Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Rahasia LAHIR BARU ( 4 ) hidup dengan iman
Saudara2 yang terkasih ,
Setelah kita mengalami LAHIR BARU, kita  mengalami hidup dengan iman ( II Kor 5:7 )
Belajar dari Petrus
" Tuhan Yesus Kristus akan datang mengulurkan tanganNya kepada Anda. Murid-murid Yesus sangat ketakutan ketika mereka melihat angin taufan dan gelombang. Mereka juga menjadi sangat ketakutan tatkala mereka melihat Yesus berjalan di atas air. Para pelaut pada zaman itu mempunyai kepercayaan, bahwa apabila orang melihat hantu di laut, maka orang itu akan mengalami nasib buruk akan tenggelam atau binasa. Para murid-murid Tuhan memang sungguh-sungguh takut tatkala mereka melihat Yesus.
 
Sekarang ini kaum yang berpaham liberal dan neo-teologi tidak percaya akan mujizat-mujizat Tuhan Yesus Kristus
 
Mereka tidak menyampaikan firman Tuhan bahwa Yesus itu itu Allah yang memperagakan mujizat.  Mereka menolak buah pikiran semacam itu sebagai macam shamanisme kekeristenan atau tahayul. Mereka tak bedanya dengan murid-murid Yesus yang menganggap Yesus itu hantu, ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air.
 
Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan umat manusia modern dan teknologi umat manusia telah menjangkau taraf kemajuan yang pesat luar biasa, Tuhan masih menyelenggarakan mujizat yang melebihi akal budi manusia. Apabila kita melihat kepada peri kelahiran dan kehidupan Yesus, misalnya, maka kita akan menyaksikan kehidupan yang penuh mujizat, yang teknologi paling modern serta ilmu pengetahuan paling mutakhir manapun tidak pernah dapat menirunya.
Tuhan Yesus Kristus membangkitkan orang mati dan bahkan dapat menciptakan sesuatu dari keadaan tidak ada sama sekali. Ia bukanlah Allah untuk masa lampau. Yesus Kristus sama saja kemarin, hari ini, dan selama-lamanya. Ia hidup sekarang ini. Ia mendengarkan seruan doa kita dan memecahkan masalah kita. Ia menyelenggarakan mujizat bagi ita.
 
Apabila seseorang tidak percaya akan mujizat-mujizat yang diselenggarakan oleh Tuhan Yesus Kristus maka mereka pada hakikatnya menyangkal adanya Allah
 
Pertolongan Ilahi tidak akan mungkin dapat diperoleh bagi seseorang semacam ini. Orang semacam ini akan langsung tenggelam dan mati terbenam apabila berhadapan dengan masalah-masalah dalam hidupnya.
Sekarang ini kita melihat banyak mujizat terjadi di kalangan gereja-gereja yang "hidup". Kita melihat jiwa-jiwa yang tersesat dapat diselamatkan, orang-orang sakit disembuhkan dan roh-roh setan diusir keluar. Apabila Anda melihat tanda-tanda semacam ini, janganlah anda pandang hal ini sebagai hantu-hantu. Terimalah kejadian-kejadian seperti itu sebagaimana kenyataan yang sebenarnya, dan terimalah mujizat sebagaimana mujizat yang sesungguhnya.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tenanglah. Aku ini, jangan takut!" Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa Ia adalah Allah yang memiliki cinta kasih. Yesus masih berkata kepada kita sekarang ini,
 
"Aku mengasihi kamu! Aku ingin kamu berada dalam keadaan
makmur sejahtera dalam segala hal dan tubuhmu sehat walafiat seperti halnya juga jiwamu berada dalam keadaan baik-baik saja. Aku ini! Janganlah takut. Milikilah keberanian diri. Jangan pandang kepad"a angnin taufan dan gelombang dan keadaan alam keliling yang gelap gulita."
 
