Segala puji hanya bagi Allah rabbil ‘alamin.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulul amin (Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam), dan kepada keluarga dan shahabatnya serta siapa
saja yang mengikuti jejak beliau hingga hari kiamat. Wa ba’du.
Tulisan ini menyajikan pembahasan
istighfar dan keutamaan, waktu serta bentuk-bentuknya disertai penjelasan
faidah-faidah dzikir dan keutamaannya. Kami memohon kepada Allah, agar dengan
tulisan ini bisa memberi manfaat.
Keutamaan istighfar
-
Sesungguhnya
istighfar merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Allah azza wa jalla.
-
Istighfar
menjadi sebab diampuninya dosa-dosa, firman Allah ta’ala (artinya) : “Maka
aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun" (QS. Nuuh :10)
-
Turunnya
hujan. Firman Allah (artinya) : “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat.” (QS. Nuuh :11)
-
Memperbanyak
harta dan anak. Firman Allah (artinya) : “Dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu.” (QS. Nuuh :12)
-
Memasukkan
ke surga. Firman Allah (artinya) : “Dan mengadakan untukmu
surga-surga.” (QS. Nuuh :12)
-
Menambah
kekuatan dalam segala segi. Firman Allah (artinya) : “Dan Allah akan
menambah kekuatan dari kekuatan yang telah ada.”
-
Perhiasan
yang baik. Firman Allah (artinya) : “Dia memberi perhiasan kepada
kalian dengan perhiasan yang baik.”
-
Menolak
bala’ (musibah). Firman Allah (artinya) : “Dan tidaklah Allah
menimpakan adzab kepada mereka sedang mereka meminta ampunan.”
-
Istighfar
merupakan suatu sebab untuk memberikan keutamaan bagi orang yang berhak
menerimanya. Dalilnya : “Dan Dia memberi setiap orang yang memiliki
keutamaan dengan keutamaannya.”
-
Seorang
hamba membutuhkan istighfar, karena mereka telah melakukan kesalahan/ dosa di
malam maupun siang hari. Apabila mereka meminta ampun kepada Allah maka Allah
akan memberi ampunan kepada mereka.
-
Istighfar
merupakan sebab turunnya rahmah. Firman Allah (artinya) : ”Kalau
saja mereka meminta ampunan kepada Allah, sehingga dengan itu kalian termasuk
orang-orang yang mendapatkan rahmah.”
-
Istighfar
merupakan pelebur kesalahan saat bermajlis.
-
Istighfar
merupakan bentuk perbuatan untuk mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam. Beliau meminta ampun kepada Allah dalam sebuah majlis
sebanyak 71 kali, dalam riwayat disebutkan 100 kali.
Pendapat-pendapat seputar istighfar
-
Diriwayatkan
dari Lukman –alaihissalam- sesungguhnya dia berkata kepada anaknya : “Wahai
anakku, biasakan lisanmu dengan ucapan : Allahummaghfirli (Ya Allah ampunilah
aku), sesungguhnya terdapat waktu yang mana Allah tidak akan menolak dalam
waktu itu orang-orang yang meminta.”
-
Aisyah
berkata –radhiyallahu anha- : “Berbahagialah bagi siapa yang
menjumpai lembar catatannya penuh dengan istighfar."
-
Berkata
Qatadah : “Sesungguhnya Al Qur’an ini menunjuki kalian obat dan
penyakit kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa, dan adapun obat
kalian adalah istighfar.”
-
Abu
Minhal berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih disenangi seorang hamba
untuk mendampingi dirinya dalam kuburan lebih dari istighfar.”
-
Al
Hasan berkata : “Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah kalian, di saat
menikmati hidangan, di jalan-jalan kalian, di pasar-pasar kalian dan di
majelis-majelis kalian. Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dimanakah ampunan
itu akan turun.”
-
Berkata
A’rabi : “Barangsiapa yang hidup di daerah kami hendaklah memperbanyak
istighfar. Sesungguhnya qithar itu turun berbarengan istighfar.”
Qithar : Awan tebal sebagai pertanda turunnya hujan.
Waktu-waktu istighfar
Istighfar
disyariatkan pada setiap waktu. Akan tetapi, istighfar diwajibkan saat seseorang
melakukan dosa. Istighfar disunnahkan usai melakukan amalan shaleh, seperti
istighfar tiga kali selesai melakukan shalat, istighfar selesai haji dan
selainnya.
Disunnahkan juga istighfar waktu sahur, karena Allah ta’ala memuji orang-orang
yang diampuni diwaktu sahur.
Bentuk-bentuk Istighfar
-
Sayyidul
istighfar sebagai istighfar yang paling utama, yakni ucapan seorang hamba
(artinya): “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada sesembahan yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Engkau adalah Dzat yang
menciptakanku dan aku berada diatas janji dan ancaman-Mu sebatas apa yang aku
mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelakan perbuatanku. Aku mengenal-Mu
melalui pemberian nikmat-Mu kepadaku. Sesungguhnya aku adalah orang yang
berdosa, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni
dosa kecuali Engkau.”
-
Astaghfirullah
(aku meminta ampun kepada Allah).
-
Rabbighfirli
(Wahai Rabb ampunilah aku)
-
”Ya
Allah sesungguhnya aku mendzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.
Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.”
-
“Ya
Rabb, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat
yang menerima taubat dan Maha mengampuni,” atau (riwayat lain,) “Dzat yang
Maha menerima taubat lagi maha Penyanyang.”
-
"Ya
Allah, sesungguhnya aku ini mendzalimi diriku sendiri dengan banyak
kedzaliman. Tidak ada Dzat yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, maka
ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Kasihinilah aku sesungguhnya Engkau
adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Penyanyang.”
|