Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Dua Hukum yang Membantu Kita Mencapai Tujuan Kita
 
Teman2,
 
Saya dapat banyak berkat setelah membaca  buku2 tulisan DR. David Yonggi Cho, berikut saya bagikan kepada anda.
 
 “hukum kelompok” dan  “hukum penglihatan”
 
Dua hukum ini bersifat kreatif dan universal.
 
Pertama, “hukum kelompok”
 
adalah suatu hukum alam yang dilukiskan dengan kenyataan bahwa “rasam minyak ke minyak, rasam air ke air.” Orang-­orang yang memiliki citra diri hendak berhasil, dan mempunyai tujuan yang jelas serta keinginan yang bernyala-nyala, senantiasa berkumpnl bersama orang-orang lain yang juga memiliki citra diri hendak berhasil. Tetapi orang-orang yang dipenuhi perasaan kalah dan rendah diri kelihatan bergabung dengan orang-orang yang sejenis dengan mereka.
 
Sahabat-sahabat dan para pengikut setia seperti Yonatan dan Yoab bergabung bersama Raja daud yang pemberani dan adil. Orang-orang pandai berkumpul dengan Salomo yang berhikmat. Sebaliknya, karena Rehabeam sangat bodoh maka orang-orang di sekelilingnya pun semuanya orang-orang tolol. Karena bertindak menurut nasehat para sahabatnya yang tolol itu maka Rehabeam mengalami tragedy, yaitu tercatat sebagai seorang raja yang memalukan yang meninggalkan noda dalam sejarah. Karena kebodohannya maka kerajaannya terbagi menjadi dua bagian: kerajaan Yehuda dan kerajaan Israel.
Jika kita memiliki keinginan yang bernyala-nyala, orang-orang yang memiliki keinginan yang sama demikian akan berkumpul bersama kita. Orang-­orang yang berhasil selalu berbicara tentang hal-hal yang positif dan yang mengandung harapan, yang ada kaitannya dengan keberhasilan. Kalau kita mendengarkan hikmat orang-orang yang sudah mengalami sukses dan menyerahkan pekerjaan ketangan orang-orang yang tepat, tujuan kita dapat lebih mudah dicapai.
 
Kedua, “hukum perglihatan”
 
Membuat sasaran keinginan kita mendekati kita sedikit demi sedikit. Jikalau mata kita diarahkan ke suatu sasaran di dalam pikiran kita dan melihatnya dengan mata iman kita secara tekun dari dengan penuh doa, maka akan terjadi bahwa sasaran itu mendekati kita atau kita akan bergerak menuju sasaran tersebut. Kejatuhan Adam dan Hawa dimulai dengan melihat pada buah yang terlarang itu, dan dosa perzinahan yang dilakukan Daud dengan Batsyeba berawall ketika Daud melihat tubuh telanjang Batsyeba dari atas sotoh istana.
 
Istri Lot menjadi tiang garam ketika ia menoleh kembali untuk melihat Sodom dan Gomora. Orang yang lumpuh di Bait Allah yang bernama Gerbang Indah dapat berdiri dan berjalan sesudah ia menatap Petrus dan Yohanes. Waktu Allah memberkati Abraham dengan Janji keturunan, Allah menyuruh Abraham melihat pada bintang-bintang; dan ketika Allah memberikan tanah Kanaan kepadanya, Allah menyuruh memandangnya kepada tanah itu.
 
“Setelah Lot berpisah daripada Abraham, berfirmanlah Tuhan kepada Abraham, ‘Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri yaitu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya” (Kejadian 13:14-15).
 
Kehendak kita tidak menguasai hati kita. Tetapi mata iman kita dan imajinasi kita menguasai hati kita.
 
“ Imajinasi adalah angan-angan.” -----  ini adalah tindakan iman dalam roh
 
Melihat tidak terbatas hanya pada penglihatan mata. Melalui imajinasi kita dan pikiran kita, kita tetap dapat melihat ketika mata kita tertutup. Karena itulah Alkitab berkata.
 
“jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).
 
