Home | Artikel

Rick Warren

Pria Biasa, Gereja Besar, Buku Berpengaruh

Gereja Anda mungkin mengadopsi -- mungkin dengan modifikasi di sana-sini -- paradigma kesehatan gereja yang dipaparkan dalam buku The Purpose-Driven Church (PDC). Pendekatan ini dilandasi lima tujuan pokok bergereja -- persekutuan, kedewasaan rohani, pelayanan, penginjilan dan penyembahan -- dengan menekankan perlunya keseimbangan di antara kelima hal tersebut. Lebih dari 320.000 pendeta dan pemimpin gereja dari lebih dari 120 negara telah mengikuti seminar PDC, dan puluhan ribu gereja telah mengadopsi strategi ini.

Anda mungkin juga memanfaatkan Dynamic Bible Study Methods (terjemahannya, Metode Pemahaman Alkitab yang Dinamis, diterbitkan PBMR Yayasan ANDI) sebagai alat bantu dalam menekuni Alkitab, baik secara pribadi maupun berkelompok. Buku ini dibagikan oleh Billy Graham kepada 8.000 penginjil keliling dari 196 negara yang menghadiri Amsterdam '96.

Dan belakangan ini, Anda mungkin sudah mendengar tentang -- atau malah sudah membaca -- buku The Purpose-Driven Life (PDL) yang amat fenomenal. Sampai Agustus 2004, buku ini telah bertahan selama 81 minggu di puncak daftar buku laris non-fiksi The New York Times. Angka penjualannya sudah melewati 14 juta eksemplar.

Lebih penting lagi, buku itu telah menyulut pergerakan rohani di berbagai komunitas. Sudah lebih dari 20.000 gereja dari berbagai negara berpartisipasi dalam "40 Days of Purpose", program pemuridan dan perjalanan rohani selama enam minggu yang dikembangkan dari buku PDL. Seluruh jemaat mempelajari PDL dan berfokus pada pertanyaan: Apa tujuanku hidup di bumi ini? Buku itu mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap orang untuk lima tujuan dan bahwa kita harus menjaga kelimanya dalam keseimbangan.

Indianapolis Star edisi 28 Agustus melaporkan, Maryland's Division of Correction juga mengadopsi buku itu untuk program pertumbuhan pribadi bagi tahanan Kristen. Tahun lalu lembaga pemasyarakatan di California telah memulainya, dan pihak berwenang mengakui, program tersebut telah membantu menurunkan taraf kekerasan di penjara sampai hampir 40 persen.

Apakah kaitan tiga hal di atas? Ketiga buku tadi sama-sama buah karya Rick Warren, yang dikenal sebagai Pria Biasa, yang kebetulan menggembalakan sebuah gereja besar, Saddleback Church di Southern California.

Darah Pengkhotbah

Rick Warren lahir tahun 1954 di San Jose, California, dalam keluarga pengkhotbah. Salah seorang leluhurnya belajar di bawah bimbingan penginjil Inggris abad ke-19, Charles Spurgeon, dan datang ke Amerika sebagai pengkhotbah keliling. Ayahnya sendiri seorang pendeta.

Warren semula kurang berminat pada pelayanan. Ia lebih tertarik pada kepemimpinan, politik dan pemerintahan. Ketika masih kelas dua SMU, ia mendapatkan kesempatan untuk magang di Senat AS. Namun, sebelum berangkat ke Washington, ia bekerja di sebuah perkemahan Kristen. Menyaksikan kehidupan orang-orang yang melayani di tempat itu, ia rindu untuk meneladaninya. Ia pun memutuskan untuk berbicara kepada Tuhan. Meskipun tidak ada bukti jelas jawaban Tuhan, hatinya mulai berubah. Ia tidak lagi berminat pada politik, dan membatalkan kepergiannya ke Washington. Ia malah merintis persekutuan doa di sekolahnya, dan kemudian mulai diundang untuk berbicara di gereja-gereja. "Saya seperti dibelokkan ke arah itu," katanya.

Ketika mengikuti pelatihan penginjilan di gereja Baptis, ia bertemu dengan Kay, yang nantinya menjadi istrinya. Mereka sama-sama berumur 16 tahun saat itu. "Dia sedang menirukan Billy Graham dalam sebuah perlombaan," kenang Kay.

Warren kemudian memilih untuk kuliah di Fort Worth's Southwestern Seminary karena ingin mengenal lebih dekat gereja-gereja Southern Baptist yang besar-besar. Ia menulis surat kepada 100 gereja terbesar di Amerika, menanyakan rahasia pertumbuhan mereka.

Saat itu ia telah menikah, namun ia dan Kay, meminjam tuturan Kay, "terperosok ke dalam neraka pernikahan." Betapapun, meski kekurangan uang, mereka bertekad mendapatkan konseling pernikahan secara ekstensif. Pengalaman ini nantinya ikut mewarnai pelayanannya, di mana ia dapat berbicara secara terbuka tentang kerumitan pernikahan.

Pada tahun terakhir di seminari, mereka mengunjungi Institute for Church Growth-nya Robert Schuller. Dalam perjalanan mereka sempat berdebat sengit karena Kay sangat enggan terhadap pelayanan bergaya nontradisional. Namun, Schuller malah memikat mereka. "Ia berdampak sangat besar pada Rick," kata Kay. "Kami kagum terhadap pendekatannya yang positif terhadap orang-orang yang belum percaya. Saya tidak pernah menengok ke belakang lagi."

Impian Besar

Saat lulus, ia ditawari untuk menjadi pendeta sebuah gereja Texas beranggota 5.000 orang. Rupanya ia punya impian yang lebih besar. Desember 1979, ia dan Kay tiba di Southern California dengan sebuah truk U-Haul, seorang bayi perempuan, tanpa tempat tinggal, dan tanpa uang. Peristiwa selanjutnya menjadi sebuah kisah klasik yang kerap diceritakannya: Ia masuk ke kantor real estate, menjelaskan kondisinya kepada agen yang melayaninya, lalu merekrut orang itu sebagai anggota pertama jemaat barunya.

Sebenarnya Warren tidak sendirian. Lima gereja mendukungnya secara finansial, beberapa gereja mengirim sukarelawan untuk membantunya meneliti keberadaan masyarakat sekitar, dan 15 mahasiswa dari Southwestern Seminary juga ikut menyingsingkan lengan baju.

Warren mengawali dengan mengadakan kelompok pemahaman Alkitab di kondominiumnya. Dengan bantuan mereka, ia mengirimkan surat kepada 15.000 keluarga di daerah itu. "Akhirnya!" tulisnya. "Sebuah gereja baru bagi mereka yang telah jenuh dengan kebaktian gereja tradisional!" Lebih dari 200 orang muncul pada kebaktian Paskah di gedung SMU Laguna Hills.

Dengan penuh keyakinan ia berbicara kepada orang-orang baru tersebut. Ia menyampaikan impiannya untuk membangun gereja dengan 20.000 anggota, berlokasi di tanah seluas 50 acre, mengutus ratusan misionaris karier, dan merintis paling tidak satu gereja baru setiap tahun. "Saya berdiri di depan Anda hari ini dan menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa impian ini akan menjadi kenyataan. Kenapa? Karena impian ini diilhamkan oleh Allah!"

Dengan menekankan pada kelompok kecil dan pelayanan pemulihan, Saddleback menjawab kebutuhan masyarakat yang kehilangan komunitas. Impian Warren pun terwujud: 24 tahun kemudian gereja itu menempati lahan seluas 120 acre dan dihadiri rata-rata 23.500 orang setiap akhir pekan. Saddleback juga telah merintis 34 gereja dan mengutus 5.000 anggotanya ke dalam berbagai proyek misi di seluruh dunia.

Prinsip-prinsip Purpose-Driven

Tentu saja hal itu tidak tercapai secara gampangan. Saddleback bertumbuh antara lain karena Rick Warren adalah pemimpin yang sangat atraktif dan berbakat, dan karena wilayah itu memang siap menyambut kehadiran sebuah gereja besar. Namun, ada hal yang lain lagi. Konsep pokok pelayanan Saddleback, cetak biru organisasi dan teologinya, adalah paradigma yang terpapar dalam buku The Purpose-Driven Church.

Kabar baiknya, prinsip-prinsip itu dapat diduplikasi karena bersifat universal. Setiap tahun ribuan pendeta mengikuti konferensi Purpose-Driven Ministries. Warren memang memiliki kepedulian tersendiri untuk melayani para pendeta. Ia menyebutnya "strategi siluman." Melalui para pendeta ini, ia bermaksud untuk mengubah dunia.

Christianity Today menjulukinya sebagai "pendeta paling berpengaruh di Amerika", namun juga menggambarkannya sebagai Pria Biasa. Ia tidak memiliki program radio atau televisi. Ia mengendarai SUV. Teman dekatnya mengakui bahwa dirinya benar-benar murah hati, tidak suka berpura-pura, dan suka bersenang-senang. Ia berkhotbah dengan mengenakan baju Hawaii, sedikit gagap, dan menyukai donat Krispy Creme. Warren tidak terlalu mempedulikan kemashyuran, dan tetap hidup bersahaja. Hasrat utamanya melayani jemaat lokal guna "membangun pasukan orang-orang yang setia".

Selain itu, Rick mendirikan Pastors.com, komunitas internet global untuk melayani dan melatih para hamba Tuhan. Saat ini sekitar 115.000 pendeta menjadi pelanggan email mingguan Rick Warren's Ministry ToolBox.

Rick Warren dan istrinya tinggal di Trabuco Canyon, Orange County, California, dengan ketiga anak mereka dan seekor anjing. ***

Dimuat di Bahana, Oktober 2004.

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1