Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

ORANG BODOH BAGI TUHAN

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk

memalukan orang-orang yang berhikmat

1 KORINTUS  1:27

Hari pertama musim semi 1999, Tuhan memberitahu saya banyak hal selama penyembahan dan saya hamper melakukan sesuatu yang bodoh dengan diri saya sendiri. Biasanya selama waktu penyembahan, tangan saya akan bergerak ke smua arah ketika saya mengambil bagian dalam tarian dan nyanyian surgawi, tetapi pada hari Minggu pagi ini, saya bahkan tidak dapat mengangkat tangan saya selama seluruh ibadah penyembahan, tetapi badan saya terurapi penuh kuasa sepanjang waktu itu. Saya bingung oleh perubahan keadaan ini.

Sesungguhnya. Seluruj kejadian ini membuat saya merasa tidak keruan. Ini adalah yang keempat kalinya saya merasa tidak gembira sejak Tuhan mulai memperlihatkan kepada saya penglihatan-penglihatan surgawi. Saya masih memiliki kedamaian, tetapi pikiran saya agak terganggu bahkan setelah kebaktian ketika saya masih di hadirat Tuhan.

Setelah kebaktian, saya mengadu kepada tuhan dan saya berbuat demikian lagi sebelum waktu makan malam, tetapi Tuhan tetap diam. Saya merasa bertambah tidak karuan. Tiba-tiba suatu pikiran datang kepada saya bahwa itu adalah setan yang sedang melakukan ini kepada saya, jadi saya mengusir setan dalam nama Yesus dan kegembiraan langsung datang kembali kepada saya.

Saya girang dengan tersenyum lebar dan bahagia; kemudian saya minta kepada Tuhan pengampunan. Ia menjawab: “PuteriKu, engkau tidak tahu bagai-mana melimdungi dirimu sendiri. Banyak orang Kristen tidak tahu bagaimana mengusir musuh seperti yang baru engkau lakukan, dan engkau harus memasukan pengalaman ini di dalam bukumu.

“Sangat penting sekali untuk setiap orang Kristen mengetahui bagaimana mengusir keluar musuh. Jikalau egkau sakit atau engkau mempunyai masalah-masalah lain dalam hidupmu, pertama-tama engkau mengusir setan dan kemudian engkau berdoa kepada Bapa dalam namaKu.”

Alangkah pentingnya pengajaran itu untuk saya! Segera dilanjutkan oleh Tuhan mengajar saya tentang mengadili orang lain. Saya sering berpikir mengapa beberapa masalah dengan hal-hal duniawi. Saya tidak sungguh-sungguh mem-punyai pikiran yang jelek terhadap mereka, tetapi harus saya akui bahwa saya bertanya pada diri sendiri mengenainya. Saya berpikir mungkin orang-orang Kristen ini hidup melanggar kehendak Tuhan, dan karena sebab inilah, hal-hal yang buruk menimpa orang-orang yang mereka kasihi. Kemudian Tuhan menggu-nakan anak perempuan saya sendiri untuk mengajar saya sesuatu mengenai sikap ini.

Anak perempuan saya dan saya mempunyai hubungan yang sangat erat, dan kami adalah teman terbaik sehingga tiba-tiba hubungan kami berhenti kira-kira tiga tahu yang lalu. Ia adalah seorang Kristen yang dipenuhi Roh dan kami menyangka ia mempunyai perkawinan yang baik, tetapi tiba-tiba ia dan suaminya menghadapi masalah-masalah.

Akhirnya anak saya menceraikan suaminya. Mereka mempunyai dua anak. Kelihatannya seolah-olah mereka memiliki apa saja yang mereka perlukan dan inginkan-lebih daripada kebanyakan orang – tetapi mereka kehilangan segala-galanya sebagai akibat masalah perkawinan mereka diikuti dengan perceraian. Walaupun puteri saya berhasil dalam pekerjaannya, ia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak percaya dan menjalani hidup yang tidak beriman sama sekali. Sebagai akibatnya, ia mempunyai banyak sekali masalah.

Sebelum masalah perkawinan mereka timbul, saya telah memperhatikan bagaimana puteri saya menjauhi Tuhan. Setiap kali saya menyebut Tuhan kepadanya, ia tidak mau mendengar tentang Dia atau berbicara mengenai Dia. Ia pergi ke gereja sekali seminggu dengan anak-anaknya dan membaca Alkitab dan berdoa, tetapi selain itu ia hidup secara duniawi.

Sebelum masalah timbul, ia mendengar nasihat saya, tetapi tiba-tiba ia tidak mau mendengar apapun yang saya mesti katakana. Ia menjadi berubah sama sekali. Roger dan saya merasa seperti kami tidak pernah benar-benar mengenal dia. Kami merasa ia telah kehilangan semua pendiriannya.

Saya agak terhibur karena mengetahui Tuhan menjaga kelakuannya, tetapi saya tahu Ia tidak akan berbuat apa-apa baginya sehingga ia bertobat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya. Tuhan tidak akan pernah memaksa seorangpun dari kita untuk melakukan apa saja yang kita tidak ingin lakukan.

Tuhan mengajar kami banyak hal melalui puteri kami. Sejak menjadi orang Kristen, saya tidak percaya akan perceraian atau melakukan hal-hal yang tidak beriman dengan sengaja. Itulah sebabnya saya merasa sangat malu mengenai perceraian puteri saya dan hidupnya yang tak beriman. Kejadian ini sangat mematahkan hati saya karena ia menyakiti Tuhan Yesus kami. Ini adalah peris-tiwa yang paling sukar yang pernah terjadi atas kami sejak kami diselamatkan, tetapi kami sama sekali tidak pernah menyalahkan Tuhan. Kami merendahkan hati kami sebab kami tahu Ia akan mengatur segalanya dengan caraNya yang sempurna.

Saya percaya Tuhan tidak menyukai pemikiran saya dan dipermalukan mengenai hal ini, dan Ia tidak memberikan saya pilihan tetapi untuk memasukkan cerita tentang puteri saya di dalam buku ini.

Saya telah berjanji kepadaNya bahwa apapun juga keadaannya, saya akan mematuhi Dia seluruh hidup saya. Itulah sebabnya saya tidak pernah menyang-sikan Dia mengenai mengapa saya harus berbuat demikian. Saya hanya berkata: “Seandainya ini yang Engkau kehendaki, tuhan, saya akan melakukannya.”

Sekarang kehidupannya sudah beres dan hubungan kami sudah seperti dahulu, tetapi hidupnya begitu sibuk sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk dirinya sendiri atau orang lain. Saya sangat prihatin, bahwa ia tidak mempunyai waktu untuk Tuhan.

Setelah penglihatan tentang surga yang saya terima dan alami, Tuhan mengatakan kepada saya beberapa kali, bahwa akan ada banyak perceraian, banyak keluarga terpecah dan banyak orang mati. Di antaranya, Ia menerangkan, ada banyak orang Kristen.

Saya belajar hal-hal yang terjadi pada anak-anak kami mungkin tidak ada kaitannya sama sekali dengan kehidupan orangtua dengan Tuhan. Tuhan mene-rangkannya seperti ini, “Bahkan banyak orang Kristen yang beriman dan yang mereka kasihi kadang-kadang mengalami hal-hal buruk. Menghakimi orang lain adalah salah satu dosa yang terburuk. Tidak ada seorangpun mempunyai hak untuk menghakimi orang lain, walau bagaimanapun keadaannya, dan sehingga engkau belajar melalui pengalamanmu sendiri, ini adalah kebenaran yang sukar untuk dimengerti.”

Sejak saat itu dan seterusnya, betapa buruknya hal-hal yang mungkin menimpa dalam hidup orang lain, saya memilih untuk tidak berprasangka buruk terhadap mereka. Sebaliknya, saya memilih untuk mengasihi mereka, seperti Paulus memerintahkan: “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan mela-kukan suatu pelanggaran, maka kami yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena percobaan. Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hokum Kristus” (Galatia 6:1-2).

 

WAKTU PENYEMBAHAN

 

Sejak 7 Pebruari 1999, Tuhan menyatakan kehadiranNya kepada saya setiap hari Minggu pagi, selalu antara pukul 01 pagi dan pukul 02 pagi. Ia memakai waktu ini untuk memberitahu saya apa yang harus saya perbuat selama kebaktian Minggu pagi. Sejak 21 Maret, saya tidak dapat menggerakkan tangan saya seluruh waktu penyembahan.

Kemudian pada 28 Maret, saya tidak dapat menggerakkan tangan maupun mulut saya, dan saya menangis selama seluruh kebaktian dengan begitu gembira dan kerendahan hati karena saya tahu inilah Roh Kudus yang sedang mengenda-likan badan saya. Tuha memberitahu saya bahwa saya tidak pernah boleh melakukan sesuatu atas kemauan saya sendiri apabila penyembahan mulai, jadi saya selalu duduk di sana sehingga Roh Kudus menggerakkan saya.

Pada waktu ini, badan saya diurapi dengan kuat sekali, dan saya berdiri tetapi saya tidak dapat mengangkat tangan saya sepanjang seluruh waktu penyembahan. Ketika penyembahan tamat, tangan dan mulut saya melepaskan kuasa Tuhan.

Pada 11 April 1999, Tuhan memberitahu saya di pagi hari, bahwa hari ini akan melihat hari yang istimewa, jadi saya bersiap sedia untuk beraksi dalam alam mukjizat. Sebaliknya, Tuhan datang dengan mahkota dan jubah emasNya, dan ia berdiri dekat mimbar selama sekurang-kurangnya dua puluh menit. Itu saja sudah merupakan mukjizat, saya memberi asalan.

Saya berdoa sepanjang waktu di bawah urapan yang sangat melimpah. Saya tidak dapat menggerakkan tangan saya atau menari sepanjang seluruh waktu penyembahan.

Pada 18 April 1999, Tuhan memberi perintah kepada saya mengenai apa yang harus saya lakukan pagi itu setelah saya berdoa dalam roh selama setengah jam sebelum penyembahan. Ia memberitahu saya untuk tidak menggerakkan badan saya dengan kemauan saya sendiri tetapi untuk duduk dan menunggu, jadi persis seperti itulah yang saya lakukan.

Sebelum lagu pertama berakhir, badan saya berdiri, tetapi saya tidak dapat menggerakkan apapun. Tiba-tiba nyanyian-nyanyian surgawi keluar, dan Roh Kudus menggerakkan badan saya ke depan kelompok penyembahan, dan badan saya membalik menghadapi jemaat dan saya mulai menari dengan lagu surgawi saya.

Ketika waktu penyembahan selesai, nyanyian dan tarian saya berhenti, dan saya kembali ke tempat duduk saya dengan ijin Tuhan. Selama seluruh waktu saya menari mata saya tertutup, terpusat hanya kepada Yesus. Saya merasakan kegem-biraan yang tak terkatakan sepanjang kebaktian. Biasanya saya adalah seorang yang sangat pemalu, tetapi saya merasa terpesona oleh urapan yang begitu kuatnya kali ini sehingga saya tidak peuli apa yang orang piker atau katakana.

Tuhan menyuruh saya memberitahu pendeta bahwa akan ada banyak kejutan dan rahmat datang bagi gereja, dan tarian itu adalah atas dorongan Roh Kudus. Itu adalah salah satu hari yang paling bahagia dalam hidup saya – hari yang telah lama saya tunggu-tunggu sebab Tuhan menjanjikan bahwa tarian ini akan menjadi permulaan pelayanan saya.

Saya juga melihat satu penglihatan hari itu, sesudah Ia memulai latihan-jasmaniku. Saya melihat diri saya berdiri di atas sebuah batu, memandang ke bawah lautan luas yang tak terbatas. Saya sedang memakai gaun putih ketika saya menikmati pemandangan dengan menari dan menyanyi di atas batu.

 

 

 

RACHEL DI SURGA

 

Pada 6 Mei 1999, sesudah doa malam saya, Tuhan memerintahkan saya untuk memasukkan nama dari seorang murid sekolah menengah yang tertembak sewaktu penembakan terjadi di Sekolah Menengah Columbine di Colorado. Namanya ialah Rachel.