Kalau kita dengan sungguh-sungguh memandang tujuan kita, dan menawan segala pikiran kita serta menaklukkannya kepada Kristus, jarak antar kita dengan tujuan kita  sedikit demi sedikit akan semakin pendek. Akhirnya kita akan mencapai tujuan kita.
Alkitab mengatakan,
 
 “Jadi akhirnya semua saudara-saudara, semua yang semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji pikirkanlah semuanya itu” (Filipi 4:8)
 
“  Akui Keberhasilan “
 
Agar dapat mengalami kehidupan yang berhasil, kita tidak boleh ­kehilangan damai sejahtera di hati kita. Jikalau hati kita mengembara kian kemari seperti kapal yang diombang-ambingkan gelombang maka kita tidak mungkin berhasil dalam hal apapun. Meskipun tujuan kita sangat baik, keinginan kita kuat dan kita mengerti dengan baik “hukum kelompok” dan “hukum penglihatan”, namun kita kehilangan damai sejahtera kita maka kita tidak dapat mengarah ke sasaran kita. Segalanya akan sia-sia.
 
Biasanya damai sejahtera di hati kita hilang karena keserakahan. “Tentu kita hendaknya berangan-angan yang tinggi, tetapi kita juga harus bersedia untuk memulai dari yang kecil. Bahkan pekerjaan membangun istana yang besar dimulai dengan sebuah batu bata. Perjalanan ribuan mil diawali dengan langkah pertama. Seandainya air mata ditampung, akhirnya akan menjadi danau. Pikiran-­pikiran sombong menimbulkan keserakahan, yang kemudian akan mendatangkan kegagalan karena kita dibuat lupa akan kenyataan. Namun, kalau kita hidup dalam damai sejahtera, dengan membebaskan hati kita dari keserakahan, akan terjadi mukjizat yang mendatangkan keberhasilan. Unsur-unsur penting yang menanamkan damai sejahtera di dalam hati kita adalah iman dan keyakinan.
 
“Sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” (Yak 4:8).
 
 “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yak 1:6-8).
 
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Allah menciptakan dunia ini dengan firman-Nya. Karenanya manusia yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah dapat memperbaiki nasibnya dan mengubah lingkungannya melalui tutur katanya. Seperti halnya Firman Allah, maka tutur kata memperlihatkan kua.sa Allah yang kreatif luar biasa, diucapkan dengan iman.
 
Yesus datang ke dunia ini sebagai Firman. Ini berarti bahwa Allah dari semula sudah bermaksud untuk menyelamatkan umat manusia. Sebetulnya Yesus mengampuni dosa dengan perkataan-Nya. Ia menyembuhkan orang sakit dengan perkataan-Nya. Ia mengusir roh jahat dengan perkataan-Nya. Ia membuat daun pohon ara menjadi kering dengan perkataan-Nya. Petrus dan Yohanes, yang selama tiga tahun mengikut Yesus sudah mengetahui ada kuasa yang keluar waktu Firman diucapkan Mereka membuat orang lumpuh itu berdiri dan berjalan melalui perkataan mereka.
 
”tutur kata kita adalah salah satu unsur yang menguasai watak
dan nasib kita. “
 
Melalui tutur kata, kita bertukar pikiran dengan orang lain. Tutur kata ini merupakan tali yang mengikat pikiran dengan hidup kita. Ulat sutera membuat kepompong dengan sutera yang dikeluarkan dari mulutnya. Demikian juga manusia mengendalikan diri dengan caranya bertutur kata.
 
Engkau terjerat dalam perkataan mulutmu tertangkap dalam perkataan mulutmu” (Amsal 6:2).
“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang, besar. (Yak 3:50).
 
Yesus datang ke dunia ini sebagai Firman dan tetap berdiam di dalam kita. Firman-Nya tinggal di hati dan mulut kita. Bila kita menerima Yesus dalam hati kita, itu sama artinya dengan menerima Firman di dalam hati kita.
 
Fakta bahwa kita dilahirkan kembali berarti bahwa kita mengganti tutur kata kita dengan bahasa Allah.
 
