Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

NIKMATILAH  KERAJAAN  SURGA

Maksud semuanya ini ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang

jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemualiaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri Nya. Sekalipun kami

belum pernah melihat Dia, namun kami mengasihi Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

1 PETRUS   1:7-9

Selama berabad-abad, burung merpati yang cantik telah menjadi lambing akan dua hal: perdamaian dan Roh Kudus. Ketika Yohanes Pembaptis membaptis Yesus di sungai Yordan, Roh Tuhan turun “dalam bentuk rupa seperti seekor burung merpati atas Dia, dan terdengarlah suara dari langit yang berkata, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan” (Lukas 3:22). Burung merpati itulah yang memberitahu Nuh bahwa air bah telah surut. Tidak mengherankan, karena itu, saya bertemu burung-burung merpati pada kunjungan saya selanjutnya ke surga.

Pada 3 April pagi hari, Tuhan bersama saya dari pukul 06.00 sampai pukul 08.30 pagi. Setelah bergoncang dan merintih selama tiga puluh menit, saya mendengar suara tuhan dan Ia memegang tangan saya. Tidak lama sesudah itu, saya melihat badan transformasi saya berjalan di pantai dengan Tuhan.

Kami pergi ke surga, dimana kami berganti jubah lain. Kami menye-berangi jembatan emas dan berjalan di sebelah kanan sebuah jalan. Jalan itu sangat lebar dan atasnya ditutupi oleh langit-langit dari daun-daunan berasal dari pohon-pohon yang besar sekali yang tumbuh di kedua sisi jalan. Ini adalah sebuah jalan yang lain daripada yang telah kami lalui sebelumnya.

Kami berjalan agakjauh dan kemudian mengambil sebuah jalan ke kanan. Kami juga berjalan agak lama di jalan ini. Jalan itu mengelilingi dasar sebuah gunung batu yang besar. Di sebelah kiri kami, ada sebuah berdiri dan mengamati merpati-merpati dari surga. Kami tinggal di situ lama sekali, dan saya amat sangat tergerak oleh apa yang sedang saya lihat.

 

LAUTAN LUAS TAK BERUJUNG

 

Kami turun dari tembok dan meneruskan perjalanan kami. Lalu segera kami sampai sebuah jalan yang sempit di sebelah kiri di mana kami membelok dan terus berjalan. Di sebuah tikungan kecil di jalan saya nampak sebuah lautan yang luas sekali dan sangat luasnya sehingga kelihatan seakan-akan tidak ada ujungnya. Ketika kami hamper ke tepi lautan, saya melihat sebuah tembok yang tinggi yang beranak tangga ke bawah ke garis pantai. Kami naik tembok itu dan menuruni anak tangganya.

Pinggir laut dipenuhi oleh perahu-perahu, besar, dan kecil. Sebuah pang-kalan perahu di surga, dan setiap perahu dirantai pada sebuah batang yang tebal. Semua badan kapal berwarna putih. Waktu saya lebih dekat, saya memperhatikan setiap kapal mempunyai sebuah kamar yang dilengkapi dengan cantiknya dan jendela-jendelanya dari kaca warna. Mereka menyerupai gereja-gereja kecil di atas air.

“Maukah engkau naik ke salah satu perahu-perahu ini, puteriKu ?” Tuhan bertanya.

“Tentu!” saya berseru gembira.

Ia membimbing saya ke salah satu dari perahu-perahu itu, dan kami naik. Bagian dalam kamar perahu bersih dan rapi, tetapi perahu itu hanya cukup untuk dua orang. Ada dua tempat duduk di depan dan dua kemudi.

Saya mulai teringat bagaimana Tuhan telah menghubungkan laut, alam dan memancing dalam pelayananNya di bumi. Petrus, Yakobus dan Yohanes – tiga dari murid-muridNya – adalah para nelayan. Ia sering berkhotbah di tepi laut Galilea, dan Ia sering memakai ikan sebagai obyek pelajaran. Cerita mengenai Yesus menenangkan ombak yang mengamuk muncul dalam pikiran saya.

Sekonyong-konyong mengamuklah angin rebut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid Nya membangunkan Dia, katanya : “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Ia berkata kepada mereka : “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya ?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya : “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada Nya ?”

Matius 8:24-27

Yesus menyukai lau! Ia menyukai alam dunia yang diciptakan Nya. Dan Ia ingin kita menikmatinya juga. Memang, ketika penciptaan terjadi, manusia diciptakan untuk hidup di Firdaus tempat yang lebih indah daripada yang dapat kita bayangkan – Taman Eden – sebuah tempat murni, tanpa cela, musim semi abadi, kelimpahan, ketenteraman dan kebahagiaan. Tetapi disebabkan manusia berdoa, kita telah dilarang ke taman Firdaus duniawi itu.

Tuhan, dalam kasih Nya yang begitu dalam, bagaimamapun juga, membuat jalan bagi kita untuk memperoleh kembali Firdaus di surga. Ia mengirim Anak Nya untuk mati bagi kita : “Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Firdaus yang hilang telah ditemukan melalui kematian dan kebangkitan Anak Nya.

Semakin saya belajar kita Kejadian, semakin saya mengerti bahwa Taman Eden adalah suatu surga tiruan di bumi. Keadaan seperti itulah yang dikehendaki oleh Tuhan untuk dapat dinikmati oleh anak-anak Nya. Tidak ada kematian, kesakitan, penderitaan, kegelapan, atau penyakit Eden, dan tentu saja tidak akan ada di rumah durgawi kita !

Alangkah ajaibnya tempat itu, dan keindahan surga bahkan melampaui gambaran Eden itu :

Selanjutnya TUHAN membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentuk Nya itu. Lalu TUHAN menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon-pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kejadian 2:8-10

Saya mulai sadar, bahwa tidak mengherankan kalau rumah surgawi kita akan serupa dengan tempat-tempat yang paling luar biasa di dunia – lautan-lautan, hutan-hutan, lading-ladang, pohon-pohon, bunga-bunga, burung-burung, hewan-hewan, buah-buahan dan sungai-sungai ada di sana untuk dinikmati oleh kita tepat seperti Tuhan telah menciptakannya untuk kita di Eden. Karena dosa, kita kehilangan hak kita untuk menikmati Firdaus dunia, tetapi melalui iman di dalam Yesus Kristus satu hari nanti Firdaus akan dipulihkan kepada setiap kita ! Bukankah iru menakjubkan ?

Pikiran saya lalu melayang ke ayat tentang Yesus ketika Ia berjalan di atas air :

Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angina sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka : “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Ia naik ke  perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung.

Markus 6:47-51

 

Ya, Yesus mencintai laut, dan Ia mencintai segala sesuatu yang diciptakan Nya. Itulah sebabnya saya yakin surga adalah bentuk asal dari segala yang indah di bumi. Tuhan dan Tuan saya ingin kita menikmati kerajaan surga !

Jelas sekali Yesus mau saya menikmati pengalaman naik perahu surgawi. Ia menekan sebuah tombol dan perahu kecil ini mulai bergerak, perlahan mulanya dan kemudian kami bertambah laju. Saya menyukai angina sepoi membelai wajah saya dan kabut dingin yang terasa begitu bersih dan menyegarkan.

Saya mulai ketawa ketika kami melaju di atas permukaan laut yang tenang dan kemudian saya mulai menyanyi. Saya sangat gembira. Sangat berbeda dari naik perahu apapun yang pernah saya alami di bumi, di mana saya biasanya mabuk laut atau mau muntah. Kali ini tidak. Saya menikmati setiap saat pengalaman kami yang menggetarkan ini.

Dalam perjalanan kembali Tuhan membiarkan saya mengemudi. Saya melakukannya dengan kegairahan yang sangat istimewa yang menyebabkan saya tertawa dan menyanyi. Saya dapat mendengar Yesus tertawa bersama saya. Saya tahu Ia memperhatikan saya seperti orang tua mengawasi anaknya.

Meskipun kadang-kadang saya tertawa dengan terbahak-bahak, saya dapat mengemudi sampai kembali masuk ked ok. Kami keluar dari perahu dan Tuhan menambatnya ke dermaga. Ia kemudian berkata, “Choo Nam, engkau lihat kerajaan mempunyai banyak hal yang engkau kenal di bumi. Jika semua anak-anak Ku datang ke kerajaan Ku, Aku ingin mereka menikmati hal-hal yang telah Kusediakan bagi mereka.”

Saya tersenyum, sebab saya mengerti sedikit apa yang Dia maksudkan.

“Anak-anakKu akan bahagia,” Tuhan meneruskan, “dan itulah sebabnya Aku telah memberitahu mereka untuk melepaskan hal-hal duniawi untuk meng-gembirakan Aku. Mereka dapat memiliki apapun yang mereka perlukan sementara mereka berada di bumi jikalau mereka taat kepada Ku. Aku ingin mereka mengutamakan Aku dahulu, dan Aku ingin hidup dalam kekudusan sebab Aku mengasihi mereka semua dan ingin membawa mereka kemari.”

 

CARA BERPIKIR YANG BERBEDA

 

Tuhan berkata kepada kita di dalam Yesaya, “Sebab rancangan Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu” (Yes. 55:8-9). Sangat benar, dan Tuhan memberi firasat pada pagi bulan April itu mengenai apa arti ayat ini.

Setelah kunjungan ke laut surgawi, kami berganti pakaian kami dan pergi ke kolam yang terpencil di mana akmi sering duduk dan bercakap. Tuhan mengambil tempat biasaNya di atas batu, dan aya mulai menyanyi dan menari. Kemudian, seperti yang sering dilakukanNya, ia memanggil saya datang duduk disebelah Nya.

Ia mulai memberitahu beberapa hal yang penting dengan saya.

“Puteri, engkau istimewa bagiKU. Ketika Larry Radolph bernubuat tentangmu dan memberitahu betapa berharganya engkau bagi Nya, engkau tidak mempercayainya.”

“Saya tidak percaya padanya, Tuhan, karena saya piker bagaimana orang seperti saya dapat menjadi istimewa bagi Mu. Saya sungguh heran kalau berpikir bahwa Engkau telah memperhatikan saya. Saya percaya Engkau menjawab banyak sekali doa-doa saya, tetapi saya tidak pernah mengira Engkau akan ingat saya.”

Saya mulai menangis sambil terus berkata.

“Ketika Pastor Larry bernubuat dan memberitahuku, bahwa aku adalah sahabat Mu, aku sangat terperanjat, dan sukar bagi aku untuk percaya, tetapi sekarang aku mendengarkan rekamannya setiap hari. Setiap kali aku mendengar-nya berkata tentangku, badanku mulai bergoncang. Urapan turun, dan kemudian aku mempercayai bahwa Engkau akan memakaiku dengan cara yang istimewa. Aku selalu menunggu Mu untuk bercakap padaku setiap malam.”

Tuhan mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kemudian membalas :

“Aku memilih anak-anakKu yang suci dan taat – mereka yang mendahu-lukan Aku di dalam kehidupan mereka. Engkau mencoba sedaya upayamu untuk menyenangkan Aku, tetapi engkau harus ingat, Aku hanya melihat anak-anak Ku. Engkau berpikir seperti manusia. Cara berpikirKu berbeda dengan cara berpikirmu.

“Aku tahu hal ini melelahkan pada waktu ini, tetapi engkau harus sabar.”

“PuteriKu, Aku tidak mau engkau kuatir akan apapun. Serahkan saja segalanya padaKu. Seperti yang telah Kuberitahu padamu, ini buku Ku, dan buku ini akan dilaksanakan sesuai dengan kehendakKu.”

Saya menyukai waktu-waktu seperti ini bergaul akrab dengan Tuhan. Saya sangat merasa seperti Maria yang dengan rela duduk dekat kaki Tuhan untuk belajar kehendak Nya. Sebaliknya, Marta, selalu berusaha keras menyenangkan Dia, dan ida dipenuhi cemas, iri dan geram. Saya memutuskan bahwa saya mau menjadi seperti Maria terus sejak saat itu.

Marta, begitu khawatir dan cerewet, telah menegur : “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri ? Suruh-lah dia membantu aku” (Lukas 10:40). Tuhan menjawab : “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya” (Lukas 10:41-42).

Betul, saya memutuskan saya akan menjadi seperti Maria bukannya Marta. Saya telah memilih “bagian yang terbaik” yang tidak pernah akan diambil dari-pada saya, yaitu suatu hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Tidak ada apapun di dunia yang lebih penting daripada itu!

Saya ingin pikiran saya diperbarui sehingga saya dapat melihat hal-hal secara surgawi bukan secara pamdangan duniawi. Tuhan sedang menolong saya mencapai tujuan ini. Saya teringat apa yang telah dikatakan oleh rasul Paulus di dalam kitab Roma :

 

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hokum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Roma 8:5-8

 

Untuk hidup menurut Roh benar-benar adalah hiduo dan damai sejahtera, dan setiap kali saya pergi ke surga dengan Tuhan saya tahu apa artinya ini. Saya memutuskan untuk membawa kembali pandangan surgawi bersama saya ke dunia, untuk terus membangun perhubungan saya dengan Tuhan dan memberiarkan Dia memperbarui pikira saya.

Kembali ke bumi pagi ini, kami duduk di pantai sebentar, dan Tuhan berkata, “Engkau melihat banyak hal di surga.”

“Ya, Tuhan, dan kunjungan-kunjungan ini begitu menggembirakan sehingga hanya peristiwa ini yang memenuhi pikiran saya. Pikiran saya tetap di surga, bukan di bumi.

“Aku tahu, puteriKu.”

“Aku tidak memiliki kehidupan sendiri lagi, Tuhan. Sejak saat pertama aku berada di hadirat Mu, aku telah berubah. Aku tahu pasti jikalau suamiku bukan seorang percaya, ia telah lama meninggalkan aku.”

“Aku hidup bagi Mu sebelum aku melihat hadirat-Mu dan sebelum aku pergi ke surga, tetapi sekarang – bahkan waktu aku tidur – setiap kali aku bangun aku merasakan hadiratMu bersamaku. Satu-satunya hal yang dapat aku pikirkan sekarang adalah buku yang Engkau mau aku tuliskan. Aku merasa terhormat melakukan ini bagi Mu, Tuhan. Terima kasih karena mempercayakanku dengan tanggung jawab yang begitu penting. Aku selalu ingin melakukannya dengan sebaik mungkin untuk membuat Engkau bahagia.”

“Aku tahu, puteriKu. Sabarlah, dan ingatlah bahwa Aku mengasihimu.”

Ia berdiri untuk pergi, memeluk saya dan hilang. Goncangan ajaib di badan saya pun berhenti.

 

SURGA, TEMPAT BERIBADAH

 

Dua hari kemudian, saya mendapat kunjungan yang mengubah hidup saya lagi dari Tuhan. Kejadian ini berlangsung dari pukul 05.50 pagi sampai pukul 08.00 pagi pada 5 April. Setelah hampir tiga puluh menit bergoncang, saya mendengar suaru Tuhan. Ia sedang mendekati saya dan membawa saya dengan memegang tangan saya. Saya melihat badan transformasi saya sedang berjalan bersama Nya sepanjang pantai. Kami pergi ke surga, berganti pakaian kami dan berjalan menyeberang jembatan emas. Kemudian kami sampai ke sebuah jalan yang putih bersinar yang dihiasi dengan bunga-bunga cantik pada kedua sisinya.

Saya tidak dapat mengerti ada bunga-bunga yang begitu indah permai dan hebat seperti ini. Bagaimana bisa ada bunga-bunga yang seindah ini ? saya ingin tahu.

“Maukah engkau sekuntum bunga, puteriKu ?” Tuhan bertanya

“Ya, saya selalu menyukai bunga-bunga.”

Ia memerik sekuntum kuning yang berbentuk sangat indah dan meletak-kannya di tangan saya. Saya memegang terus selama kunjunganke surga ini.

Setelah perjalanan yang sangat lama, kami tiba pada sebuah rumah yang besar dan cantik. Bangunan seperti istana ini terletak di ujung jalan, di kawasan di mana tanahnya putih dan bersinar, dan sangat banyak bunga-bungaan terlihat di mana-mana.

Kami pergi ke belakang rumah itu, dan saya melihat bunga-bunga di mana-mana, sejauh mata saya memandang. Pemandangan yang mempesonakan tak terkatakan. Kemudian Tuhan mengiringi saya kembali ke bagian depan bangunan.

Kami berjalan melalui pintu ke dalam gang yang lebar. Tiba-tiba, bagian dalam rumah menjadi gelap. Tuhan menghilang. Saya merasa seorang diri saja dan agak ketakutan. Saya mulai menangis.

Secepat suasana menjadi gelap, rungan itu dipenuhi dengan cahaya-cahaya yang paling terang yang pernah saya lihat. Rungan itu dilengkapi menarik sekali, teratur, dan dihiasi, dan saya sangat terpesona oleh kecermelangan dan keindahannya.

Kemudian saya melihat anak tangga menuju ke podium di mana Tuhan sedang duduk. Ia berpakaian emas murni. Mahkota emas Nya bergemerlapan di bawah cahaya, dan jubah emas Nya berkilauan dan bersinar. Paras Nya sangat terang, dan saya tidak dapat menceritakan bagaimana rupa Nya.

Kemudian ruangan itu dipenuhi oleh orang-orang yang memakai pakaian putih dan bermahkota perak. Mereka membungkuk ke hadirat Tuhan, dan saya berbuat yang sama. Seolah-olah ruangan itu mulai mengembang untuk menam-pung bertambahnya bilangan orang dari segala warna dan jenis. Itu adalah waktu ibadah kudus dan menyembah di hadapan Tuhan.

Lalu mereka semua menghilang seakan-akan mereka ada di video, dan Tuhan mendekati saya, memakai pakaian putih biasa Nya.

“Puteri,lihatlah ke sekeliling,” Ia berkata.

Saya berbuat demikian, melihat apa saja yang dapat saya tangkap dengan kedua mata saya. Ini adalah ruangan terbesar yang pernah ada-seperti sebuah ruangan dansa yang luar biasa besarnya yang dapat menampung tak terhitung banyaknya orang. Dinding-dindingnya bergemerlapan dengan perhiasan dan permata, dan lantainya terbuat dari batu marmer yang putih bersih.

“Mereka menyembah Ku. Mereka tak putusnya menyembahKu,’ Tuhan berkata, menerangkan mengapa orang-orang itu disana.

Saya langsung memikirkan satu ayat khusus dalam Alkitab yang berhubungan dengan menyembah :

 

Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban, Engkau sendiri saja Allah.

Mazmur 86:9-10

 

“Bolehkah aku menyembah Mu bersama mereka kalau aku kembali ke surga untuk bersama Mu selama-lamanya ?” saya bertanya.

Tuhan tertawa kecil dan berkata, “Tentu saja, puteriKu.”

Hanya itu saya yang dikatakan Nya. Saya harus mengakui saya merasa agak segan oleh kemunculanNya ketika Ia duduk di atas takhta dalam seluruh kecemerlangan mulia Nya. Dan ketika kami berjalan bersama, saya merasa agak tidak enak bersama Nya sebab pandangan tentang Dia duduk di atas tahkta Nya menyebabkan saya merasa takut.

Jikalau Ia bersama saya, Ia kelihatan lain sama sekali. Ketika Ia bersama saya, Ia adalah seorang pria biasa, kecuali hanya saya tidak dapat melihat paras Nya dengan mata saya, tetapi pikiran saya tahu bagaimana raut muka Nya. Ia penuh kasih dan baik, lembut dan penuh dengan pengertian.

Perasaan canggung berganti dengan saat-saat menyenangkan waktu kami berganti dan pergi ke kolam. Saya mulai menyanyi dan menari, seperti biasa, dan Tuhan mengambil tempat biasa Nya di atas batu. Gambaran-gambaran dari hadirat Tuhan yang begitu agung di atas takhta akan kadang-kadang merampas kegembiraan saya, tetapi saya berusaha keras untuk terus menari dengan riangnya.

“Kemarilah, puteriKu,” Ia memanggil.

Saya mulai menangis sebab saya tahu kunjungan ini akan segera berakhir. “Aku tidak mau meninggalkan Engkau, Tuhan.”

“Tempat yang Aku tunjukkan padamu, Choo Nam, adalah di mana orang-orang Ku akan berkumpul untuk menyembah Aku. Aku tak akan membiarkan seorangpun di bumi menyakiti engkau. Jikalau engkau bukan puteriKu yang begitu istimewa, Aku tidak dapat membawa ke surga untuk menunjukkan segala hal yang telah engkau lihat.”

Pesan yang sangat meyakinkan yang perlu saya dengar. Cinta tuhan bagi saya telah membubarkan semua ketakutan saya. Kecanggungan yang saya rasakan sebelumnya hilang, tetapi saya menjawab pesan Tuhan yang membesarkan hati dengan cara yang biasa.

“Aku ini bukan siapa-siapa, Tuhan.”

Ia menegur saya.

“Janganlah sekali-kali berkata begitu lagi. Engkau sangat istimewa bagi Ku. Engkau harus percaya ini. Aku harus memilih anak yang tepat untuk peker-jaan yang penting ini, dan engkaulah pilihanKu. Aku ingin engkau mendapat kehidupan yang terbaik di bumi sehingga hari terakhir tiba. Aku tidak akan meninggalkanmu dan Aku akan selalu menjagamu, puteriKu, Aku mencintaimu.”

Kata-kata cintaNya yang lembut dan menghibur menusuk hati saya. Saya menangis tersedu-sedu. Ini adalah saat pembersihan, penyembuhan, dan menyucian, dan saya merasa diperbarui sepenuhnya.

Sekarang saya tahu bahwa surga adalah suatu tempat penuh sukacita. Surga dibuat untuk dinikmati oleh kita. Itulah tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh Westminster Catechism, tujuan terakhir manusia adalah “untuk dekat saya dengan Yesus di bumi ini, semakin saya dapat menikmati hidup saya. Cinta Nya mengalahkan semua ketakutan.

Ya, surga itu sangat nyata.

 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws