GHAZWUL FIKRI

( PERANG PEMIKIRAN)

Ghazwul Fikri ( perang pemikiran) adalah fenomena baru yang membuktikan betapa keras dan menyeluruhnya konspirasi kaum kafir terhadap islam dan kaum muslimin. Dan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada tata cara peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang kafir dalam memurtadkan umat islam.Karena itu ghazwul fikri (perang pemikiran) bukan merupakan tahapan peperangan musuh-musuh islam, tetapi merupakan integral dari perang yang dilancarkan oleh kekuatan kafir. Dan ini merupakan gerakan pemurtadan terhadap kaum muslimin.

" Mereka tidak henti-hentinya  memerangi kamu sampai mereka  dapat mengembalikan (memurtadkan) kamu dari Dien (agama) kamu seandainya  mereka mampu".(QS.Al-Baqarah : 217)

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti milah (kebiasaan/agama) mereka". (QS. Al-Baqarah : 120)

Adapun usaha yang mereka lakukan tidak lain dari menghalangi tersebarnya agama islam dalam masyarakat dengan berbagai macam cara. Rangkaian cara penyerbuan terhadap islam merupakan gabungan dari berbagai kelompok antara Kristiani, Zionisme, dan Marxisme. Semua kelompok itu tidak akan senang bila agama islam muncul sebagai kekuatan yang bisa menandingi mereka didunia ini.

Tahun 1897 Theodor Herzl memanggil semua orang Yahudi yang ada di seluruh dunia untuk berkumpul mengadakan kongres yang diadakan di Bazel dan lahirlah Zionisme modern yang mengarahkan pandangan untuk membentuk negara Yahudi mereka di Palestina.

Seruan-seruan yang dilancarkan oleh pemimpin-pemimpim Nasrani dan Yahudi untuk mengalahkan islam diantaranya:

"Setelah melalui perjalanan panjang segalanya telah menjadi jelas bagi kita bahwa kehancuran kaum muslimin dengan jalan peperangan adalah hal yang mustahil. Karena mereka memiliki pedoman yang jelas dan tegak diatas konsep jihad fisabilillah. Dengan pedoman ini mereka tidak akan pernah mengalami kekalahan militer".

Karena itu barat harus menempuh cara lain (bukan jalan militer) yaitu jalan Ideologi dengan mencabut pedoman ini dan mengosongkannya dengan kekuatan kemarahan dan keberanian. Caranya tidak lain dengan menghancurkan konsep-konsep islam dengan berbagai taqwil (memalingkan makna ayat yang dapat diterima olehnya) ditengah-tengah umat. Dan juga mereka menyebarkan Syubhat dan salah paham disekitar pengertian Islam yang murni.

"Selama kitab ini masih ada dimuka bumi jangan harap dapat menundukkan kaum muslimin".

Kemudian datang membawa paham kebarat-baratan di Mesir sehingga orang Mesir banyak yang meninggalkan agama mereka dan menganut paham Westernisasi.

Ada satu pemikiran yang berkembang pada awal abad ke-20 tentang kebudayaan Barat dan pengaruh Imprialisme barat yang besar telah memasuki babak akhir dalam kesejahteraannya. Hingga berkumpullah para pemikir dan sejarawanuntuk meletakkan langkah-langkah Alternatif dalam menyongsong masa-masa tersebut. Timbul dalam pertemuan tersebut pertanyaa: "Jikalau pengganti Inggris dan Barat sebagai pemangku peradaban? Para peserta menyatakan kaum musliminlah yang akan menggantikannya. Mengapa??..........karena selain mereka memiliki kawasan, juga memiliki aqidah yang sistemnya jelas, yang dapet memungkinkan mereka kembali membangun peradaban islam. Jelas atas dasar itu disusunlah konsep-konsep penyerbuan Ideologi agar kaum muslimin dan Arab tetap berada dalam ketidakstabilan, tidak memiliki kemampuan untuk bangkit atau setidak-tidaknya memperlambat proses kebangkitn itu.

Caranya:"Tidak ada cara lain kecuali kita harus menanam manusia asing dari umat dalam kawasan Asia dan Afrika yang tugasnya membikin keruh umat dan dia sendiri tepisah dari umat. Dan manusia asing itu tidak lain adalah konsentrasi menghancurkan komponen-komponen asas islam dan menyebarkan syubhat ditengah pemilikan islam.

Konsentrasi penghancuran itu meliputi 7 materi :

  1. Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai dasar  pedoman islam dalam membina masyarakat. Para orientalis menuduh kedua kitab itu sebagai penyebab kemunduran dan kelemahan serta tidak mampu mengembangkan peradaban. Padahal kenyatannya adalah sebaliknya.

  2. Bahasa Arab sebagai bahasa Dien dan ilmu Mereka menuduh sebagai bahasa penghalang kemajuan dan hanya bahasa agama.

  3. Sirah Rasul mereka hancurkan dengan cara menyebar syubhat didalamnya, salah satu buku contoh ayat-ayat setan.

  4. Kebudayaan Islam. Mereka mengingkari keutamaan kabudayaan islam daripada kebudayaan modern dan menuduhnya sebagai kebudayaan sinkretis dan tidak orisinil serta menyingkirkannya dari peradaban manusia.

  5. Sastra Arab. Orang-orang kafir berusaha menghancurkan dengan cara menyebarkan pendapat-pendapat baru yang sama sekali tidak berkaitan dengan kemurnian islam.

  6. Warisan Islam. Mereka berusaha juga mengadakan peran serta islam dalam mewarisi kebudayaan manusia dimuka bumi. Dan mengaitkan dengan zaman pra islam yang berhalaisme.

  7. Sejarah Islam. Bidang ini tidak luput dari serbuan kaum perusak. Mereka berusaha memasukkan dan menyebarkan berbagai syubhat serta menuduh sejarah islam penuh dengan permusuhan.

Demikian gerakan  Ghazwul Fikri berusaha keras merontokkan sendi-sendi islam dan tidak memberikan kesempatan kepada kaum muslimin untuk memulai kehidupan secara islami atau membangun masyarakatnya atas dasar islam. Caranya adalah dengan menanamkan permusuhan bangsa dan suku dibidang aqidah, menumbuhkan aliran-aliran sesat, meninggalkan pemikiran sekularisme, menghinakan masa lalunya dan merusak masa kininya. Akhirnya membentuk generasi muslim yang terpesona dengan kebathilan dan apa saja yang datang dari barat. Generasi yang telah hilang kepribadiannya.

Jelas dalam mengantisipasi tantangan tersebut, yang pertama sekali kita harus memurnikan pemikiran umat islam. Pemikiran inilah yang menapis apa yang masuk dan diterima sesuai dengan peradaban islam. Kemudian mampu membuka diri terhadap pemikiran insani dan perkembangan ilmu dalam kewaspadaan dan kesadaran penuh, seraya mengambil sarana dan prasarana, memelihara nilai dan prinsipnya, sebab semata-mata barang baru tidak akan berarti atau memberikan kebaikan yang berguna jika tidak terkait dengan keaslian dan exsistensi umat hakekat dan tujuan risalah-Nya. Mengejar kamajuan teknologi tidak akan termakan jika tumbuh dari keyakinan yang kuat terhadap inti umat utama yang sebenarnya dan nilai-nilainya.

Petunjuk islam yang paling benar dan jelas ialah adanya keterjalinan antara kedalaman hati, kepesatan pemikiran  penegakan prinsip kerjasama sebagai ganti prinsip petentangan.

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws

1