Oleh karena itu Alkitab berkata,
 
“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10).
 
Perkataan kita hendaknya menjadi kata-kata mukjizat yang memberikan kemuliaan bagi Allah, dan dengannya kita dapat membagi kebahagian kita bersama sesama kita. Sebab itulah kita seharusnya mengatakan kata-kata berikut kepada sesama kita dan kepada Allah dalam waktu yang sama :
 
“Aku yakin aku akan diberkati. Yesus menjadikan aku berlayak waktu ia menumpahkan darah-Nya demi aku. Karena itu apa yang aku rencanakan dengan persetujuan-Nya tentu akan berhasil.”
 
Mengenai orang-orang yang sedang dalam pergumulan kita dapat berkata,
“meskipun Ia agak tidak sabar, Ia akan menjadi orang yang berguna kalau saja ia percaya Yesus. Walaupun kini ia miskin, ia akan menjadi lebih kaya. Aku mengasihi-Nya, aku memahaminya dan aku mengharapkan banyak darinya.”
 
Dan kepada Allah, kita akan ingin untuk berkata,
 
”Terima ~,asih. va Engkau adalah Maha besar Allah Pencipta. Terima kasih atas kata ajaib-Mu yang mengubah hidupku. Terima kasih karena Engkau membiarkan pekerjaan yang aku rencanakan itu berhasil. Ya Tuhan, aku memuji Engkau!”
 
- 1ika kita mengakui kuasa Allah dengan mulut kita, hidup kita akan sukses
- Jika kita rnengakui kcselamatan melalui Yesus dengan mulut kita, kita akan diselamatkan. ,
- 1ika kita mengakui berkat, kita akan berhasil.
 
Sekarang ini para dokter berpendapat bahwa karena perkataan mempengaruhi keseluruhan jaringan urat syaraf, maka sugesti pada diri sendiri untuk mengaku dengan mulut sangat mempengaruhi dan men~;ubah pemikiran kita. Kenyataan ini sudah dikemukakan dalam yakobus 3:4-5 bertahun-tahun yang lalu :
 
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin kcras, namun dapat dikcndalikan oleh kcmudi yang amat kecil m:,nurut kehendak jurumudi. Dcrnikian juga lidah, walaupun suatu arggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar” .
 
Dan Alkitab juga berkata,
 
”Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: [3eranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi bagrnya” (Mark 11 :23).
Yesus mengatakan bahwa mukjizat akan terjadi bagi orang yang mengatakan apa yang diyakininya, bukan hanya dengan berdoa. Kita vapatb mengalami mukjizat mencampakkan gunung ke dalam laut, dan kita dapat mengalami hid:rp yang berhasil. Sebab itu, sejak saat ini pertama-tama kita perlu memiliki tujuan yang jelas dan rencana yang rinci yang dengannya kita dapat mewujudkan keberhasilan kita dipandang dari sudut Firman Allah.
 
Kita perlu memiliki keinginan yang bernyala-nyala untuk melihat tujuan kita itu tercapai.
 
Jika kita mempunyai keinginan yang kuat, kita akan sangat terdorong untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk mencapai tujuan tersebut.
 
kita harus melukis suatu impian keberhasilan yang cemerlang di atas kanvas pikiran kita,
 
dengan menggunakan hukum kelompok dan hukum penglihatan, karena mengetahui bahwa Allah dimuliakan bila kita berhasil sebab ia sudah menyetujui tujuan kita.
 
Kita hendaknya mengakui keberhasilan kita dengan tutur kata yang kreatif
 
Pengakuan mulut kita sama seperti kita memasang meterai pada sebuah kontrak.
Yang tinggal sekarang hanyalah memulaikan Allah setelah kita melihat rencana atau tujuan kita berhasil dengan baik. Mulai sekarang dan seterusnya, biarlah Allah bekerja dengan saudara. Keajaihan-keajaiban besar akan terjadi
 
 
 
Bambang Wiyono
HP 0812 327 3886

 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws