بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan Berdo’a Pada Hari Jum’at |
Hari Jum’at adalah hari yang paling utama dalam sepekan. Allah ta’ala telah mengkhususkan untuk kaum muslimin yang belum pernah diberikan kepada ummat-ummat sebelumnya sebagai karunia dan pemuliaan terhadap ummat ini. Pada hari tersebut terdapat ibadah-ibadah yang khusus (yang paling agung adalah Shalat Jum’at). Di
bawah ini akan disampaikan dalil-dalil yang menyebutkan keutamaannya
dan sunnah-sunnah serta kewajiban yang diperintahkan dalam rangka
memuliakan hari Jum’at. Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan tentang suatu kaum yang
meninggalkan shalat Jum’at, artinya : “Sungguh aku berkeinginan
untuk memerintahakan seorang laki-laki shalat bersama dengan manusia
kemudian aku membakar rumah-rumah mereka yang tidak melakukan shalat
Jum’at.” (HR. Muslim, Ad Darimi dan Al Baihaqi). 1.
Disunnnahkan berdo’a karena berdo’a pada hari itu akan dikabulkan
terutama pada waktu / saat mustajab (mudahj terkabul do’a). Hal
ini terdapat hadits bersumber dari Jabir bin Abdillah : Dari
Jabir bin Abdillah dari Raslullah bahwasanya beliau berkata, artinya :
“Pada hari Jum’at ada dua belas waktu. Tidak ditemukan seorang
muslim yang sedang memohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa jalla
kecuali pasti Dia memberinya. Maka carilah waktu itu, yaitu akhir
waktu setelah ‘Ashr.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, hadits 926 hal. 196) Do’a
yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah
meminta kebaikan di dunia dan akhirat dan meminta perlindungan dari
neraka. Dalam suatu hadits disebutkan: “Barangsiapa yang meminta
dimasukkan ke dalam surga, maka surga mengatakan : “Ya, Allah,
masukkan dia ke dalam surga”. Dan barangsiapa yang meminta
perlindungan dari api neraka kepada Allah subhanahu wata’ala, maka
neraka akan berkata : “Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.”
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul
Jaami’ no. 6151/, lihat Shifatun Naar fil Kitab was Sunnah oleh
Mahmud bin Khalifah Al Jasim).
Aus
bin Aus radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam pernah bersabda, artinya: “Seutama-utama hari
adalah hari Jum’at. Padanya diciptakan dan dimatikannya Adam
‘alaihissalam, ditiup sangkakala dan dibinasakannya manusia. Oleh
karena itu perbanyaklah shalawat atasku pada hari itu karena
shalawatmu akan sampai kepadaku.” Para sahabat bertanya :
”Bagaimana bisa sampai kepadamu sedangkan jasadmu telah dimakan
tanah?” Rasulullah berkata : ”Allah subhanahu wata’ala
mngharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi.” (HR. Abu
Dawud, Shahih, Lihat Shahih Sunan Abu Dawud hal. 196 hadits no. 925
oleh Syaikh Nashiruddin Al Abani)
Seorang
muslim yang menghafal sepuluh atau tiga ayat pertama dari surat Al
Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal. Juga barangsiapa yang membaca
sepuluh ayat terakhir dan sepuluh ayat dari Surat Al Kahfi akan
terjaga dari fitnah Dajjal. Dalilnya adalah hadits dari Abu Darda’ radliyallahu
‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata : “Barangsiapa
yang menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi terjaga dari
fitnah Dajjal.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan
Tirmidzi). Dan
pada lafadz Nasa’i menyatakan : “Barangsiapa membaca sepuluh
ayat (mana saja) dari surat Al Kahfi akan terjaga dari fitnah
Dajjal.”
Disunnahkan
pula membaca surat Ali Laam Miim tanziil - assajdah dan Hal ata
‘alal insan pada shalat fajar (shubuh). Abu Hurairah mengatakan : Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam membaca surat Alif Laam Miim tanziil
assajdah dan Hal ata ‘alal insan pada shalat subuh hari Jum’at.
(Muttafaq ‘alaih) Kitab
Rujukan : |