TERIMA KASIH, ARKEOLOG ...
Situs Barang, di Desa Pendowo Limo, Lamongan Jawa Timur, merupakan salah satu situs yang potensial. Kondisinya mirip dengan situs Leran di Gresik dimana tanpa menggali orang dapat menebak besarnya kandungan data arkeologi yang ada. Hal ini karena data yang "seharusnya" ada di dalam tanah malah berserakan di permukaan tanah akibat kegiatan intensif pembuatan tambak.Oleh karena itu lahan tambak menjadi lebih luas dibandingkan lahan untuk permukiman, kebun, dll. sehingga desa ini tidak pernah bisa lepas dari kepungan tambak yang memang menjadi andalan utama dalam menopang ekonomi desa.
lingkungan situs Barang di Lamongan, Jawa Timur yang didominasi oleh tambak.  Pecahan keramik asing dan tembikar kuno berserakan di pematang
Survei arkeologi yang dilakukan beberapa waktu yang lalu di situs Barang ini mau tidak mau, suka tidak suka harus meliputi lahan pertambakan yang mengepung situs. "Bau" artefak ternyata masih lebih tajam dibandingkan bau bandeng ataupun udang, meski survei dilakukan di sekitar tambak. Malah, di dalam tambak, tentu saja yang sedang dikeringkan, artefak berupa pecahan keramik, tembikar, dsb. terlihat lebih banyak.
Ada sedikit perasaan ragu-ragu ketika melihat hal ini: antara nafsu untuk memungut artefak dengan kenyataan bahwa bagi penduduk, tambak merupakan ladang emas dan tentu saja dirawat dengan sangat baik. Namun sekali lagi, bau artefak lebih tajam dibandingkan bau bandeng ataupun udang, sehingga meski agak gentar, takut ketahuan pemilik tambak, buru-buru tim survei masuk ke dalam sebuah tambak kering seluas sekitar 200 meter persegi dan sedalam sekitar 2 meter.
Keasyikan memungut, mencatat, memplot, dsb., tidak disadari ternyata di atas, di pinggiran tambak, orang telah berkerumun sambil berbisik antar mereka dan memperhatikan dengan seksama. Tentu saja wajah sempat pucat sebelum akhirnya bisa menguasai diri. Dengan bahasa lokal (Jawa) bercampur Bahasa Indonesia, tim menjelaskan jati diri dan kegiatan penelitian yang sedang berlangsung.
Agak mengejutkan memang jawaban pemilik dan penduduk lainnya: "kebetulan, kami sudah berusaha membersihkan dasar tambak, tetapi kreweng-kreweng (pecahan keramik dan tembikar) ini nggak pernah ada habisnya, kalau gitu, sekalian saja tambak yang sebelah sana diambilin krewengnya...!"
Tentu saja ini menjadi tiket survei untuk meliput seluruh areal situs tanpa ragu-ragu, bahkan tanpa diminta, mereka dengan suka rela membantu kegiatan survei: simbiosis mutualisme? Masih terngiang, ucapan mereka: terima kasih arkeolog... (telah membantu membersihkan tambak!) [sugeng riyanto]
Hosted by www.Geocities.ws

1