ORANG
BODOH BAGI TUHAN
Tetapi apa yang bodoh
bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang
yang berhikmat
1
KORINTUS 1:27
Hari pertama musim
semi 1999, Tuhan memberitahu saya banyak hal selama penyembahan dan saya
hamper melakukan sesuatu yang bodoh dengan diri saya sendiri. Biasanya
selama waktu penyembahan, tangan saya akan bergerak ke smua arah ketika
saya mengambil bagian dalam tarian dan nyanyian surgawi, tetapi pada hari
Minggu pagi ini, saya bahkan tidak dapat mengangkat tangan saya selama
seluruh ibadah penyembahan, tetapi badan saya terurapi penuh kuasa
sepanjang waktu itu. Saya bingung oleh perubahan keadaan ini.
Sesungguhnya.
Seluruj kejadian ini membuat saya merasa tidak keruan. Ini adalah yang
keempat kalinya saya merasa tidak gembira sejak Tuhan mulai memperlihatkan
kepada saya penglihatan-penglihatan surgawi. Saya masih memiliki kedamaian,
tetapi pikiran saya agak terganggu bahkan setelah kebaktian ketika saya
masih di hadirat Tuhan.
Setelah kebaktian,
saya mengadu kepada tuhan dan saya berbuat demikian lagi sebelum waktu
makan malam, tetapi Tuhan tetap diam. Saya merasa bertambah tidak karuan.
Tiba-tiba suatu pikiran datang kepada saya bahwa itu adalah setan yang
sedang melakukan ini kepada saya, jadi saya mengusir setan dalam nama
Yesus dan kegembiraan langsung datang kembali kepada saya.
Saya girang dengan
tersenyum lebar dan bahagia; kemudian saya minta kepada Tuhan pengampunan.
Ia menjawab: “PuteriKu, engkau tidak tahu bagai-mana melimdungi dirimu sendiri.
Banyak orang Kristen tidak tahu bagaimana mengusir musuh seperti yang baru
engkau lakukan, dan engkau harus memasukan pengalaman ini di dalam bukumu.
“Sangat penting
sekali untuk setiap orang Kristen mengetahui bagaimana mengusir keluar
musuh. Jikalau egkau sakit atau engkau mempunyai masalah-masalah lain
dalam hidupmu, pertama-tama engkau mengusir setan dan kemudian engkau
berdoa kepada Bapa dalam namaKu.”
Alangkah pentingnya
pengajaran itu untuk saya! Segera dilanjutkan oleh Tuhan mengajar saya
tentang mengadili orang lain. Saya sering berpikir mengapa beberapa
masalah dengan hal-hal duniawi. Saya tidak sungguh-sungguh mem-punyai
pikiran yang jelek terhadap mereka, tetapi harus saya akui bahwa saya
bertanya pada diri sendiri mengenainya. Saya berpikir mungkin orang-orang
Kristen ini hidup melanggar kehendak Tuhan, dan karena sebab inilah,
hal-hal yang buruk menimpa orang-orang yang mereka kasihi. Kemudian Tuhan
menggu-nakan anak perempuan saya sendiri untuk mengajar saya sesuatu
mengenai sikap ini.
Anak perempuan saya dan saya mempunyai hubungan
yang sangat erat, dan kami adalah teman terbaik sehingga tiba-tiba
hubungan kami berhenti kira-kira tiga tahu yang lalu. Ia adalah seorang
Kristen yang dipenuhi Roh dan kami menyangka ia mempunyai perkawinan yang
baik, tetapi tiba-tiba ia dan suaminya menghadapi masalah-masalah.
Akhirnya anak saya menceraikan suaminya. Mereka
mempunyai dua anak. Kelihatannya seolah-olah mereka memiliki apa saja yang
mereka perlukan dan inginkan-lebih daripada kebanyakan orang – tetapi
mereka kehilangan segala-galanya sebagai akibat masalah perkawinan mereka
diikuti dengan perceraian. Walaupun puteri saya berhasil dalam
pekerjaannya, ia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak percaya dan
menjalani hidup yang tidak beriman sama sekali. Sebagai akibatnya, ia
mempunyai banyak sekali masalah.
Sebelum masalah perkawinan mereka timbul, saya
telah memperhatikan bagaimana puteri saya menjauhi Tuhan. Setiap kali saya
menyebut Tuhan kepadanya, ia tidak mau mendengar tentang Dia atau
berbicara mengenai Dia. Ia pergi ke gereja sekali seminggu dengan
anak-anaknya dan membaca Alkitab dan berdoa, tetapi selain itu ia hidup
secara duniawi.
Sebelum masalah timbul, ia mendengar nasihat
saya, tetapi tiba-tiba ia tidak mau mendengar apapun yang saya mesti
katakana. Ia menjadi berubah sama sekali. Roger dan saya merasa seperti
kami tidak pernah benar-benar mengenal dia. Kami merasa ia telah
kehilangan semua pendiriannya.
Saya agak terhibur karena mengetahui Tuhan
menjaga kelakuannya, tetapi saya tahu Ia tidak akan berbuat apa-apa
baginya sehingga ia bertobat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya.
Tuhan tidak akan pernah memaksa seorangpun dari kita untuk melakukan apa
saja yang kita tidak ingin lakukan.
Tuhan mengajar kami banyak hal melalui puteri
kami. Sejak menjadi orang Kristen, saya tidak percaya akan perceraian atau
melakukan hal-hal yang tidak beriman dengan sengaja. Itulah sebabnya saya
merasa sangat malu mengenai perceraian puteri saya dan hidupnya yang tak
beriman. Kejadian ini sangat mematahkan hati saya karena ia menyakiti
Tuhan Yesus kami. Ini adalah peris-tiwa yang paling sukar yang pernah
terjadi atas kami sejak kami diselamatkan, tetapi kami sama sekali tidak
pernah menyalahkan Tuhan. Kami merendahkan hati kami sebab kami tahu Ia
akan mengatur segalanya dengan caraNya yang sempurna.
Saya percaya Tuhan tidak menyukai pemikiran saya
dan dipermalukan mengenai hal ini, dan Ia tidak memberikan saya pilihan
tetapi untuk memasukkan cerita tentang puteri saya di dalam buku ini.
Saya telah berjanji kepadaNya bahwa apapun juga
keadaannya, saya akan mematuhi Dia seluruh hidup saya. Itulah sebabnya
saya tidak pernah menyang-sikan Dia mengenai mengapa saya harus berbuat
demikian. Saya hanya berkata: “Seandainya ini yang Engkau kehendaki,
tuhan, saya akan melakukannya.”
Sekarang kehidupannya sudah beres dan hubungan
kami sudah seperti dahulu, tetapi hidupnya begitu sibuk sehingga ia tidak
mempunyai waktu untuk dirinya sendiri atau orang lain. Saya sangat
prihatin, bahwa ia tidak mempunyai waktu untuk Tuhan.
Setelah penglihatan tentang surga yang saya
terima dan alami, Tuhan mengatakan kepada saya beberapa kali, bahwa akan
ada banyak perceraian, banyak keluarga terpecah dan banyak orang mati. Di
antaranya, Ia menerangkan, ada banyak orang Kristen.
Saya belajar hal-hal yang terjadi pada anak-anak
kami mungkin tidak ada kaitannya sama sekali dengan kehidupan orangtua
dengan Tuhan. Tuhan mene-rangkannya seperti ini, “Bahkan
banyak orang Kristen yang beriman dan yang mereka kasihi kadang-kadang
mengalami hal-hal buruk. Menghakimi orang lain adalah salah satu dosa yang
terburuk. Tidak ada seorangpun mempunyai hak untuk menghakimi orang lain,
walau bagaimanapun keadaannya, dan sehingga engkau belajar melalui
pengalamanmu sendiri, ini adalah kebenaran yang sukar untuk dimengerti.”
Sejak saat itu dan seterusnya, betapa buruknya
hal-hal yang mungkin menimpa dalam hidup orang lain, saya memilih untuk
tidak berprasangka buruk terhadap mereka. Sebaliknya, saya memilih untuk
mengasihi mereka, seperti Paulus memerintahkan: “Saudara-saudara,
kalaupun seorang kedapatan mela-kukan suatu pelanggaran, maka kami yang
rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah
lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena
percobaan. Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hokum Kristus” (Galatia 6:1-2).
WAKTU
PENYEMBAHAN
Sejak 7 Pebruari 1999, Tuhan menyatakan
kehadiranNya kepada saya setiap hari Minggu pagi, selalu antara pukul 01
pagi dan pukul 02 pagi. Ia memakai waktu ini untuk memberitahu saya apa
yang harus saya perbuat selama kebaktian Minggu pagi. Sejak 21 Maret, saya
tidak dapat menggerakkan tangan saya seluruh waktu penyembahan.
Kemudian pada 28 Maret, saya tidak dapat
menggerakkan tangan maupun mulut saya, dan saya menangis selama seluruh
kebaktian dengan begitu gembira dan kerendahan hati karena saya tahu
inilah Roh Kudus yang sedang mengenda-likan badan saya. Tuha memberitahu
saya bahwa saya tidak pernah boleh melakukan sesuatu atas kemauan saya
sendiri apabila penyembahan mulai, jadi saya selalu duduk di sana sehingga
Roh Kudus menggerakkan saya.
Pada waktu ini, badan saya diurapi dengan kuat
sekali, dan saya berdiri tetapi saya tidak dapat mengangkat tangan saya
sepanjang seluruh waktu penyembahan. Ketika penyembahan tamat, tangan dan
mulut saya melepaskan kuasa Tuhan.
Pada 11 April 1999, Tuhan memberitahu saya di
pagi hari, bahwa hari ini akan melihat hari yang istimewa, jadi saya
bersiap sedia untuk beraksi dalam alam mukjizat. Sebaliknya, Tuhan datang
dengan mahkota dan jubah emasNya, dan ia berdiri dekat mimbar selama
sekurang-kurangnya dua puluh menit. Itu saja sudah merupakan mukjizat,
saya memberi asalan.
Saya berdoa sepanjang waktu di bawah urapan yang
sangat melimpah. Saya tidak dapat menggerakkan tangan saya atau menari
sepanjang seluruh waktu penyembahan.
Pada 18 April 1999, Tuhan memberi perintah
kepada saya mengenai apa yang harus saya lakukan pagi itu setelah saya
berdoa dalam roh selama setengah jam sebelum penyembahan. Ia memberitahu
saya untuk tidak menggerakkan badan saya dengan kemauan saya sendiri
tetapi untuk duduk dan menunggu, jadi persis seperti itulah yang saya
lakukan.
Sebelum lagu pertama berakhir, badan saya
berdiri, tetapi saya tidak dapat menggerakkan apapun. Tiba-tiba
nyanyian-nyanyian surgawi keluar, dan Roh Kudus menggerakkan badan saya ke
depan kelompok penyembahan, dan badan saya membalik menghadapi jemaat dan
saya mulai menari dengan lagu surgawi saya.
Ketika waktu penyembahan selesai, nyanyian dan
tarian saya berhenti, dan saya kembali ke tempat duduk saya dengan ijin
Tuhan. Selama seluruh waktu saya menari mata saya tertutup, terpusat hanya
kepada Yesus. Saya merasakan kegem-biraan yang tak terkatakan sepanjang
kebaktian. Biasanya saya adalah seorang yang sangat pemalu, tetapi saya
merasa terpesona oleh urapan yang begitu kuatnya kali ini sehingga saya
tidak peuli apa yang orang piker atau katakana.
Tuhan menyuruh saya memberitahu pendeta bahwa
akan ada banyak kejutan dan rahmat datang bagi gereja, dan tarian itu
adalah atas dorongan Roh Kudus. Itu adalah salah satu hari yang paling
bahagia dalam hidup saya – hari yang telah lama saya tunggu-tunggu sebab
Tuhan menjanjikan bahwa tarian ini akan menjadi permulaan pelayanan saya.
Saya juga melihat satu penglihatan hari itu,
sesudah Ia memulai latihan-jasmaniku. Saya melihat diri saya berdiri di
atas sebuah batu, memandang ke bawah lautan luas yang tak terbatas. Saya
sedang memakai gaun putih ketika saya menikmati pemandangan dengan menari
dan menyanyi di atas batu.
RACHEL
DI SURGA
Pada 6 Mei 1999, sesudah doa malam saya, Tuhan
memerintahkan saya untuk memasukkan nama dari seorang murid sekolah
menengah yang tertembak sewaktu penembakan terjadi di Sekolah Menengah
Columbine di Colorado. Namanya ialah Rachel.
“Rachel
dipilih untuk dipakai pada akhir zaman,” Ia berkata, “dan ia dipilih
sebelum ia dilahirkan. Melalui dia, Aku mempunyai rencana untuk menjamah
jutaan jiwa, baik muda maupun tua.”
Sebelum ini saya telah menangisi Rachel, sebab
menjadi banyak berkat bagi saya mengetahui bagaimana dia berdiri teguh
bagi Tuhannya di dalam menghadapi maut. Saya tahu ia bersama Dia di surga
dan pengetahuan itu membawa kegembiraan yang sangat kepadaku. Saya tidak
pernah menyesal menegnai bagaimana ia mati sebab saya tahu ke mana ia
pergi setelah kematian. Barangsiapa mati untuk Tuhan Yesus kita mengalami
anugerah yang terbesar dari semuanya.
Tuhan menceritakan saya banyak hal tentang
Rachel, tetapi ketika saya bangun keesokan harinya untuk menulis
pengalaman itu di dalam buku, saya lupa namanya saya sekali. Bagaimana
susahnya saya mencoba, namanya tidak timbul pada saya, jadi saya menyangka
mungkin tidak begitu penting bagi saya untuk memasukkan dia ke dalam buku.
Sesudah doa pagi saya, ketika Tuhan dan saya
sedang bercakap-cakap, saya memberitahu Dia tentang bagaimana namanya
tidak dapat saya ingat lagi. Ia berbisik, “Rachel,”
dan saya tidak pernah melupakan namanya lagi. Tuhan berkata: “Rachel lebih bahagia bersamaKu daripada selama ia hidup di bumi, dan
Aku akan memberkati keluarganya. Terlalu sering orang menyalahkan setiap
peristiwa buruk disebabkan oleh Setan. Jikalau kematian Rachel adalah
kehendak Setan, namaKu tidak akan pernah disebut sebelum ia mati. Setan
tidak mem-punyai kuasa atas orang-orangKu jika Aku tidak mengijinkannya.”
“Setiap
kehidupan mempunyai tujuan tertentu di dunia ini. Karena itu Aku memakai
beberapa orang dengan cara yang khusus. Jadi, jangan mengira bahwa karena
seseorang itu adalah seorang Kristen yang beriman bahwa mereka akan hidup
lama dan dengan sempurna di bumi. Jika Aku harus mengambil satu nyawa
untuk menyelamatkan satu yang lain, Aku akan berbuat demikian.”
“Seperti
yang telah Kukatakan sebelumnya, Aku harus mengambil banyak nyawa sebelum
Aku kembali. Di antara mereka adalah banyak orang Kristen. Keselamatan
adalah begitu pentingnya bagiKu. Tetapi ingat selalu bahwa Aku tidak
pernah ingin melihat siapapun binasa.”
DITEGUR
Pada suatu hari Minggu dalam tahun 1999, Roh
Kudus membawa saya ke depan ruangan kebaktian utama, di depan kelompok
penyembahan, dan saya dengan gembira mulai menari dan menyanyi. Tiba-tiba,
ketika pendeta muncul di depan saya dan ia menegur tarian saya.
Pendeta menangkap lengan saya dan membawa saya
kembali ke tempat duduk saya. Saya mulai menangis sebab saya tahu ia
menyakiti Tuhan-ku tetapi saya tidak dipermalukan atau marah mengenai apa
yang dilakukannya terhadap saya. Walau bagaimanapun, saya merasa sangat
sedih untuk pendeta saya sebab musuhlah yang berbuat demikian terhadapnya.
Tarian yang saya lakukan pada waktu penyembahan
bukanlah suatu tarian biasa. Sebab Tuhan telah bekerja dengan tubuh dan
tangan saya selama berbulan-bulan, kuasa besar dibangun di dalam saya, dan
Tuhan yang memimpin setiap pergerakan tarian saya. Ketika saya menari,
saya tidak menggerakkan tangan saya atas kehendak saya sendiri, tetapi Roh
Kudus menggerakkan mereka bagi saya. Saya tidak pernah mencoba
menghentikan tangan saya atas kehendak saya sendiri saya membiarkan Roh
Kudus yang menghentikan mereka.
