Syair

Apakah Rasulullah memperbolehkan syair atau puisi atau bersenandung ? Pernahkah Rasulullah mendengar senandung dari seseorg tanpa disengajanya ? Berikut kita akan mencoba untuk membahas tentang syair atau senandung atau puisi.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sebaik-baik gubahan sesebuah syair iaitu puisi yang dibawa oleh orang-orang Arab ialah syair atau puisi Labid: Yang bermaksud: Tidakkah mengingati sesuatu selain dari Allah adalah batil

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Tidakkah lebih baik perut seseorang itu dipenuhi dengan nanah yang boleh merusakkan tubuhnya dari dipenuhi dengan syair iaitu puisi

Salamah bin Akwa` ra keluar bersama Rasulullah saw. menuju Khaibar, lalu kami berjalan secara berkelompok di malam hari. Salah seorang dari mereka (kaum) bertanya kepada Amir bin Akwa`, seorang penyair: Tidak inginkah kamu memperdengarkan syair-syairmu kepada kami? Amir bin Akwa` lalu memenuhi permintaan itu sambil memberikan semangat kepada unta-unta mereka supaya cepat berjalan, ia bersyair: Ya Allah, sekiranya tidak ada Engkau, maka kami tidak akan mendapat petunjuk, tidak pula kami bersedekah serta mendirikan salat. Sebagai tebusan untuk Engkau, ampunilah apa yang telah kami kerjakan, teguhkanlah pendirian kami saat kami berhadapan dengan musuh. Dan berilah kami ketenangan, sesungguhnya kami bila telah diserukan (berperang) pasti kami segera datang. Dan dengan seruan saja, mereka akan meminta bantuan untuk menghadapi kami. Rasulullah saw. lalu bertanya: Siapa yang bersenandung itu? Mereka menjawab: Amir. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmatinya. Seorang lelaki dari mereka tiba-tiba mengatakan: Sudah pastilah (dia akan meninggal), wahai Rasulullah! Seandainya engkau menunda doamu sehingga kami dapat menikmati bersahabat dengannya. Kami lalu mendatangi Khaibar dan segera mengepung mereka hingga kami menderita kelaparan yang sangat. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah akan memberikan kemenangan kepada kamu sekalian untuk menaklukkannya (Khaibar). Pada sore harinya ketika Khaibar sudah berhasil ditaklukkan, para sahabat menyalakan banyak api hingga bertanyalah Rasulullah saw.: Untuk apakah api-api ini? Apakah yang sedang kamu bakar? Mereka menjawab: Kami sedang membakar daging. Rasulullah saw. bertanya: Daging apa? Mereka menjawab: Daging keledai-keledai piaraan. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Tumpahkanlah serta pecahkankanlah periuk-periuknya! Seorang sahabat bertanya: Bagaimana kalau mereka tumpahkan kemudian dicuci? Rasulullah bersabda: Atau begitu juga bisa. Ketika pasukan telah berbaris, Amir menghunus pedangnya yang berukuran pendek untuk menikam betis seorang Yahudi namun sayang mata pedangnya itu ternyata berbalik mengenai lutut Amir hingga ia pun mati syahid karenanya. Ketika mereka kembali pulang, Salamah berkata sambil memegang tanganku. Tetapi ketika Rasulullah saw. melihatku hanya terdiam, beliau bertanya: Apakah yang kamu sedihkan? Aku menjawab: Demi engkau bapak dan ibuku menjadi tebusan! Mereka berpendapat bahwa perbuatan Amir telah sia-sia. Rasulullah saw. bertanya: Siapakah yang berkata demikian? Aku menjawab: Fulan dan fulan serta Usaid bin Hudhair Al-Anshari. Rasulullah saw. bersabda: Tidak benar orang yang berkata demikian, bahkan ia akan memperoleh dua pahala. Sambil menyatukan dua jarinya beliau berkata: Sesungguhnya Amir adalah seorang yang telah berusaha keras serta seorang pejuang. Amat sedikit orang Arab yang berjalan sepertinya

Anas bin Malik ra menceritakan Bahwa Rasulullah saw. tiba di Madinah. Beliau singgah di Madinah Atas, suatu daerah yang dikenal dengan Bani Amru bin Auf dan tinggal bersama mereka selama empat belas malam. (Suatu saat) beliau menyuruh untuk memanggil tokoh Bani Najar. Lalu mereka pun datang sambil menyandang pedangnya masing-masing. Nampaknya aku melihat Rasulullah saw. berada di atas hewan kendaraannya dan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan tokoh-tokoh Bani Najar mengelilingi beliau sampai tiba di halaman rumah milik Abu Ayyub. Rasulullah selalu salat di mana saja waktu salat ditemuinya. Pernah beliau salat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun sebuah mesjid. Selanjutnya beliau memangil tokoh-tokoh Bani Najar, dan mereka pun datang. Beliau bersabda: Wahai Bani Najar, tentukan padaku harga kebun kalian ini. Mereka menjawab: Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menuntut harganya kecuali kepada Allah. Anas ra. berkata lagi: Di kebun itu ada pohon kurma, kuburan orang-orang musyrik, dan puing-puing reruntuhan. Rasulullah saw. lantas memerintahkan untuk memotong pohon kurma, menggali kuburan orang-orang musyrik dan meratakan puing. Mereka mendirikan (bekas-bekas) pohon kurma sebagai petunjuk kiblat, dan membuat pintu gerbang dari sebuah batu besar. Mereka melakukan semua itu sambil menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan semangat dan Rasulullah saw. ikut bersama mereka. Mereka berkata: Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan selain di akhirat Tolonglah orang-orang Ansar dan orang-orang muhajirin

Dalam situs ini akan dipaparkan puisi karangan remaja muslim SMUN 4 Banda Aceh yang ingin membangkitkan semangat bagi saudaranya dalam beribadah.  Silakan klik :

 untuk  membaca Puisi

Untuk kembali

Kalau anda bingung akan isi puisi

 

Hosted by www.Geocities.ws

1