TRANSFORMASI ( 4 )
Untuk
berjalan dalam jalan yang sempit , jalan dunia spiritual, adalah
tidak semudah yang kita bayangkan, “Queen of Heaven “ tidak suka
banyak umatNya masuk ditempat perhentianNya ini, dia berusaha agar umat
pilihaNya jatuh lagi dalam dosa, lalu ikut dia, berikut saya pilih 2
artikel dari 2 hambaNya:
(
1 ) Rev. DR. David Yonggi :
Kesombongan
dan keangkuhan menyebabkan kita meninggikan diri kita sendiri. Hal2
yang harus diperhatikan oleh hamba-hamba Tuhan adalah :
Jangan
meninggikan diri
!
Kesombongan
dan keangkuhan menyebabkan kita meninggikan diri kita sendiri.
Ada beberapa hamba Tuhan yang selalu membicarakan berbagai hal yang
telah mereka capai. Mereka membicarakan bagaimana suksesnya mereka
di dalam pelayanan mereka dan mereka juga membicarakan pekerjaan besar
apa saja yang telah mereka kerjakan. Tentu saja semua orang mempunyai
keinginan agar orang lain mengetahui pekerjaan baik yang telah kita
lakuKesombongan dan keangkuhan menyebabkan kita meninggikan diri kita
sendiri.
Ketika
seorang hamba Tuhan menyombongkan semua hal yang telah dicapainya, maka
orang-orang menjadi tidak terkesan lagi. Malahan orang-orang
akan merendahkan hamba Tuhan yang seperti itu. Tuhanlah yang
berhak meninggikan atau merendahkan kita (I Samuel 2:7). Oleh
karena itu, hamba-hamba Tuhan tidak boleh mementingkan dirinya sendiri
atau berusaha menempatkan diri mereka sendiri di atas orang lain.
Sombong
adalah sifat iblis !
Ketika
kita membaca Alkitab, kita dapat melihat bahwa orang-orang yang merasa
bangga membuat diri mereka dihukum Tuhan. Yang pertama
adalah Lucifer. Lucifer sebagai malaikat yang tertinggi berusaha
meninggikan dirinya sendiri ke tingkatan dimana hanya Tuhan yang layak.
Ia juga menempatkan dirinya di tahta Allah. Ia berusaha menyamakan
dirinya dengan Allah. Tetapi, hal ini menyebabkan ia dihukum
Allah. Ia dibuang dari sorga dan kita mengenalnya sebagai Iblis (Yesaya
14:12-15).
Bahkan
setelah jatuh, Iblis masih saja memberontak dan menentang Tuhan.
Ia membujuk Adam dan Hawa melalui keinginan mereka untuk mencapai
kebesaran, sehingga membuat mereka menjadi bangga atas diri mereka
sendiri. “Matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi sama seperti
Allah” (Kejadian 3:5). Adam dan Hawa jatuh karena ditipu Iblis
dan mereka memakan buah dari pohon pengetahuan akan yang baik dan yang
jahat yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Sebagai akibat ketidaktaatan
mereka terhadap Tuhan, maka Adam dan Hawa dibuang dari Taman Eden /
Firdaus.
Keturunan
Nuh tidak terkecuali!
Mereka
berkata satu sama lain, “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita
cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” (Kejadian
11:4).
Mereka
ingin menjadi seperti Tuhan. Namun menara Babel tidak pernah bisa
mencapai langit dan mereka tersebar-sebar ke seluruh bumi.
Contoh2
dalam Alkitab :
Haman
merupakan contoh lain dari seorang yang angkuh. Ia
berusaha meninggikan dirinya melebihi orang lain. Tetapi, sebagai
akibatnya ia malah direndahkan. Mordekhai yang sudah ia rencanakan
untuk dibunuh malah dinaikkan ke atas kuda dan memegang tali kekang,
sementara Haman mengaraknya ke seluruh kota sambil berseru, “Beginilah
dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya.” Akhirnya
Haman digantung tiang gantungan yang sebenarnya ia rencanakan untuk
menggantung Mordekhai. (Ester 7:9-10)
Semua
hal tersebut terjadi karena mereka berusaha meninggikan diri mereka
sendiri, bukannya meninggikan Tuhan Sang Pencipta. Alkitab mengatakan
pada kita,
“Kecongkakan
mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal
16:18)
Semua
hamba Tuhan harus menanyai diri mereka sendiri dengan pertanyaan ini,
“Benarkah saya sudah bekerja untuk kemuliaan Tuhan dan namaNya, atau
apakah saya terjebak di dalam kesombongan saya sendiri?”
Pada
suatu saat, saya tinggal di sebuah hotel bersama beberapa pendeta dari
United States (AS) dan seorang pendeta dari Thailand. Saya melihat
bahwa pendeta-pendeta dari Amerika kadang-kadang tidak mempedulikan
pendeta yang dari Thailand tersebut. Tetapi ketika tiba waktunya
untuk menyampaikan khotbah, situasinya benar-benar berubah.
Ketika pendeta-pendeta yang dari Amerika menyampaikan khotbah, banyak
jemaat yang menggosok-gosok matanya dan mereka mulai mengantuk.
Saya harus menterjemahkan khotbah tersebut ke dalam bahasa Korea, dan
hal itu bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Tetapi, ketika pendeta
yang dari Thailand itu mulai menyampaikan khotbahnya, semua orang
mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan lebih nmudah bagi saya untuk
menterjemahkannya. Mengapa ada perbedaan semacam itu? Apakah
pendeta yang dari Thailand itu lebih kompeten daripada pendeta-pendeta
yang dari Amerika? Tidak. Alasannya adalah ketika pendeta-pendeta dari
Amerika sibuk sendiri dengan urusannya, pendeta yang dari Thailand itu
berlutut dan ia merendahkan diri di hadapan Tuhan serta berdoa meminta
pertolongan dari Roh Kudus.
Untuk
menyampaikan pesan Tuhan diperlukan kerjasama dengan Roh Kudus.
Menyampaikan
khotbah mengenai pesan Tuhan bukanlah seperti memberikan kuliah tentang
pengetahuan akan dunia ini. Hanya dengan begitu kita dapat mengalami
pekerjaan besar Tuhan terjadi. Oleh karena itu, hamba-hamba
Tuhan yang meninggikan dirinya melebihi orang-orang adalah orang yang
benar-benar bodoh. Yesus Kristus adalah satu-satunya orang dimana kita
dapat bermegah diri di dalamNya.
Seseorang
yang sungguh-sungguh menunjukkan contoh yang hebat adalah Yohanes
Pembabtis. Ketika Yohanes mulai memberitakan
Injil, sejumlah besar orang berkumpul di sekitarnya. Tetapi ketika
Yesus memulai pelayananNya, orang-orang mulai mengelilingi Yesus.
Ketika salah seorang pengikut Yohanes melaporkan hal ini kepada Yohanes,
ia berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yohanes
3:30)
Yohanes
merendahkan dirinya sendiri dengan rendah hati. Ia telah
mempersiapkan dirinya sebelum Yesus memasuki pelayananNya. Namun,
tanpa menyebutkan pekerjaan besar yang telah ia lakukan, ia melangkah
mundur. Setelah ia memenuhi tugasnya, Yohanes menyerahkan semuanya
kepada Yesus. Dengan cara yang sama, tidak peduli seberapa besar
kesuksesan yang telah kita capai, kita tidak boleh membiarkan kesuksesan
itu merasuki pikiran kita, tetapi berikanlah kemuliaan itu kepada Tuhan
kita Yesus Kristus.
Kita
harus bersikap seperti Rasul Paulus!
Rasul
Paulus mengakui, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain
dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah
disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” (Galatia 6:14). Kita
harus bersikap seperti itu. Kita harus selalu berlutut di hadapan
Kristus dan dengan rendah hati menyatakan, “Aku adalah hambaMu yang
tidak berharga.”
( 2 )
Rev. Joe Daugherty :
Apakah
hal utama yang menghalangi jalan kita untuk diberkati? Ada banyak
kemungkinan: kurangnya pengetahuan, ketakutan, ke-tidakpercaya-an dan
dosa. Setiap hal tersebut merupakan penghalang turunnya berkat Tuhan,
tetapi ada satu hal lagi yang menjadi akar masalah yaitu
KESOMBONGAN.
Kesombongan
adalah suatu pendapat pribadi yang berlebihan.
Kesombongan
membuat kita meninggikan diri melebihi Tuhan dan orang lain.
Kesombongan
membuat kita mengandalkan cara kita sendiri, pikiran kita sendiri, dan
kemampuan kita sendiri, bukannya mengandalkan cara Tuhan, pikiran Tuhan,
dan kemampuan Tuhan.
Lucifer jatuh karena kesombongannya. Yehezkiel 28:14 mengatakan,
"He was the anointed cherub who covers." (artinya: ia adalah
pemimpin kerub yang diurapi). Luciferlah yang memimpin penyembahan
karena ia memang diciptakan untuk itu. Ayat 17 mengatakan, "Engkau
sombong karena kecantikanmu." Kesombongan akan penampilannya
membuat Lucifer jatuh ke dalam pemberontakan dan dosa.
Yesaya 14:12-14 mengatakan, "Wah, engkau sudah jatuh dari langit,
hai Bintang Timur,... Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi
bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan...
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang
Mahatinggi."
Kesombongan menyebabkan Lucifer berusaha menggulingkan Kerajaan Allah.
Ia dilemparkan dan kehilangan posisinya. Kesombongan menyebabkan dosa.
Dosa menyebabkan kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan
menyebabkan ketakutan. Kesombongan merupakan akar masalahnya.
Kesombongan Menyebabkan Penipuan:
Bagaimana seorang malaikat bisa berpikir bahwa ia dapat
menggulingkan Kerajaan Allah dan mengambil alih kediamanNya?
Satu-satunya cara untuk melakukan hal tersebut adalah dengan melakukan
penipuan total. Obaja 3 mengatakan, "Kesombongan telah menipumu."
Penipuan diri mengambil alih ketika kesombongan itu timbul.
Kesombongan menyebabkan seseorang berpikir bahwa dirinya lebih pintar
daripada Tuhan. Kesombongan menyebabkan orang-orang lebih berjalan
dengan caranya sendiri dan melakukan apa yang mereka mau, daripada
melakukan cara Tuhan dan melakukan kehendakNya.
Adam dan Hawa mengikuti jalan yang sama seperti Lucifer. Mereka menolak
perintah Tuhan karena mereka lebih memilih untuk melakukan kehendak
mereka sendiri. Alasannya sederhana saja, karena kesombongan.
Kesombongan mengandalkan caranya sendiri melebihi cara Tuhan.
Kesombongan
disebabkan oleh keinginan daging dan keinginan mata.
Amsal
tentang Kesombongan:
Amsal 8:13, "Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan; aku benci
kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat."
Amsal 11: 2, "Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh."
Amsal 13: 10, "Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran."
Amsal 16:10, "Pride goes before destruction." (artinya:
Kesombongan membawa kehancuran)
Manifestasi dari Kesombongan:
1.
Tidak mencari Tuhan di dalam doa dan FirmanNya
2· Tidak mematuhi Roh Tuhan dan Firman Tuhan
3· Menolak untuk menyembah dan memberi
4· Tidak bertobat ketika berdosa
5· Lebih peduli pada pendapat orang lain daripada pendapat Tuhan
6· Mengejar kesenangan dan kenyamanan sebagai ganti dari komitmen dan
penyerahan diri kepada kehendak Tuhan
7· Tidak bisa mengendalikan amarah
8· Pemberontakan atau Otoritas sekuler - yaitu tidak mau tunduk kepada
hal-hal rohani
Solusi dari Tuhan : Merendahkan diri !
Yakobus 4:1-10, mengatakan bahwa pertengkaran dan
pertentangan merupakan akibat dari kesombongan diri. "Tuhan
menentang kesombongan, tetapi Ia memberikan anugerahNya bagi orang yang
rendah hati."
Penyerahan diri kepada Tuhan dan kepada
orang-orang yang telah Ia pilih atas kamu merupakan poin yang pertama.
Hal ini
hanya biasa terjadi dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.
"Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggika
kamu."
I Petrus 5:5-11 mengatakan bahwa kita harus tunduk kepada
pemimpin-pemimpin rohani kita. Tuhan menentang kesombongan, tetapi Ia
memberikan anugerahNya bagi orang yang rendah hati. Mempedulikan Tuhan
merupakan suatu tindakan yang rendah hati dimana Bapa kita di sorga
adalah satu-satunya yang peduli akan kepedulian kita. Petrus
mengungkapkan bahwa Iblis sedang mencari pintu yang terbuka terhadap
kesombongan. Ketika kita berjaga-jaga dengan merendahkan diri dan
melawan si jahat, maka anugrah Tuhan akan menguatkan, membangun dengan
sempurna dan mengokohkan kita.
Catatan
:
Rev. DR. David Yonggi Cho adalah Gembala Gereja Yoido
Full Gospel Church. Seoul Korea, beliau termasuk para pelopor2 gereja
millenium baru, melayani ratusan juta umatNya diseluruh dunia ,
DCEM dan "Church Growth International".adalah 2
organisasi yang dibentuk untuk membantu misi & pelayanan
interdenominasi - international , pelayanan Roh Kudus diseluruh dunia.
Rev.
Joe Daugherty
adalah Senior dari "Victory Christian Center" di Tulsa, OK.
beliau adalah seorang anggota dari jajaran direksi "Church Growth
International".
(
Sesi TRANSFORMASI
selesai )
Bambang
Wiyono
HP :
0812 327 3886