Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

KASIH TUHAN YANG BESAR

Di dalam kasih tidak ada ketakutan : kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut,

 ia tidak sempurna didalam kasih. Kita mengasihi,

karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita.

1 YOHANES  4: 18-19

Pengalaman-pengalaman saya di surga, dengan Tuhan, menolong saya untuk mengerti apa yang dimaksudkanNya. Tuhan adalah kasih, dan surga adalah sebuah tempat di mana kasih adalah lingkunganNya – yaitu cahaya dan kehidupan surga.

Peristiwa-peristiwa yang mendahului pengangkatan gereja, walau bagaimanapun, akan mengerikan dan menakutkan. Meskipun Tuhan telah meng-hapuskan ingatan tentang melihat ibu saya di neraka, saya masih mempunyai ingatan yang samar-samar mengenai dia di sana dan saya merasa pilu sekali di dalam hati saya mengenai nasib yang kekal dari orangtua saya.

Sesudah saya menjadi seorang Kristen, saya berdoa berkali-kali bagi orangtua saya. Saya memohon dengan sangat kepada Tuhan, minta agar Dia tidak membuang mereka ke neraka, dan saya mengingatkan Dia bagaimana baiknya mereka. Saya menangis dan berdoa sangat banyak kali untuk mereka sehingga saya merasa agak yakin, bahwa Tuhan tidak akan memasukkan mereka ke dalam lubang. Malahan saya memohon Tuhan dengan sangat supaya saya dapat menyenangkan Dia seumur hidup saya untuk mengimbangi apa yang telah salah dilakukan oleh orangtua saya.

Ibuku memang seorang yang baik. Ia kelihatan sangat suci dan tidak bersalah dalam banyak hal. Saya selalu berpikir, bahwa ibu saya tidak pernah tahu yang tidak baik. Ia sakit hampir seumur hidupnya, dan ia meninggal ketika ia berusia empat puluh. Kerisauannya yang terakhir ketika ia hampir meninggal adalah memikirkan saya.

Ketika ibu saya meninggal, saya merasa saya ingin mati juga. Ia adalah semua kasih yang saya ketahui pada waktu itu. Sebenarnya saya benci akan ayah saya sebab saya tahu ia bersama perempuan-perempuan lain pada saat ibu saya sakit.

Meskipun adalah kebiasaan beberapa orang laki-laki di Timur untuk mencari perempuan lain apabila isteri mereka sakit, saya tetap kecewa sekali oleh kelakuan ayah saya. Saya tahu ia telah mengkhianati isterinya, dan saya ikut merasakan kesedihannya.

Saya membawa rasa benci kepada ayah saya untuk waktu yang lama, tetapi ketika saya menjadi seorang Kristen, saya dapat mengampuninya, sebab saya menyadari bahwa ia tidak mengenal Tuhan. Hanya kasih karunia Tuhan, saya harus mengingatkan diri saya, yang dapat melindungi kita semua dari dosa.

Saya sering ingin tahu apakah saya akan melihat ibu saya sesudah saya meninggal kelak. Pikiran ini seringkali muncul sesudah ia meninggal, sewaktu saya masih berusia empat belas tahun.

 

SURGA ADALAH KASIH

 

Tuhanlah yang menutup jurang antara kasih yang sepatutnya saya terima dari orantua saya dan kasih yang benar-benarlah yang saya terima. Bagiku, Dia adalah kasih sejati. Ia berkata kepadaku, “PuteriKu, engkau telah hidup bagiku lama sekali sekarang, dan engkau setia sekali kepadaKu khususnya beberapa bulan terakhir ini. Ini harus dikerjakan segera. Engkau memerlukan istirahat.”

“Aku tidak akan gembira dengan apa yang ada di bumi ini, Tuhan, jikalau Engkau tidak berada di dalamnya.”

Sesudah ibu saya meninggal, saya merasa seperti tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh mencintai saya. Memang tidak ada apapun yang dapat dibandingkan dengan kasih ibu saya yang diberikan kepada saya. Saya perlu dicintai, tetapi untuk waktu yang lama sekali seakan-akan tidak ada cinta dalam dunia saya. Setelah saya menikah dan mempunyai anak, saya betul-betul menikmati kasih keluarga kami bersama, tetapi sebesar apapun kasih mereka kepada saya, kasih yang saya terima dari ibu saya masih hilang. Rasanya seperti ada ruangan kosong di dalam saya yang perlu diisi.