Tidak menjadi soal sama sekali apakah keadaan gelap gulita atau tidak, apabila Anda berada bersama dengan Yesus. Anda tidak perlu menjadi takut atau bimbang. Meskipun hari depan Anda nampak gelap dan tidak menyenangkan, apabila Yesus beserta dengan Anda, maka hari depan Anda terjamin dan utuh.
Tuhan Yesus berkata,
 
"Adakah seorang di antara kamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmua, apa lagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya." (Matius 7 : 9 - 11).
 
Lakukan dengan berani, kalau dapat " Rhema"dari Tuhan
 
Tuhan Yesus mengatakan kepada mereka yang berkeluh kesah di tengah angin taufan dan gelombang penderitaan mental,
 
- Milikilah keberanian!
- Aku beserta dengan kamu!
- Jangan takut!
 
Saya ingin agar Anda menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan yang memecahkan masalah-masalah hidup kita, menyelenggarakan mujizat-mujizat dan menaruh cinta kasih kepada kita secara perorangan.
 
"Tenanglah. Aku ini, jangan takut!" Petrus menjawab, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air."
 
Dari kedua belas orang murid Yesus hanya Petrus yang memberikan reaksi terhadap Yesus. Petrus memandang Yesus sebagai pelaksana mujizat di padang pasir Betsaida, yang telah memberi makan ribuan orang dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan. Ia melihat kepada Yesus yang sedang berjalan di atas permukaan air. Petrus yakin penuh bahwa Yesus adalah Tuhan yang memperagakan mujizat, memecahkan masalah-masalah dan mengasihi umat manusia. Imannya bersifat positif dan produktif. Itulah sebabnya ia dapat berkata kepada Tuhan, "Apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air."
Orang-orang beriman yang mempunyai keyakinan bahwa Tuhan Yesus menyelenggarakan mujizat, memecahkan masalah-masalah dan mengasihi kita manusia, dapat datang tanpa takut-takut ke hadapan hadirat Allah dan menaruh kepercayaan penuh kepadaNya di dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi. Meskipun mereka tidak melihat bukti lahiriah dengan mata kepala mereka sendiri, meskipun mereka tidak mendengar suara melalui telinga jasmani mereka, dan meskipun mereka tidak dapat meraba sesuatu yang dapat disentuh dengan tangan lahiriah mereka, mereka yakin sepenuhnya bahwa mereka sedang berhubungan dengan Allah yang hidup dan penuh dengan kuasa.
Petrus percaya kepada Tuhan Yesus dan meminta kepadaNya ucapan kata-kata yang mengandung kuasa yang di atasnya ia dapat melaksanakan imannya. Ia berkata,
 
 "Tuhan, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air."
Kita tidak boleh menjalankan iman secara membabi buta. Alkitab berkata,
"Iman datang dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah." (Roma 10:17).
 
Ketika Petrus meminta beroleh kesempatan untuk menjalankan imannya, Tuhan Yesus berkata, "Datanglah!" Petrus tidak mempedulikan keadaan di sekitarnya dan hanya mengandalkan diri kepada perkataan Yesus.
Ada terdapat dua belas orang murid di dalam perahu. Akan tetapi Tuhan Yesus hanya menyuruh Petrus yang datang. Sama saja halnya dengan zaman sekarang ini.
 
Tuhan hanya menjawab kepada mereka yang berseru kepadaNya
 
Ia memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang meminta keselamatan kepadaNya. Ia memberikan kesembuhan kepada mereka yang mencari kesembuhan. Ia memberikan berkat lahiriah kepada mereka yang meminta kepadaNya.
 
Ia tak pernah memberikan sesuatu kepada orang-orang yang tidak pernah meminta apa pun kepadaNya.
 
Apabila kita berani di dalam menyampaikan permohonan kita, Tuhan pun akan menjawab dengan sungguh-sungguh seruan kita dan berkata,
"Datanglah!"
 
Tuhan Yesus  memberikan kepada kita kata-kataNya melalui doa kita.
 
Kita harus meminta kepada Tuhan untuk memberikan kata-kataNya kepada kita. Tuhan akan menjawab doa kita dan memberikan kata-kata tertentu secara khusus, yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan pribadi kita secara perorangan.
Firman Allah tidak pernah berobah. Langit berobah dan bumi boleh mengalami perobahan akan tetapi Firman Allah tidak pernah berobah. Kita tidak boleh melihat kepada keadaan, akan tetapi harus berdiri teguh di atas landasan Firman Allah yang telah diberikan kepada kita.
Akan tetapi kita dapat menarik pelajaran tertentu dari kegagalan yang dialami Petrus. Cara kita memahami apa yang terjadi terhadap Petrus dapat merobah seluruh kehidupan kita. Tatkala Yesus berkata kepada Petrus, "Datanglah!", maka Petrus tidak mempedulikan angin taufan dan gelombang. Ia hanya memandang kepada Yesus. Ia berpegang teguh kepada kata-kata Yesus. Lalu perlahan-lahan ia turun dari perahu dan mulai melangkah di atas air. Satu hal luar biasa terjadi terhadap Petrus. Kakinya tidak tenggelam ke dalam air. Ia berjalan di atas air seakan-akan ia berjalan di atas tanah saja layaknya. Selama ia terus memandang kepada Yesus dan menaruh percaya kepada kata-katanya ia tidak mengenal rasa takut. Sebagai hasilnya ia dapat berjalan di atas air.
Akan tetapi Matius menceritakan kepada kita, bahwa Petrus lalu melihat dan merasakan tiupan angin, sehingga ia menjadi takut. Pada saat itulah Petrus mulai merasa dirinya akan tenggelam. Ia telah memalingkan matanya dari Yesus dan mengalihkan pandangannya kepada angin taufan dan gelombang. Hal ini menyebabkan jalan pikiran yang negatif menjalar masuk ke dalam hatinya.
 
Pikirannya mulai dipenuhi oleh rasa bimbang dan takut, lalu kakinya mulai terasa tenggelam ke dalam air.
Sama saja halnya dengan keadaan sekarang. Apabila kita tidak memandang lurus ke arah yang benar dan tepat, atau tidak berpikir menurut jalan yang benar, maka kita akan jatuh ke dalam perasaan putus asa dan patah semangat. Kita kehilangan keberanian kita di dalam anugerah Allah, apabila kita memalingkan muka kita kepada arah yang salah dan berpikir keliru.
 
Ketika Tuhan menyuruh Nuh membangun bahtera Ia mengatakan kepadanya hanya boleh membuat jendela pada bagian loteng dari perahu raksasa itu. Hal ini adalah demi kepentingan keluarga Nuh sendiri. Sebab dengan cara demikian keluarga Nuh tidak akan dapat menengok kepada keadaan sekitarnya yang berlangsung di sekeliling mereka. Nuh dan keluarganya hidup di dalam bahtera untuk waktu lebih dari satu tahun, akan tetapi mereka tidak pernah melihat apa yang terjadi sekeliling perahu raksasa itu. Mereka hanya dapat melihat ke atas melalui jendela pada loteng perahu. Mereka boleh mengingat akan kata-kata Tuhan yang mengandung janji kepada mereka dan mereka juga boleh memusatkan pikiran hanya kepadaNya saja.
 
Satu tahun kemudian bahtera itu terdampar di atas puncak Gunung Ararat dan mereka meninggalkan bahtera itu dengan selamat. Jika sekiranya Nuh dan keluarganya sempat melihat bagaimana bumi sedang mengalami kemusnahan oleh air bah, mereka mungkin demikian terpengaruhnya sehingga mengalami goncangan jiwa yang dahsyat dan pastilah mereka tidak akan pernah dapat keluar dengan selamat meninggalkan bahtera.
 
Jalan pikiran yang negatif dan keragu-raguan dapat mendatangkan rasa takut dan kebingungan.
 
Kita tidak dapat memusatkan pikiran kepada Tuhan atau berdiri teguh di atas FirmanNya apabila pikiran kita dipenuhi oleh jalan pikiran yang negatif. Apabila kita hanya memandang kepada Tuhan dan berdiri teguh di atas FirmanNya, maka kita dapat memiliki satu kehidupan Kristen yang penuh kemenangan.
 
Agar supaya kita dapat menikmati anugerah Allah, kita harus menutup semua pintu panca indera kita. Apabila ujian dan kesulitan datang, rasa takut dan bimbang akan memenuhi hati kita, jika kita mengandalkan diri pada panca indera kita. Kita harus memusatkan pikiran kita kepada Tuhan dan janji-janji Allah, dan bukannya terhadap tanggapan panca indera kita atau keadaan sekeliling kita. Saya berdoa semoga Anda sekalian mampu hidup dengan sukses dan penuh kemenangan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip ini di dalam kehidupan Anda.
 
Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya satu pelajaran yang berharga melalui jalan di Laut Galilea. Ia mengajarkan kepada mereka, apa yang patut mereka lihat, dengarkan dan pikirkan. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus senantiasa berpikir tentang Dia sebagai Tuhan yang dapat menyelenggarakan mujizat, memecahkan masalah-masalah dan mencurahkan cinta kasihNya ke atas kita. Ini merupakan pelajaran yang mengajarkan kepada mereka untuk berpikir positif dan kreatif.
 
Tidak peduli betapa sukarpun keadaan yang Anda hadapi, pusatkanlah perhatian Anda kepada Allah Bapa Yang Maha baik dan penuh anugerah, yang akan memelihara Anda. Ingatlah akan janji-janjiNya. Janganlah membiarkan kebimbangan dan rasa takut datang menyusup ke dalam hati Anda.
 
Tuhan ialah yang Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir. Ia bahkan dapat menyebabkan orang mati bangkit kembali, dan dapat menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada !
Dunia kita penuh dengan perobahan-perobahan dan kehampaan. Manusia penuh dengan penipuan dan kebohongan. Akan tetapi Tuhan tetap sama saja dari dahulu sampai selamanya. FirmanNya mengandung kebenaran penuh. Apabila kita berdiri teguh di atas Batu Karang Zaman, iman kita akan menjadi kuat dan kita akan melihat, mendengarkan dan berpikir menurut jalan yang benar. Angin taufan dan gelombang dunia ini tidak akan dapat menyebabkan kita jatuh.
 
Kita akan memiliki iman dan kemenangan di dalam perjalanan hidup kita sebagai orang Kristen.
 
Petrus melihat kepada Yesus dan menaruh percaya sepenuhnya kepada kata-kataNya dan ia dapat berjalan di atas air. Akan tetapi ketika ia memperkenankan jalan pikiran yang negatif menyusup masuk ke dalam pikirannya, rasa takut dan kebimbangan pun menyebabkan dia masuk air dan mulai tenggelam.
 
Sukses dan kegagalan dalam hidup kita tergantung pada sikap hati kita.
 
Alkitab berkata,
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4 : 23).
 
Pada saat ini juga Yesus sedang menunggu Anda untuk memiliki iman yang kokoh. Mengapa Anda tidak memusatkan pikiran Anda kepadaNya yang dapat memecahkan masalah-masalah Anda? Ingatlah akan kata-kataNya yang mengandung janji-janjiNya. Berjalanlah maju dengan penuh keberanian ke arah singgasana Allah sambil menadahkan harap akan berkatNya yang kaya raya serta kemenangan gilang-gemilang yang akan mengalir ke dalam kehidupan Anda!…....demikian kotbah DR.David Yonggi Cho.
 
 
Bambang Wiyono
HP 0812 327 3886
 
1
Hosted by www.Geocities.ws