MARANATHA
!
“Ya,
Aku datang segera !”
WAHYU
22:20
Setelah
penglihatan yang mengerikan tentang neraka, Tuhan dan saya menuruni
gunung, melalui terowongan yang gelap, dam kembali ke suatu tempat
yang mulai saya panggil sebagai “gunung hewan.” Ini adalah tempat
yang indah yang saya gambarkan secara singkat dalam bab sebelumnya –
sebuah tempat tenteram dan riang ria di mana semua binatang hidup
bersama dalam suasana yang rukun.
Kitab Injil menggambarkan tempat yang tenteram
untuk hewan-hewan di dalam buku Yesaya, di mana nabi menyatakan :
Maka
sebelum mereka dipanggil, Aku sudah menjawabnya ; ketika mereka sedang
berbicara, Aku sudah mendengarkannya. Serigala dan anak domba akan
bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan
ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang
berlaku busuk di segenap gunung Ku yang kudus, firman TUHAN.
Yesaya 65:24-25
Sesudah melihat siksaan api neraka, pemandangan
yang tenteram ini paling melegakan. Surga adalah tempat ketenteraman
dan kegembiraan; sangat berbeda dengan kekejaman serta kesedihan
neraka. “Gunung hewan” Tuhan adalah satu tempat kegembiraan dan
kebahagiaan yang kekal.
Sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa
binatang-binatang akan hidup bersama kita di taman Firdaus. Jadi banyk
orang ingin tahu apakah binatang kesayangan mereka ada di surga, dan
saya gembira untuk memberitahu mereka bahwa surga adalah suatu tempat
dengan bunga-bunga yang indah, binatang-binatang tidak akan pernah
mengalami kesakitanm kesusahanm kematian atau penderitaan.
ISTANA-ISTANA
EMAS
Setelah kunjungan singkat kami ke taman Firdaus
hewan, Tuhan dan saya kembali ke bagian berair di mana kami
mengunjungi rumah-rumah besar yang berkilauan dan istana-istana di
atas itu, dan Tuhan membuka pintu untuk saya masuk. Perbendaharaan
kata-kata saya tidak dapat dilukiskan dengan tepat bagian dalam rumah
tinggal yang sangat anggun ini. Dinding-dindingnya terdiri dari
permata-permata indah yang berwarna-warni serta berkilau-kilauan dan
meman-carkan cahaya dengan cara yang menakjubkan.
Saya ternganga karena terpesona untuk seketika
lamanya, sebab saya tidak menyangka akan melihat keindahan yang
seperti itu. Untuk seketika saya menyangka ini hanya suatu mimpi,
tetapi ini adalah betul-betul sebuah istana; tidak ada keragu-raguan
mengenainya.
Tuhan beristirahat di atas sebuah kursi ketika
saya naik tangga rumah yang memutar yang lebih besar dan hebat
daripada yang ditunjukkan di perkebunan Gone
with the Wind-nya Tara. Saya dipenuhi rasa kagum ketika saya
memba-yangkan kehebatan kamar-kamar di atas.
Pada bagian teratas tangga, saya melihat bahwa
permadaninya mewah putih. Saya masuk ke ruangan berhias yang sangat
besar yang seluruhnya mem-punyai cermin berkilauan besar sekali.
Mereka memantulkan terangnya itu dan banyak warna-warna yang teratur
dengan luar biasa pada setiap dinding. Suatu tempat yang lebih hebat
dari istana fantasi manapun jika pernah ada.
Kegembiraan dan kekaguman yang menyesakkan napas
yang sedang saya alami segera berantakan oleh ingatan yang sangat
menyakitkan. Gambaran ibu saya terlintas di depan saya, dan saya susah
sekali lagi. Saya jatuh di atas permadani dan mulai tersedu.
Saya mendengar Tuhan memanggil saya dari bawah,
jadi saya bangun, membereskan diri saya dan kembali turun tangga.
Tuhan berdiri dan saya berjalan kepada Nya. Ia mengulurkan tangan Nya
kepada saya dan bertanya, “Bagaimana,
apa engkau suka rumah ini ?”
