بسم الله الرحمن الرحيم
Bisikan-Bisikan Syaithan Oleh : Al Ustadz Qomar Suaidi |
Setan telah berikrar untuk membelokkan manusia dari jalan yang lurus. Ia mendatangi manusia dari jalan yang lurus, dengan bisikan-bisikannya yang menyesatkan. Demikian berbahayanya langkah setan dalam menyesatkan manusia. Ia datang kepada manusia dengan cara berbisik dan tersembunyi, sasaranya langsung pada hati-hati manusia. Dengan apa ia membisik ? Tak lain dengan kejahatan-kejahatan. Ia bisikkan dalam hati ini keraguan. Keraguan terhadap agamanya, terhadap Tuhannya, dan terhadap kitab sucinya. Ia bisikkan ke dalam hati ini ucapan-ucapan mungkar dan kotor. Ia bisikkan ke dalam hati ini syahwat birahi dengan segala macam dan ragamnya. Bisikan kemaksiatan dengan segala jalannya, bid’ah-bid’ah dan kesesatan, kebodohan, dan perbuatan dzalim. Itu semua akan berakibat rusaknya hati jika hati menyambutnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya :
“Akan datang fitnah-fitnah kepada hati-hati
sebagaimana tikar, sehelai demi sehelai. Hati manusia yang menyerapnya akan
tertitik padanya noda hitam sedang
hati yang mengingkarinya akan tertitik padanya titik putih sehingga akan menjadi
dua hati. Hati yang putih seperti batu yang licin, tidak akan membahayakannya
fitnah selama ada langit dan bumi. Dan hati yang hitam pekat seperti gelas yang
tengkurap. Tidak menganggap baik sesuatu yang baik dan tidak menganggap mungkar sesuatu yang mungkar, kecuali
yang diserap dari hawa nafsunya.” (HR. Muslim) Begitu fitnah bisikan syaithan itu menemui hati yang sakit di saat sakitnya lebih dominan. Ia akan menyerapnya bak bunga karang menyerap air. Sehingga ternodailah hatinya dengan titik hitam dan terus akan menyerap setiap bisikan. Sehingga menjadi hitam pekat dan akhirnya terbalik layaknya gelas yang tengkurap. Jika sudah demikian keadaannya, ia terancam terjangkiti dua penyakit yang begitu ganas dan akan mengakhirinya dengan kebinasaan. Yang pertama adalah tersamarnya antara kebaikan dengan kemungkaran, sehingga tidak menganggap baik sebuah kebaikan dan tidak mengingkari sebuah kemungkaran. Dan bisa jadi penyakit ini semakin mengganas sehingga menganggap mungkar sesuatu yang baik dan menganggap baik sesuatu yang mungkar. Menganggap bid’ah sebagai sunnah dan menganggap sunnah sebagai bid’ah. Yang kedua, akan menjadikan hawa nafsunya sebagai hakim terhadap apa yang datang dari Rasul Shalallahu Alaihi Wa Sallam sehingga ia akan lebih tunduk kepada hawa nafsunya. Oleh karenanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita untuk berlindung dari bisikan-bisikan itu.
“Katakanlah : Aku berlindung kepada Allah, Rabb
sekalian manusia, raja manusia, sesembahan manusia, dari kejahatan
bisikan-bisikan yang tersembunyi. Yang membisik dalam hati-hati manusia, dari
golongan jin dan manusia.” (QS. An Nas : 1-5) Lain halnya dengan hati yang sehat. Ia akan menepis bisikan-bisikan sehingga akan semakin bertambah cahaya dan kekuatannya. Dan bertambah pula keimanannya kepada yang haq sebagaimana bertambah kebenciannya terhadap kekafiran dan kebatilan. Karena ia membenci bisikan-bisikan itu dan menyadari bahwa kebenaran itu ada pada lawannya. Sehingga ia akan tunduk kepada yang haq, tenteram bersamanya dan akan mengikutinya. Ia mengetahui kebatilan apa yang dibisikkan setan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjaga kita dari bisikan-bisikan itu dan menjadikan hati kita hati yang hidup. |