Surat Wasiat dan PertobatanJohn
Grisham. The Testament (Surat Wasiat). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1999. Pernah
membayangkan bagaimana pertobatan dilukiskan dalam sebuah novel? John
Grisham, yang terkenal sebagai penulis novel berlatar dunia hukum,
memaparkannya secara lugas: Rachel
menggenggam tangannya dan meremasnya. "Pejamkan matamu, Nate. Ikuti
aku: Tuhan, ampunilah aku karena dosa-dosaku, dan bantulah aku
mengampuni orang-orang yang berdosa padaku." (h.
347) Adegan
itu terselip dalam kisah tentang surat wasiat menggegerkan. Seorang
miliarder eksentrik mewariskan seluruh kekayaannya kepada anak di luar
nikah, yang menjadi misionaris di pedalaman Brasil. Amsal
13:22 menyatakan bahwa kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar
(lihat juga Pengkhotbah 2:26 dan Ayub 27:13-17). Bagaimana hal ini bisa
terjadi? Novel ini memberikan ilustrasi yang bagus sekali. Selain
mengupas kontroversi seputar surat itu, The Testament memotret,
itu tadi, sebuah proses pertobatan. Keganasan alam hutan Pantanal
menjadi simbol pergumulan Nate O'Riley, pengacara yang karier dan
keluarganya berantakan karena ia kecanduan minuman keras dan obat-obatan
terlarang. Ia mengalami perjumpaan ilahi dengan Rachel Lane, misionaris
penuh dedikasi, yang melihat kebaikan di dalam dirinya. Akan
saya kutipkan bagian penutupnya: Entah bagaimana Rachel tahu ia sudah
berhenti mabuk-mabukan, sudah tidak kecanduan lagi, setan-setan yang
mengendalikan kehidupannya telah menyingkir untuk selamanya. Rachel
melihat sesuatu yang baik dalam dirinya. Entah bagaimana Rachel tahu
Nate mencarinya. Rachel tahu Nate memanggil-manggilnya. Tuhan yang
memberitahunya. (h. 617) Meski
sudah agak lawas, buku ini sedap dibaca. Kalau tidak menjumpainya lagi
di toko buku, carilah di taman bacaan yang tersebar di kota ini. *** © 2003 Denmas Marto |