Kekosongan itu diisi oleh kasih Tuhan yang dahsyat. Setelah saya membe-rikan hati saya kepada Yesus, saya merasa sangat aman di dalam kasihNya dan mudah bagi saya untuk mempercayai kasihNya. Saya mengerti kebenaran nyanyian pujian yang berbunyi. “Tidak seorangpun yang dapat pedulikan saya seperti Yesus – tiada seorangpun yang dapat pedulikan saya seperti Dia.”

Jikalau saya terjatuh dan terluka pada waktu masih kecil, ibu saya akan menggendong saya, menyayangi saya, dan merawat luka saya. Dengan cara yang sama, ketika saya tersandung pada waktu masih baru menjadi orang Kristen, Yesus akan mengangkat saya dan membawa kesembuhan pada semua kesakitan saya.

Alkitab menggambarkan urapan yang diterima oleh Yesus: “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19).

Yesus telah membawa kabar baik bagi saya. Ia menyembuhkan patah hati saya. Ia membebaskan saya dari ketakutan, pandangan akan diri saya sendiri yang negatif, rasa tidak aman yang menguasai saya. Ia telah membuka mata rohani saya, dan Ia telah melepaskan setiap belenggu saya. Sekarang Ia menyatakan “tahun rahmat Tuhan telah datang” atas saya. “Tahun rahmat” itu sudah di balik sudut jalan.

Meskupun pada waktu oang mencoba menjatuhkan saya atau memfitnah saya, saya merasa aman di dalam kasih Yesus. Ia adalah tempat keselamatan saya, menara pengungsian bagi saya, Batu perlindunganku. Jikalau seseorang melukai hati saya, dengan sengaja atau tidak sengaja, saya dapat pergi kepada Tuhan dalam doa, dan kedamaian serta ketenteramanNya kembali kepada saya. Saya tahu, bahwa Tuhan mengasihi saya. Ia tidak akan pernah mengecewakan atau meninggalkan saya.

Saya suka sekali merenungkan janji-janji firman Tuhan. Salah satu kesukaan saya ditemukan dalam Mazmur: “Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita: Tuhan adalah keselamatan kita” (Mazmur 68:20). CintaNya bagi kita adalah untuk selama-lamanya: “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setiaKu kepadamu” (Yeremia 31:3).

Saya tahu bahwa tidak ada suatupun yang dapat memisahkan aku dari cinta Tuhan dan Raja-ku yang mengagumkan. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun  pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang diatas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:38-39).

Ketenteraman sempurnaNya selalu bersama saya. “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya” (Yesaya 26:3). FirmanNya adalah peti harta karun yang dipenuhi oleh karunia-karunia berharga ini akan menjadi porsi makanan sehari-hari kita di surga.

Perhatikan apa yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus:

 

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNYa. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semua oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakanNya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihiNya.

Efesus 1:3-6

 

Allah telah memberkati kita dengan setiap berkat rohani di dalam Kristus. Malahan di dalam kehidupan ini kita dapat menikmati “tempat-tempat surgawi di dalam Kristus.” Nyatanya, Paulus menambahkan di bab selanjutnya dalam suratnya kepada jemaat di Efesus :

 


Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama Dia di sorga.

Efesus : 2:4-6

 

Kita telah dibangkitkan secara rohani, untuk duduk bersama-sama ditempat-tempat surgawi bersama-sama Yesus Kristus. Jikalau tubuh Kristus benar-benar mengerti kenyataan ini, segalanya akan berubah. Dunia mengatakan, “Melihat dulu baru percaya,” tetapi orang percaya mengatakan, “Percaya dulu baru melihat.” Kenyataan yang benar adalah secara rohani, bukan sementara saja. Kebanyakan orang berpikur satu-satunya kenyataan ditentukan oleh apa yang dapat kita lihat, dengar, kecap, endus, dan rasakan. Tetapi kenyataan yang terakhir adalah dunia rohani.

Ada empat macam kasih agape (kasih Tuhan), storge (kasih keluarga), phileo (kasih persaudaraan) dan eros (kasih seksual).

Sayangnya, dunia mencari eros dahulu dan sedikit yang menemukan kasih agape. Sistem dunia berkerja terbalik dalam keutamaannya daripada sistem Tuhan. Tuhan menciptakan kita menurut gambarNya – Ia adalah Tritunggal (Bapa, Putera dan Roh Kudus) – dan kita terdiri dari tiga bagian juga (badan, jiwa dan roh).

Kata Yunani pneuma adalah kata yang telah diterjemahkan “roh,” dan ini adalah sungguh bagian kita – inilah napas kehidupan, jantungnya hati, tempat dimana Roh Tuhan mencari tempat tinggal. Kata Yunani untuk jiwa adalah psuche, dan ini adalah bagian kita tempat di mana  kecerdasan kita, emosi, dan kehendak tinggal. Di sinilah banyak masalah kita timbul.

Akhirnya, kata soma bagian jasmani kita – organ-organ dan sistem tubuh kita. Kembali di sini, dunia telah membalikkan susunannya. Sedangkan Tuhan ingin kita meletakkan roh kita dahulu, terlalu banyak orang memberikan perhatian pertama kepada tubuh mereka dahulu, perasaan mereka yang kedua, dan jikalau ada ruangan yang tersisa, baru roh mereka. Kita lupa, bahwa kita ini lebih daripada manusia yang sedang melakukan perjalanan rohani; tetapi nyatanya kita adalah makhluk-makhluk rohani dalam perjalanan manusiawi.

Tuhan telah memberkati kita dengan semua kerohanian, berkat surgawi di dalam Yesus Kristus, karena Ia mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Ketika saya mulai menyadari kebenaran-kebenaran ini, saya merasa saya ingin membuang setiap hal duniawi supaya hanya dapat menyenangkan Tuhan selama sisa hidupku di dunia.

Sejak waktu itu saya telah mengutamakan Dia dahulu di dalam hidup saya, jauh dia tas orang atau hal yang lain. Inilah yang diharapkanNya dari kita semua. firmanNya menjanjikan, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebe-narannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” 9matiur 6:33).

Tuhan, di dalam kemurahan kasihNya yang besar, telah mengizinkan saya menemukan kerajaanNya dan ia menjaga semua keperluan saya. Sehingga saya dapat mentaati firmanNya yang mengatakan, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri” (Matiur 6:34).

Kekuatiran, yang biasanya menjadi kawan tetap saya, telah digantikan oleh ketenteraman, kedamaian, keyakinan, dan kasih. Saya tidak peduli apa yang orang katakan mengenai saya, dan saya tidak takut apa yang akan terjadi pada saya. Kegembiraan saya yang terbesar ditemukan dalam melayani dan menyenangkan Tuhan. Hanya dengan mengasihi Dia memberi saya kegembiraan yang luar biasa.

Ia mengasihi saya baik aku benar atau salah. Ia telah seringkali memberitahu saya, “Aku ingin engkau gembira, puteriKu.” Pada hari yang istimewa ini – 13 Mei 1996 – saya merasa gembira sekali dan tenteram walaupun sambil memperhatikan skenario cerita yang berkaitan dengan Akhir Zaman terungkap di depan mata rohani saya di dalam bentuk suatu penglihatan yang ajaib. Tuhan mengingatkan saya, “Ada banyak berkat istimewa datang kepadamu.”

Saya tak dapat membayangkan bagaimana mungkin ada berkat yang lebih banyak daripada yang telah saya alami. Saya tahu kebenaran Firman yang menyatakan, “Sebab kerajaan Tuhan bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17). Apalagi yang diinginkan? Berkat-berkat ini – dan sangat banyak lagi – sudah saya miliki, disini – dan – sekarang, dan saya tahu mereka akan terus kekal lagi di surga.

Tuhan berkata, “Aku tahu engkau lelah, puteriKu. Aku akan membawamu kembali sekarang.”

Pagi ini sangat membangkitkan semangatku. Aku telah bersama Tuhan selama dua setengah jam, kemudian aku berdoa untuk satu setengah jam lagi. Saya merasa seperti saya sudah berada di surga di mana kasih Tuhan adalah udara yang kita hirup.

 

MENGURUNG DIRI BERSAMA TUHAN

 

Sejak 19 Pebruari 1996, saya menghabiskan seluruh waktu bangun saya bersama Tuhan. Kehidupan sosial saya terbatas pada kebaktian ibadah dan belanja bahan makanan pokok untuk keluarga saya. Seluruh sisa waktu adalah untuk Tuhan. Famili yang mengunjungi kami hanyalah anggota keluarga kami sendiri. Tuhan telah menjelaskan kepada saya, bahwa beginilah caranya. Ia menghendaki saya menghabiskan waktu saya - memusatkan perhatian padaNya, firmanNya, dan kehendakNya. Ia sedang menyiapkan saya untuk tahap pelayanan selanjutnya.

Meskipun kelihatannya seperti saya “mengurung diri,” kenyataannya adalah bahwa “ doa lemari tertutup” saya telah menjadi pintu masuk ke kerajaan surga. Alih-alih dikurung, saya telah diluncurkan ke dalam dimensi kemuliaan yang lebih tinggi daripada yang pernah saya alami.

Seringkali, apabila orang menelpon dan membuat rencana untuk berkunjung, mereka akan menelpon kembali dan mengatakan ada sesuatu hal yang timbul yang mencegah mereka untuk datang berkunjung. Saya percaya ini terjadi karena Tuhan mau saya menghabiskan waktu ini sendiri bersama Dia supaya Ia dapat meneruskan pekerjaan persiapanNya di dalam hidup saya. Dari permulaan, Ia memberitahu saya untuk tidak pergi kemana-mana untuk sementara waktu, terutama keluar kota, sehingga buku ini diselesaikan. Sungguh, meskipun jikalau saya ingin pergi ke suatu tempat, saya tidak dapat, sebab urapan sangat melimpah. Urapan Tuhan menyebabkan saya berlutut terus di hadiratNya.

Sebelum Hari Paskah 1995 saya telah merasa urapanNYa, tetapi sejak waktu itu, badan saya mulai bergoncang setiap kali urapan atas kehadiran tuhan datang di atas saya. Sejak bulan Januari 1996 urapan itu menjadi begitu kuat sehingga saya tidak dapat mengendalikan goncangan dan manifestasi jasmani lainnya.

Contohnya, mulai dengan menulis ini, saya bahkan tidak dapat masuk ke dalam ruangan di mana Roger bekerja dengan komputernya sebab kehadiran Roh Kudus sungguh kuat disitu. Roger sedang melakukan perbaikan-perbaikan dalam naskah untuk buku ini. Ia mengambil libur selama seminggu untuk maksud ini, dan saya sangat menghargai bantuannya.

Apabila saya pergi ke dekat ruangan komputer badan saya mulai melompat karena kegirangan. Ini adalah reaksi jasmani yang datangnya dari Tuhan, dan saya tidak mempunyai kuasa atasnya. Ini bukan sesuatu yang saya buat-buat sendiri. Sebenarnya, ini lebih menyerupai reaksi rohani daripada reaksi emosi.

Tuhan yang Mahakuasa, Bapa saya, dan Tuhan saya, telah menghabiskan begitu banyak waktuNya bersama saya, dan inilah suatu kehormatan dengan mengembalikan sedikit waktu kepadaNya. Saya menikmati setiap saat daripada kerja saya untuk Dia. Tidak sukar bagi saya untuk melakukan kerja bagi Dia sebab saya mengasihi Dia lebih daripada hidup saya sendiri. Saya percaya kata-kata pemazmur: “Sebab kasih setiaMu lebih baik daripada hidu.” (Mazmur 63:3)

 

 


PRIHATIN ADALAH KUATIR

 

Sepanjang hidup saya, seperti yang telah saya sebutkan beberapa kali, saya cenderung untuk kuatir. Saya kira Saudar boleh menamakan saya seorang yang pesimis. Kemungkinan ini berasal dari hidup morat-marit yang saya alami sewaktu masa kecil saya. Apapun alasannya, bagaimanapun, saya sering bergelut dengan kekuatiran, ketakutan, dan kecemasan. Saya tahu ini bukan kehendak Tuhan bagi saya. Sesungguhnya, Tuhan telah memberitahu saya beberapa kali, “Jangan kuatir, puteriKu.”

Saya mulai melihat kekuatiran saya agak lain, menamakannya prihatin daripada kuatir. Entah bagaimana, mengatakan bahwa saya “prihatin” daripada “kuatir” membuatnya seakan-akan tidak apa-apa. Pada 20 Mei 1996 saya bersama Tuhan dari jam 05.40 pagi sehingga 07.50 pagi. Badan saya bergoncang dari jam 05.40 pagi sehingga 06.10 pagi, dan keluhan-keluhan rohani saya berlangsung selama setengah jam. Tuhan berjalan menghampiri saya dan berkata, “PuteriKu sayang, Choo Nam, Aku harus berbicara denganmu.”

tanganNya meraih saya, dan seketika itu juga saya melihat badan transformasi saya sedang berjalan dengan Dia di pantai. Ia kelihatan sangat gembira, dan saya sangat menikmati kehadiranNya. Ketika kami berjalan-jalan sepanjang pantai saya berkata, “Tuhan aku mengasihiMu dan rindu padaMu.”

Ia membalas tanpa ragu-ragu, “Aku mengasihimu, puteriKu.”

Kegembiraan waktu itu telah membuat saya mempercepat langkah saya, dan memang saya berjalan mendahului Dia. Ia mulai tertawa, begitu juga dengan saya. Kami mengambil tempat duduk kami seperti biasa.

“Aku melihat engkau mengerjakan bukuKu tanpa henti-hentinya.”

“Ya, Tuhan. Roger sedang giat mengerjakannya. Bahasa Inggrisku tidak begitu bagus, jadi ia memperbaiki banyak ejaan yang salah dan masalah tata-bahasanya.”

“Aku tahu engkau berdua sedang bekerja keras.”

Saya tahu Tuhan mengetahui semua pikiran, perasaan dan tindakan saya. Saya tahu saya tidak dapat menyembunyikan apapun juga dariNya, dan saya tidak mau menutup apa saja. Ia tahu bahwa saya prihatin mengenai buku. Saya bertanya-tanya dalam hati bagaimana nanti hasilnya, siapa yang akan menulisnya dan siapa yang akan menerbitkannya.

Tuhan tahu semua ini, jadi Ia berkata: “Choo Nam, engkau kuatir tentang buku ini lagi meskipun Aku memberitahumu jangan kuatir.”

“Aku tidak kuatir, hanya prihatin,” saya menjawab sambil menundukkan kepala saya dengan malu.

Tuhan mengangkat wajah saya dan berkata, “Puteri, engkau malu.”

Saya mengakui kebenaran pengamatanNya dengan tersenyum yang berubah menjadi tertawa kecil. Ia mulai membalas dengan tertawa, lalu berkata, “Puteri, prihatin adalah kuatir. Mulai dari sekarang, Aku tidak mau engkau kuatir sama sekali. Ini adalah bukuKu; Aku yang akan mengurusnya. Bukankah Aku telah berbuat demikian sampai saat ini?”

“Oh ya, Tuhan. Maafkan aku. Ampuniku karena tidak menurut perintah-Mu.”

Ia membalas dengan girang. Kelihatannya Ia sangat gembira akan kejujuran saya dan kerendahan hati saya.

Saya tahu ia telah mengampuni saya. Rasa damai sejahtera meliputi jiwa saya, dan saya merasa bebas dari rasa kuatir yang mulanya saya tolak sambil menipu diri senfiri dengan mengatakan itu hanya prihatin.

Hari ini saya belajar satu pelajaran dari Tuhan – Ia ingin kita jujur sepenuhnya dengan Dia, orang lain dan diri kita sendiri. Kita tidak dapat memakai cara pemikiran dunia untuk membenarkan, merasionalisasikan, atau menutupi dosa-dosa kita. Saya tahu, bahwa kuatir adalah dosa, dan saya mencoba dengan pura-pura, bahwa kuatir tidak ada.

Walaupun kelihatannya ini adalah sesuatu hal yang kecil untuk sebagian orang, saya tahu ia sangat penting bagi Tuan saya. Ia tidak mau saya kuatir. Sebetulnya, Ia mengundang kita semua: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan” (Matius 11:28-30).

Cara manusia adalah dengan kuatir. Cara Tuhan adalah dengan percaya. “Tuhan menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:5-7). Mengapa kita memilih untuk kuatir jikalau Bapa kita berjanji banyak kali kepada kita?

Tuhan kelihatannya mau menghapuskan rasa kuatir saya dengan memperlihatkan lagi beberapa hal yang telah disediakanNya untuk saya. Ia berkata, “Aku ingin engkau melihat ini lagi.”

Suara – penglihatan keluar dan setelah waktu yang lama, pemandangan rumah yang telah ditunjukkanNya kepada saya dulu muncul kembali. Tuhan tidak menunjukkan tingkat atas kediaman yang terakhir kali ditunjukkanNya kepada saya, tetapi kali ini saya melihat empat kamar tamu dan satu kamar untuk berdoa pada lantai ke dua. Saya terutama sekali memperhatikan sebuah gambar yang tergantung pada sebuah dinding kamar doa – ini adalah foto Tuhan sendiri. Meskipun saya tidak dapat melihat Dia dengan jelas, saya merasa ada sesuatu yang khususnya menarik perhatian dan indah mengenai potretNya.

Penglihatan membawa saya ke dalam setiap ruangan rumah itu – rumah yang dijanjikan untuk diberikanNya kepada saya dan keluarga saya. Tuhan bertanya, “Sukakah engkau akan rumah ini?”

“Ya, terima kasih, Tuhan. Tetapi sebenarnya aku tidak memerlukan sebuah rumah lain. Apa yang kuingin lakukan adalah menyenangkan hatiMu, melakukan pekerjaanMu, dan melihat keluargaku menjdi lebih beriman padaMu.”

“Semua hal yang Engkau perlihatkan kepadaku sangat cantik, tetapi mereka adalah barang-barang duniawi, dan itu semua tidak menarik hatiku lagi. Perasaan Roger juga sama, Tuhan.”

“PuteriKu, biarlah Aku menentukan apa yang engkau inginkan dan perlukan. Aku mengasihi hatimu berdua. Kita harus pergi sekarang.”

Sesudah sembilan kali yang pertama kami mengunjungi surga, Tuhan memberitahu saya Ia tidak akan membangunkan saya lagi, dan Ia memenuhi janjiNya. Saya bangun beberapa menit sebelum atau sesudah pukul 06 – setelah saya tidur semalam penuh.

Waktu yang sungguh-sungguh kudus dan bahagia. Tidak ada kekuatiran atau prihatin. Tuhan memeluk saya, lalu berkata, “Aku akan bercakap-cakap denganmu nanti.” Saya merasa lebih santai sepenuhnya daripada sebelum ini.

 

SURGA ATAU NERAKA?

 

Sejak kunjungan bulan Mei itu saya telah berdoa bagi pembaca-pembaca yang akan datang dari buku ini. Saya berdoa untuk Saudara, pembaca yang terhormat. Saya ingin Tuhan menyiapkan hati Saudara untuk menerima kebenaran mengenai semua hal yang telah saya alami dan tulis. Surga itu sungguh ada, dan saya ingin Saudara lebih mempercayainya daripada yang mungkin pernah Saudara impikan. Inilah yan dikehendaki Tuhan bagi Saudara, sebab Ia mengasihi Saudara dengan kasih yang kekal.

Tuhan membawa saya ke surga pada banyak waktu yang berlainan sehingga saya dapat menceritakan kepada Saudara bagaimana indahnya bagi kita semua yang mengasihi Dia dan hidup bagiNya sepenuh mungkin. Ia dan saya berdua ingin Saudara dapat pergi ke rumah besar yang indah yang telah disediakanNya bagi Saudara. Hal-hal yang diperlihatkan dan diberitahukanNya kepada saya adalah benar. Mereka seluruhnya berhubungan dengan Alkitab. Meraka adalah kenyataan yang jauh melebihi pengalaman duniawi kita. Saya tahun mereka lebih nyata daripada hal-hal dunia ini, dan saya ingin Saudara mengetahui kenyataan ini.

Sebelum Tuhan memberkati saya dengan sangat banyaknya penglihatan-penglihatan tentang kebenaran surgawi, saya kadang-kadang mempunyai kesangsian tentang adanya surga, meskipun saya mengasihiNya dan mempercayaiNya dengan sepenuh hati saya. Saya tidak mengerti sepenuhnya tentang surga, dan saya tahu banyak orang percaya yang seperti ini. Sekarang saya tahu itu semua benar. Ini sudah bukan soal kepercayaan bagi saya sekarang; inilah pengetahuan yang sebenarnya – jenis pengetahuan yang tidak dapat dirampas oleh siapapun. Pengetahuan yang murni.

Dulu biasanya saya takut mati dan prihatin akan banyak hal di dalam hidup saya setelah mati nanti; tetapi setelah pengalaman saya di surga, tidak ada sesuatupun di dunia ini atau hidup saya yang berarti lagi. Saya tahu kemana saya akan pergi sesudah kehidupan ini berakhir. Saya akan bersama Yesus selamanya di FirdausNya. Tiada kata-kata yang dapat menerangkan bagaimana sempurnanya surga itu. Apa yang dapat saya rasakan adalah ada kegembiraan yang sempurna.

Setelah perjalanan-perjalanan ke surga saya memohon kepada Tuhan agar membawa saya pulang, tetapi suaraNya yang kecewa mengatakan: “Aku tidak menunjukkan kerajaan dan lubang neraka kepadamu utnuk membawamu pulang sekarang. Aku memperlihatkan kepadamu semua itu supaya engkau menolong menyelamatkan orang-orang yang sesat dan memberitahu setiap orang apa yang perlu utnuk masuk kerajaan surga.”

Sesudah Ia mengatakan ini, saya merasa malu karena begitu mementingkan diri sendiri, dan saya minta ampun. Sekarang satu-satunya hal yang dapat saya pikirkan adalah melayani Dia sampai hari terakhir. Tidak peduli apa caranya, saya akan menyenangkanNya..

Sebagai salah satu anak perempuanNya yang istimewa, mengapa Ia menyakiti hati saya dengan memakai Ibu saya di dalam buku ini sekiranya hal ini tidak penting bagi orang-orangNya untuk mengerti bahwa hanya dengan hidup baik saja tanpa mengenal siapa Yesus tidak akan menyelamatkan mereka. Seseorang berkata kepadaku. “Jika Ia mengasihimu, mengapa Ia sampai hati memakai ibumu untuk menyakiti hatimu sedemikian?” Saya sangat terperanjat oleh pertanyaan yang tidak beriman ini.

Walaupun ini adalah kenangan yang sangat memilukan bagiku melihat ibu saya dan yang lain di dalam lubang, saya harus menerima kenyataan bahwa tiada apapun yang dapat membawa mereka keluar dari sana, jadi saya menerima kenyataan bahwa mereka akan berada di sana untuk selama-lamanya hanya karena meraka tidak mengenal Tuhan Yesus.

Tuhan saya mempunyai alasan yang sangat khusus dengan memakai ibu saya di dalam buku ini. Jikalau, melalui dia, walaupun hanya seorang ibu, yang lain dapat diselamatkan, saya merasa sangat terhormat.

Tidak peduli bagaimana mungkin susahnya nanti hidup saya, saya tidak akan pernah dapat marah kepada Tuhan. Jikalau ada sesiapa yang kukasihi mati untuk Tuhan-ku, saya akan sangat sukacita untuk meraka. Dengan demikian saya akan tahu pasti bahwa kehidupan kekal mereka akan mereka habiskan bersama Tuhan Yesus. Seperti Yesus berkata:

 

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yohanes 3:16

 

Saya percaya bahwa kedatanganNya yang kedua sudah sangat dekat supaya orang-orangNya dapat mengetahui bagaimana besarnya Ia mengasihi mereka dan bahwa Ia mau gerejaNya bersedia untuk Dia.

Tuhan mengasihi Saudara, dan ini adalah kebenaran yang terbesar di seluruh dunia. Itulah sebabnya Ia telah menyediakan kerajaanNya bagimu. Walaupun Ia mengasihi anak-anakNya, Ia marah terhadap mereka yang tidak percaya. Karena itulah Ia menugaskan saya untuk menulis buku ini. Ia telah banyak kali memberitahuku bahwa keselamatan jiwa-jiwa adalah sangat penting sekali bagiNya. Ia gelisah memikirkan beberapa anak-anakNya lebih memilih neraka untuk menjadi tempat kekal mereka daripada kemuliaan indah yang telah disediakanNya bagi mereka.

Akhirnya, surga adalah satu pilihan. Tuhan tidak mau siapapun berakhir di dalam lubang neraka. Jika Saudara percaya, Saudara akan mendapat hidup yang kekal dengan Tuhan:

 

“Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman, yang kami beritakan: sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karana Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.”

Roma 10:8-11

 

Jikalau Saudara tidak percaya, Saudara akan menemukan diri Saudara di tempat siksaan di mana orangtua saya dan tak terhitung banyaknya orang lain yang harus menahan penderitaan selama-lamanya. Ini adalah pilihan pribadi. Ini cara Tuhan melawan cara setan. Ini kerajaan surga melawan kerajaan kegelapan. Ini hidup lawan mati. Ini surga lawan neraka. Yang mana akan menang dalam hidup Saudara? Pilihan ada di tangan Saudara.

Setiap kata di dalam buku ini adalah benar. Kata-kata Yesus telah ditafsirkan tepat seperti yang diucapkanNya kepada saya. Tuhan memilih saya untuk perkerjaan ini, dan saya telah berusaha sedapat mungkin untuk tepat dalam setiap kata dan pengalaman. Dengan pertolongan Tuhan, dan bantuan Roger dan penulis, saya telah berusaha untuk memberikan gambaran-gambaran yang tepat dari setiap pengalaman yang telah saya peroleh.

Akhirnya, walau bagaimanapun, saya sadar bahwa pilihan ada pada Saudara sendiri. Yang dapat saya lakukan hanya memberitahukan kepada Saudara. Sekarang setelah Saudara membaca halaman-halaman ini, Saudara bertanggung jawab atas kebenaran yang telah ditanamkan. Apa yang akan Saudara lakukan dengan kebenaran yang telah saya bagikan kepada Saudara?

Sebelum saya pergi ke surga, saya ingin menyelamatkan jiwa-jiwa untuk kerajaan, tetapi sekarang saya menyadari saya harus berusaha sedapat mungkin untuk menyelamatkan yang sedang binasa. Saya tidak akan pernah melupakan ingatan tentang tubuh-tubuh telanjang yang berlarian kian ke mari di dalam api dan menjerit-jerit dalam kesengsaraan mereka. Ia akan berakhir segera bagi kita semua, sedangkan itu sudah akan terlambat untuk membuat keputusan kita bagi Yesus dan surga.

Saya mempunyai hasrat yang membara untuk melihat yang sesat diselamatkan, untuk mencegah mereka daripada pergi ke tempat yang mengerikan yang telah diperlihatkan oleh Tuhan kepada saya. Hasrat terdalam saya adalah untuk setiap orang menemukan namanya pada sebuah pintu rumah di surga.

Kitab Wahyu menggambarkan dua jenis orang. Saya telah melihat hal-hal yang sama yang dilihat oleh Rasul Yohanes.

Yohanes menggambarkan nasib kekal dari jenis yang pertama, kumpulan yang nasibnya sial seperi berikut: “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa” (Wahyu 14:11). Kumpulan jenis yang kedua, sebaliknya, digambarkan seperti ini: “Yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Tuhan dan iman kepada Yesus….. Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini …. supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka” (Wahyu 14:12-13).

Apakah nama Saudara tertulis di dalam Buku Kehidupan Anak Domba?

 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws