Davos dan Porto Alegre: Dua Forum Dan Pendekatan Berbeda Terhadap Globalisasi

(Lembaran Berita Mingguan ATTAC - Rabu, 14/02/2001)
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Jaringan Kerja Budaya

 

Selama minggu terakhir bulan Januari dua pertemuan dunia berlangsung, dengan pendekatan berbeda terhadap globalisasi: Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos dan Forum Sosial Dunia (World Social Forum) di Porto Alegre.

Forum Davos sudah terbentuk sejak tahun 1971, menghimpun kaum elit yang berpikiran neoliberal dan akan diselenggarakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, di stasius olahraga ski yang eksklusif di Davos, Swiss. Forum satunya untuk pertama kali diselenggarakan dan untuk pertama kalinya mengumpulkan kalangan aktivis dan pemimpin sosial dari seluruh dunia untuk menentang pikiran hegemonik. Forum itu diselenggarakan di Porto Alegre, Rio Grande do Sul, Brazil. Ini adalah negara bagian yang berada di bawah pemerintahan Partai Buruh (Partido dos Trabalhadores) yang sudah 12 tahun berkuasa dengan program parsipatif dan keterlibatan sosial serta solidaritas.

"Gagasan menyelenggarakan Forum Sosial Dunia pada saat bersamaan dengan Forum Ekonomi Davos bukan hanya kebetulan. Kami berusaha membangun ruang alternatif terhadap pikiran hegemmonik dan neoliberalisme konservatif," ujar Miguel Rosseto, Wakil Gubernur Río Grande do Sul dan anggota panitia yang baru-baru ini mengunjungi markas PBB di Jenewa untuk mempromosikan pertemuan itu.

Sementara Forum Ekonomi Dunia, sebuah lembaga swasta yang berbasis di Jenewa, dibentuk oleh 2000 perusahaan terbesar mempromosikan Davos, Forum Porto Alegre diorganisir oleh 90 gerakan sosial dan lembaga serta koalisi 50 lembaga dan organisasi rakyat di Brazil.

Davos mengharapkan kedatangan 3000 delegasi, termasuk CEO dari perusahaan transnasional terbesar seperti Coca Cola, McDonald's, Shell dan Nestlé serta staf tingkat tinggi dari International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia serta WTO, yang sekarang mengarahkan proses globalisasi. Para politisi dan pemilik media juga diharapkan hadir. Para peserta dalam forum sebelumnya termasuk Bill Gates (orang terkaya di dunia yang diperkirakan memiliki kekayaan 85 milyar dolar, menurut majalah Forbes), Bill Clinton, Tony Blair, Ernesto Zedillo dan Direktur WTO, Mike Moore. Kofi Annan, Sekjen PBB, juga pernah hadir di Davos, tapi kali ini mengungkapkan keinginannya agar Forum Porto Alegre berlangsung sukses, dan berjanji "mengikuti hasil-hasilnya dengan perhatian khusus", menurut sebuah surat yang dikirim kepada Olivio Dutra, Gubernur Río Grande do Sul.

Porto Alegre mengharapkan kehadiran 2700 delegasi, termasuk petani, buruh, masyarakat adat, perempuan, gereja, jaringan warga, pemerintah lokal dan LSM dari Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah. Para pemikir demokrat, pluralis dan aktivis solidaritas yang hadir termasuk José Ramos Horta, peraih Hadiah Nobel Perdamaian 1996; penulis Uruguay Eduardo Galeano; teolog Brazil Leonardo Boff; ekonom Mesir Samir Amin; penulis, feminis dan aktivis lingkungan Vandana Shiva; dan peraih Hadiah Nobel Sastra 1998, José Saramago. 150 anggota parlemen dari berbagai negara diharapkan hadir, termasuk 10 anggota dari Swiss.

Tujuan dari kedua forum ini sama sekali berbeda. Davos adalah alat untuk memajukan kebijakan neoliberal yang dimulai tahun 1970-an dan 1980-an dengan pemerintahan Margaret Thatcher di Inggris, Ronald Reagan di Amerika Serikat dan Pinochet di Chile. Di tahun 1990-an kegiatan itu meluas. Inisiatif perdagangan seperti Putaran Uruguay (GATT), yang menjadi dasar dari WTO dan NAFTA sekarang, adalah hasil-hasilnya. Davos adalah simbol dan sumber insiprasi bagi neoliberalisme dogmatik yang mempromosikan pengurangan peran negara, swastanisasi, liberalisasi pasar dan modal, pengurangan pajak bagi orang kaya dan pemotongan pengeluaran sosial.

Tujuan utama dari Forum Porto Alegre adalah menciptakan ruang alternatif bagi pemikiran teoretik, budaya, politik, ekonomi dan sosial serta menyediakan ruang pertemuan bagi berbagai organisasi yang dalam beberapa tahun terakhir aktif menentang proyek neoliberal. "Gagasan ini dimatangkan dalam beberapa tahun terakhir dan berkembang dengan adanya demonstrasi besar di Seattle, Praha, Washington DC, dan aksi-aksi di New York serta gerakan kontinental yang memperjuangkan tanah, hak masyarakat adat dan pekerjaan," kata Rosseto.

Dua forum ini juga memiliki agenda berbeda. Di Davos, wakil-wakil perusahaan transnasional dan sekutunya juga akan membahas tema-tema kunci seperti "Pembentukan Perusahaan Global", "Bioteknologi: Merencanakan Masa Depan", dan "Bagaimana menghadapi reaksi perlawanan terhadap globalisasi". Dalam 300 pertemuan yang direncanakan berlangsung selama enam hari, kalangan bisnis yang berkuasa, politisi dan intelektual akan mencoba mencapai konsensus mengenai masalah globalisasi, yang sangat menguntungkan mereka, dan bagaimana memperluas bisnis dan kekuasaan serta menetralisir musuh-musuh yang semakin besar dan terorganisir.

Globalisasi yang dipromosikan Forum Davos meningkatkan ketimpangan, penyingkiran sosial dan kemiskinan, menurut para pengkritiknya. Tiga multimilyuner terkaya di dunia memiliki harta lebih dari GNP seluruh negara berkembang dan 600 juta penghuninya, menurut Human Development Report PBB tahun 1999. Sementara 200 perusahaan transnasional mendistribusikan kekayaan dunia di antara merkea sendiri dan kekuasaannya melebihi kebanyakan negara di dunia, 1,2 milyar orang harus bertahan hidup dengan uang satu dolar per hari.

11 juta anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia setiap tahun karena penyakit yang sesungguhnya bisa diatasi, 1 milyar orang tidak memiliki akses ke air bersih dan 2,5 milyar orang tidak punya sistem sanitasi yang memadai.

Untuk menghadapi situasi ini, Forum Porto Alegre akan membahas produksi, distribusi dan pemusatan kekayaan dunia antara dan di dalam negara-negara. Forum itu juga akan membuka workshop tentang kerja, modal finansial dan konsekuensi program penyesuaian struktural (structural adjustment program) yang dipromosikan IMF dan Bank Dunia selama 20 tahun terakhir. Tema lain yang akan dibahas adalah demokrasi serta lenyapnya kedaulatan PBB serta tidak adanya kontrol demokratik atau kontrol warga terhadap perusahaan transnasional dan lembaga internasional yang besar. Forum itu juga akan mendefinisikan sebuah struktur eksekutif yang memungkinkannya terus bekerja sebagai jaringan internasional, dengan menghargai keragaman berpikir serta gerakan yang terwakili di dalamnya. "Kami ingin Forum tersebut," ujar Miguel Rosseto, "menghasilkan arah politik yang menggabungkan kritik energetik terhadap kebijakan penyesuaian dan konsekuensinya bagi segala bangsa, dengan merumuskan alternatif dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, kontrol modal finansial dan penghargaan terhadap hak-hak sosial serta pembagian kekayaan."

Kartu-kartu sudah diletakkan di meja: dua forum, dua aktor, dan dua cara berbeda untuk hidup dan mempertimbangkan globalisasi.

Eduardo Tamayo, Geneva

More information:

www.forumsocialmundial.org.br

www.davos2001.ch

oo0oo

Seruan dari Porto Alegre

Kekuatan sosial dari seluruh dunia berkumpul dalam Forum Sosial Dunia di Porto Alegre. Serikat buruh dan LSM, gerakan dan organisasi, intelektual dan seniman, bersama-sama membangun aliansi besar untuk menciptakan masyarakat baru, berbeda dari logika dominan di mana pasar bebas dan uang dianggap sebagai satu-satunya ukuran kemakmuran. Davos mewakili pemusatan kemakmuran, globalisasi kemiskinan dan penghancuran bumi. Porto Alegre mewakili harapan bahwa sebuah dunia baru mungkin dibangun, di mana manusia dan alam menjadi perhatian utamanya. Kami adalah bagian dari gerakan yang tumbuh sejak Seattle. Kami menantang kaum elit dan proses-proses mereka yang tidak demokratik, seperti dilambangkan oleh Forum Ekonomi Dunia di Davos. Kami datang untuk berbagi pengalaman, membangun solidaritas kita, dan mendemonstrasikan penolakan total terhadap kebijakan neoliberal dari globalisasi.

Kami adalah perempuan dan laki-laki, petani, buruh, pengangguran, kaum profesional, mahasiswa-pelajar, kulit hitam dan masyarakat adat, yang datang dari Selatan dan Utara, dengan komitmen memperjuangkan hak-hak rakyat,kebebasan, keamanan, pekerjaan dan pendidikan. Kami berjuang melawan hegemoni keuangan, penghancuran budaya kita, monopolisasi pengetahuan, media massa dan komunikasi, perusakan alam, dan penghancuran kualitas kehidupan oleh perusahaan multinasional dan kebijakan yang anti-demokrasi. Pengalaman demokrasi partisipatif -- seperti di Porto Alegre -- memperlihatkan kepada kita bahwa ada alternatif yang kongkret. Kami menegaskan keunggulan hak asasi manusia, lingkungan dan hak-hak sosial di atas tuntutan keuangan dan para investor. Pada saat kita memperkuat gerakan kita, kita menentang kaum elit global dan bekerja untuk persamaan, keadilan sosial, demokrasi dan keamanan bagi semua orang, tanpa perbedaan. Metodologi dan alternatif kita sangat kontras dengan kebijakan neoliberalisme yang menghancurkan.

Globalisasi memperkuat sistem yang seksis dan patriarkal. Globalisasi meningkatkan feminisasi kemiskinan dan semua bentuk kekerasan terhadap perempuan. Persamaan antara perempuan dan laki-laki adalah titik pusat perjuangan kita. Tanpa ini, tidak mungkin ada dunia yang berbeda.

Globalisasi neoliberal meningkatkan rasisme, dan melanjutkan pembasmian beradab oleh perbudakan dan kolonialisme yang menghancurkan basis peradaban Afrika hitam. Kami berseru kepada semua gerakan untuk menguatkan solidaritas dengan rakyat Afrika, baik di benua Afrika maupun lainnya, membela hak-hak mereka atas tanah, kewargaan, kebebasan, perdamaian dan keadilan, melalui perbaikan hutang-hutang sejarah dan sosial. Perdagangan budak dan perbudakan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kami menegaskan pengakuan dan solidaritas kami dengan masyarakat asli dalam perjuangan historisnya melawan genosida dan etnosida, serta perjuangan membela hak-hak mereka, atas sumber daya alam, kebudayaan, otonomi, tanah dan wilayah.