Setiap langkah dan pergerakan dilakukan tujuh
kali, dan saya tidak pernah dapat membuat gerakan-gerakan ini atas
kehendak saya sendiri. Roh Kudus memimpin setiap bagiannya. Karena inilah
saya pergi ke gereja sekurang-kurangnya tiga puluh menit sebelum
penyembahan mulai, dan saya juga berdoa dua jam atau lebih sebelum saya
pergi ke gereja atas petunjuk Tuhan.
Kemudian, setiap hari Senin Tuhan membawaku ke
pantai dalam badan transformasi saya, dan setelah kami bercakap-cakap saya
berlutut di hadapanNya. Sesudah ini, saya menari di depan Dia dengan lagu
surgawi; ini adalah tarian yang sama yang Ia haruskan saya lakukan pada
waktu kebaktian gereja.
Tarian, sebab itu, telah menjadi sangat penting
bagi Tuhan, dan saya tahu ini adalah bagian daripada pelayanan yang telah
diberikanNya. Begitu hebatnya kuasa dalam tubuh saya, dan setelah menari,
saya tidak mempunyai kekuatan dan saya hamper tidak dapat berdiri.
Setelah saya ditegur, saya pulang dan berbicara
dengan Tuhan. Saya tahu bahwa Ia sangat tidak gembira dengan pendeta saya.
Ia berkata: “Ia tidak tidak
percaya kepadamu sebab setan membujuknya. Ia memadamkan Roh KudusKu.
Janganlah engkau pernah akan kembali ke gereja itu.”
Hamper sebulan lamanya saya menari di depan
gereja, dan Tuhan telah merencanakan banyak rahmat bagi gereja itu. Setan
merusakkannya.
“Hanya
sekitar 20 persen dari gereja-gereja meletakkan Aku sebagai yang Terutama;
sisanya kuatir tentang apa yang akan dikatakan oleh orang dari berapa
banyak uang yang akan mereka peroleh. Banyak gereja-gereja tidak peduli
tentang menjangkau jiwa-jiwa yang sesat sama sekali. Itu adalah hal yang
terpenting bagiKu.”
“Aku
harus memberitahumu, puteri, bahwa banyak pendeta akan pergi ke
lembah-lembah yang Aku perlihatkan padamu, kemudian jemaat mereka akan
mengikuti. Setiap pendeta yang menganiaya pelayan-pelayan dengan urapan
khususKu dan nabi-nabiKu tidak dapat diberkati. Tetapi seseorang dengan
anugerah istimewa dariKu dapat membawa berkat kepada seluruh gereja.
Engkau harus menaruh ini semua di dalam bukumu, Choo Nam.”
Saya memohon Tuhan untuk tidak memaksakan ini
kepada saya, sebab saya cemas tentang pengaruhnya atas pendeta, tetapi
Tuhan mengingatkan saya bahwa saya perlu menaati Dia sepanjang masa. Ia
menegaskan bahwa Ia mau gereja-gereja lain tahu mengenai hal ini juga.
Pendeta adalah seorang yang sangat diurapi dan
pengasih, tetapi ia menyangsikan saya sebab setan datang di antara dia dan
saya. Kami telah ikut dalam gereja itu selama lebih dari empat tahun dan
hanya absent satu kebaktian hari Minggu sebab turun salju yang tebal
sekali.
Pelayanan saya di gereja adalah dalam bentuk doa
syafaat dan suamiku menyumbang banyak sekali kerja dalam program
pembangunan. Roger juga menjadi kepala penerima tahu, dan kami
sungguh-sungguh sangat mengasihi pendeta serta gereja, tetapi pengalaman
satu hari telah merubah segalanya.
SATU
PERMULAAN BARU
Saya telah mendengar tentang Gereja Bethel
sebelumnya, tetapi saya tidak mempunyai hasrat untuk pergi ke sana ataupun
ke gereja yang lain sebab Tuhan telah memerintahkan saya untuk tinggal
tetap di mana kami berada hingga waktunya Ia membebaskan kami.
Pada 16 Mei 1999, saya tahu saya tidak akan
pernah kembali ke gereja yang dahulu lagi, dan saya percaya Tuhan
menunjukkan kami kepada gereja yang lain. Pikiran saya mulai berpikir
tentang Bethel, dan ketika berdoa sebelum makam malam, Tuhan membisikkan, “Bethel.”
Itu memperkuatnya dan hati saya mulai ingin
untuk pergi ke sana untuk penyembahan. Malam itu kami menghadiri kebaktian
di Bethel, dan saya mengalami urapan yang hangat dan indah. Kenyataannya,
urapan begitu kuat sehingga pakaian saya basah dengan keringat.
Pada 23 Mei saya menghadiri kebaktian hari
Minggu di Bethel, tetapi kami telah salah dengar tentang waktu kebaktian.
Kami terlambat tiga puluh menit untuk penyembahan, tetapi begitu saya
duduk, urapan Roh Kudus Tuhan yang kuat ada pada seluruh diri saya sekali
lagi. Sesungguhnya, ia tak terkendalikan, meskipun saya terlepas
kesmepatan untuk berdoa dan menari sebelum kebaktian. Bagi Tuhan, setengah
jam berdoa dalam roh sebelum penyembahan itu sangat penting sekali.
Pada 30 Mei 1999, kami menghadiri Bethel lagi
dan kali ini saya menari dengan bebas waktu ibadah penyembahan. Ketika
saya menari di gereja kami yang lama, saya mempunyai perasaan yang tak
enak sekali.
Tuhan telah menerangkan pada saya bahwa banyak
terjadi percekcokan mengenai tarianku di depan kelompok penyembahan di
gereja yang lama. Saya pasti perasaan ketidak-enakan saya datangnya dari
Roh Kudus pada saat-saat itu. Tuhan mengingatkan saya: “Gereja
mana saja yang tidak membiarkan Roh Kudus menggerakkan anggota gereja
dengan bebas tidak dapat diberkati. Aku merencanakan untuk menuangkan
urapan yang lebih kuat ke atas gereja sebelum Aku kembali, dan
gereja-gereja sebaiknya bersedia untuk itu.”
Tuhan memberitahu saya bahwa Ia akan berbicara
kepada sesudah ibadah penyembahan mengenai beberapa hal yang sangat
penting. Ia memberitahu saya untuk berbicara kepada penulis tentang buku
ini. Ia minta saya mengantar naskah untuk latihan-jasmani dan untuk
membuat suatu daftar daripada semua penglihatan-penglihatan surgawi yang
telah diberikanNya kepadaku selama tiga tahun latihan lamanya.
Walaupun saya sering menyinggung tentang buku
kepada Tuhan, Ia selalu memberitahu saya, bahwa Ia akan mengatur pada
waktuNya dan bahwa saya tidak usah kuatir mengenainya. Tuhan memberiku
kelegaan tentang buku ini dan saya sangat bergairah.
Ia juga memberitahu saya untuk memberikan suatu
daftar penglihatan-penglihatan surgawi saya dan memberitahukan
pengalaman-pengalaman rohani saya dengan pendeta kami yang baru, Pendeta
Wolfson.
Sesudah tiga setengah tahun bersama Tuhan, saya
menyadari bahwa pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan saya adalah bukan
milik saya lagi. Seluruh kehidupan saya adalah milik Tuhan. Pikiran saya,
perasaan saya, dan kelakuan saya, semuanya telah berubah. Saya sangat
mengasihi jiwa-jiwa yang sesat dan yang miskin, dan hati saya berhasrat
sekali untuk sesiapa yang tidak mengenal Tuhan.
Sekarang saya tahu bahwa jikalau saya
menyenangkan Tuhan dan selalu meletakkan Dia sebagai yang utama, segala
sesuatu di dalam hidup saya akan beres. Tuhan-ku yang hebat telah mengubah
saya sama sekali dan Ia mengajar saya banyak hal-hal yang luar biasa
tentang caraNya. Tak ada seorangpun dapat membuat saya marah lagi karena
cinta Tuhan yang besar di dalam hiduo saya menyanggupkan saya mengampuni
orang tersebut.
“Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!
Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku,
kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku, maka akupun selamat dari pada
musuhku” (Mazmur 18:2-4).