“Rumah ini indah, Tuhan, tetapi saya tidak
gembira sepenuhnya. Sebelum nya, setiap saya mengunjungi surga saya
penuh dengan kegembiraan dan biasanya saya menyanyi lagu-lagu rohani,
tetapi kali ini tidak begitu. Tuhan mengangguk seolah-olah Ia
mengerti, lalu Ia memegang tangan saya dn memimpin saya keluar dari
rumah. Kami berjalan menyeberangi sebuah jembatan emas menuju gedung
putih di mana kami biasanya mengganti pakaian. Di dalam bangunan
putih, Tuhan memperkenalkan saya kepada seorang pria yang amat keren. “Aku mau engkau bertemu dengan Abraha,,” Ia berkata.
SEBUAH
KOTA MENANTI
Abraham!
Pemimpin besar dari segala keimanan dan ketaatan-orang yang menentang
seluruh dunia dengan memproklamirkan hanya ada satu Tuhan. Inilah
pemimpin besar yang mendirikan agama Yahudi dan membuka jalan untuk
Kristus. Sungguh suatu kehormatan untuk bertemu muka dengan orang yang
baik ini tentang siapa penulis kitab Irabi berkata :
Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang
akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan
tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah
yang dijanjikan itu seolah-olahdi suatu tanah asing dan di situ ia
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris
janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai
dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Tuhan.
Ibrani 11:8-10
Sekarang saya tahu bahwa Bapa Abraham telah
menerima anugerah yang dibenarkan oleh imannya. Ia tinggal untuk
selamanya di “kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan
dibangun oleh Tuhan,” dan saya di sana bersama dia! Terlalu ajaib
untuk dimengerti sepenuhnya.
Abraham adalah orang yang paling bermartabat
yang berambut panjang putih dan janggut putih terjuntai. Meskipun ia
kelihatan tua, matanya bercahaya seperti masih muda dan riang. Ia
meletakkan tangannya pada bahu saya sambil berkata, “Puteri.”
Senyuman pada wajahnya membuat saya mengerti,
bahwa berkahnya ada dalam hidup saya, dan saya langsung mengasihi
orang yang hebat ini kepada siapa saya dan setiap orang percaya di
dunia sangat banyak berhutang padanya. Mungkin lebih dari siapapun,
Abrahamlah yang mengajar kita bahwa “tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Tuhan. Sebab barangsiapa berpaling kepada tuhan, ia
harus percaya bahwa Tuhan ada, dan bahwa tuhan memberi upah kepada
orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (lihat Ibrani 11:6)
Ia adalah salah satu dari pemimpin-pemimpin dan
nabi-nabi yang besar yang mengenainya dikatakan :
Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah
air sorgawi. Sebab itu Tuhan tidak malu disebut Tuhan mereka, karena
Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman maka
Abraham, tatkala ia dicobai, memper-sembahkan Ishak. Ia, yang telah
menerima janji itu, rela memper-sembahkan anaknya yang tunggal;
walaupun kepadanya telah dikatakan : “Keturunan yang berasal dari
Ishaklah yang akan dise-but keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa
Tuhan berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang
mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Ibrani 11:16-19
Untuk pertama kalinya dalam kehidupan saya, saya
melihat banyaknya kebenaran dari ayat ini dengan jelas sekali. Tuhan
telah menyediakan sebuah kota untuk Abraham dan kita semua yang
percaya dan taat. Abraham, seperti halnya Tuhan, telah rela
menyerahkan anaknya yang tunggal, dengan keyakinan yang kuat bahwa
Tuhan dapat membangkitkan dari antara orang mati, kalau perlu.
Dengan cara yang sama, Bapa surgawi kita
memberikan Anak Nya yang tunggal – Yesus – sebagai korban bagi
dosa-dosa kita. Ia disalibkan dan dimakamkan, tetapi pada hari ketiga,
Tuhan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, dan oleh kebangkitan
Nya tiada seorangpun dari kita takut akan kematian lagi!
Abraham memanggil seorang malaikat untuk
menemani saya. Malaikat itu membawa saya ke ruangan berhias di mana
saya berganti dengan jubah surgawi dan mahkota saya yang indah.
Kemudian Tuhan membawa saya kembali ke kolam.
Setiap kali Tuhan membawa saya ke kolam, begitu
kami tiba di sana saya mulai menyanyi dan menari, tetapi kali ini saya
hanya ingin menangis. Tuhan tahu betapa sedihnya saya. Ia menyuruh
saya duduk di samping Nya dan Ia mulai berbicara.
LEMBAH
KEKELAMAN
Yesus merasakan kesedihan yang saya simpan di
dalam hati saya atas pengenalan yang jelas tentang orang tua dan
orang-orang yang saya kasihi ada di neraka.
“PuteriKu,”
Ia berkata, “Aku tahu
bagaimana perasaan tentang orang-orang yang kau kasihi yang engkau
lihat di dalam lubang. Bagaimana inginnya Aku untuk tidak perlu
menunjukkanhal-hal ini padamu, tetapi Aku ingin satupun dan
anak-anakKu pergi ke tempat di mana orang-orang yang kau kasihi itu
berada. Aku menunjukkan perkara-perkara ini kepadamu supaya
barangsiapa mendengar peringatan-peringatanKu akan diselamatkan !”
Tuhan lalu memegang tangan saya dan kami kembali
ke tempat di mana Abraham berada. Kami mengganti pakaian kami lagi,
dan Ia membawa saya kesebuah gunung tinggi yang lain dari mana saya
dapat melihat ke bawah ke suatu lembah tanpa ujung lainnya, dimana
banyak sekali orang berjubah warna kelabu sedang berjalan kian kemari
tak tentu arah dalam keadaan jelas sedang patah hati. Jubah mereka
mengingatkan saya pakaian yang dipakai oleh pasien-pasien rumah sakit.
Orang-orang itu kelihatan lemah dan putus asa,
dan wajah-wajah kelabu mereka cocok dengan warna jubah yang mereka
pakai. Mereka memandang ke tanah di depan kaki mereka ketika mereka
jalan berkeliling, tanpa tujuan dan pengharapan. Tempat ini kebanyakan
kaum lelaki dengan sedikit saja wanitanya.
“Siapa orang-orang ini, Tuhan ?”
“Mereka
adalah orang-orang ‘Kristen’ yang berdosa.”
“Apa yang akan terjadi pada mereka ?” saya
berpikir keras.
“Kebanyakan
mereka akan masuk ke danau api setelah hari pengadilan.”
Saya heran mengapa orang-orang ini di sini,
kemudian saya teringat bahwa lembah mereka menuju ke lubang yang
menyala. Orang-orang yang dipanggil sebagai ‘orang-orang Kristen’
ini adalah mereka yang sebetulnya tidak tahu Tuhan dan terus dan mau
berdosa sendiri dan tidak bertobat sebelum mereka mati atau sebelum
pengangatan terjadi akan hilang selama-lamanya.
Roma 1:29-32, Galatia 5:19-21 dan Wahyu 21:8
semuanya adalah contoh bagaimana cara beberapa orang-orang Kristen
hidup. Suatu kali seseorang menanyakan kepada saya bagaimana
orang-orang Kristen yang berdosa dapat masuk surga. Kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Kristus untuk memperoleh apa yang patut
kita terima sesuai dengan yang kita lakukan selama hidup di bumi, yang
baik ataupun yang buruk (lihat 2 Korintus 5:10).
“Puteriku,
inilah sebabnya Aku terus memperingatkan engkau tentang pentingnya
ketaatan serta kekudusan,” Yesus berkara.
Lalu saya ingat – setiap kali kami pergi ke
tempat-tempat yang indah dari kerajaan surga kami menyeberangi
jembatan emas, dari bangunan putih di mana kami biasa berganti
pakaian. Bagaimanapun, jika Tuhan membawa saya untuk melihat
tempat-tempat yang menakutkan, kami akan pergi ke jalan-jalan yang
lain yang ada di luar gerbang kerajaan surga.
KESEDIHAN
DAN KEGEMBIRAAN
Pengetahuan ini membantu saya mengerti beberapa
persiapan-persiapan yang akan kami lalui sebelum bagian yang lain
daripada kerajaan akan diperlihatkan kepada saya. Itulah sebabnya,
kami tidak perlu mengganti jubah kami ketika Tuhan membawa saya ke
pantai bumi. Pada kesempatan ini, kami duduk di atas pasir, dan saya
membayangkan semua yang telah saya alami. Saya mulai menangis sewaktu
teringat akan segala yang saya lihat di dalam lubang dan lembah. Tuhan
mengambil tangan saya dan berkata, “Jangan
menangis, puteriKu.”
Ini adalah perintah yang paling sukar untuk
dipatuhi dari segala perintah-perintah, tetapi saya menguatkan hati
terhadap ingatan-ingatan yang mengerikan itu, menahan air mata dan
mulai menanyakan semua pertanyaan-pertanyaan yang membanjiri pikiran
saya.
“Tuhan, saya tidak tahu apa-apa, dan siapa
saya ini. Bagaimana Engkau dapat memakai saya ?”
“Orang
mungkin berpikir engkau bukan siapa-siapa, tetapi Aku ingin engkau
mengerti bahwa engkau adalah puteri Ku yang istimewa. Jangan khawatir
tentang apapun. Aku akan menjaga segala sesuatunya untukmu.
“Kapan Engkau akan datang untuk membawa kami
pulang ?”
“Engkau
melihat kerajaan. Semuanya telah siap, dan sebab itulah Aku
terburu-buru untuk setiap orang supaya siap bagi Ku. Inilah sebabnya
Aku mau engkau melakukan pekerjaan ini untuk anak-anakKu. Engkau telah
diberi suatu urapan istimewa untuk mengerjakan pekerjaan ini. Jadi
jangan mengatakan, bahwa engkau bukan seorang berarti. Aku akan
memberkatimu lebih daripada yang penah engkau pikirkan.
“Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mencintaiMu,
tetapi aku tidak dapat menghapuskan, paras ibuku ketika aku melihatnya
berubah oleh api neraka. Aku tidak ingin mengingat apa yang telah aku
lihat.”
Seketika Tuhan menyentuh mata saya, dan sejak
saat itu selanjutnya saya tidak dapat mengingat wajah ibu saya. Bahkan
ketika saya menuliskan kata-kata ini, saya tidak dapat melihat
wajahnya. Apa yang dapat saya ingat ialah, bahwa saya melihat wajahnya
sekali di dalam lubang, dan itu merupakan suatu pengalaman yang
mengerikan.
Yesus lalu berkata :
“Aku tahu engkau letih.kita akan bercakap-cakap lagi.”
Kami berdiri, dan Ia memeluk saya, lalu
berpisah. Ketika Tuhan merangkul saya, badan saya bergoncang sangat
kuat sehingga saya merasa seperti saya akan jatuh berantakan. Setiap
kali Ia menyentuh badan trasformasi saya, badan jasmani saya mengalami
kuasa tenaga sentuhan Nya, dan setiap urat syaraf dan otot dalam badan
saya bergomcang dan bergetar. Kemudian saat Ia pergi, badan saya
berhenti bergoyang.
Pada pagi itu, saya pergi ke gereja, dan saya
mengalami hadirat Tuhan menggoncang badan saya sepanjang kebaktian.
Saya dapat melihat Dia berdiri dekat pendeta. Ketika waktu pujian,
Tuhan sedang berjalan di depan gereja. Menakjubkan melihat cahaya
hadirat Nya di gereja.
Sepanjang kebaktian saya mengeluarkan air mata
kasih dan gembira. Hati saya berdebar di dalam dada saya ketika saya
merenungkan kembali kemuliaan kerajaan surgawi yang telah saya
kunjungi. Urapan Nya begitu kuat atas diri saya sehingga saya tidak
dapat berdiri. Bahkan saya tidak dapat mendengar khotbah pendeta
ketika badan saya meresponi hadirat Tuhan dengan panas yang hebat dan
bergoncang.
Orang-orang di gereja saya mengerti apa yang
telah terjadi pada saya, dan mereka sangat membantu. Dahulu saya
berpikir memalukan dan dipermalukan oleh manifestasi jasmani demikian
di depan umu, tetapi saya gembira sebab saya tahu semuanya adalah
karunia Tuhan dan Ia sedang mempersiapkan saya untuk melayani Dia
dengan cara yang saya piker mustahil. Saya tidak mau manifestasi
hadirat Nya yang kuat pergi dari dalam hidup saya
MASA
KESENGSARAAN BESAR
Pada tanggal 4 Maret, Tuhan mengunjungi saya
dari pukul 2.30 pagi sampai 5.05 pagi. Badan saya bergoncang selama
dua puluh menit, kemudian Tuhan membawa saya ke pantai, dan kami
berjalan naik ke sisi gunung ke atas batu besar di mana akhir-akhir
ini kami telah duduk
Mula-mula semuanya kelihatan biasa untuk
beberapa saat, tetapi tiba-tiba saya melihat, bahwa gunung-gunung di
mana api telah terbakar pada hari sebelumnya, sekarang hanya sisa-sisa
benda hangus, gundukan-gundukan abu yang hangus, dan reruntuhan.
Seluruh tempat itu hanya sebuah lubang kehancuran yang besar dan
hitam. Saya melihat bahwa pantai dimana manusia telah berlari dan
jatuh pada hari sebelumnya, dinodai oleh bintik-bintik besar hitam,
dan saya mengambil kesimpulan bahwa setiap bintik menunjukkan
sisa-sisa manusia yang hangus yang telah mati dalam api waktu
hari-hari terakhir.
Lautan, yang sebelumnya terisi dengan dara yang
berkobar, sekarang adalah sebuah lubang bak yang sangat luas dan
kosong-hangus tak dapat dikenal. Setelah beberapa saat melihat
pemandangan yang penuh kesunyian, kegelapan, dan kehancuran, lautan
dan daerah sekitarnya kembali menjadi normal.
Saya telah belajar firman Tuhan untuk melihat
apa yang dikatakan tentang gejala-gejala ini. Dalam Wahyu 8:8, saya
membaca kata-kata ini : “Dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang
menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari
lautan itu menjadi darah.” Wahyu 16:3 menunjuk kepada lautan menjadi
seperti darah : “Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawanya ke atas
laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah
segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.” Tuhan telah
menunjukkan kepada saya hal-hal yang persis yang telah digambarkanNya
di dalam firmanNya.
“Kapan semua ini akan terjadi ?” saya
bertanya Tuhan dengan rasa ingin tahu sekali.
“Pada
zaman kesengsaraan besar.”
“Tuhan, bilamana zaman kesengsaraan besar ini
akan terjadi ?”
“Sesudah
Aku membawa anak-anakKu ke kerajaan Ku. Barangsiapa telah membaca
kitabKu dan percaya nabi-nabiKu harus tahu tentang hal-hal ini
mengenai hari kiamat. Semua yang Aku tunjukkan padamu di pantai akan
segera terjadi.”
Saya rasa Tuhan akan datang untuk kita dengan
segera, dan sebab itulah banyak sekali kejadian-kejadian yang luar
biasa sedang terjadi di dunia. Berita utama di surat kabar harian
mengenai bencana alam serupa dengan penglihatan ini. Gempa bumi,
bencana-bencana alam lain (termasuk angina rebut, taufan, taifun,
kebakaran, banjir dan badai salju), keganasan, pelanggaran hokum,
wabah penyakit, terorisme dan banyak gejala-gejala sedang terjadi
dengan kekerapan lebih sering dan lebih hebat daripada sebelumnya,
seperti yang diramalkan oleh Kitab Injil.
Yesus berkata kepada rasul-rasulNya :
Kamu
akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun
berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi,
tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan
bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa
bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan
penderitaan menjelang zaman baru.
Pada
waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh
dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, dan banyak orang
akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena
makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan
menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya
akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia
menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba
kesudahannya.”
Matius 24:6-14
Inilah kejadian-kejadian yang telah
diperlihatkan Yesus kepada saya. Betapa inginnya saya dapat memberikan
kesan kenyataan dan realitasnya kepada semua orang dengan cara yang
sama di mana pemandangan-pemandangan itu telah terceta di dalam
pikiran saya. Kata-kata Yesus adalah benar, dan nubuatan-nubuatanNya
dengan cepat akan terpenuhi.
TEMPAT
AIR KEHIDUPAN
I dalam Kitab Wahyu, Kitab Injil berkata tentang
“air kehidupan.” “Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari
tahkta Tuhan dan tahkta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota
itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon
kehidupan yang berbuah dua belas, tiap-tiap bulan sekali” (Wahyu
22:1-2).
Setelah Tuhan membawa saya ke surga, kami pergi
ke gedung putih, dan seorang malaikat membawa saya ke ruangan berhias
di mana saya berganti pakaian. Ketika saya keluar, saya melihat Tuhan
juga telah berganti dalam pakaian surgawi. Ia membawa saya ke takhta
Nya dan mengarahkan saya untuk duduk di atas sebuah kursi di sebelah
Dia. Ini adalah pertama kalinya Tuhan mendudukkan saya di sebalah Nya.
Di sana saya melihat banyak orang memakai
pakaian dan makhkota yang indah duduk di depan kami. Kelihatannya
orang-orang ini bermartabat tinggi dan penting.
“Tuhan, siapa orang-orang ini ?”
“Mereka
adalah orang-orang yang Aku berikan firman Ku, dan mereka dengan setia
mencatatnya di dalam kitab Ku.”
Ia menunjuk ke sebuah Kitab Injil yang hitam
besar di sudut ruangan dan saya melihat, halaman-halaman Kitab Injil
membalik dengan sendirinya seakan-akan angina sepoi bergerak melalui
halaman-halamannya. Saya heran, tetapi kemudian saya mengerti bahwa
angina Roh Tuhan sedang berdesar melalui halaman-halaman Firman suci.
Orang-orang mulai berjalan dengan perlahan, dan
seorang malaikat membawa saya kembali ke ruangan berhias supaya saya
dapat ganti pakaian biasa, dan badan saya mengambil bentuk seorang
gadis remaja. Saya lalu ingat, bahwa surga adalah suatu tempat di mana
kamu tidak akan pernah jadi tua, dan pikiran ini menggirangkan saya
dan memenuhi saya dengan ketakjuban.
Kami menyeberangi jembatan emas lagi dan
berjalan sepanjang sisi bukit dekat sebuah lembah yang indah. Sebuah
pagar emas membentuk batas berkeli-ling seluruh daerah, dan pagar itu
mempunyai beberapa pintu gerbang yang ditempatkan berdekatan satu
dengan yang lain sekeliling seluruh batas. Pohon-pohon ditanam dekat
dengan gerbang, dan bunga-bunga kuning cantik memenuhi tanah sekitar
pohon-pohon. Ini adalah sebuah kebun batu yang hebat yang menuju ke
sebuah sungai yang jernih seperti kristal.
Saya melihat pohon-pohonnya sarat oleh
buah-buahan berwarna ungu. Tuhan meraih dan memberikan saya sebuah
untuk dimakan sedangkan Ia menikmati sebuah yang lain yang telah
dipetik Nya. Sungai itu sempit, tetapi nampaknya tidak ada
habis-habisnya ketika ia melewati lembah yang subur.
Tidak ada apapun yang ada di bumi ini –
termasuk pegunungan Rocky yang megah atau dataran yang berbuah –
dapat dibandingkan dengan taman Firdaus yang subur di depan saya.
“Tempat apakah ini, Tuhan ?”
“Ini
adalah tempat air kehidupan. Maukah engkau minum ?”
“Ya, Tuhan.”
Ia membungkuk dan melekukkan telapak tangan Nya,
mengisinya dengan air yang bersih dan suci. Ia minum dari tangan Nya
dan memberi tanda supaya saya meniru Nya. Saya menjangkau ke bawah dan
mengisi telapak saya dengan air dan mengecap kesegarannya yang lezat.
Ini adalah air yang termasin yang pernah saya rasakan.
“Apakah
engkau suk air ini, puteriKu ?”
“Sangat lezat, Tuhan.”
“Sekarang
Aku akan membawamu ke satu tempat yang sangat istimewa.”
RUMAH
YANG BESAR
Saya ingin tahu ke mana Ia membawa saya ketika
Ia memegang tangan saya dan mulai berjalan. Ia membawa saya ke istana
yang telah kami kunjungi sehari sebelumnya. Hati saya menyanyi sambil
terpesona. Bagaimana mungkin ada rumah yang begini indah ?
Jalanan emas menakjubkan saya, dan saya merasa
begitu gembira sewaktu kami berjalan sepanjang tempat yang disediakan
oleh tuhan bagi milik Nya. Jalan nya kelihatan licin sebab ia sangat
mengkilat, tetapi biasa saja rasanya berjalan di atasnya. Disebabkan
oleh kecermelangannya, jalannya menyerupai gelanggang bermain sepatu
es. Cahaya matahari, seakan-akan, menembus seluruh tempat.
Apabila saya berjalan dengan Tuhan, saya merasa
sangat bahagia sehingga tak ada satu katapun yang dapat melukiskannya.
Ini suatu perasaan senang dan gembira tercampur dengan rasa aman tiada
gangguan sedikitpun.
Kami berjalan melalui banyak ruamh-rumah besar
dan istana-istana, yang satu lebih elok dari sebelumnya. Di depan
salah satu rumah-rumah ini, tuhan berhenti. Saya tahu ia akan membawa
saya masuk ke dalam, dan saya bergairah tidak keruan. Jantung saya
berdegup tak teratur ketika kami naik anak tangga depan rumah.
Mata saya tertarik melihat tombol pintu, yang
terbuat dari emas. Lalu saya melihat pelat emas pada pintu depan. Ada
sebuah nama tertulis di situ, saya cepat menyadari, bahwa itu adalah
nama saya. Saya hamper pingsan karena terperanjat. Tertulis dengan
tulisan yang indah adalah nama “Choo Nam.”
Ini adalah tempat yang disediakan oleh Yesus
untuk saya! Saya sangat yakjub. Menakjubkan sehingga tak masuk di akal. Di
sini saya, berdiri dekat pintu sebuah istana yang anggun di surga, dan
nama saya ditulis dengan emas pada pintunya yang indah ! Terlalu indah
untuk dapat menjadi kenyataan! Kepala saya terhuyung karena sangat
heran. Bagaimana ini mungkin ?
Saya mengalirkan air mata terima kasih dan
kegirangan sementara hati saya diliputi dengan cinta serta kasih yang
mendalam untuk Tuhan. Saya sungguh tidak pernah menyangka menerima
barang-barang yang begitu indah dari Dia. Saya selalu merasa bahwa
sekalipun Ia hanya mengenal saya itu sudah cukup, tetapi sekarang Ia
betul-betul melimpahkan berkat-berkatNya ke atas saya.
Saya telah mencicipi air kehidupan, dan saya
tahu saya tak akan pernah dahaga lagi akan perkara duniawi. Saya telah
merasakan buah taman Firdaus yang berwarna ungu, dan saya tak akan
pernah lapar akan hal-hal duniawi lagi.
Saya telah bersama dengan Yesus – Tuhan dan
Tuanku – dan Ia telah membawaku ke rumah yang dibuat Nya untuk saya.
Saya menangis tanpa malu waktu Tuhan menuntun saya ke dalam rumah. Ia
berkata : “Jangan menangis, puteriKu. Aku ingin engkau bahagia.”
Ketika kami melangkah lewat ambang pintu rumah
itu, lagu-lagu rohani memenuhi hati saya, dan saya lanjutkan dengan
menangis air mata kegirangan dan syukur. Saya kagum sekali permadani
yang berwarna merah dan susu dengan pola-pola bulat. Kursi beludru
merah – begitu klasik dan bermutu tinggi – seperti yang selalu
saya inginkan untuk rumah saya. Tirai merahnya adalah yang paling
bagus yang pernah saya lihat.
Tuhan mengambil tempat dudukNya di atas salah
satu kursi-kursi beludru waktu saya jalan ke atas anak tangga yang
megah, menikmati setiap saat di dalam rumah saya. Kamar tidurnya
dialasi permadani putih bersih, dan saya melihat, bahwa ujung kepala
tempat tidurnya dariperak dengan dihiasi batu-batu permata biru
sekeliling pinggirannya.
Cermin pada lemari rias juga ada batu-batu
permata biru menambah kecemerlangannya. Kamar mandinya mempunyai bak
mandi perak yang dihiasi dengan permata indah yang warna warni.
Saya menyanyi ketika saya berjalan sekeliling
bagian dalam rumah saya. Saya merasa seperti seorang puteri didunia
peri. Tetapi saya tahu, bahwa ini bukan khayalan – ini lebih nyata
dari yang pernah saya bayangkan. Saya selalu percaya akan adanya
sebuah Firdaus surgawi, tetapi saya tidak pernah pasti akan
keadaannya. Sekarang saya tahu, tanpa merasa ragu-ragu, bahwa surga
itu nyata, dan saya ingin setiap orang di dunia mengetahuinya juga.
Setalah beberapa saat kegembiraan yang tak
terkatakan, saya turun ke bawah anak tangga ke tempat dimana Tuhan
sedang duduk. Ia berdiri dan bertanya, “Apakah
engkau gembira, Choo Nam ?”
Saya tahu Tuhan senang untuk memperlihatkan
rumah saya kepada saya.
“Ya, saya senang sekali, dan sangat berterima
kasih atas segala yang Engkau lakukan untukku,” saya menjawab,
“tetapi saya masih merasa orang seperti saya ini tidak patut
menerima berkat yang begitu hebat. Saya masih belum melakukan apa-apa
pun untuk Engkau, Tuhan, tetapi saya selalu ingin melayani Mu dan
membuat Mu gembira.”
“engkau
telah membuat Aku gembira, puteriKu. Engkau adalah seorang puteri yang
istimewa bagi Ku, dan Aku ingin memberkatimu banyak sekali.”
“ANAK-ANAKKU
BELUM SIAP UNTUKKU”
Waktu kami pergi dan berjalan melalui jembatan
emas, kami kembali ke gedung putih, berganti pakaian, menyimpan
mahkota yang cantik dan kemudian pergi ke kolam. Saya merasa begitu
riang, saya bahkan sudah bernyanyi sebelum kami tiba di kolam
Kami duduk dan bercakap-cakap sebentar, dan saya
sadar bahwa saya adalah seseorang yang paling beruntung yang pernah
hidup. Tuhan memecah lamunan saya dengan nada mendesak.
“Choo
Nam, Aku telah menyiapkan segalanya untuk anak-anakKu. Aku mempercepat
semuanya sebab kerajaan Ku telah lama sekali siap, tetapi banyak
sekali anak-anakKu belum siap untukKu, karena mereka terlalu mencintai
dunia.”
“Itulah
sebabnya Aku ingin engkau menulis sebuah buku bagi Ku. Aku tahu ini
akan melelahkan untukmu, tetapi pekerjaan ini harus dilakukan
segera.”
“Tuhan, aku sangat heran dengan segala yang
telah Engkau perlihatkan kepadaku. Jika aku mendengar buku yang
seperti itu, aku tahu aku akan sangat ingin membacanya karena aku
sangat mencintai Mu.”
“Aku
tahu puteriKu,” Ia membalas, sambil tersenyum. “inilah
sebabnya mengapa Aku dalam keadaan terburu-buru. Mengajarkan tentang
Injil adalah hal yang terpenting di dunia. Aku ingin semua anakKu
mengetahui, bahwa Aku segera datang.”
Pikiran saya kembali kepada beberapa kata-kata
penutup dari kitab Injil, dan dengan sepenuh hati saya, aku berseru
yang sama : “Kalau begitu, datanglah, Tuhan Yesus.”
Maranatha!
Tuhan sungguh akan segera datang