“Rachel dipilih untuk dipakai pada akhir zaman,” Ia berkata, “dan ia dipilih sebelum ia dilahirkan. Melalui dia, Aku mempunyai rencana untuk menjamah jutaan jiwa, baik muda maupun tua.”

Sebelum ini saya telah menangisi Rachel, sebab menjadi banyak berkat bagi saya mengetahui bagaimana dia berdiri teguh bagi Tuhannya di dalam menghadapi maut. Saya tahu ia bersama Dia di surga dan pengetahuan itu membawa kegembiraan yang sangat kepadaku. Saya tidak pernah menyesal menegnai bagaimana ia mati sebab saya tahu ke mana ia pergi setelah kematian. Barangsiapa mati untuk Tuhan Yesus kita mengalami anugerah yang terbesar dari semuanya.

Tuhan menceritakan saya banyak hal tentang Rachel, tetapi ketika saya bangun keesokan harinya untuk menulis pengalaman itu di dalam buku, saya lupa namanya saya sekali. Bagaimana susahnya saya mencoba, namanya tidak timbul pada saya, jadi saya menyangka mungkin tidak begitu penting bagi saya untuk memasukkan dia ke dalam buku.

Sesudah doa pagi saya, ketika Tuhan dan saya sedang bercakap-cakap, saya memberitahu Dia tentang bagaimana namanya tidak dapat saya ingat lagi. Ia berbisik, “Rachel,” dan saya tidak pernah melupakan namanya lagi. Tuhan berkata: “Rachel lebih bahagia bersamaKu daripada selama ia hidup di bumi, dan Aku akan memberkati keluarganya. Terlalu sering orang menyalahkan setiap peristiwa buruk disebabkan oleh Setan. Jikalau kematian Rachel adalah kehendak Setan, namaKu tidak akan pernah disebut sebelum ia mati. Setan tidak mem-punyai kuasa atas orang-orangKu jika Aku tidak mengijinkannya.”

“Setiap kehidupan mempunyai tujuan tertentu di dunia ini. Karena itu Aku memakai beberapa orang dengan cara yang khusus. Jadi, jangan mengira bahwa karena seseorang itu adalah seorang Kristen yang beriman bahwa mereka akan hidup lama dan dengan sempurna di bumi. Jika Aku harus mengambil satu nyawa untuk menyelamatkan satu yang lain, Aku akan berbuat demikian.”

“Seperti yang telah Kukatakan sebelumnya, Aku harus mengambil banyak nyawa sebelum Aku kembali. Di antara mereka adalah banyak orang Kristen. Keselamatan adalah begitu pentingnya bagiKu. Tetapi ingat selalu bahwa Aku tidak pernah ingin melihat siapapun binasa.”

 

DITEGUR

 

Pada suatu hari Minggu dalam tahun 1999, Roh Kudus membawa saya ke depan ruangan kebaktian utama, di depan kelompok penyembahan, dan saya dengan gembira mulai menari dan menyanyi. Tiba-tiba, ketika pendeta muncul di depan saya dan ia menegur tarian saya.

Pendeta menangkap lengan saya dan membawa saya kembali ke tempat duduk saya. Saya mulai menangis sebab saya tahu ia menyakiti Tuhan-ku tetapi saya tidak dipermalukan atau marah mengenai apa yang dilakukannya terhadap saya. Walau bagaimanapun, saya merasa sangat sedih untuk pendeta saya sebab musuhlah yang berbuat demikian terhadapnya.

Tarian yang saya lakukan pada waktu penyembahan bukanlah suatu tarian biasa. Sebab Tuhan telah bekerja dengan tubuh dan tangan saya selama berbulan-bulan, kuasa besar dibangun di dalam saya, dan Tuhan yang memimpin setiap pergerakan tarian saya. Ketika saya menari, saya tidak menggerakkan tangan saya atas kehendak saya sendiri, tetapi Roh Kudus menggerakkan mereka bagi saya. Saya tidak pernah mencoba menghentikan tangan saya atas kehendak saya sendiri saya membiarkan Roh Kudus yang menghentikan mereka.

Setiap langkah dan pergerakan dilakukan tujuh kali, dan saya tidak pernah dapat membuat gerakan-gerakan ini atas kehendak saya sendiri. Roh Kudus memimpin setiap bagiannya. Karena inilah saya pergi ke gereja sekurang-kurangnya tiga puluh menit sebelum penyembahan mulai, dan saya juga berdoa dua jam atau lebih sebelum saya pergi ke gereja atas petunjuk Tuhan.

Kemudian, setiap hari Senin Tuhan membawaku ke pantai dalam badan transformasi saya, dan setelah kami bercakap-cakap saya berlutut di hadapanNya. Sesudah ini, saya menari di depan Dia dengan lagu surgawi; ini adalah tarian yang sama yang Ia haruskan saya lakukan pada waktu kebaktian gereja.

Tarian, sebab itu, telah menjadi sangat penting bagi Tuhan, dan saya tahu ini adalah bagian daripada pelayanan yang telah diberikanNya. Begitu hebatnya kuasa dalam tubuh saya, dan setelah menari, saya tidak mempunyai kekuatan dan saya hamper tidak dapat berdiri.

Setelah saya ditegur, saya pulang dan berbicara dengan Tuhan. Saya tahu bahwa Ia sangat tidak gembira dengan pendeta saya. Ia berkata: “Ia tidak tidak percaya kepadamu sebab setan membujuknya. Ia memadamkan Roh KudusKu. Janganlah engkau pernah akan kembali ke gereja itu.”

Hamper sebulan lamanya saya menari di depan gereja, dan Tuhan telah merencanakan banyak rahmat bagi gereja itu. Setan merusakkannya.

“Hanya sekitar 20 persen dari gereja-gereja meletakkan Aku sebagai yang Terutama; sisanya kuatir tentang apa yang akan dikatakan oleh orang dari berapa banyak uang yang akan mereka peroleh. Banyak gereja-gereja tidak peduli tentang menjangkau jiwa-jiwa yang sesat sama sekali. Itu adalah hal yang terpenting bagiKu.”

“Aku harus memberitahumu, puteri, bahwa banyak pendeta akan pergi ke lembah-lembah yang Aku perlihatkan padamu, kemudian jemaat mereka akan mengikuti. Setiap pendeta yang menganiaya pelayan-pelayan dengan urapan khususKu dan nabi-nabiKu tidak dapat diberkati. Tetapi seseorang dengan anugerah istimewa dariKu dapat membawa berkat kepada seluruh gereja. Engkau harus menaruh ini semua di dalam bukumu, Choo Nam.”

Saya memohon Tuhan untuk tidak memaksakan ini kepada saya, sebab saya cemas tentang pengaruhnya atas pendeta, tetapi Tuhan mengingatkan saya bahwa saya perlu menaati Dia sepanjang masa. Ia menegaskan bahwa Ia mau gereja-gereja lain tahu mengenai hal ini juga.

Pendeta adalah seorang yang sangat diurapi dan pengasih, tetapi ia menyangsikan saya sebab setan datang di antara dia dan saya. Kami telah ikut dalam gereja itu selama lebih dari empat tahun dan hanya absent satu kebaktian hari Minggu sebab turun salju yang tebal sekali.

Pelayanan saya di gereja adalah dalam bentuk doa syafaat dan suamiku menyumbang banyak sekali kerja dalam program pembangunan. Roger juga menjadi kepala penerima tahu, dan kami sungguh-sungguh sangat mengasihi pendeta serta gereja, tetapi pengalaman satu hari telah merubah segalanya.

 

SATU PERMULAAN BARU

 

Saya telah mendengar tentang Gereja Bethel sebelumnya, tetapi saya tidak mempunyai hasrat untuk pergi ke sana ataupun ke gereja yang lain sebab Tuhan telah memerintahkan saya untuk tinggal tetap di mana kami berada hingga waktunya Ia membebaskan kami.

Pada 16 Mei 1999, saya tahu saya tidak akan pernah kembali ke gereja yang dahulu lagi, dan saya percaya Tuhan menunjukkan kami kepada gereja yang lain. Pikiran saya mulai berpikir tentang Bethel, dan ketika berdoa sebelum makam malam, Tuhan membisikkan, “Bethel.”

Itu memperkuatnya dan hati saya mulai ingin untuk pergi ke sana untuk penyembahan. Malam itu kami menghadiri kebaktian di Bethel, dan saya mengalami urapan yang hangat dan indah. Kenyataannya, urapan begitu kuat sehingga pakaian saya basah dengan keringat.

Pada 23 Mei saya menghadiri kebaktian hari Minggu di Bethel, tetapi kami telah salah dengar tentang waktu kebaktian. Kami terlambat tiga puluh menit untuk penyembahan, tetapi begitu saya duduk, urapan Roh Kudus Tuhan yang kuat ada pada seluruh diri saya sekali lagi. Sesungguhnya, ia tak terkendalikan, meskipun saya terlepas kesmepatan untuk berdoa dan menari sebelum kebaktian. Bagi Tuhan, setengah jam berdoa dalam roh sebelum penyembahan itu sangat penting sekali.

Pada 30 Mei 1999, kami menghadiri Bethel lagi dan kali ini saya menari dengan bebas waktu ibadah penyembahan. Ketika saya menari di gereja kami yang lama, saya mempunyai perasaan yang tak enak sekali.

Tuhan telah menerangkan pada saya bahwa banyak terjadi percekcokan mengenai tarianku di depan kelompok penyembahan di gereja yang lama. Saya pasti perasaan ketidak-enakan saya datangnya dari Roh Kudus pada saat-saat itu. Tuhan mengingatkan saya: “Gereja mana saja yang tidak membiarkan Roh Kudus menggerakkan anggota gereja dengan bebas tidak dapat diberkati. Aku merencanakan untuk menuangkan urapan yang lebih kuat ke atas gereja sebelum Aku kembali, dan gereja-gereja sebaiknya bersedia untuk itu.”

Tuhan memberitahu saya bahwa Ia akan berbicara kepada sesudah ibadah penyembahan mengenai beberapa hal yang sangat penting. Ia memberitahu saya untuk berbicara kepada penulis tentang buku ini. Ia minta saya mengantar naskah untuk latihan-jasmani dan untuk membuat suatu daftar daripada semua penglihatan-penglihatan surgawi yang telah diberikanNya kepadaku selama tiga tahun latihan lamanya.

Walaupun saya sering menyinggung tentang buku kepada Tuhan, Ia selalu memberitahu saya, bahwa Ia akan mengatur pada waktuNya dan bahwa saya tidak usah kuatir mengenainya. Tuhan memberiku kelegaan tentang buku ini dan saya sangat bergairah.

Ia juga memberitahu saya untuk memberikan suatu daftar penglihatan-penglihatan surgawi saya dan memberitahukan pengalaman-pengalaman rohani saya dengan pendeta kami yang baru, Pendeta Wolfson.

Sesudah tiga setengah tahun bersama Tuhan, saya menyadari bahwa pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan saya adalah bukan milik saya lagi. Seluruh kehidupan saya adalah milik Tuhan. Pikiran saya, perasaan saya, dan kelakuan saya, semuanya telah berubah. Saya sangat mengasihi jiwa-jiwa yang sesat dan yang miskin, dan hati saya berhasrat sekali untuk sesiapa yang tidak mengenal Tuhan.

Sekarang saya tahu bahwa jikalau saya menyenangkan Tuhan dan selalu meletakkan Dia sebagai yang utama, segala sesuatu di dalam hidup saya akan beres. Tuhan-ku yang hebat telah mengubah saya sama sekali dan Ia mengajar saya banyak hal-hal yang luar biasa tentang caraNya. Tak ada seorangpun dapat membuat saya marah lagi karena cinta Tuhan yang besar di dalam hiduo saya menyanggupkan saya mengampuni orang tersebut.

“Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku, maka akupun selamat dari pada musuhku” (Mazmur 18:2-4).

 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws