabila kita membaca kitab Kejadian, kita menemukan suatu ayat yang menarik sekali. Kejadian 1 : 2 berkata, “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
Ketika bumi seluruh bumi berada dalam keadaan kacau balau. Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air. Perkataan “melayang-layang diatas permukaan air” pada hakekatnya berarti Roh Allah sedang “mengipas-ngipaskan sayap” di atas permukaan air, atau Roh Kudus sedang melakukan “pengeraman” di atas permukaan air. Perkataan lain dengan pengertian yang sama ialah perkataan “menetas”. Seluruh bumi sebelumnya berada dalam keadaan kacau balau, lalu dierami oleh Roh Kudus. Lalu perkataan ciptaan pun diberikan dan suatu dunia baru timbul menjadi suatu kenyataan.
Untuk memperoleh kehidupan kreafif penuh kemenangan kita harus belajar prinsip inkubasi. Untuk dapat mengerti prinsip ini, kita dapat melihat pada suatu contoh yang sangat sederhana tentang ayam dan telur. Saya tidak menaruh minat terhadap pertanyaan mengandung teka-teki, yang manakah lahir lebih dulu, ayam atau telur. Tidak. Saya hanya ingin menekankan pada kenyataan yang tidak dapat disangkal, bahwa untuk dapat memperoleh lebih banyak jumlah ayam, kita harus memiliki telur. Apabila seekor induk ayam bertelur, ia harus duduk di atas telur, atau mengerami telur sehingga telur itu menetas dan berubah menjadi anak-anak ayam.
Dalam Ibrani 11 : 1 kita melihat bagaimana Roh Kudus menggunakan kerjasama dengan kita untuk menghasilkan iman. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dau bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ada terdapat empat titik persoalan utama yang dapat kita pelajari untuk membantu kita mengikuti teladan Roh Kudus dalam inkubasi. Apabila kita mempelajari titik persoalan ini, hidup kita akan mengalami perubahan mutlak. Kita akan menjadi lebih kreatif dan imaginatif.

1. Agar kita dapat mengalami inkubasi, kita harus memiki sasaran yang jelas. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu.” Dalam ayat ini, “segala sesuatu” adalah sama dengan telur yang sudah kita sebutkan sebelumnya. Aritinya tidak bisa melakukan inkubasi tanpa memiliki sesuatu yang anda lihat menjadi kenyataan. Anda harus mempunyai gagasan yang jelas dalarm pikiran anda sebagai sasaran yang anda tempatkan di depan mata anda. Gagasan ini hendaklah satu dengan apa yang telah ditempatkan Roh Kudus didalam pikiran anda. “Telur” (sesuatu) ini harus memenuhi hati anda dan daya pikir anda. Hati anda harus dipenuhi dengan keinginan itu; Roh Kudus akan menjawab kita berdasarkan keinginan hati kita.
Tak bedanya seperti kita berada di dalam Kristus, sebelum dunia ini diciptakan, Tuhan mempunyai tujuan yang jelas mengapa Dia menghendaki Roh Kudus melakukan inkubasi tcrhadap dunia ini. Tuhan mcnghenduki kita mendiami planet ini dan mengisinya. Ia menghendaki umat manusia memuliakan Dia. Ia menghendaki bumi ini menjadi tempat di mana Ia dapat mengutus AnakNya untuk menebus bukan saja umat manusia, tetapi juga seluruh ciptaanNya. Bumi ini harus menjadi gelanggang pusat kegiatan pekerjaan kuasa Allah dan membawa kemuliaanNya bagi semua mahluk.
Izinkanlah saya mengajukan pertanyaan kepada Saudara Pembaca, suatu pertanyaan pribadi saat ini. Apakah keinginan hati anda sekarang ini? Apakah anda menginginkan salah seorang anggota keluarga anda datang kepada Kristus?
Maka saya perlu bertanya lebih lanjut, sampai berapa besarkah keinginan anda? Apakah anda sampai mencucurkan air mata memikirkan anak laki-laki atau puteri anda agar menerima Kristus sebagai Juru Selamat? Pernahkah anda membayangkan anak anda memiliki kerinduan besar memperoleh-kasih Allah, sehingga ia memenangkan orang lain juga bagi Kristus?
Apabila jawaban terhadap pertanyaan ini adalah ya, maka keinginan itu telah ditaruh di hati anda oleh Roh Kudus. Keinginan itu adalah seperti telur, yang siap untuk dierami. Tentu saja contoh ini berlaku juga bagi setiap keinginan lain yang ditempatkan oleh Roh Kudus di dalam diri kita.
Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini (suatu sasaran yang jelas ditentukan – bukan setiap gunung, melainkan gunung ini!) : Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus l l : 23 – 24).
Oleh sebab itu kita harus mempunyai sasaran yang jelas apabila kita berdoa, atau bila kita ingin inkubasi. Tanpa sasaran ini doa kita tidak mempunyai tujuan sedangkan renungan dalam hati kita akan melantur ke mana-mana.
Saya telah mempelajari prinsip ini sejak awal kehidupan pelayanan saya. Saya tinggal pada salah satu daerah termiskin di Korea. Saya berpuasa dan berdoa, bukan karena rohani yang mendalam, melainkan karena saya tidak mempuyai sesuatu apa pun lagi untuk dimakan. Sebagai seorang bujangan waktu itu saya tinggal dalam sebuah kamar yang sempit. Ruang kamar itu begitu dingin pada musim dingin hringga saya harus membungkus tubuhku dengan selimut untuk dapat bertahan hidup. Namun orang-orang telah menerima keselamatan di dalam gereja kami yang kccil.
Dalam kamarku yang kecil, yang saya miliki hanyalah lantai yang polos. Saya tidak punya meja tulis, juga tidak punya kursi atau kendaraan apa pun. Lalu saya mulai berdoa meminta meja tulis, sebuah kursi dan sebuah sepeda. Ketika mula-mula meminta ketiga benda ini kepada Tuhan, saya langsung membayangkan ada seorang yang membuka pintu rumah saya dan memberikan kepada saya ketiga benda yang saya pesan. Beberapa bulan telah berlalu masih tidak ada sesuatu apa pun terjadi. Pada waktu itu saya merasa putus asa dan berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Engkau tahu betapa miskin kami ini. Saya telah menyatakan kepada sidang jemaat bahwa mereka boleh menaruh harap kepadaMu untuk memberikan kebutuhan mereka. Sekarang apa yang saya mintakan kepadaMu ialah agar Engkau memberikan kepadaku ketiga benda yang saya sungguh perlukan. Saya telah meminta berkali-kali, namun Engkau belum juga memberikan sesuatu kepadaku. Mungkin makan waktu lama bagiMu untuk memberi jawaban kepadaku, karena memang waktu bukan masalah bagiMu. Akan tetapi apabila Engkau menanti sampai saya mati, maka saya sudah tidak memerlukan lagi sebuah kursi, meja dan sepeda.”
Dalam keadaan putus asa saya mulai menangis. Lalu damai dari Allah turun ke atasku. (Setiap kali saya merasakan kehadiranNya, saya tahu bahwa Tuhan berusaha untuk berbicara ke dalam hatiku). Saya menjadi diam dan mulai mendengarkan. Ketika saya menenteramkan perasaanku dan membuka telinga rohaniku, saya mendengar suara Tuhan yang halus dan lembut : “AnakKu, Aku mendengar doamu ketika kau untuk pertama kali mengajukan dalam doamu empat bulan lalu.
“Lalu mana jawaban bagiku?” teriakku mendesak. “Kesulitan padamu, anakKu, ialah kau melakukan apa yang banyak dilakukan sekian anak-anakKu yang lain. Ketika kau mengajukan permintaanmu, bentuknya begitu samar-samar sehingga Aku tidak dapat menjawab. Tidakkah kau sadari bahwa ada berlusin-lusin kursi, banyak macam meja tulis terbuat dari berbagai jenis kayu, dan banyak ragam dan merek sepeda? Mengapa kau tidak bersikap lebih khusus merincinya?”
Inilah titik balik dalam kehidupanku. Sekarang saya punya kunci untuk memperoleh jawaban terhadap permintaan doaku. Saya lalu mulai bertanya dalam hatiku, “Mengapa para mahaguru di Sekolah Tinggi Teologia tidak pernah mengajarkan kepadaku bagaimana cara berdoa yang efektif?” Lalu saya berpikir, “Mungkin mereka sendiri tidak mengetahui prinsip ini.”
“Nah, sekarang apakah yang akan saya ajukan secara khusus terinci?” tanyaku kepada diri sendiri. Lalu saya berdoa. Bapa yang di surga, saya ingin punya sebuah meja tulis terbuat dari kayu mahoni asal Filipina. Ukuran meja harus cukup besar bagiku untuk meletakkan semua buku-buku pelajaran bersama dengan Alkitabku. Sehubungan dengan kursi yang saya minta, saya ingin kursi dengan kerangka baja, sehingga cukup kuat dan sekaligus mempunyai roda pada bagian bawahnya supaya saya dapat berputar-putar bagaikan seorang majikan perusahaan besar.” Saya tersenyum membayangkan diriku berputar-putar atas kursi semacam itu dalam ruangan sempit semacam yang saya tempati sekarang ini.
Ketika tiba giliran pertanyaan tentang sepedaku, saya memberikan bayangan terperinci lagi dan berkata. “Bapa, sepeda itu haruslah buatan Amerika Serikat.” Waktu itu ada sepeda buatan Jerman, sepeda Jepang, dan sepeda buatan Korea. Akan tetapi saya tahu bahwa bikinan U.S.A. adalah yang paling kuat. Namun ini pun harus memakan keyakinan lebih mantap, karena produksi Amerika sangat mahal harganya dan jarang terdapat di Korea pada waktu itu.
Ketika saya bangun keesokan pagi saya tidak merasa sarapan yang luar biasa. Hatiku tidak sama lagi dengan keadaan pada malam tadi Tuhan berbicara kepadaku. Menurut kenyataan saya masih sedang bergumul dengan rasa kecewa. Betapa mudah bagi kita percaya kepada Tuhan apabila keIradiranNya dapat kita rasakan. Akan tetapi bila kita kembali ke alam yang wajar, tingkat keyakinan kita merosot, sehingga sukar bagi kita untuk berpegang teguh kepada janji yang telah kita terima pada saat iman kita masih tinggi tarafnya. Inilah saat bagi kita untuk menyadari bahwa kita tidak berdiri atas perjanjian yang dibuat bagi kita di dalam doa, melainkan kita harus berdiri teguh di atas Firman Tuhan yang tercantum dalam Alkitab. Saya kemudian membuka Alkitabku dan mataku tertuju pada Roma 4 : 17,  “...Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada.”
“Pengakuanku sangat penting. Apabila Tuhan menciptakan segala perkara dari yang tidak ada menjadi ada, mengapa saya tidak dapat berbuat hal yang sama? Tetapi Tuhan menjadikan kita dengan firmanNya sempurna di dalam Kristus, sekalipun bila kita menilik diri kita sendiri atau menengok kepada satu sama lain nampak kita masih belum sempurna. Mengapa Tuhan dapat menjadikan dengan firmanNya kita sempurna kalau kita tidak merasa sempurna, nampak tidak sempurna atau bertindak dengan cara yang tidak sempurna? Oleh karena Tuhan melihat kita di dalam Kristus. Ia tidak memendang kita sebagaimana keadaan kita sesungguhnya, melainkan Ia menilai diri kita sesuai dengan keadaan kita yang seharusnya. Tuhan mempraktekkan suatu prinsip yang harus kita ikuti. Ia tidak melihat kepada keadaan sekarang, melainkan Ia melihat penyelesaiannya sejak dari awal dan berbicara seolah-olah semua yang sedang Ia kerjakan telah rampung.
Saya pelajari bahwa sekali saya telah berdoa dengan gambaran jelas terinci khusus dan menerima jaminan bahwa doa saya telah didengar, saya sudah harus membayangkan jawaban itu dan mulai berbicara seakan-akan jawaban sudah terjadi.
Selama berlangsung kebaktian, saya mengemukakan pengalaman saya dan mulai menceritakan kepada jemaat tentang kursi, meja dan sepedaku yang baru. Karena mengetahui betapa miskin kami ini, banyak anggota sidang jemaat terheran-heran bagaimana saya bisa memperoleh harta milik begitu mahal. Tiga di antara kaum muda minta apakah mereka boleh datang ke rumahku dan melihat ketiga benda yang Tuhan telah berikan kepadaku. Kemudian jantung saya terhenti berdetak.
“Aduhai! Apakah yang harus saya lakukan, Tuhan?” pikirku. “Apabila mereka datang berkunjung ke kamarku dan melihat dalam keadaan kosong seperti juga kemarin, mereka akan kehilangan kepercayaan mereka terhadap kata-kataku dan saya boleh bebenah barang-barang dan minggat dari kota itu. Tidak ada seorang pun lagi yang mau percaya padaku.”
Ketika pemuda-pemuda itu datang berkunjung, mereka perhatikan bahwa satu-satunya yang saya punyai hanyalah kasur kecil yang terkapar di lantai tempat saya tidur. Lalu mereka bertanya, “Bapak Pendeta, di mana meja tulis, kursi dan sepeda buatan Amerika?”
Namun saya menjawab dengan nada bernubuat kepada mereka dengan bertanya :
“Ketika kalian berada dalam rahim, apakah kalian sudah ada?” Pertanyaan ini saya lancarkan dengan keyakinan penuh.
“Ya,” jawab mereka.
“Dapatkah seseorang melihat kamu’?” saya teruskan. “Tidak kelihatan,” mereka menjawab.
“Kalau begitu kalian pun tidak kelihatan,” saya membuat pernyataan penuh keyakinan, sambil menyadari bahwa mereka sudah dapat menangkap apa yang saya maksudkan. Tadi malam ketika saya sedang berhubungan dengan Roh Kudus saya membayangkan kursi, meja tulis dan sepeda. Barang-barang itu belum nampak, tetapi sudah ada. Sama dengan kalian yang belum kelihatan, menunggu sampai kamu dilahirkan dulu. Kalian tahu, sekarang saya sedang Hamil mengandung ketiga barang tersebut. Saya sedang memanggil benda-benda itu yang Tuhan sudah ungkapkan kepadaku bahwa saya telah menerima (meskipun barang-barang belum kelihatan) seolah-olah barang-barang itu telah nampak dengan nyata,” saya memberikan pernyataan, tidak menyangka mereka akan memberikan reaksi.
Dengan pernyataan itu mereka mulai tertawa dan berkata. Bapak Pendeta, anda manusia laki-laki pertama dalam sejarah yang pernah menjadi hamil.” Bahkan lebih buruk lagi. Berita ini tersebar luas di dalam kota. Orang-orang datang ke gereja saya ingin melihat laki-laki pertama dalam sejarah yang menjadi hamil. Mereka datang dan menatap kepada perutku. Badan saya tinggi dan kurus, maka saya lebih lagi menjadi bahan tertawaan.
Bapak Pendeta, lihatlah betapa besar badan anda nampak kini. Bilamana anda akan melahirkan?” sekelompok anak-anak muda mengejek saya dari luar gedung gereja pada suatu hari Minggu sore. Saya tidak senang diejek atau mengejek akan tetapi saya tahu dalam hatiku saya telah menemukan suatu prinsip rohani yang penting, yang ditujukan untuk menjadi suatu berkat besar dalam pelayananku dalam bulan-bulan mendatang.
Setelah beberapa bulan berlalu saya menerima ketiga benda itu, tepat seperti yang saya mintakan. Kepadaku diberikan sebuah meja tulis dari bahan kayu mahoni asal Filipina, sebuah kursi Mitsubishi dengan roda-roda kecil pad bagian bawahnya, dan seorang misionaris Amerika mennghadiahkan kepadaku sebuah sepeda buatan Amerika, yang belum lama dipakai oleh anak laki-lakinya. Mulai dari saat itu sampai sekarang, saya tidak pernah berdoa dengan istilah-istilah yang kabur. Saya berdoa dengan ketetapan khusus dan mengharapkan Tuhan menjawab saya dengan cara yang sama. Dan Tuhan melakukan hal itu!

2. Kita harus tahu bagaimana membayangkan hasil akhir dan sasaran kita. Sama hal dengan seekor induk ayam membayangkan anak ayam keluar dari dalam telur, maka kita pun harus dengan jelas membayangkan hasil terakhir dari sasaran kita di dalam penglihatan maupun di dalam impian kita.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.” Apabila kita mengharapkan sesuatu benda tertentu maka kita hanya dapat membayangkan dengan jelas dalam penglihatan kita atau mengimpikan apa yang kita harapkun Apabila kita tidak membayangkan dengan jelas dalam diri kita dengan tepat apa yang kita harapkan, ia tidak akui mungkin menjadi suatu kenyataan bagi kita. Hal ini disebabkan kita sendiri tidak tahu apakah sebenarnya yang kita inginkan Tuhan harus perbuat untuk kita. Hal-hal yang kita sangat harapkan hanya dapat kita miliki kalau kita membayangkannya dengan jelas dalam hati dan pikiran kita. Apabila hsl itu telah  menjadi jelas dalam pikiran kita, hasrat yang dalam agar Tuhan memberikan permintaan kita kini menjadi jelas pula dalam hati maupun dalam prmintaan doa. Kita akan selalu bermimpi tentang hal itu siang maupun malam pada waktu kita berdoa maupun kita sedang melakukan pekerjaan kita. Tanpa membayangkan permintaan dengan jelas kita tidak dapat menempatkan hal itu ke dalam alam dunia “yang kita harapkan”.
Roma 4 : 17 berkata, “Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada.” Oleh karena janji Allah benar, maka semua hal yang “diharapkan akan terjadi” dapat merupakan satu kenyataan dalam rencanaNya bagi anak-anak Tuhan. Langkah berikut bagi anak-anakNya ialah melakukan inkubasi terhadap ha1-hal “yang diharapkan” di dalam penglihatan maupun impian. Bagaimana? Tempatkanlah dengan tegas apa  yang diharapkan di dalam hati anda, yang ditaruh deh Roh Kudus di sana dalam suatu taraf yang sempurna, seakan-akan Ia telah berlangsung dan jawaban telah berakhir bayangkan hal itu sebagai sesuatu yang telah “rampung”. Bersyukurlah kepada Tuhan atas kemenangan keseluruhan sebagai suatu yang “lengkap”. Apabila anda membayangkan hal ini dalam permintaan doa dan menerapkan ayat Roma 4 : 17, iman anda akan tumbuh dan percaya kepada Tuhan sepanjang jalan menuju kenyataan terakhir dari apa yang anda impikan atau bayangkan! Tuhan ialah Allah yang baik. Bukankah Dia telah berjanji dan bukankah Dia akan memberikan yang baik bagi kita? Percayalah kepada Tuhan. Beraikanlah diri anda untuk percaya!
Bagaimana kalau kita tidak membayangkan jawaban terhadap permintaan doa kita? Apabila kita tidak melakukan, mungkin kita tidak mengetahui kepenuhan rasa girang pada saat Tuhan menjawab doa kita, oleh karena kita tidak mengetahui apakah hal itu merupakan jawaban langsung atau tidak terhadap permintaan doa kita. Kita harus belajar bagaimana menggunakan bayangan dan impian kita. Kita boleh mulai belajar bagaimana menggunakan iman kita untuk membayangkan dan mengimpikan jawaban dalam bentuk yang lengkap, pada saat kita maju menyampaikan permintaan yoada Tuhan. Kita harus selalu berusaha membayangkan hasil terakhir dari apa yang kita doakan. Dengan cara ini, dengan bantuan kuasa Roh Kudus, kita dapat menjalankan inkubasi terhadap apa yang kita inginkan Tuhan perbuat bagi kita.
Kita lihat banyak pengalaman semacam ini dalam Alkitab Perjanjian Lama. Tuhan menggunakan proses visualisasi ini terhadap situasi untuk menolong Abraham. Abraham berusia sembilan puluh sembilan tahun, dan Sara isterinya berusia sembilan puluh tahun. Tuhan ingin menganugerahkan kepada mereka seorang anak laki-laki, akan tetapi oleh karena usia mereka sudah lanjut, mereka sangat meragukan hal itu bisa terjadi. Pada tengah malam Tuhan memanggil Abraham keluar dari dalam tenda dan meminta kepadanya untuk menghitung bintang-bintang di langit. Sementara ia menghitung bintang-bintang di langit, jumlahnya menjadi terlampau banyak bagi dia. Lalu Tuhan berkata, “Anak cucumu akan menjadi banyak jumlahnya seperti bintang-bintang di langit.” Dengan bayangan pikiran itu (membayangkan bintang-bintang sebagai wajah anak-cucunya), Abraham dapat melihat wajah anak-cucunya di kegelapan langit pada malam hari! Dengan membayangkan jalan pikiran seperti itu Abraham dapat nampak anak-cucunya dalam bayangan dan impian dan menuliki anak-anak itu sebagai hal yang nyata sekarang dalam hatinya sendiri. Dan melalui pembayangan dalam jalan pikiran itu ia dapat melakukan inkubasi terhadap anak-cucunya dan melemparkan jauh-jauh keragu-raguan dari dalam hatinya.
Kita menyaksikan hal yang sama terjadi dalam Alkitab Perjanjian Lama di banyak tempat. Begitu pula dalam Alkitab Perjanjian Baru. Akan tetapi yang terpenting dalam hal ini ialah bahwa kita harus mengetahui betapa penting peranan visualisasi.
Dalam pelayanan pribadiku pada tahun 1958, ketika saya keluar dari daerah gembel di Seoul untuk memulai sebuah gereja besar, bukanlah merupakan satu hal yang mudah. Saya memasang sebuah tenda tua bekas milik marinir Amerika dengan menggelarkan beberapa lembar tikar sekeliling lantai sebagai tempat duduk bagi sidang jemaat. Saya mulai memberitakan Injil. Sangat sedikit sekali orang datang untuk mendegar saya berkhotbah dan saya merasa sangat kecewa. Akan tetapi tatkala saya berdoa waktu itu tiba-tiba rohku terasa terangkat dan saya dapat melihat dalam bayangan penglihatan dan impian bahwa Tuhan akan berbuat sesuatu bagi sidang jemaat kami yang kecil. Saya membayangkan tiga ribu anggota. Saya dapat melihat dengan jelas wajah mereka dalam pikiranku. Saya dapat nampak sasaran tiga ribu orang dalam penglihatan dan impian saya. Saya dapat menbayangkan dengan jelas wajah mereka. Saya akhirnya betul-betul gandrung akan bayangan dan impian itu, sehingga saya hidup dan bertindak seolah-olah saya telah menerima sekian banyak orang bertobat untuk saya layani. Setiap minggu saya berkhotbah seperti itu dan bertindak seperti itu! Menjelang tahun 1964 gereja saya telah memiliki tiga ribu anggota!
Apabila anda memiliki bayangan dan impian semacam itu, maka bayangan dan impian itu akan menimbulkan hasrat yang kuat bagi anda untuk menyaksikannya menjadi kenyataan! Anda tahu, untuk mencapai pelayanan yang sukses anda memerlukan hasrat yang penuh kuasa semacam ini. Anda hanya dapat memiliki hasrat yang kuat semacam ini timbul di dalam diri anda melalui bayangan dan impian yang jelas. Tuhan juga memberikan reaksi terhadap impian anda. Mazmur 37 : 4 berkata, “Bergembiralah karena Tuhan; maka akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

3. Setelah anda membayangkan anda harus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh apa yang diminta. Iman adalah “segala sesuatu”. Untuk membuat iman menjadi kenyataan kita harus memiliki jaminan dalam hati kita. “Segala sesuatu” dalam bahasa Yunani ialah nupostasis atau “tindakan utama” Sebagaimana anda memiliki sesuatu benda sehingga anda pun dapat melakukan “tindakan utama” dengan benda itu, maka anda harus memiliki jaminan, keyakinan dalam hati anda yang dapat membuang segala keraguan terhadap tercapai sasaran dan bayangan yang anda sudah inkubasikan. Jadi, kalau anda punya sasaran yang gamblang dan menempatkan sasaran itu dalam  bayangan dan impian anda, berdoalah sampai iman anda bangkit menjadi “tindakan utania”. Kadang kadang makan waktu sedikit untuk mendatangkan jaminan keyakinan. Kadang-kadang makan waktu lama untuk berdoa dengan tekun. Apabila Tuhan naemberikan jaminan tiba-tiba dalam roh anda, anda akan menyadari bahwa anda memiliki hasrat dan persoalannya hanya tinggaal waktu saja sampai tiba saat anda menyaksikan kenyataan! Ini merupakan suatu hasil luar biasa!
Tuhan menghendaki kita bersifat gamblang dan terinci khusus dalam permintaan doa kita. Yesus inelewati kota Yerikho dalam perjalananNya ke Yerusalem, demikian kita baca dalam Injil Markus. Di tepi jalan ada seorang pengemis bernama Bartimeus, yang sama sekali buta. Dia berseru kepada Yesus : “Yesus, Anak Daud, kasihanilah saya!” Orang-orang lain menegur dia supaya diam, namun ia tetap berteriak lebih keras lagi. Yesus menyapa dia dari antara orang yang banyak dan bertanya, “Apakah yang kau kehendaki Aku perbuat bagimu?” Yesus melihat bahwa dia seorang buta. Namun Yesus ingin agar dia mengajukan permohonan secara gamblang terinci khusus. Ketika Bartimeus meminta kepada Tuhan agar memulihkan penglihatan matanya, Tuhan menyembuhkan dia.
Saya pernah menginjil ke sebuah negara asing. Pendeta setempat meminta kepadaku apakah saya setuju untuk berdoa bagi seorang wanita anggota gereja dia. Wanita itu cantik, berusia lebih dari tiga puluh talmn, tetapi tidak pernah menikah.
“Apakah yang anda inginkan saya harus doakan?” tanyaku kepadanya.
“Saya ingin beroleh seorang suami,” jawabnya dengan sedikit malu-malu.
“Suami yang bagaimana anda inginkan? Ada banyak sekali macam laki-laki,” jawabku kepadanya.
“‘Terserah, saya terima laki-laki yang mana saja yang Tuhan ingin berikan kepadaku,” ia menjawab.
Saya katakan kepadanya Tuhan tidak akan memberi jawaban terhadap permintaan yang serba kabur. Dia telah berdoa bertahun-tahun lamanya untuk mendapatkan seorang suami tetapi doanya tidak pernah terkabul, karena Tuhan ingin memberikan kepadanya seorang suami yang sesuai dengan kehendaknya, bukan sekadar seorang laki-laki.
Saya minta dia duduk. Saya berikan kepadanya sehelai kertas dan sebuah pena. Saya minta dia menulis angka 1 sampai 10. Dia lakukan hal itu.
“Saya ingin mengajukan kepada anda sepuluh pertanyaan tentang pria yang anda inginkan. Saya ingin anda menulis setiap jawaban di belakang tiap nomor,” saya melanjutkan. “Nomor satu : Apakah pria yang anda cita-citakan itu berkebangsaan Eropa, Asia, atau Afrika?” tanyaku.
“Berkebangsaan Eropa,” dia menjawab.
“Pertanyaan nomor dua : Berapakah tinggi calon suami anda?”
“Enam kaki.”
“Pertanyaan nomor tiga : Apakah pekerjaannya?” “Guru.”
“Pertanyaan nomor empat : Apakah kegemaran utamanya?”
“Bermain musik,” jawab wanita itu.
Kami meneruskan pertanyaan sampai dia menulis semua jawaban terhadap sepuluh pertanyaan yang menggambarkan ciri laki-laki yang Tuhan ingin berikan kepadanya untuk jadi suami. Saya katakan kepadanya agar ia bawa pulang kertas itu, gantungkan dekat cermin kaca dan pandanglah setiap hari. Itu pun dia kerjakan.
Setiap hari, apabila ia berdoa, dia berdoa secara khusus terinci tentang laki-laki yang satu ini. Dia membayangkan pria itu dalam pikiran sampai menjadi hasrat yang kuat dalam imannya. Dia yakin bahwa Tuhan akan memberikan pria itu kepadanya. Satu tahun kemudian ketika saya lewat di kota yang sama saya menelpon pendetanya.
“Dr. Cho, silakan anda mampir makan siang di rumah saya hari ini,” pendeta itu mengundang. Ketika saya tiba di sana yang pertama sekali pendeta ceritakan ialah, “Wanita itu telah menikah! Dia telah menikah!” “Siapa yang telah menikah?” tanyaku.
“Perawan tua yang anda doakan itu,” jawab pendeta melanjutkan. Selebihnya pendeta itu bertutur tentang kisah sebagai berikut :
Seorang guru berkebangsaan Amerika mengajar pada sebuah sekolah menengah atas. Ia datang berkunjung ke gereja dan menyanyi dalam kebaktian selama berlangsung serentetan kebaktian istimewa. Laki-laki itu bertubuh tinggi, semampai dan tampan. Semua gadis-gadis nampak sangat tertarik kepadanya. Tetapi laki-laki itu kelihatan sedikit pun tidak menaruh perhatian. Namun, ketika wanita perawan tua yang telah saya doakan datang, laki-laki itu segera menaruh minat terhadap dirinya. Mereka berdua pergi keluar makan-makan bersama di restoran dan menjelang akhir minggu laki-laki itu sudah mengajukan lamaran. Tidak ada seorang pun yang berbicara tentang sepuluh jawaban yang tercantum dalam daftar tergantung pada dinding dekat cermin. Tetapi ketika wanita itu melihat laki-laki idaman dan mempelajari sifatnya, dia mengetahui bahwa inilah jawaban Tuhan terhadap permintaan doanya.
Yang sangat menarik ialah bahwa saya menerima surat dari seorang gadis Jepang yang belum menikah. Dia memberi kisah ini dan mulai menjalankan doa khusus terinci untuk calon suami. Dia menempatkan sepuluh ciri yang dia idamkan dalam sebuah daftar pada dinding kamarnya dan dalam beberapa bulan saja dia telah jatuh cinta dan menikah. Dia menulis kepadaku bahwa Tuhan telah memberi jawaban terhadap doanya ketika dia mengajukan permintaan yang khusus terinci, dan membayangkan dalam pikiran jawaban yang dia perlukan.
Ini bukan merupakan jaminan bagi semua wanita yang belum kawin di seluruh dunia. Namun kisah-kisah tentang orang-orang yang saya sebutkan di atas memberikan arti penting terhadap hasil doa dari Tuhan dengan sasaran yang gamblang, lalu membayangkan jawaban dari Tuhan, sekali pun sebelum hasil datang.

4. Untuk mendapatkan inkubasi yang berhasil, anda harus melepaskan kuasa iman anda melalui pengakuan mulut anda. Dalam kitab Kejadian dinyatakan, ketika Roh Allah melayang-layang di atas bumi yang dalam keadaan kacau balau, lalu firman Tuhan pun dilepaskan. Tepat seperti peristiwa ini. Apabila anda telah memiliki substansi, apabila iman anda menjadi siap untuk melakukan tindakan utama, maka anda harus melepaskan tindakan utama melalui mulut anda. Anda harus mengeluarkan pengakuan bahwa apa yang anda inginkan ialah sama dengan apa yang iman anda telah yakini! Dengan pengakuan anda dapat mencapai banyak hal agar terjadi. Mengenai keselamatan, Alkitab dengan jelas menyatakan, dalam Roma 10 : 9 – 10 ,”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Juga di dalam Markus 11 : 23 – 24 dikatakan, “Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini : Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Hanya melalui pengakuan mulut kuasa iman dapat dilepaskan untuk memungkinkan sejumlah hal bisa terjadi. Seperti kita lihat, anda harus mempunyai masa inkubasi tertentu dengan Roh Kudus. Tanpa menjalankan inkubasi tidak mumgkin mengharapkan hal-hal besar bisa terlaksana di dalam hidup kita. Banyak orang mengabaikan bagian tehnis permintaan doa ini dalam kehidupan mereka, dan banyak pula yang lain tidak mengetahui sama sekali. “...apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11 : 24).
Tuhan telah mengajarkan kepadaku kebenaran yang berharga ini dalam pengalaman hidupku sendiri. Sekarang ini, tanpa menjalani masa inkubasi, saya tidak berani berbicara atau berkata-kata tentang apa yang saya inginkan terjadi dalam hidupku, oleh karena kini saya sadari bahwa hal-hal besar tidak bisa terjadi dalam hidupku tanpa saya menjalani masa inkubasi.
Sejak tahun 1980 saya berinkubasi untuk memperoleh setengah juta anggota di gereja kami. Dengan bantuan Roh Kudus dan permohonan doa saya telah menetapkan satu sasaran mencapai setengah juta anggota jemaat menjelang tahun 1984. Sasaran itu merupakan “telur” bagiku, sedangkan dalam bayangan dan impianku saya mulai melakukan inkubasi terhadap sasaran. Saya tempatkan sasaran itu dalam bayangan pikiranku dan mulai bermimpi dan membayangkan bahwa banyak anggota telah kami miliki di dalam gereja kami. Saya telah menginkubasi sasaran itu siang dan malam. Saya telah menjalankan inkubasi siang dan malam agar jumlah itu tercapai demi kemuliaan nama Tuhan. Tentu saja saya berdoa dengan penuh semangat, dan kini saya miliki jaminan keyakinan. Imanku telah menjadi substansial, dan itulah sebabnya mengapa saya berani menyatakan bahwa kami telah memiliki setengah juta anggota, seperti yang “akan kami lihat” nanti menjelang tahun 1984. Di dalam hatiku, dalam alam dunia bayangan dan impianku saya telah memiliki anggota setengah juta jiwa. Sementara waktu berjalan terus, sasaran yang sedang diinkubasi akan dapat ditetaskan dengan sukses.
 
Sumber : Demensi ke-4 oleh Rev. DR.David Yonggi Cho

 

  Back                                                                                                        Next
 
1
Hosted by www.Geocities.ws