HOME

SALAFY

MUSLIMAH

DOWNLOAD

LINKS

ABOUT ME

بسم الله الرحمن الرحيم

Doa Iftitah Pada Qiyamul Lail/Ramadlan

Hamdani dan Rijaluddin

[ SALAFY/Edisi XXII/1418/1997/DOA ]

 

Ada beberapa tempat disunnahkannya berdoa pada shalat wajib. Tempat-tempat itu antara lain di antara takbiratul ihram dan bacaan Al Fatihah, berdiri i’tidal setelah ruku’, ketika ruku’ dan sujud, duduk antara dua sujud dan doa setelah tasyahud akhir sebelum salam. Demikian keterangan Ibnul Qayyim dalam karya besar beliau Zadul Ma’ad halaman 256 mengenai tempat-tempat doa pada shalat wajib.

Di samping doa iftitah yang dibaca pada shalat wajib, ada juga doa iftitah yang seringkali dibaca pada shalat sunnah pada malam hari atau qiyamul lail saja. Pada bulan Ramadlan shalat ini disebut Qiyamu Ramadlan, sebagaimana yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sabdakan :

“Barangsiapa yang menegakkan (shalat tarawih) pada bulan Ramadlan dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari nomor 250 dan Muslim nomor 759)

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas doa tersebut dalam rangka meramaikan qiyamul lail dan sekaligus menyambut bulan Ramadlan yang sudah di ambang pintu. Doa ini seringkali dipanjatkan oleh teladan seluruh manusia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan dengan demikian kita sedang berusaha menjalani sebab-sebab dikabulkannya doa. Karena, setidaknya ada dua kemungkinan mengapa doa itu terkabul, yaitu dipanjatkan pada waktu shalat di mana pada waktu inilah seseorang sedang berhadapan langsung dengan pencipta-Nya dan bermunajat kepada-Nya dan kedua, doa itu dipanjatkan pada bulan yang penuh berkah dan mulia yang mana Allah menurunkan rahmat-Nya dengan mencurahkan ampunan dosa-dosa pada bulan ini yang tidak dilakukan-Nya pada bulan-bulan lainnya.

Dalam hal ini ada beberapa riwayat tentang doa-doa iftitah yang dibaca Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat sunnah malam hari. Kadangkala beliau membaca doa yang ini dan kadangpula membaca doa yang itu. Karena tidak ada dalil khusus doa iftitah pada bulan Ramadlan, maka kita kembali pada dalil umum yang menyatakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa iftitah dengan doa itu pada qiyamul lail. Sedangkan Qiyamu Ramadlan (shalat tarawih) termasuk shalat malam, hanya berbeda nama saja. Doa iftitah yang sering dilupakan kaum Muslimin itu antara lain :

1.    Membaca doa :

"Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta Langit Dan Bumi, Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang kelihatan. Engkau putuskan hukum di antara hamba-hamba-Mu dari apa yang mereka persengketakan. (Karena itu) tunjukkanlah aku kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan itu dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Memberi Petunjuk ke jalan yang lurus kepada siapa yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim 1/534 dari Abu ‘Awanah)

2.    Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir sepuluh kali, bertahmid sepuliuh kali, bertasbih sepuluh kali, bertahlil sepuluh kali, dan beristighfar sepuluh kali. Lalu mengucapkan :

“Ya Allah ampunilah aku, tunjukilah aku, berilah aku rezki, dan selamatkanlah aku.” (sepuluh kali).

Kemudian mengucapkan :

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan hari hisab.” (sepuluh kali) (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Abu Daud dengan sanad shahih … hasan. Lihat Shifat Shalat Nabi halaman 95)

3.    Beliau bertakbir tiga kali lalu mengucapkan :

“Pemilik kerajaan, keperkasaan, kebesaran, dan keagungan.” (HR. Ath Thayalisi dan Abu Daud dengan sanad shahih. Lihat Sifat Shalat Nabi halaman 95)

4.    Dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata, adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila shalat pada pertengahan malam berkata :

“Ya Allah bagi-Mu-lah segenap puji. Engkau yang menerangi langit dan bumi serta penghuninya. Bagi-Mu-lah segenap puji, Engkau yang menegakkan (menjaga dan memelihara) langit dan bumi beserta penghuninya. Bagi-Mu-lah segenap puji. Engkau Rabb langit dan bumi dan seluruh penghuninya. Bagi-Mu-lah segenap puji, Engkau Maha Benar, janji-janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, Surga benar (adanya), neraka benar (adanya), para Nabi benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam benar, dan hari kiamat benar (akan terjadinya). Ya Allah kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku bertaubat, karena-Mu aku memusuhi musuh-musuh-Mu, kepada-Mu aku berhukum. (Karena itu) ampunilah aku dari apa yang telah kulakukan dan apa yang belum aku lakukan dan apa-apa yang kurahasiakan dan apa-apa yang kuperlihatkan. Engkaulah sembahanku, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau.” (HR. Bukhari dengan Fathul Bari 3/3, 11/116, 12/371, 23 dan nomor 465. Muslim dengan ringkas 1/532)

Adab-Adabnya

Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shifat Shalat Nabi halaman 95 catatan kaki nomor 1 bahwasanya penyebutan riwayat-riwayat ini sebagai doa iftitah dalam shalat malam tidak menafikan disyariatkannya dalam shalat-shalat fardlu. Artinya doa-doa ini bisa juga dibaca dalam shalat-shalat fardlu.

Kemudian Imam Nawawi menerangkan lebih lanjut dalam kitabnya Al Adzkar halaman 76 setelah membawakan riwayat-riwayat tentang doa iftitah, sebagai berikut : “Ketahuilah sesungguhnya dzikir-dzikir ini mustahab dilakukan dalam shalat-shalat fardlu dan nafilah. Sekiranya seseorang tidak membacanya pada rakaat pertama karena lupa atau sengaja, maka ia tidak boleh membacanya setelah itu karena tempatnya telah lewat. Sekiranya ia lakukan maka (hukumnya) makruh dan shalatnya tidak batal. Sekiranya ia makmum masbuq dan mendapati imam pada salah satu rakaat, maka ia membacanya kecuali bila khawatir tersibukkan dengannya hingga luput membaca surat Al Fatihah karena lebih ditekankan dan wajib sedangkan doa iftitah hukumnya sunnah. Sekiranya si makmum masbuq mendapati imam pada posisi selain berdiri, seperti ruku’, sujud, atau tasyahud, maka ia takbiratul ihram dan ikut bersama imam pada posisi dan dzikirnya. Dalam keadaan demikian janganlah ia membaca doa iftitah dan jangan pula pada rakaat-rakaat selanjutnya. Para shahabat kami berbeda pendapat dalam hal istihbab-nya doa iftitah dalam sahalat jenazah namun yang lebih shahih adalah bahwasanya tidak mustahab sebab shalat jenazah dibangun di atas takhfif dan ketahuilah sesungguhnya doa iftitah (hukumnya) sunnah bukan wajib. Sekiranya seseorang tidak membacanya, ia tidak perlu sujud sahwi dan sunnahnya dibaca secara sirr, makruh (hukumnya) dibaca secara jahar tapi tidak membatalkan shalat.”

Penutup

Sedemikian banyak tempat berdoa dalam shalat baik shalat wajib maupun sunnah, sebagaimana yang telah disebutkan Ibnul Qayyim di muka, yang mana doa diharapkan mudah terkabul jika dipanjatkan pada tempat-tempat tersebut. Karena pada waktu shalat terdapat hubungan langsung antara Rabb dan hamba-Nya bahkan terdapat hubungan yang paling dekat antara Allah dan hamba-Nya yaitu ketika sedang sujud. Sehingga apabila seorang telah memutuskan shalatnya berarti terputuslah hubungannya dengan Allah secara langsung. Akan tetapi sangat disayangkan keadaan yang mulia ini sudah banyak dilupakan oleh sebagian besar kaum Muslimin saat ini. Mereka lebih khusu’ dan serius manakala berdoa di pekuburan wali-wali, bangunan-bangunan di atas kubur, pohon keramat, di depan patung atau foto-foto tokoh yang telah wafat atau bahkan yang masih hidup dan lain tempat yang justru dilarang syariat.

Terakhir kita nasehatkan kepada kaum Muslimin dalam rangka meramaikan ibadah di malam hari dan bulan Ramadlan yang akan datang nanti, hendaknya mereka kalau mau berdoa, berdoalah sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan memperhatikan adab, tempat, dan waktu terkabulnya doa yang antara lain telah disebutkan di atas. Semoga kita tergolong orang yang terkabul doanya. Amin.

Wallahu A’lam.

Maraji’ :

1.    Shifat Shalat Nabi. Syaikh Al Albani.

2.    Al Adzkar. Syaikh Imam An Nawawi.

3.    Shahih Muslim.

4.    Fathul Bari. Ibnu Hajar.

5.    Shahih Al Kalimat Thayibah. Syaikh Al Albani.

6.    Zadul Ma’ad. Imam Ibnul Qayim Al Jauziyah.

7.    Bahjatun Nadzirin. Syaikh Salim Al Hilali.

 

HOME

SALAFY

MUSLIMAH

DOWNLOAD

LINKS

ABOUT ME

Hosted by www.Geocities.ws

1