4 Jiwa juga merangkum apa yang disebut intelek ,
kecerdasan, dan selera.
5iwa merupakan pribadi manusia itu sendiri;
"Allah bertindak
sejalan dengan kesadaran kita, jika pikirana kita,jiwa kita dipenuhi oleh
kemiskinan dan keputusasaan, Allah tidak akan memberkati kita dengan
berkat materi , bila jiwa sehat, kita makmur " demikian
tulis DR.David Yonggi Cho dalam buku " Salvation. Health &
Prosperity "
Apakah hati itu?
"…Alkitab biara tentang hati manusia,
maka yang dimaksudkan ialah kawasan jiwa yang merangkum imajinasi.
Yesus berkata, "Janganlah gelisah hatimu!" (Yohanes 14:1).
Ada terdapat tujuh kawasan yang diungkapkan oleh Yesus yang merupakan
masalah dalam hati.
1. Hati dapat menjadi keras terhadap kenyataan
rohaniah. (Markus 6:52)
2. Hati dapat menjadi buta, tidak mampu untuk
melihat apa yang nampak jelas bagi manusia yang rohani. (Yohanes 12:40)
3. Hati adalah pangkal bermulanya dosa. (Matius
15:19)
4. Kata-kata yang diucapkan mula-mula terkandung
dalam hati. (Matius 12:34)
5. Iblis melancarkan kekuatan penggodaan di
dalam hati manusia. (Yohanes 13:2)
6. Keragu-raguan mulai dari dalam hati. (Markus
11:23)
7. Rasa sedih dan kemelut bekerja di dalam hati
manusia. (Yohanes 14:1, 16:6)
Oleh sebab itu ajaran Rasul Paulus kepada
orang-orang Kristen di Korintus agar menjaga hati mereka telah didasarkan
atas penekanan jelas yang diberikan Kristus kepada peranan penting bagian
jiwa.
Saya mempersamakan hati manusia seperti kain
kanvas lukisan. Apa yang dimimpikan dan dibayangkan ialah lukisan.
" Apabila orang Kristen mengambil kuas
iman dan mulai membuat lukisan pada kain kanvas hatinya, maka lukisan yang
diwahyukan Tuhan kepadanya akan menjadi kenyataan " demikian
tulis DR. David Yongti Cho
Apakah hati nurani itu?
Apa yang kita sebut sebagai alam bawah sadar
sebenarnya adalah jiwa bawah sadar. Jiwa bawah sadar merupakan tenaga
motivasi yang mendorong manusia bertindak atau bertingkah laku tanpa
penanggapan yang sadar.
Hati manusia bertentangan dengan isi Alkitab.
"Betapa liciknya hati, lebih licik daripada
segala sesuatu. Hatinya sudah membatu; siapakah yang dapat mengetahuinya ?
Aku Tuhan, yang menyelidiki hati, untuk menguji batin, untuk memberi
balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal
dengan hasil perbuatannya." (Yeremia 17:9-10)
Tuhan mengungkapkan kepada manusia dalam Yeremia
pasal 3 sejumlah hal tentang hati manusia :
(1) Hati manusia pada dasarnya tidak mengandung
kebaikan, melainkan mengandung kejahatan; hal ini disebabkan oleh karena
dosa.
(2) Manusia pada hakekatnya tidak mampu memahami
hatinya sendiri. Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui hati manusia dan mampu
mengungkapkan kepada manusia.
(3) Tindak tanduk seorang manusia mengungkapkan
isi hatinya.
Manusia LAHIR BARU dimampukan memperoleh
pengelihatan dan mimpi
Roh Kudus turun pada hari Pentekosta bukan saja
memberikan kemampuan kepada manusia untuk bernubuat (mengucapkan kata-kata
yang berasal dari Tuhan), melainkan juga untuk memberikan kemampuan untuk
memperoleh penglihatan dan mimpi.
Ini tidak perlu berarti bahwa kita harus terus
menerus berada dalam keadaan kesurupan. Akan tetapi ini berarti bahwa kita
harus ikut ambil bagian dalam menggenapi kehendak Allah dalam hidup kita
dengan cara mula-mula melihat dini maksud Allah lalu memenuhi imajinasi
kita
Kita harus membentengi jiwa kita dari segala
jalan pikiran yang negatif dan jahat.
Hal ini menjaga kain kanvas kita tetap bersih
bagi hasil karya seni Roh Kudus untuk dilukis pada daya bayangan imajinasi
kita. Kreativitas, penanggapan, intelegensia dan motivasi rohaniah akan
merupakan akibat sampingan dari imajinasi yang telah digiatkan oleh Roh
Kudus.
"Sebab seperti orang yang telah membuat
perhitungan dalam hatinya sendiri, demikianlah ia." (Amsal 23:7).
Iblis berkeliaran untuk menghancurkan jiwa
manusia agar manusia tidak sanggup merampungkan tujuannya dalam dunia.
Film-film cabul dan majalah-majalah porno
menyebabkan jiwa manusia memperlakukan seks sebagai kegiatan hewani,
dengan demikian menghancurkan martabat dan kemampuan imajinasi manusia.
Mengapa ? Karena kita akan menjadi sama dengan apa yang kita pikirkan.
Inilah sebabnya mengapa Tuhan begitu kuatir
terhadap apa yang kita pikirkan.
"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua
yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8)