Globalisasi neoliberal menghancurkan lingkungan hidup, kesehatan dan lingkungan tempat tinggal rakyat. Udara, air, tanah dan manusia telah menjadi barang dagangan. Kehidupan dan kesehatan harus diakui sebagai hak asasi manusia ynag tidak dapat ditundukkan pada kebijakan ekonomi.

Hutang luar negeri negara-negara Selatan sudah lunas dibayar berulangkali. Hutang itu secara tidak sah, tidak adil dan curang, berfungsi sebagai alat dominasi, memisahkan orang dari hak-hak asasinya dengan tujuan tunggal, yakni meningkatkan penghisapan internasional. Kami menuntut pembatalan segera tanpa syarat dan pembayaran hutang-hutang sejarah, sosial dan ekologis sebagai langkah langsung menuju penyelesaian krisis yang disebabkan oleh hutang itu. Pasar finansial menyedot sumber daya dan kemakmuran dan komunitas dan bangsa, dan menaklukkan ekonomi nasional pada keinginan para spekulator.

Kami menuntut diakhirinya keringanan pajak dan sebaliknya menuntut dikenakannya pajak terhadap transaksi finansial.

Swastanisasi adalah mekanisme untuk mentransfer kemakmuran publik dan sumber

daya alam kepada sektor swasta. Kami menentang segala bentuk swastanisasi sumber daya alam dan pelayanan publik.

Kami menyerukan perlindungan akses terhadap sumber daya dan barang-barang publik yang diperlukan dalam kehidupan yang pantas.

Perusahaan multinasional mengelola produksi global dengan pengangguran massal, upah rendah dan buruh kasar dan dengan menolak mengakui hak-hak dasar dari buruh seperti ditetapkan oleh ILO. Kami menuntut pengakuan sejati atas hak-hak berorganisasi dan berunding bagi serikat-serikat buruh, dan hak-hak baru bagi buruh untuk menghadapi strategi globalisasi.

Sementara barang dan uang bebas melintas batas, pembatasan terhadap gerak manusia menciptakan penghisapan dan penindasan. Kami menuntut diakhirinya pembatasan seperti itu.

Kami menuntut sistem perdagangan yang menjamin pekerjaan secara penuh, keamanan pangan, aturan main perdagangan yang adil dan kemakmuran lokal. Perdagangan bebas itu sama sekali tidak bebas. Aturan perdagangan global memastikan percepatan akumulasi kemakmuran dan kekuasaan oleh perusahaan multinasional dan marjinalisasi serta pemiskinan petani kecil dan usaha lokal. Kami menuntut pemerintah-pemerintah di dunia menghargai kewajiban mereka seperti diatur dalam instrumen hak asasi manusia internasional dan kesepakatan lingkungan multilateral.

Kami berseru kepada semua orang di mana un berada untuk mendukung mobilisasi melawan pembentukan Wilayah Perdagangan Bebas di Amerika, sebuah inisiatif yang akan berakibat penjajahan kembali Amerika Latin dan penghancuran hak-hak asasi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup.

IMF, Bank Dunia dan bank-bank regional, WTO, NATO dan aliansi militer lainnya adalah agen-agen multilateral dari globalisasi neoliberal. Kami menuntut dihentikannya campur tangan dalam kebijakan nasional. Lembaga-lembaga itu tidak punya legitimasi apa pun di mata rakyat dan kami akan terus memprotes tindakan-tindakan mereka.

Globalisasi neoliberal telah menuju pemusatan pemilikan tanah dan menguntungkan sistem pertanian korporat yang dari segi lingkungan dan sosial bersifat merusak. Sistem itu berlandaskan pertumbuhan berorientasi ekspor yang didukung oleh pembangunan infrastruktur berskala besar, seperti bendungan, yang mengusir rakyat dari tanah mereka dan menghancurkan kehidupan mereka. Kerugian mereka harus segera diganti.

Kami menuntut reforma agraria yang demokratik. Tanah, air dan benih harus berada di tangan petani. Kami mendukung proses pertanian berkelanjutan. Benih dan persediaan genetik adalah warisan umat manusia. Kami menuntut bahwa penggunaan transgenik dan praktek paten atas kehidupan dihapus.

Militerisme dan globalisasi korporat saling memperkuat untuk menindas demokrasi dan perdamaian. Kami sama sekali menolak perang sebagai cara menyelesaikan konflik dan menentang perlombaan dan perdagangan senjata. Kami menuntut dihentikannya represi dan kriminalisasi protes sosial. Kami mengutuk intervensi militer dalam urusan di negeri-negeri kami. Kami menuntut dicabutnya embargo dan sanksi yang dipakai sebagai senjata untuk menyerang, dan mengekspresikan solidaritas kami dengan mereka yang menderita

akibat-akibarnya. Kami menolak intervensi militer AS di Amerika Latin melalui Rencana Kolombia.

Kami menyerukan diperkuatnya aliansi, dan pelaksanaan aksi bersama berdasarkan kerpihatinan dasar ini. Kami akan terus melakukan mobilisasi di seputar masalah-masalah itu sampai forum berikutnya. Kami mengakui bahwa sekarang kita berada dalam posisi lebih baik untuk melancarkan perjuangan untuk dunia yang lebih baik, sebuah dunia tanpa penderitaan, kelaparan, diskriminasi dan kekerasan dengan kualitas kehidupan, persamaan, penghargaan dan perdamaian.

Kami menyatakan komitmen untuk mendukung semua perjuangan dengan agenda bersama untuk melakukan mobilisasi melawan neoliberalisme. Di antaranya yang mendapat prioritas dalam bulan-bulan berikut adalah mobilisasi global menentang Forum Ekonomi Dunia di Cancun, Mexico, tanggal 26-27 Februari dan forum Perdagangan Bebas di Wilayah Amerika di Buenos Aires, Argentina, 6-7 April dan Quebec City, Kanada, 17-22 April, pertemuan Asian Development Bank di Honolulu bulan Mei, Pertemuan G-8 di Genova, Italia, 15-22 Juli, pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, di Washington DC, USA, 28 September - 4 October, pertemuan WTO di Qatar, 5-9 November.

Tanggal 17 April kami akan mendukung hari perjuangan internasional menentang impor produk pertanian yang murah, yang menciptakan dumping ekonomi dan sosial, dan mobilisasi feminis melawan globalisasi di Genova.

Kami mendukung seruan aksi sedunia melawan hutang, yang akan berlangsung tahun ini pada tanggal 20 Juli dan mobilisasi bagi Konperensi Dunia menentang Rasisme, Diskriminasi Rasial, Xenophobia dan Intoleransi yang Berkaitan di Durban, Afrika Selatan, pada tanggal 31 August - 7 September 2001).

Usulan-usulan yang dirumuskan itu adalah bagian dari alternatif yang dikembangkan oleh gerakan-gerakan sosial di seluruh dunia. Usulan-usulan itu didasarkan pada prinsip bahwa manusia dan kehidupan bukanlah barang dagangan, dan pada komitmen kemakmuran serta hak asasi manusia bagi semua orang.

Keterlibatan kami dalam Forum Sosial Dunia telah memperkaya pengertian setiap orang tentang perjuangan kita dan kita pun diperkuat olehnya. Kami berseru kepada semua orang di dunia untuk bergabung dalam perjuangan membangun masa depan yang lebih baik. Forum Sosial Dunia di Porto Alegre adalah jalan untuk mencapai kedaulatan rakyat dan dunia yang adil.

175 organisasi telah menandatangani seruan ini. Jika anda ingin bergabung, silakan lihat //attac.org/fra/asso/doc/doc502sign.htm

Hosted by www.Geocities.ws

1